"Hal unik apa sih yang kalian inget pas waktu MTs?" Tanya Dinda pada Aisyah dan Syifa saat istirahat siang.
"emmm....." Gumam Syifa sambil mengingat masa lalu.
"Oh ya, tau ga kalian kalau gue dulu pernah ketinggalan bus. Waktu itu kita pergi ke Jogja Bay, nah terus pas kita mau pulang ada temen gue namanya intan dia suka banget dandan. Gue itu udah siap menuju bus tapi dia nyuruh gue buat nungguin bentar, eh taunya lama banget. Katanya lipstick nya inilah itulah, banyak deh alasannya" ucap Syifa dengan nada kesal.
"Terus pas kita keluar taunya bus udah jalan, gue panik dong terus gue lari sekenceng mungkin sama teriak teriak ' woy gue ketinggalan berhenti....woy ' gue bilang gitu" lanjutnya
Mendengar hal itu dinda dan Aisyah tertawa.
"Terus terus" Ucap dinda masih di sertai tawanya.
"Nah terus ga ada yang denger gue, mana si intan ga mau bantuin gue buat manggil bus nya biar berhenti. Gue emosi dong trs gue marah marah sama intan, bentak bentak dia, karena gara gara dia kita jadi ketinggalan bus"
"Nah abis itu gue duduk di pinggir jalan, lelah banget ngejar bus, waktu itu gue bener bener panik, untungnya waktu itu guru gue absen siswa. Pas sadar kalau gue sama intan ketinggalan trs guru gue suruh muter balik bus nya"
"Nggak lama kemudian bus nya sampai, pas kita naik gue di marahin abis abisan sama guru gue, trs temen gue pada nyorakin gue Sama intan. Terus pas paginya gue dapat tugas matematika banyak banget, katanya itu hukuman gara gara kejadian kemarin" ucap Syifa sambil mendengus kesal.
melihat hal itu Aisyah dan Dinda hanya bisa tertawa.
"Yang sabar ya" kata Dinda dengan nada meledek.
Syifa hanya bisa tersenyum miring mendengar ucapan temannya tersebut.
"Kalau kamu gimana Syah" Tanya Dinda pada Aisyah.
"emmm kalau aku ga ada kejadian yang unik kayak Syifa, aku lebih ke kejadian menyenangkan"
"Emangnya apa" Tanya Syifa
"Jadi aku itu se..." tiba tiba kata katanya terhenti.
" kenapa " tanya Syifa
Ahh Aisyah benci pada kata yang ada huruf 'R' , ia benci pada huruf tersebut. Kenapa harus ada huruf 'R'...kenapa?
"Syah Lo kenapa sih, ayo dong cerita" ucap Syifa.
Syifa dan Dinda terus mendesak agar Aisyah mau bercerita. Dengan rasa ketidak percayaan diri disertai rasa malu ia bercerita.
"Jadi aku sering lomba, dan sering juga dapat juara" ucap Aisyah pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Syifa dan Dinda.
Mereka berdua mengernyitkan dahi. Tanpa banyak waktu mereka sudah mengetahui 1 hal tentang Aisyah.
"Syah kamu ternyata cadel?" tanya mereka berdua nyaris bersamaan.
Dengan muka merah Aisyah mengangguk. Ia tidak berani menatap muka kedua temannya. Setelah menyadari hal itu dinda menghampiri Aisyah yang saat itu sedang melanjutkan pekerjaannya untuk menaruh bajunya di lemari, yang tadi sempat terhentikan karena harus sholat Dzuhur. Dengan senyuman tulus Dinda memegang kedua pundak Aisyah
"Kenapa kamu menunduk, kamu malu?" tanya Dinda
mendengar ucapan temannya Aisyah tidak bisa berkata apa apa.
"Aisyah kenapa kamu harus malu, banyak kok orang yang sama kayak kamu di luar sana, kamu cuma salah dalam berbicara huruf R, dan kamu bisa belajar biar pelafatan huruf R kamu jadi bener" ucap dinda.
"Iya Aisyah, lo ga perlu malu. Setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan tersendiri, aku yakin kok dibalik kekurangan lo ini ada kelebihan nya juga" jawab Syifa menenangkan.
Mendengar ucapan temannya Aisyah pun merasa tenang.
"Kalian memang bener bener teman yang baik, aku bersyukur banget punya temen yang bisa ngertiin perasaan aku" jawab Aisyah sambil memandangi kedua wajah temannya.
Tak lama kemudian dinda memeluk aisyah, apa yang dilakukan Dinda membuat Aisyah kaget. Syifa pun memeluk Aisyah dan Dinda.
"Jangan sedih lagi ya Syah" ucap Dinda
"iya Syah, nanti kalau ada yang ngejekin Lo, gue yang bakalan ngbelain lo" ucap Syifa dengan semangat, bak pahlawan yang sedang menyerukan kemerdekaan bangsanya.
Aisyah mengangguk. Di pelukan mereka Aisyah menemukan tempat ternyaman, tempat yang menurutnya paling nyaman untuk berbagi segala kesedihannya.
"Makasih ya sahabat" Kata Aisyah
lalu mereka melepaskan pelukannya.
"Sahabat?" tanya Syifa
Aisyah mengangguk.
"Iya mulai sekarang kalian aku anggap lebih dari sebagai teman, ya kalian adalah sahabatku, karena kalian lah tempat ternyaman ku saat ini, dan menurut ku tempat ternyaman adalah saat kita bersama orang yang kita sayangi dan tempat ternyaman itu adalah keluarga atau sahabat"
Mendengar perkataan Aisyah Dinda dan Syifa tersenyum lebar. Mereka pun kembali berpelukan.
•••••
15.43
Setelah mereka selesai sholat ashar berjamaah mereka kembali ke kamar untuk mengaji.
"Oh ya, Aisyah nanti Lo ngaji halaman berapa?" Tanya Syifa.
"Nanti tambahan juz 23 awal" jawab Aisyah
"Tambahan?" Tanya Syifa
"Iya, soalnya aku pas MTs menghafal Alquran dan alhamdulilah udah dapat 22 juz?"
"3 tahun kamu dapat 22 juz?" Tanya Dinda
"Iya, setiap 1 tahun dapat 10 juz, tapi pas aku kelas 3 MTs cuma ada waktu 2 bulan untuk nambah, sedangkan sisanya untuk muroja'ah dari awal dan persiapan kelulusan" Jawab Aisyah
"Wih cepat juga Lo Syah, ngehafalin Al-Qur'an nya" jawab syifa
Ya, memang itulah salah satu kelebihan Aisyah, dia dapat menghafal sesuatu dengan cepat dan tidak mudah lupa. Dulu saat MTs Aisyah juga pernah mengukur kemampuan menghafalnya dan dia dapat menghafal 1 juz dalam waktu 5 hari. Ia melakukannya dengan sungguh sungguh.
"Nah sekarang gue tahu kelebihan Lo, Lo itu cepet kalau menghafal sesuatu, Iya kan Syah?" Jawab Syifa dengan nada penuh percaya diri.
Mendengar ucapan sahabatnya, Aisyah hanya bisa mengangkat kedua bahunya.
"Eh tapi kalau santri baru kayak kalian harus baca Al Qur'an dimulai dari alfatihah. Dan itu harus bener bener bagus dalam membaca" Ucap dinda menjelaskan. "
"Oh, cuma baca doang?" Tanya Syifa
"Bukan itu masalahnya, kalau kamu ngajinya sama Bu nyai, wah bisa sampai berbulan bulan tuh, aku aja yang dari kecil di ajarin ngaji yang bener, itu pas aku usia 12 tahun dicek bacaan Al Fatihah nya masih banyak yang salah. Terus akhirnya disuruh baca alfatihah sampai bener bener bagus bacaannya. Kalau ga salah ada 1 bulan lebih" jawab Dinda.
"1 bulan lebih baru bisa baca Alquran dengan bener bener bagus?" Tanya Syifa tak percaya.
Dinda mengangguk pelan.
"Syah gimana nih, kalau Dinda aja 1 bulan lebih lah gue berapa bulan?" Ucap Syifa
"Ya udah lah dijalanin aja" Jawab Aisyah tenang.
Tak lama kemudian masuk sepasang suami istri yang berusia sekitar 35 tahun dan gadis seumuran dengan mereka bertiga.
"Assalamualaikum, maaf permisi disini masih ada kamar yang kosong dek?" Tanya laki laki tersebut.
"Oh iya pak kebetulan masih ada yang kosong satu" Jawab dinda sambil tersenyum
Lalu laki laki tersebut mengangguk.
"Nah Lina kamu tinggal dikamar ini saja ya nak" Ucap laki laki tersebut pada gadis yang tak lain adalah putrinya.
"Iya pa" Jawab gadis tersebut
"Kalau begitu papa sama Mama pulang dulu, jaga diri kamu baik baik, jangan suka buat masalah, nurut sama nasihat pak kyai ya sayang, Assalamualaikum" ucap perempuan tersebut yang tak lain ibunya Lina.
"Iya ma, waalaikum salam" Jawab Lina.
Lalu Lina mencium tangan kedua orang tua mereka. Setelah itu sepasang suami istri tersebut beranjak keluar dari kamar. Lina pun meletakkan tasnya di atas kasur yang kosong, dan ia langsung naik di kasur tersebut.
"Hai, nama Lo siapa? gue Syifa" Ucap Syifa sambil tersenyum gembira karena mendapat kenalan baru.
"Gue Lina" Jawabnya singkat.
Dari penampilan Lina berasal dari keluarga yang terpandang, namun sepertinya ia mempunyai sedikit sifat tomboi.
"Oh ya kenalin ini sahabat gue namanya Dinda" Ucap Syifa sambil menunjukkan tangannya kearah Dinda.
"Hai aku Dinda" Ucap dinda
"Gue Lina"
"Dan ini aisyah, dia yang paling kalem diantara kita" Ucap Syifa.
Syifa pun menarik tangan Aisyah agar ia berdiri dari kasurnya dan berkenalan dengan Lina.
"Aisyah" Ucap Aisyah sambil tersenyum.
"Gue Lina" jawab Lina.
Setelah berkenalan Aisyah dan Dinda memilih untuk meneruskan mengaji, sedangkan Syifa dia ikut naik kekasur Lina.
"Oh ya, Lo dari mana?" Tanya Syifa
"Surabaya" Jawab Lina
"Terus Lo masuk kelas apa?"
"MIPA 4, sebenarnya gue masuk MIPA 3 tapi karena kebanyakan murid jadi gue pindah ke MIPA 4 yang lumayan sedikit muridnya" Jawab Lina menjelaskan
"Lho kenapa gitu, kan makin banyak murid makin banyak temen" Kata Syifa.
"Kalau muridnya banyak pasti bakalan rame, dan gue gak suka yang rame rame, berisik" Jawab Lina.
"Eh, tapi emang boleh ya kalau pindah kelas kayak gitu?" Tanya Syifa
"Boleh, kalau emang ga boleh gue ga bakalan bisa pindah kelas dong" jawab Lina.
Syifa pun hanya mengangguk mendengar ucapan Lina.
16.27
Setelah mereka sudah selesai mengaji, mereka bersiap siap untuk mandi.
17.08
Setelah Aisyah selesai mengantri untuk mandi, ia berencana untuk membaca buku di taman pesantren. Ia akan membaca novel yang berjudul 'Laskar Pelangi' yang ia bawa dari rumah. Aisyah pun segera berjalan keluar kamar. Baru beberapa langkah ia berjalan keluar kamarnya, tiba tiba tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang gadis yang tak lain tetangga kamar nya.
Bruk..
Buku yang Aisyah bawa terjatuh.
"Eh maaf maaf gue ga sengaja" Jawab seorang gadis yang tak sengaja menabrak Aisyah.
"Iya ga papa" Jawab Aisyah sambil mengambil novelnya yang terjatuh.
"Oh ya, nama Lo siapa" Tanya gadis tersebut kepada Aisyah,sambil menjulurkan tangan.
"Aisyah, kalau kamu?" jawab Aisyah sambil menjabat tangan gadis tersebut.
"Gue Sasa" Jawabnya
Aisyah memang terbiasa memanggil seseorang dengan 'aku - kamu' tidak seperti temannya yang menggunakan 'gue - Lo' begitu pun Dinda ia lebih suka menggunakan kata 'aku - kamu'.
"Emmm itu buku yang Lo bawa judulnya apa?" Tanya Sasa sambil menunjuk buku yang Aisyah bawa.
"Oh ini, judulnya Laskar Pelangi" Jawab Aisyah sambil tersenyum.
Lalu Sasa mengernyitkan dahinya.
"Bisa ulangi sekali lagi?" pinta Sasa
"Laskar pelangi" Jawab Aisyah masih dengan senyumnya.
"Lagi?" pinta Sasa kembali
"Emangnya kenapa?" Tanya Aisyah penasaran.
Aisyah benar benar tidak tahu mengapa Sasa memintanya untuk mengulang judul dari novel tersebut sampai 3 kali, apa yang sebenarnya salah? Entahlah, apakah Aisyah yang kurang keras suaranya, atau Aisyah mengucapkan dengan tidak jelas, atau mungkinkah pendengaran Sasa yang sedang bermasalah. Entahlah hanya Sasa dan Tuhan yang tahu.
"Udahlah, judulnya apa?" ucap Sasa
"LASKAR PELANGI" ucap Aisyah kali ini suaranya agak dikeraskan.
"Oke, makasih ya" jawab Sasa
Lalu Aisyah segera pergi menuju taman, sedangkan Sasa tersenyum senyum sendiri entah apa yang sedang dipirkannya.
•••••
17.58
Setelah sholat Maghrib berjamaah, semua santri Al Hidayah bersiap untuk mengaji. Dalam mengaji di bagi menjadi beberapa kelompok. Aisyah, Dinda dan Syifa di kelompok umi malichah ( istri kyai Mansur), sedangkan Lina ada di kelompok Ustadzah Rani.
Pukul 19.00
Setelah mengaji selesai, para santri bersiap untuk melaksanakan sholat isya' berjamaah. Setelah sholat isya' mereka langsung menuju ke kamarnya masing masing.
"Aisyah yok balik ke kamar" Ajak Syifa
Aisyah yang sedang bedzikir lalu menoleh ke arah teman temannya.
"Eh, kalian duluan aja, aku nanti nyusul" Kata Aisyah.
"Ya udah deh kalau gitu, kita duluan ya Syah"
Ucap dinda
Lalu Aisyah mengangguk. Mereka bertiga pun kembali kekamar nya, kecuali Aisyah, ia sedang khusyuk meneruskan dzikirnya. Setelah selesai berdzikir Aisyah langsung berdoa, setelah itu ia segera menuju kamarnya. Saat ia hendak keluar dari mushola tersebut tanpa sengaja Aisyah bertabrakan dengan seorang laki laki.
"Eh maaf maaf... " Kata Aisyah
Lelaki tersebut pun mengangguk, tanpa mengucap satu kata pun lelaki tersebut langsung keluar. Dan anehnya saat keluar laki laki tersebut langsung di dekati banyak para santriwati, entah apa yang sedang dilakukan mereka. Aisyah yang menyaksikan hal itu hanya bisa melihat di ambang pintu mushola.
Lelaki tersebut seperti seorang artis yang sedang di serbu fans nya. Para santriwati yang ada diluar pun seperti mencari perhatian dengan lelaki tersebut. Ya, Aisyah sempat melihat sekilas wajah lelaki yang tanpa sengaja ditabraknya tadi, ia memang ganteng, kulitnya juga putih. Mereka semua bubar hanya saat lelaki itu pergi dari mushola.
•••••
"Oh ya, Dinda tadi aku lihat laki laki, pas keluar mushola pada diserbu sama santriwati. Siapa sih dia?" Tanya Aisyah
"Oh itu, itu kak Fariz. Dia kelas 12 MIPA 2. Biasalah dia ganteng, dari Jakarta, terus pinter, kaya, gak heran lah kalau banyak yang naksir. Gak cuma santriwati di sini, tapi juga hampir semua perempuan di sekolahannya naksir sama dia" kata Dinda.
"Mmm...gitu" kata Aisyah sambil mengangguk ngangguk berkali kali.
"Heh, si Aisyah cadel?" bisik Lina tiba tiba kepada Syifa.
Syifa pun mengangguk. Memang,,, Lina berbisik bisik, tapi Aisyah dan Dinda masih mendengarnya. Mendengar hal tersebut Aisyah berusaha untuk tetap tersenyum dengan pipinya yang tiba tiba memerah. Setelah hal tersebut, semuanya pun terdiam, kamar terasa hening.
"Oh ya, gue tadi bawa jajan banyak, ada yang mau nggak?" Tanya Lina memecah keheningan.
Yang lainnya hanya saling toleh menoleh, lirik melirik.
"Kenapa diem? gue ambilin ya jajannya" ucap Lina sambil tersenyum lebar.
Tak lama kemudian Lina telah memegang plastik hitam berukuran sedang, dengan isi jajan penuh didalamnya.
"Nih ambil" ucap Lina sambil menyodorkan plastik berisi jajan tersebut.
Mereka bertiga tetap diam. Entah apa yang dipikirkan mereka. Lalu Lina mengambil satu jajan dan menyodorkan nya di hadapan Aisyah.
"Aisyah, ini ambil aja. Gk usah malu malu" ucap Lina.
Aisyah pun mengambil jajannya, setelah itu Syifa pun tidak sungkan mengambil jajan lina, ia bahkan mengambilnya hingga 3 bungkus jajan sekaligus. Lalu Dinda pun ikut ikutan mengambil jajan tersebut. Malam itu mereka berbincang bincang, bercanda tawa, dan berbagi cerita.
"Hah jadi kalian udah jadi sahabat?" Tanya Lina tidak percaya, secepat itu mereka memutuskan untuk bersahabat.
Aisyah, Dinda dan Syifa mengangguk nyaris bersamaan.
"Kalau gitu,,, gue boleh g nyalon jadi sahabat kalian?" tanya Lina
"Ya boleh atu neng" ucap Dinda sambil tersenyam senyum.
"Beneran" jawab Lina, wajahnya berseri seri.
" Iya,,, " jawab Syifa
"Oke jadi sekarang kita sahabat ya, deal?" Ucap Lina sangat gembira.
"Deal,,, " Ucap mereka kompak.
Lalu Lina meletakkan tangannya di tengah tengah mereka.
"Sahabat,,, " ucap Lina tersenyum lebar.
"Sahabat" jawab Syifa sambil meletakkan tangannya di atas tangan Lina.
Hal itu di ikuti oleh Dinda dan Aisyah.
"Sahabat" ucap mereka berempat kompak, sambil membubarkan tangan mereka dengan mengangkatnya keatas.
' tok tok tok '
Tiba tiba ada seseorang mengetuk pintu kamar mereka.
"Bentar, gue aja yang bukain pintunya" ucap Lina.
Lina beranjak untuk membukakan pintu.
"Iya" ucap lina saat membuka pintu.
"Ustadz?" Kata Lina setelah mengetahui siapa yang datang.
"Kalian pada ngapian to,,, kok Yo teriak teriak, ini sudah malam jangan berisik" jawab ustadz Rizwan.
Lina mengangguk mendengar ucapan ustadz nya.
"Ya sudah ustadz akan ke sana dulu, inget jangan berisik Yo, Assalamualaikum" ucap ustadz Rizwan.
"Iya ustadz, Waalaikum salam" jawab Lina sambil menutup pintu.
Lina pun menuju ke arah sahabat sahabat nya .
"Ssssstttt...." ucap Lina sambil menaruh ibu jarinya di depan mulutnya.
Syifa mengangkat kedua alisnya, menanyakan ' kenapa '
"Jangan berisik Yo, sudah malam" ucap Lina berusaha menirukan cara bicaranya ustadz Rizwan.
"Iyo,,, " Jawab Aisyah, Dinda, dan Lina bersamaan.
Mereka pun tertawa bersama, mulut mereka ditutupi dengan tangan mereka masing-masing, berusaha untuk menahan tawanya.
...*********...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ridwan Faqot
cantik. lagi ngapain. lagi tidur♥️
2022-04-15
0
shakila
lah ini asrama santri boleh gitu di masukin cwo ?? emnag pngurus cwe kmna ?? gk d pisah jg kah .. agak aneh sich hehehehe maaf thor kalau menyinggung
2021-07-18
3
Laila Zahra Zahra
Dan kebetulan Ponpes nya juga bernama Al-Hidayat... 😊😊
2021-07-12
0