Kau adalah misteri. Semakin aku mencari tahu, maka semakin sulit pula untuk kugapai.
🌷Happy Reading🌷
Di dalam mobilnya, Angel tidak bisa fokus menyetir. Dia sering kali melirik ke arah spion untuk melihat mobil yang masih mengikuti mobilnya, hanya berjarak kurang lebih sepuluh meter di belakang.
"Mereka itu penjahat termanis yang pernah kutemui," ujar Angel bermonolog dengan senyuman kecil di bibirnya. Kembali dia melirik lewat spion. Dalam hati masih berharap untuk melihat secara langsung wajah di balik topeng milik pria pendiam itu.
"Aku sepertinya benar-benar pernah mendengar suaranya sebelumnya. Tapi dimana ya?" tanya Angel sembari menggaruk kepala dengan tangan kirinya. Ugh rambutnya baru satu hari saja tidak dikeramasi tapi sepertinya sudah lengket dan lepek.
Angel masih sibuk berpikir sambil menggaruk kepala dengan tangan kirinya. Konsentrasi menyetirnya pun semakin buyar. Saat seekor kucing menyebrang, barulah Angel tersentak dan langsung menginjak rem secara mendadak.
"Oh Tuhan..." desahnya pelan sambil mengelus dada. Jantungnya berdebar begitu cepat sampai rasanya akan lepas dari wadahnya.
Tiba-tiba klakson mobil di belakang berbunyi. Jeremy penasaran akan apa yang terjadi. Namun belum sempat dia menyuruh Ben untuk turun dan bertanya, Angel membuka jendela lalu menunjukkan jempol tanda semuanya baik-baik saja.
"Wanita itu kenapa sih?" tanya Jeremy kesal karena mobil yang direm mendadak. Mereka yang berada di belakang juga harus menginjak rem mendadak karena Angel tidak memberi lampu sama sekali.
"Itu ada kucing, Bos. Mungkin saja mengelak agar mobilnya tidak menabrak kucing." Ben berasumsi sambil menunjuk seekor kucing yang melenggak-lenggok di jalanan seperti miss universe.
Jeremy hanya menengok sekilas. Tak terlalu menanggapi perkataan Ben walau dia berpikir bahwa pendapat itu mungkin ada benarnya juga.
Mobil Angel kembali melaju dengan kecepatan lambat. Wanita itu tampaknya masih sangat sibuk dengan pikirannya sendiri. Otaknya masih berusaha untuk memecahkan suara pria itu. Karena itulah Angel sengaja melajukan mobilnya dengan begitu lambat bahkan terlihat seperti jalannya siput. Agar otaknya yang tidak fokus tidak mengakibatkan dirinya celaka.
Kali ini Ben yang berkomentar. "Angel itu kenapa lagi Bos? Jalannya lambat sekali. Mungkin kalau lomba lari dengan siput, siput yang menang."
Jeremy menoleh sekilas pada Ben. "Ya mana kutahu. Kau pikir aku ini cenayang yang bisa membaca isi pikiran orang. Lagi pula kita berdua kan sama-sama berada di mobil ini," sembur Jeremy.
Ben terperangah. Dia bertanya baik-baik dan jawaban bosnya sungguh berada di luar akal manusia. Tadi pas dia yang tanya, aku jawabnya dengan baik-baik. Eh aku yang bertanya kok malah digas? Dasar aneh! Sabar Ben, sabar saja. Sebagai orang yang lebih waras, tak apa lebih banyak bersabar.
Kembali ke mobil Angel, wanita itu masih saja melirik-lirik lewat kaca spion mobil. "Suara siapa ya. Aku memang sudah pernah dengar di suatu tempat."
Saat otaknya masih berlarian untuk memikirkan siapa pemilik suara itu, persimpangan menuju jalan raya sudah berada di depan mata. "Suara tegas miliknya itu seperti pernah aku dengar di suatu tempat." Angel masih terus bermonolog.
"Ahh. Pria itu..."
Otaknya kini sudah berhasil menemukan sosok pria pemilik suara tersebut. "Pria yang telah menyelamatkan aku malam itu dari para penjahat. Pria yang aku rasa adalah si pengirim surat misterius. Ya, sepertinya dia. Tapi karena dia begitu irit bicara, aku sampai hampir tidak bisa merasakan persamaan dalam suaranya."
Angel ingin bertanya sendiri apa memang pria itu yang ternyata menolong dirinya. Dan ingin sekali Angel memastikan kalau pria itu adalah orang yang sama dengan orang yang menjadi si pengirim surat misterius.
Saat Angel hendak bertanya dan menepikan mobilnya, di saat itu pula mobil yang berada di belakangnya langsung berbelok ke arah kiri. Tepat saat sudah mencapai jalan besar yang ramai akan kendaraan.
"Sial." Angel mengumpat pelan setelah yakin akan apa yang ada di dalam benaknya.
Angel memutar setir mobil ke kiri. Namun karena terlambat memasang lampu, mobil yang berada di belakang mobil Angel langsung memencet klakson dengan tidak sabaran.
"Bisa bawa mobil tidak sih? Kalau mau belok kira ya dipasang itu lampunya!" teriak pengemudi di belakang Angel.
Angel langsung tersentak. Tiba-tiba otaknya pun menjadi blank dan bingung harus melakukan apa.
"Woii. Kalau tak bisa nyetir, jangan bawa mobil," sewot pengemudi itu lagi. Pria itu keluar dari mobilnya sambil berkacak pinggang.
Angel menurunkan kaca mobilnya. Dia katupkan kedua tangan di dada sebagai bentuk permintaan maaf. Lalu dia sendiri juga ikut keluar dari mobil sebagai bentuk kesopanan yang dia miliki.
"Maaf Pak. Saya sedang buru-buru sampai lupa pasang lampu. Tapi saya punya surat izin mengemudi kok. Saya bisa menyetir. Apa ada yang lecet di mobil Bapak karena hal ini?"
Si pengemudi mobil melongo melihat ternyata seorang wanita cantik yang mengemudikan mobil. Bukannya menjawab, pria berusia tiga puluh tahunan itu malah menatap Angel dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas secara bergantian.
"Pak..." panggil Angel sambil menggoyangkan tangan kanan tepat di depan wajah pengemudi tersebut.
"Eh itu..."
"Tadi Nona bilang apa?" tanya pria itu kini salah tingkah. Dia merapikan rambutnya, menyisir dengan jari-jari tangan.
"Saya bilang saya minta maaf Pak karena mau membelok tiba-tiba tanpa memasang lampu terlebih dahulu. Tapi saya punya surat izin mengemudi, jadi memang saya bisa menyetir. Saya bisa ambilkan kalau Bapak mau melihatnya."
Angel berniat untuk kembali masuk ke dalam mobil. Namun pria itu langsung menggeleng cepat. "Tidak perlu, Nona. Aku percaya Nona bisa menyetir."
Angel tersenyum lembut. Membuat sang pria yang tadinya sewot meleleh seketika. Sejak awal pesona Angel nyatanya sudah menghanguskan tak bersisa amarah dalam diri Angel.
"Terima kasih kalau begitu. Apa mobil Bapak ada yang lecet? Kalau ada, saya akan bertanggung jawab."
"Ehh dari tadi panggil bapak. Aku ini belum bapak-bapak. Panggil nama saja," ujar pria itu basa-basi.
Angel melihat ke sekitar. Walau area jalan ini tak begitu ramai. Tapi akan ribet urusannya kalau ada mobil yang datang dari belakang, atau ada mobil yang masuk dari arah jalan raya. Karena itulah dia tak ingin berbasa-basi. Tapi sepertinya pria di hadapan Angel malah ingin berbasa-basi.
Angel hanya terkekeh garing. "Ah ya. Apa ada yang lecet?" ulang Angel menanyakan pertanyaan yang sama.
Si pengemudi tersenyum lalu mengulurkan tangan. "Kevin. Kau bisa memanggilku Kev, Vin, Baby juga bisa." Pria itu mengedipkan sebelah mata sebagai penutup perkenalan singkat yang di mata Angel sungguh amat tak penting.
Dasar play boy kelas kacang. Ngapain kedip-kedip segala? Sakit mata kau ya? Ingin sekali rasanya Angel mengeluarkan jurus galaknya. Tapi saat ini posisinya yang bersalah. Jadi mau tidak mau dia harus bertingkah ramah.
"Angel," balas Angel singkat.
"Wow malaikat. Nama yang indah, sesuai dengan paras orangnya."
Nah nah kan. Mulai masuk gombalan receh. Bahkan harga cabai busuk lebih mahal dari gombalanmu. Mulut Angel sudah ingin sekali menyumpah serapah, tapi dia tahan kuat-kuat. Kalau istilah dalam mengendarai mobil, ini mulut sudah direm kandas biar tidak maju lagi.
Angel tersenyum dipaksakan. "Baikah, kurasa tidak ada yang lecet di mobilmu, Tuan Kevin. Kalau begitu aku permisi dulu," ujar Angel setelah melihat bagian depan mobil yang tampak baik-baik saja.
"Eits tunggu dulu Nona." Kevin menahan tangan Angel.
"Bagaimana kalau ternyata ada yang tergores tapi tidak terlihat karena tidak diperiksa secara seksama? Bagaimana caranya aku minta pertanggungjawaban darimu Nona? Kalau tadi ini mobilku yang harganya murah, aku sih tidak masalah. Tapi ini yang paling mahal yang aku punya."
Heleh heleh. Ini modus lama play boy yang mau minta nomor ponsel. Dasar!
Angel bisa memastikan kalau mobil itu baik-baik saja karena bahkan bagian depan tak menyentuh bagian belakang mobil Angel sedikit pun. "Tunggu sebentar."
Angel membuka mobil lalu mengambil dompetnya. Mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam sana. "Hubungi aku saja. Aku siap bertanggung jawab." Angel langsung kembali masuk ke dalam mobil setelah selesai dengan kalimatnya.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Yanti Jambi
mana lanjutan nya thorr...
2020-12-31
1
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
semangat🙂
2020-12-30
1
Yayank Danu
mau kasih like JD malas Krn up ny terlalu LM..
2020-12-30
1