Mendapat reaksi penolakan dari putrinya membuat Doni berpikir untuk tidak memaksakan Angel agar menerima Widia.Jika ia memaksa yang ada Angel akan berontak, dan ia tak ingin itu terjadi.
Pagi ini Doni bermaksud mengajak Angel dan Alena sarapan. Ia menarik nafas dalam sebelum tangannya mengetuk kamar Angel dan Alena
tok.. tok.. tok..
"sayang.. kita sarapan dulu " ucap Doni dari luar kamar. "papih tunggu dibawah ! " tidak ada jawaban akhirnya Doni memilih menunggu dibawah sampai kedua gadis itu turun.
"mau sarapan di hotel atau di luar? " tanya Doni mengelus rambut putrinya.
"disini saja " jawab Angel ketus. Doni tau Angel masih marah padanya.
"ya udah kita sarapan disini saja "
Selama makan, Angel lebih memilih ngobrol dengan Alena dan mengabaikan ayahnya. Ada rasa sakit ketika Angel mengabaikannya. Ia tak mau melihat putrinya bersedih tapi ia juga ingin putrinya memiliki seorang ibu.
"Apa kalian ingin berkunjung ke suatu tempat dulu sebelum kita kembali? " tanya Doni
"aku mau pulang " jawab Angel masih tidak bersahabat. Sementara Alena lebih memilih diam diantara perang dingin ayah dan anak.
Akhirnya Doni pun mengalah, selesai sarapan mereka pun checkout. Padahal niat awal Doni masih akan mengajak kedua gadis itu mengunjungi beberapa tempat wisata didaerah Lembang.Namun melihat wajah putrinya yang tidak bersahabat akhirnya ia pun memutuskan kembali ke Jakarta.
Setelah memasukan semua barang-barang ke dalam mobil, Doni pun menyalakan mesin mobilnya dan mereka pun pulang kembali ke Jakarta.
Sepanjang perjalanan Angel tidak banyak berbicara.Hingga sampai di Jakarta putrinya masih tetap dengan mode diamnya.
****
Senin pagi seperti biasa mobil Angel sudah menunggu di depan rumah Alena. Setelah berpamitan pada bundanya Alena pun masuk ke dalam mobil.
"nih kotak makan jatah lu " Alena memberikan kotak makan jatah Angel.
Doni pun melajukan mobilnya. suasana hening tak ada yang berbicara. wah Perang dingin masih berlangsung batin Alena. Bahkan hingga mobil berhenti di depan sekolah pun Angel tak sekalipun bertegur sapa dengan ayahnya.
Dikelas pun Angel lebih banyak diam, membuat teman-temannya heran
"ga biasa nya lu manyun terus.. jatah jajan luh berkurang ya? " canda Ana. Angel mendelik kesal
"atau.. abis diputusin si Ryan atau si Arya? " tanya Ana lagi penasaran. membuat Angel semakin kesal
"makanya punya pacar jangan banyak-banyak njel..bagi satu buat gue yang jomblo ini " ucap Ana
"diam lu.. kalo ga ni buku mampir dimuka lu " Angel melotot
"widiih.. galak " Ana pun kabur, sementara Alena hanya tersenyum
"duuh.. yang mau punya ibu tiri " bisik Alena menggoda.
"Aleeeennn " capitan jari Angel langsung mampir ditangan Alena.
"Angel sakit tau " Alena meringis mengusap tangan mulusnya yang berubah berwarna merah
"pokonya gue ga iklas kalo papih nikah lagi " ucap Angel posesif "apalagi sama tante Widia "
"kalau sama yang lain boleh? " tanya Alena
"sama yang lain juga ga boleh " jawab Angel
"serah lu " ucap Alena sambil beranjak menuju kantin.Angel pun berlari mengikuti Alena ke kantin
"Al.. itu si Rangga " Angel menunjuk kearah pojok kantin. Alena mengarahkan pandangannya mengikuti telunjuk Angel. Benar saja disana tampak Rangga sedang duduk bersama teman-temannya, sementara matanya tak lepas memandang Alena
"balik lagi yu " Alena menarik tangan Angel keluar dari kantin
"astaga Alen tangan lu nyampe dingin gini. liat si Rangga yang kece badai kayak liat hantu aza " Angel terseok-seok mengikuti langkah Alena yang menyeretnya
"gue masih belum berani ketemu dia " Alena akhirnya melepaskan tangan Angel. Angel mengusap pergelangan tangannya yang memerah karena dicengkram oleh sahabatnya itu.
"dia nembak lu lagi ? " tebak Angel. Alena pun mengangguk
"ppfftt.. ditembak cowok ganteng lu kayak mau semaput " Angel tertawa terbahak-bahak
"Angel ih... " Alena menutup mulut Angel dengan tangannya membuat gadis itu megap- megap.
"jadi mau lu gimana? " tanya Angel dengan wajah serius
" gue ga tau " Alena menggedikan bahunya
"maksudnya lu suka ga sama si Rangga.. kalo lu suka ya terima, kalo ga suka ya lu tolak lagi gampang kan? "
Kalo ia bilang tidak suka pada cowok sekece Rangga rasanya ia terlalu munafik. Hampir semua siswi di sekolah ini bermimpi jadi pacarnya, tapi rasa suka Alena hanya sebatas mengagumi secara fisik saja, berbeda dengan rasa suka nya pada ayah sahabatnya . ia merasakan rasa yang lebih yaitu rasa sakit melihat ayah sahabat nya dengan teman wanitanya. Apa mungkin Alena terlalu berempati pada Angel sehingga ia pun tidak suka melihat Doni dengan Widia
"woii.. kumat luh bengongnya " Angel menoyor kepala Alena. Alena tersipu, Angel tidak tau kalau ia sedang memikirkan papih kesayangannya.
"jadi gimana? " tanya Angel "mau lu terima apa lu tolak? "
"tar gue pikir-pikir dulu " jawab Alena cuek
"kelamaan mikir tar keburu disabet si... " Angel tak meneruskan ucapannya
"siapa? " tanya Alena penasaran
"si Angel " jawab Angel terkekeh
****
Alena merebahkan tubuhnya diranjang kamarnya. Sudah dua hari berturut-turut gadis itu selalu menemukan dua batang coklat yang diikat dengan pita didalam tasnya. Pasti ada seseorang yang sengaja memasukan kedalam tasnya. Dan Alena tidak tau siapa orangnya.
kecurigaan Alena mengarah pada Rangga.Karena dua hari sebelumnya Rangga mengatakan cinta padanya.Ia yakin kalau coklat-coklat itu pemberian Rangga. Tapi kalau Rangga sendiri yang masuk ke kelasnya dan memasukan coklat itu ke dalam tasnya rasanya itu tidak mungkin.
ddrrtt..drrtt
ponsel Alena bergetar.. pasti dari Rangga, pikirnya. aduh harus jawab apa ya? Alena tampak bingung
Alena hampir menjatuhkan ponselnya ketika melihat panggilan yang masuk itu ternyata dari Doni, papihnya Angel
"hallo Al.. ini om Doni "
"iya.. ada yang perlu alen bantu? "
"ada yang mau om bicarakan sama kamu " ucap Doni terdengar serius
jantung Alena tiba-tiba berdebar. tidak biasanya om Doni menghubunginya untuk membicarakan hal yang serius.
"apa kita bisa ketemu? " tanya Doni
"oh.. eh.. bisa om " jawab Alena gugup
"ok.. sekarang om ada didepan rumah kamu "
Alena loncat dari ranjang menuju jendela kamarnya, ternyata mobil Doni sudah ada didepan rumahnya. Alena pun segera turun dari kamarnya di lantai 2.
"bunda kamu ada dirumah? " tanya Doni ketika Alena membuka pintu pagar rumahnya
"bunda masih di butik om " jawab Alena
"ya sudah om ga jadi masuk, ga enak kalo bunda kamu ga ada " Doni urung memasukan mobilnya ke halaman rumah Alena. Gadis itu tampak bingung.
"kamu naik ke mobil om, kita ngobrol diwarung bakso depan sana " ajak Doni sambil membukakan pintu mobil untuk Alena
Alena sedikit ragu karena ia hanya memakai hotpants dan kaos rajut kedodoran.
"gapapa kamu tetap terlihat cantik kok " Doni tersenyum seolah bisa membaca pikiran gadis itu. Dengan tersipu akhirnya Alena masuk ke dalam mobil Doni.
Tak lebih dari 10 menit, mereka pun sampai di warung Bakso yang Doni maksud. Doni memarkirkan mobilnya disebrang warung Bakso yang terlihat lumayan ramai itu.
Pada saat mereka menyebrang jalan, Alena merasa jantungnya berpacu sangat kencang karena Doni menggenggam tangannya. Bahkan sampai masuk ke warung Bakso dan membuat pesanan pun Doni tak melepaskan genggaman di tangan gadis itu.
Setelah mendapat tempat duduk, barulah Doni melepaskan genggamannya.
"om sengaja menemui kamu karena om mau minta bantuan kamu " Tanpa basa-basi Doni langsung mengatakan tujuannya.
"bantuan apa om? " tanya Alena
"mengenai Angel " jawab Doni "kamu tau kan reaksi Angel waktu bertemu dengan Widia? "
Deg.. jantung Alena serasa berhenti berdetak. jadi maksud Doni mengajak Alena kesini adalah untuk membahas Angel dan Widia.Alena sedikit kecewa
"om mau minta bantuan kamu supaya Angel mau menerima Widia. Kamu kan sahabat Angel, dia pasti mau mendengar masukan dari kamu "
Alena menelan ludah getir. "bagaimana caranya om? "
"kamu tolong beri masukan pada Angel, om yakin dia pasti akan mendengar omongan kamu " ucap Doni " om sudah tidak muda lagi, mungkin sudah waktunya om membuka hati untuk wanita lain. om ingin Angel memiliki orang tua yang lengkap.om ingin Angel mempunyai seorang ibu karena om tidak selamanya ada untuk Angel "
Doni terlihat sedih ketika mengatakannya. Alena memahami apa yang Doni ucapkan.
"akan Alena usahakan om "
"makasih ya Al " Doni menggenggam tangan Alena, membuat hati gadis itu semakin tak karuan
"kalau kamu berhasil membuat Angel menerima Widia kamu boleh minta apapun sama om "
"apapun? " mata Alena langsung berbinar
"ya " Doni mengangguk
Alena tiba-tiba ingat pada satu benda yang begitu ia inginkan, namun tak pernah bundanya belikan
"kalo motor boleh om? " tanya Alena ragu
"Hanya motor? " Doni membelalakan matanya mendengar Alena menginginkan kendaraan roda dua itu. Doni pikir Alena akan meminta yang lebih dari harga sebuah motor. Alena mengangguk yakin.
"iya boleh.. " jawab Doni yakin " kalau kamu berhasil pasti om belikan "
Mata Alena berbinar " Alena akan berusaha om.. demi motor "
Doni tertawa mengacak rambut Alena.Ya.. kamu demi motor.. aku demi Widia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Mesri Simarmata
gua jg ga ikhlas Doni ma Widia
2023-04-22
1
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
alena entr dilema nih...pilih motor tp nyesek lihat doni ma widia..😂
2022-10-15
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
sekedar mengagumi kalau cinta sama papanya angel ya Al Karen kriteria pacarmu ada di Doni semua
2022-07-03
1