Seperti sudah dijelaskan di bab pertama, Aji merupakan seorang pemburu. Kadang Aji juga beternak. Walaupun demikian, warga di kampungnya menjuluki Aji sebagai pemuda pemalas. Sebab Aji mulai pergi berburu saat matahari benar-benar terbit di atas kepala.
Aji sekonyong-konyong merindukan dunianya. Mengapa para dewa harus membawa Aji ke dunia ini? Dunia ini sungguh membuat Aji bergidik. Tadi Aji dicium, sekarang Aji dibentak-bentak. Siapa sebenarnya perempuan ini? Benarkah dugaan Aji tadi, yang mana perempuan ini merupakan anak buah dari Ratu Pantai Selatan?
Sekarang perempuan ini menari-nari seperti tengah dirasuki makhluk halus. Aji makin bergidik.
Sesekali Pretty melirik Aji yang kebingungan. Mau tertawa Pretty, menyaksikan ekspresi Aji. Polosnya, pikir Pretty, tapi manis juga kalau dilihat-lihat.
"Kulo kesambet?"
"Kesambet? Enak aja lu ngomong!"
Mendadak Aji merasa kedinginan. Apa ini? Kedua tangannya diletakkan di depan saluran pendingin udara.
Pretty kembali tertawa. Dengan terbata-bata, Pretty menjelaskan, "Itu... pendingin... udara... tau... kipas...???"
"Kipas?" tanya Aji kebingungan.
"Iya... kipas..." Pretty memeragakan gerakan seperti tengah berkipas-kipas.
"Iya, biar nggak kepanasan. Gila aja kali, nggak pake AC di ruangan tertutup." ujar Pretty yang mulai gerah menjelaskan sesuatu kepada Aji. Seperti seorang guru taman kanak-kanak saja.
Aji menggeleng-gelengkan kepala. Masuk akal memang, pikir Aji, setiap bidadari pasti memiliki ilmu sihir.
Pretty menghela napas. "Ji, Aji,... kamu ganteng, tapi tulalit."
"Lali? Aku ndak lali."
"Tauk, ah. Males ngomong sama lu!" semprot Pretty. "Oh iya, nanti ke orang rumah, gue ngomong apa? Bisa diomelin Mommy, bawa cowok ke rumah."
Pretty meminggirkan kendaraannya. Berhenti sejenak, lalu mengamati wajah Aji. Aduh, jantung ini terus menerus berdentum-dentum. Cintakah ini? Napas Pretty berantakan.
"Oh iya, Mommy kan nyari supir, yah. Bilang aja Aji ini supir yang gue ambil dari kampung. Eh, tapi, bentar. Dia emang bisa nyetir? Ntar nabrak orang, gue yang berabe. Aduh, Aji, Aji,... untung suka, kalau nggak, udah gue telantarin lu di jalan." ucap Pretty berbicara sendiri dan itu membuat Aji makin merasa ketakutan.
"Gusti, lindhungi kula," Aji merapalkan sebuah doa. Komat-kamit bibir Aji seolah-olah tengah mengucapkan mantra.
"Aduh, bilang apa nih ke Mommy sama Daddy?" desis Pretty yang mana raut mukanya menjadi tegang. "Kenapa sih, lu, Ji, harus muncul? Kenapa harus gue? Kenapa juga gue mau? Ganteng sih, tapi culun gini, katrok lagian. Aduh, kasih alesan apa, nih?"
Aji masih terus merapalkan permohonan agar dewa segera mengembalikan ia ke dunianya lagi.
"Berisik lu!!!" semprot Pretty. "Gue lagi mikir, nih."
Aji kaget dan makin ketakutan.
"Dasar culun!" Pretty makin mendengus. Dengan emosinya, Pretty memutar sebuah lagu dari MP3-nya.
SURFACES - SUNDAY BEST
feeling good, like i should
went and took a walk around the neighborhood
feeling blessed, never stressed
got that sunshine on my sunday best
Asyik sekali Pretty menggoyang-goyangkan kepalanya. Pretty juga sepertinya sangat mahir menyetir mobil. Mobil yang Pretty bawa tidak oleng sedikit saja di saat ia sangat menikmati lagu tersebut. Kepalanya bergoyang ke kanan dan ke kiri. Badan Pretty juga ikut bergoyang. Mobil yang ia kemudikan tetap tidak mengganggu lalu lintas yang cukup ramai, walau tidak terlalu ramai sebetulnya. Sangat profesional sekali, cara Pretty membawakan mobil. Seharusnya Pretty saja yang menyetir, dan bukannya Mareta.
Bibir Aji melongo. Siapa perempuan ini, Aji menyimpan keheranan di dalam hati. Bidadarikah? Atau, diri perempuan tersebut merupakan anak buah Ratu Pantai Selatan?
Terima kasih yang sudah membaca PETUALANGAN AJI DI MASA DEPAN. Jangan lupa like, vote, dan share-nya. Jangan lupa juga ide-idenya untuk pengembangan ceritanya. Bagaimanapun Author juga manusia biasa, yang tak luput dari kesalahan. Hehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
linda sagita
semangat thor 🙏
2022-04-05
0