Part 14

...Lyra POV...

“Aku sholat isya dulu ya, Mas.” ucapku, dia menoleh dan aku tersenyum ke arahnya yang sedang duduk bersandar di ranjang sambil memainkan ponselnya. Dulu, aku bercita-cita punya suami yang sholeh, bisa menuntunku ke jalan yang lebih baik, aku juga punya impian sholat jama’ah bersama-sama dengan lelaki yang sudah menjadi imamku.

Tapi nampaknya, cita-citaku sirna. Wira sepertinya bukan tipe laki-laki yang seperti itu. Tapi jauh dalam lubuk hatinaku berharap semoga bisa menemukan sosok yang seperi itu. Entah itu Wira yang nantinya berubah atau mungkin aku menemukan orang lain setelah drama ini berakhir.

“Tunggu aku,” ucapnya lalu bangkit dari duduknya, ia menuju ke kamar mandi. Lelaki itu masih mengenakan boksernya dan tanpa baju.

Aku kembali duduk, ketika mendapat titah menunggunya. Padahal aku tinggal membentang sajadah dan memakai mukena saja, aku kembali duduk di tepian ranjang sambil menahan perih yang amat menusuk pada bagian intiku. Aku tidak lagi perawan. Satu jam yang lalu, kami melakukannya. Dia berhasil membuka segelku, sakit perih yang aku rasa seakan sirna ketika dia terus memujiku cantik dan sungguh nikmat.

Awalnya aku tidak menyangka saat dia mengatakan menyicil saat membuka resleting gaunku, dan dengan tiba-tiba membalik tubuhku lalu menyambar bibirku dengan cukup panas. Hingga akhirnya tubuhku polos tanpa sehelai benang karena dia begitu lihai.

Aku suami kamu, aku berhak atas kamu Lyra.

Ucapan itu terus berulang-ulang saat aku mencoba berontak dan menolak saat tangannya mulai bergeriliya pada tubuhku. Dan sangat sinkron dengan kata-kata Ibu sore tadi sebelum pulang meninggalkan hotel ini. Ibu berpesan padaku, jadilah istri sholeha yang penurut, jadilah istri yang menenangkan hati.

“Bahagiakan suami dengan cara menurut, dan jangan pernah menolak apapun yang dipinta. Karena suami akan betah dirumah dan bertahan jika nafsu makan dan nafsu birahinya terpenuhi. Kamu pintar masak, kamu juga cantik. Ibu rasa Wira pasti cukup terpikat melihatmu, kamu tau di jaman sekarang ini perebut suami orang pada bertebaran nggak tau malu? jangankan yang ganteng dan yang kaya, yang biasa dan pengangguran aja ada yang menganggu, Nduk. Satu-satunya jalan agar suami nggak melenceng dan tetap pulang kepada kamu adalah puaskan dia. Ingat itu! Kamu udah memilih dan menerima Wira sebagai suami, maka surgamu juga berpindah padanya. Paham Nak?”

Ibu memberi wejangan cukup panjang sore tadi, maka aku tak bisa menolak. Awalnya memang Wira mengaku hanya ingin menyicil dengan mencium dan menatap tubuhku saja, katanya. Tapi siapa sangka di akhiri dengan mandi bersama dan tadi aku melihatnya akan melakukan hal ‘aneh’.

“kamu disitu aja, jangan kemana-mana. Diam disitu ya, aku cukup melihat tubuhmu, dan melakukan ini.”

Aku tak tega, aku tahu dia berencana memenuhi hasratnya dengan caranya sendiri sambil melihat tubuhku. Maka dengan bissmillah dan segala harapan lain semoga pernikahan ini tidak hanya sementara, aku memberanikan diri berkata...

“Jangan begitu, lakukanlah, Mas Wira. Aku siap.”

ucapku dengan mantap, lantas dia tersenyum penuh arti. Dan menggendong tubuh polosku ke atas ranjang ini.

“Mulai hari ini, belajarlah untuk melayani dan mencintaiku dengan sepenuh hatimu, lupakan Juna atau pria-pria lain yang sempat singgah dalam hidupmu, karena untuk saat ini, esok dan seterusnya hanya akan ada aku, aku dan mungkin aku yang lainnya dalam wujud anak kecil, yang akan memanggilmu dengan sebutan Mama atau Ibu.”

Siapa yang tidak luluh di lontarkan kalimat sedemikian indahnya, aku hampir menitikan air mata saat itu. Aku terus berdoa semoga dialah sosok suamiku selamanya bukan hanya sementara.

“Kamu mau kemana, Mas?” tanyaku saat melihatnya kembali dari kamar mandi, membuka kopernya dan mengenakan celana panjang serta kaos polos. Lamunanku terbuyarkan saat melihat kedatangannya.

“Walaupun aku udah cukup lama nggak melakukannya, tapi aku masih cukup ingat gerakan dan bacaan-bacaannya, ayo kita sholat berjamaah.” ajaknya. Aku ternganga, apa aku tidak salah dengar.

“Mas...”

“Ya? kamu pikir aku nggak bisa sholat? aku memang brengsekk, tapi kewajiban seorang muslim, aku masih tahu betul meski aku masih sering meninggalkannya.”

Dia berdiri tepat di depanku, dan cepat-cepat aku kenakan setelan mukena yang berada di genggamanku.

...🌸🌸🌸 ...

Pagi tiba, tidurku cukup nyenyak. Lelah menerpa karena hampir seharian berdiri menyambut para tamu, berfoto, bersalaman dan semacamnya. Di tambah lagi kegiatan seusai resespi saat suami meminta haknya. Ku raih ponsel bututku, kulihat jam subuh hampir lewat. Aku segera ingin bangkit beranjak dari tempat tidur tapi sesuatu yang berat menahanku. Tangan Wira.

“Mas bangun, sholat subuh,” aku bersusah payah berbalik menghadapnya. Ya ampun aku hampir tersihir melihat wajahnya yang sedang tertidur, cukup manis.

“Ngantuk,” ucapnya enteng.

“Kamu sholat isya tapi nggak mau sholat subuh, sama aja.” ujarku kesal, sambil berusaha melepaskan diri dari dekapannya.

“Mas tangan kamu berat!” ucapku lagi. Lantas dia berpindah dan membuka mata.

“Kamu jahat Mas, nggak ngasih aku nafkah makanan dari tadi malam, aku lapar.” protesku saat merasakan perutku cukup perih. Entah apa yang kami pikirkan malam tadi, mungkin kegiatan berpahala itu cukup membuat kami lupa diri. Hingga lupa makan dan akhirnya baik aku maupun dia, langsung tertidur lelap usai sholat isya.

“Yang penting nafkah bathin terpenuhi, kan?”

Sepagi ini, bisanya dia bercanda, dan aku menatapnya cukup tajam.

“Iya sebentar, aku pesanin makanan, lewat layanan hotel.” ia meraih ponselnya namun langsung ku cegat.

“Nanti aja, kita sholat dulu matahari hampir muncul, aku bangun kesiangan.” aku menarik tangannya, aku merasa bukan seperti Lyra yang biasa. Lyra yang selalu cuek dan jutek dengan lelaki ini kemarin-kemarin.

Ya Allah, secara tidak langsung, aku menikmati statusku sebagai istrinya Mas Wira.

🌸🌸🌸

“Mas aku nggak tau cara makannya, duh... Kenapa nggak pesen bubur ayam aja sih atau nasi uduk gitu?” aku mengoceh saat makanan yang datang cukup aneh menurutku, telur di gulup cukup tebal bertabur keju, selada, tomat serta saus yang telah aku cicip ternyata rasanya manis. Ini saus apa? bahkan tidak ada sendok hanya ada garpu dan pisau. Susah memang jadi orang ndeso.

“Ini cuma omelette, Lyra. Bukan makanan aneh, kalau kamu nggak tau cara makannya. Buka mulut, dan tinggal kunyah!”

Lantas dia yang tengah asyik menikmati sarapannya berhenti dan meraih piringku, memotong makanan itu dengan lihai menggunakan pisau dan garpu yang menyelip diantara jari-jarinya. Oh aku lupa tentu saja dia lihai, dia kan dokter bedah.

“Aaaa,” dia menyodorkan satu potongan ke arah mulutku, aku membuka mulut menerimanya. Kalau katanya ini cuma omelette kenapa rasanya beda dengan yang pernah aku beli di pinggir jalan dekat kampus. Makanan orang kaya memang aneh-aneh ya, tapi karena lapar aku tetap mengunyah dan menelan hingga masuk ke dalam lambungku.

“Makasih,” ucapku malu-malu kemudian mengarahkan pandanganku ke jendela yang tepat berada di sebelah kami.

“Bilang aja kalau memang mau di suapi, nggak usah pura-pura nggak tau cara makannya, aku pikir cuma laki-laki yang penuh modus, rupanya perempuan juga begitu,” Wira mengoceh sambil melakukan hal yang sama seperti satu menit lalu, memotong makanan itu lagi.

“Iya aku modus, sini aku bisa makan sendiri.” aku tak terima di katakan demikian, padahal aku memang bingung cara makannya. Ku tarik kembali piringku.

“Nggak usah merajuk segala, nggak ada yang bujuk!” ucapnya menarik kembali piring itu, dan dia melakukan hal yang sama, menyuapiku hingga piring bersih tak bersisa. Aku kenyang, meski tidak puas sepertinya aku harus keluar dari hotel ini untuk mencari bubur ayam.

...🌸🌸🌸 ...

...Pokoknya gitu lah ya, doain aja Wira benar-benar taubat 🤣...

Terpopuler

Comments

Dewa Rana

Dewa Rana

Wira mulutnya berbisa

2024-11-06

0

Astrulabi

Astrulabi

tidakkkkk,

2022-03-02

0

Bunga_Tidurku

Bunga_Tidurku

loohhh kok dilewatin thor, tau2 udh buka segel aja

2021-12-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!