Jangan bicara tentang cinta kalau hatimu saja kau masih tutup rapat.
🌷Happy Reading🌷
Malam sudah berganti pagi. Sang rembulan yang tadi malam sempat bertahtah di langit luas kini sudah digantikan oleh sang mentari yang beranjak naik untuk menyinari bumi.
Angel melenguh. Tubuhnya sedikit melengkung, strategi untuk menghangatkan diri dari dinginnya suhu di pagi hari. Bibirnya pun terkatup rapat untuk menyembunyikan gemerutuk gigi-giginya karena kedinginan.
Mr.J yang sejak tadi memang sudah bangun memperhatikan apa yang terjadi pada Angel. Kakinya melangkah ke arah wanita itu. "Dia kedinginan ternyata. Apa selimutnya kurang tebal?" gumam pria itu pelan.
Dengan pasti dia kembali beranjak ke tempat dimana tadi malam dia tidur. Dia mengambil selimut lalu membawa pada Angel. Mr.J melampirkan selimut itu untuk melapisi lagi tubuh Angel yang sudah dilapis selimut. Merapikan agar selimut itu menutupi tubuh Angel dengan sempurna.
"Bos? Sudah bangun?" tanya Ben basa-basi.
"Ssttt!" Mr.J berbalik dan menghujami Ben dengan tatapan horror. "Jangan berisik, dia masih tidur," bisiknya pelan. Lalu dia berlalu dari sisi Angel dan menuju pada Ben.
Ben mengangguk-angguk pelan. Matanya mengawasi gerak-gerik bosnya yang ternyata berjalan menuju ke arahnya.
"Lagi pula pertanyaanmu itu kok selalu bod*h sih Ben? Kalau aku masih tidur, ya mana bisa berdiri begini. Ya kecuali aku punya keunikan berjalan sambil tidur."
Ben menyengir. "Hehe. Iya juga ya, Bos. Padahal tadi aku hanya basa-basi loh." Ben mencoba untuk membela diri.
"Basa-basimu itu sungguh basi!" Mr.J menjawab cuek.
"Bos selalu saja marah padaku. Sedikit-sedikit marah. Sedikit-sedikit cuek. Padahal ini masih pagi, Bos." Ben menyatakan aksi protesnya.
Namun sayangnya hal itu hanya dianggap sebagai angin lalu oleh Mr.J. "Bos!" seru Ben saat melihat bosnya itu malah menunjukkan wajah masa bodohnya.
"Apa?" balas Mr.J sedikit berteriak. "Kau ini makanya tak usah banyak bicara biar tidak merusak mood di pagi hari."
Ben memberengut kesal. "Iya iya, Bos memang selalu benar. Aku terus yang salah. Aku yang merusak mood." Ben pura-pura memasang raut wajah sedihnya.
"Memang!"
Ben melongo. Dia pikir bosnya akan merasa menyesal telah mengatainya. Oh mimpi saja kau Ben!
"Bos!" seru Ben sekali lagi.
"Ben, berhentilah berteriak atau kututup mulutmu!" ancam Mr.J mulai merasa jengah dengan Ben.
"Lakban kan tidak ada, Bos. Apa Bos lupa kalau aku lupa membawa lakban?" tanya Ben dengan polosnya. Alisnya sengaja dia mainkan naik dan turun. Seakan bangga dengan kebodohan yang telah dia lakukan.
Mr.J mendengus. Sungguh, apa dosanya di masa lalu sehingga memiliki asisten seperti Ben ini. Polos-polos tapi tak ber-otak. Tahu kan artinya? Iya, itu. Tidak punya otak. Atau mungkin punya namun malah tidak dipakai.
"Teruskan saja bicaramu, kusumpal mulutmu pakai segitiga bermuda!" ancam Mr.J.
Seketika Ben langsung terdiam. Dia ingat masih ada sisa kain keramat milik bosnya yang sempat dirobek untuk menutup mata Angel.
"Ampun, Bos." Ben mengatupkan kedua tangan di depan dada.
"Tiada ampun bagimu kalau kau terus bicaram. Buat sakit telinga saja."
"Iya Bos, iya. Aku diam sekarang."
"Nah bagus kalau begitu. Diam saja."
Sesaat Ben memang diam. Namun tidak berlangsung lama karena lima menit setelahnya dia kembali memanggil bosnya.
"Bos..." panggil Ben, kali ini pelan sehingga hanya terdengar seperti gumaman.
"Apa lagi, Ben?" Mr.J langsung melotot. Amarahnya langsung tersulut hanya dengan satu panggilan dari Ben.
"Aku lapar."
Mr.J menendang udara karena saking merasa kesalnya. "Ya sudah makan saja sana. Memangnya aku ini ibumu sampai urusan makanmu saja harus aku pikirkan? Atau apa kau mau minta aku suapi?" tanya Mr.J sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Tapi Bos, roti kita sudah habis. Air mineral juga hanya sisa satu botol." Ben menjelaskan.
"Oh. Kalau begitu beli saja. Sekalian belikan buat dia juga." Mr.J melemparkan pandangan pada Angel.
Ben mengangguk mengerti. "Kuncinya Bos?"
Mr.J merogoh saku celana jeans miliknya. Mengambil kunci lalu dia serahkan pada Ben. Setelah itu dia juga mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dari dompetnya.
"Aku beli nasi goreng saja untuk Nona Angel ya Bos? Kan katanya kemarin dia mau makan itu."
"Terserahmu saja."
"Tapi belinya dimana Bos?"
"Oh ya Tuhan..." Mr.J menggaruk kepalanya. Tangan kirinya terkepal sempurna.
"Aku kan hanya bertanya, Bos," kata Ben takut-takut sembari beringsut mundur. Dia menyadari bosnya yang semakin terlihat kesal.
"Lain kali tanyakanlah pertanyaan yang bermutu, Ben! Aku juga tidak tahu daerah sini. Tapi kau kan punya dua mata. Tuhan sudah memberikan berkat dua mata itu untukmu agar kau bisa melihat. Jadi lihat saja, cari di sepanjang jalan warung yang menjual nasi."
"Kalau itu sih aku tahu, Bos." Ben masih bisa-bisanya ngeles setelah membuat Mr.J naik darah.
"Terus kenapa masih bertanya?"
"Karena aku suka melihat Bos emosi. Hahaha." Ben tertawa lalu kabur dari sana.
Mr.J hanya bisa geleng-geleng kepala. "Sabar sabar. Orang sabar pant*tnya lebar," kelakar Mr.J pada diri sendiri sambil mengelus dada. Dia tidak mau mati muda karena menderita darah tinggi. Tapi kalau suatu saat itu memang terjadi, kalian pasti sudah tahu siapa yang menjadi penyebab hal itu kan?
🍀🍀🍀
Pukul tujuh pagi, Angel bangun. Dia tak lagi merasa kedinginan yang begitu hebat seperti tadi. Apalagi setelah memakan nasi goreng yang lumayan pedas membuat keringatnya sedikit keluar di pagi hari.
"Nona, apa kau sudah kenyang?" tanya Ben pada Angel.
"Ya. Terima kasih sudah membelikan aku nasi goreng dan menyuapi aku, Tuan. Perutku sekarang malah terasa mau meledak karena begitu kenyang."
Ben melirik Mr.J lewat ekor matanya. Yang menyuapi Angel adalah Mr.J tapi yang dapat ucapan terima kasih adalah Ben. Cukup lucu memang. Tapi Mr.J sepertinya tak terlalu mempermasalahkan hal itu.
"Ah ya sama-sama. Tak perlu berterima kasih begitu, Nona. Tapi kau sedikit berkeringat."
"Itu... Nasi gorengnya agak sedikit pedas. Tapi tak masalah Tuan. Aku suka. Aku juga jadi tidak kedinginan lagi."
Ben sudah akan menyeka keringat Angel dengan sapu tangan kecil miliknya, namun tangan Mr.J bergerak cepat untuk menghentikan tangan pria itu. Dia mengambil alih sapu tangan milik Ben. Ben yang sempat akan protes kembali merapatkan bibirnya saat melihat Mr.J menatap dirinya tajam.
Mr.J menyeka peluh di dahi Angel dengan lembut. Memastikan tidak ada satu butir pun yang tertinggal.
"Kau mengelap keringatku ya Tuan? Kalau kau baik seperti ini terus, lama-lama aku bisa suka padamu." Angel bergurau diiringi derai tawa.
Namun Ben dan Mr.J tak serta merta ikut tertawa. Keduanya hanya saling tatap dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Joice Meitasari
Aduh Ben..Ben otakmu kmn.suka skl membuat Mr J senewen.sampe" aku juga ikutan darah tinggi bacanya😂😂
2021-02-15
1
Surati Ratih
kenapa angel ga pngin buang air ya...dari kemarin...pasti mr.j akan keliatan lucu
2021-01-24
1
RirisTanti
Benn.. mr. J tuh si angel gak mandi gak pipis?? Bau ichhh... lagian pagi" Ben udah bikin heboh
😛😛😄😄😄
2021-01-11
1