Dunia seperti apa yang kutempati? Mengapa aku merasa kesepian di tengah keramaian? Dan mengapa aku baik-baik saja di tengah kesunyian?
🌷Happy Reading🌷
Angel menggeliat dalam tidurnya. Bibirnya berkedut dan dahinya mengeluarkan peluh. "Tidak..." gumamnya pelan.
Awalnya Mr.J dan Ben tidak menyadari hal itu. Namun lama kelamaan suara Angel semakin keras sampai dia teriak dalam tidurnya. "Jangan pergi..."
Teriakan itu menggema dalam gudang kosong yang mereka huni. Mr.J dan Ben terperanjat kaget. Mereka saling tatap. Lewat ekor matanya, Mr.J meminta Ben untuk membangunkan Angel yang semakin tidak tenang dalam tidurnya.
"Kupikir dia bermimpi buruk, sama seperti Bos tadi," terka Ben.
"Diam. Bangunkan saja dia biar tidak berisik!" Mr.J memerintah.
Ben langsung mengangguk lalu setengah berlari menuju pada Angel. "Nona..." panggil Ben.
Namun Angel tidak merespon. Sepertinya mimpi buruk itu menghantui dia begitu dalam sehingga dia terjebak di dalamnya. Bibirnya tak berhenti meracau.
"Nona..." panggil Ben semakin risau saat Angel tak juga bangun.
Ben sedikit mengguncang bahu Angel barulah akhirnya wanita itu bangun dari tidurnya. Angel memeluk kedua lututnya.
Kedua mata Angel sudah terbuka namun yang dapat dia lihat hanyalah kegelapan. Napas wanita itu naik turun menandakan dia begitu tidak tenang dalam tidurnya.
"Kau baik-baik saja Nona?" tanya Ben prihatin.
"A-aku... Mimpi buruk." Angel menjawab dengan terbata. Dibanding dirinya yang disekap seperti sekarang, mimpi yang dia alami malah jauh lebih menyeramkan.
"Mau minum, Nona?"
"Ya, tolong." Angel meminta dengan suara lemahnya.
Ben langsung mengambil sebotol air mineral dan membuka tutupnya untuk Angel. "Ini, Nona," ujar Ben sambil menyodorkan air di tangannya.
"Nona..." panggil Ben sekali lagi namun Angel tidak bergeming.
"Maaf Tuan, tanganku diikat bagaimana aku bisa mengambil airnya?"
Ben menepuk jidatnya saat dia tersadar akan fakta itu. Mr.J yang melihat hal itu hanya bisa menggeleng melihat kebodohan Ben dan menggeram tertahan.
"Kalau begitu biar aku kasih minum, Nona."
"Terima kasih." Angel membuka mulutnya lalu Ben mendekatkan mulut botol ke bibir Angel.
Namun tiba-tiba saja Mr.J datang mendekat dan mengambil alih botol air mineral tersebut. Lewat tatapan matanya, pria itu meminta Ben untuk diam saja.
Ben beringsut mundur. Memberikan ruang bagi Mr.J untuk melakukan apa yang dia mau. Setelah itu dengan telaten Mr.J memberikan air mineral pada Angel. Begitu hati-hati sampai tak setetes air pun tumpah.
"Segar sekali. Terima kasih, Tuan."
"Iya, sama-sama Nona. Apa mimpimu begitu buruk sampai kau keringat dingin begini Nona?"
Angel membasahi bibir bagian atasnya. "Ya."
"Kau baik-baik saja sekarang Nona?"
"Ya, asal kau tidak menaruh racun di dalam minuman yang tadi kau berikan Tuan," kelakar Angel lalu tertawa setelahnya.
Ben terkesima. Tawa Angel begitu lepas dan manis di matanya. "Tenang saja, Nona. Air mineral yang kuberikan bersih tanpa racun. Bisa dijamin kalau airnya bersih."
Tawa Angel semakin keras. "Aku hanya bercanda, Tuan. Lagi pula kupikir kau bukanlah orang yang jahat."
Gantian Ben yang tertawa. "Kalau aku bukan orang jahat, lalu menurut Nona mengapa aku menyekap Nona di sini?"
"Untuk mencari uang demi bertahan hidup?"
"Nona Angel, kupikir kau terlalu naif."
"Dunia ini sudah kejam. Akan semakin kejam jadinya kalau kita berprasangka buruk pada orang lain. Lagi pula sejak aku berada di sini, tak sedikit pun Tuan menyakitiku." Angel berkata dengan begitu bijaknya di tengah keadaan dirinya yang disekap oleh orang yang tidak dia kenal.
"Wow Nona... Kau tampak lebih bijak dari kelihatannya," puji Ben dengan tulus.
Angel mengedikkan bahunya. "Mungkin karena itulah ada pepatah yang mengatakan jangan menilai buku dari sampulnya."
"Kau benar, Nona. Tapi tampilan luarmu cantik dan kukira hatimu pun sama cantiknya. Pria yang menjadi kekasihmu adalah pria yang beruntung."
"Hahaha. Kau lebih banyak bicara dari yang aku pikirkan, Tuan."
"Well, aku ini pria yang menyenangkan Nona."
"Ya cukup menyenangkan dan kupikir wanita yang menjadi kekasihmu juga adalah wanita yang beruntung," ujar Angel memuji balik Ben.
"Ehemm..." Deheman Mr.J membuat Ben menoleh seketika. Dapat Ben rasakan aura di sekitar Mr.J berubah suram. Angel juga menoleh ke asal sumber suara namun sayangnya dia tidak dapat melihat apapun karena matanya masih saja ditutup rapat oleh kain keramat milik Mr.J.
"Apa rekanmu sedang batuk, Tuan? Dia kurang enak badan?" tanya Angel ingin tahu.
"Ahh itu, ya kurasa begitu Nona."
"Beri tahu rekanmu untuk minum air jahe hangat dan memakai pakaian hangat juga. Semoga dengan begitu rekan Tuan akan membaik."
Alis Ben terangkat sebelah. "Kau tidak benci kepada kami, Nona?"
Angel menggeleng. "Untuk apa aku benci kepada orang yang sedang mencari uang untuk bertahan hidup? Kalian bahkan tidak menyakiti aku sedikit pun. Tapi kalau aku boleh jujur, pekerjaan yang kalian lakukan ini bukanlah pekerjaan yang baik. Alangkah baiknya kalau kalian dapat pekerjaan lain, Tuan."
"Dunia ini membutuhkan lebih banyak orang sepertimu, Nona. Terima kasih atas sarannya. Zaman sekarang ini, mencari pekerjaan cukup sulit. Kurasa untuk sekarang pekerjaan inilah yang bisa kami kerjakan."
"Aku anggap itu sebagai pujian. Terima kasih juga sudah memperlakukan aku dengan baik beberapa jam ini," ujar Angel hangat. Walau wanita itu merasa kesal karena disekap seperti ini, namun di sisi lain dia juga bersyukur karena orang yang menyekap dirinya bukanlah orang kejam yang seperti di film-film. Dia tidak terluka sama sekali.
"Hahaha. Tentu. Seperti yang tadi Nona bilang, sia-sia juga melukaimu karena luka dalam jauh lebih menyakitkan dan kau sudah melewati itu semua. Dan Nona... Di dunia ini tidak ada satu orang pun yang berterima kasih kepada orang yang telah menyekapnya, jadi mungkin kau adalah satu-satunya."
Mr.J hanya bisa meremas botol air mineral yang sejak tadi berada di tangannya. Untuk kali ini saja, dia merasa sedikit iri dengan kemampuan banyak bicara yang dimiliki oleh Ben. Suasana mencair dan tak terasa kaku karena Ben aktif berinteraksi dengan Angel.
"Aku ini adalah korban yang unik."
"Ya, dan juga baik. Jadi kuharap Nona tidak melaporkan hal ini ke polisi?" pinta Ben penuh harap. Walaupun Angel tidak bisa melihat wajahnya tapi akan runyam urusannya jika kasus ini sampai ke pihak kepolisian.
"Kau tenang saja, Tuan. Aku tidak berniat untuk melakukan hal itu. Lagi pula mungkin saat ini pun tidak ada yang sadar kalau aku menghilang." Angel tersenyum dipaksakan. Seolah ingin menunjukkan kalau dia baik-baik saja dengan segala luka dalam hatinya.
"Keluargamu, Nona? Mereka pasti sekarang sudah sibuk mencari."
Angel mendesah pelan. "Mereka tidak peduli dan tidak mau tahu."
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Sekar Zua
suka binggo
2021-12-05
0
مي زين الش
ceritanya bagus... aq suka thor.
2021-05-16
2
Sokhibah El-Jannata
😭😭😭sedih kalo jadi angel...
Like. mendarat terus thor.. semangat 😍😍😍
2021-04-04
2