Hal tak terduga bisa terjadi kapan dan dimanapun. Apakah jatuh cinta padamu adalah salah satu hal tak terduga dalam hidupku?
🌷Happy Reading🌷
Mr.J semakin menggeram kesal karena Ben. "Cari yang lain. Pastikan ada kain atau apa saja yang bisa kita pakai untuk menutup mata dan mulut target," perintahnya.
Ben menggeleng pelan. "Tidak ada apapun di bagasi, Bos. Terakhir kali Bos mengambil baju ganti yang biasa disimpan di bagasi karena basah kuyup terkena hujan. Hanya sisa benda ini saja." Ben kembali mengacungkan benda keramat penutup benda pusaka yang berada di tangannya.
"Dasar bod*h! Kalau kau tidak lupa membawa apa yang perlu dibawa, maka tidak akan seperti ini jadinya."
Mr.J merampas benda yang berada di tangan Ben. Mau tidak mau pria itu harus menggunakan celana dalam. Bayangkan celana dalam! Aksi penyanderaan apa yang melibatkan sebuah CD di dalamnya? Mereka bukan maniak atau psikopat, kenapa juga harus berakhir dengan tidak keren begini.
Namun pria itu tak punya pilihan lain. Akan ribet urusannya kalau sampai biusnya habis lalu target kembali sadar sementara matanya masih tidak ditutup oleh apapun.
"Mau apa lagi di sini? Cepat pergi sana, kemudikan mobil target!" Mr.J berteriak kesal saat melihat Ben masih berdiri mematung di sana.
Ben sontak langsung setengah berlari menuju mobil Angel. Mengambil duduk di belakang kemudi.
Sementara itu Mr.J mengalami pergumulan dengan dirinya sendiri karena benda yang berada di tangannya. Pria itu terdiam selama beberapa saat. Namun setelah itu, dalam satu hentakan dia merobek celana dalam berwarna hitam itu. Benda yang tadinya berbentuk segitiga kini berubah bentuk jadi memanjang.
"Ah Ben sial*n. Gara-gara kau aku jadi terpaksa kehilangan salah satu koleksi Calvin Klein andalanku," umpat Mr.J kesal.
Mr.J menatap nanar benda yang baru saja dia robek. Lalu matanya bergantian menatap target yang terkulai di kursi belakang mobil.
"Maaf Nona, matamu yang indah harus kututup dengan ini. Aku tak punya pilihan lain. Tapi percayalah ini adalah merek mahal. Bahannya lembut dan nyaman, tentu saja masih bersih karena belum aku pakai."
Setelah menjelaskan pada target yang pingsan, Mr.J mengikatkan benda itu untuk menutupi matanya. Mr.J melirik tali berukuran kecil di atas dash board, tangannya tergerak untuk meraih benda itu.
"Kalau dia juga lupa membawa tali, kuikat satu harian dia di markas!" ujarnya masih sangat kesal dengan keteledoran yang dilakukan oleh Ben. Seharusnya saat tadi dia bertanya, Ben memastikan semuanya sudah lengkap terlebih dahulu. Bukan hanya menjawab 'aman' dengan begitu cepat namun hasilnya malah nol.
Mr.J mengikat tangan target di atas kepalanya. Lalu gantian mengikat kakinya juga. Akan repot urusannya kalau target terbangun saat mereka masih berada di dalam mobil. Tentu saja dia harus bekerja dengan memperhitungkan segala jenis kemungkinan, karena itulah dia berpikir bahwa mengikat tangan dan kaki target akan mempermudah pekerjan. Dengan begitu target tidak akan bisa kabur atau berusaha menyakiti dirinya.
Mr.J menutup pintu belakang. Pria itu mengambil tempat di belakang kemudi lalu mulai menjalan mobilnya. Dahinya berkerut saat melihat mobil target masih belum bergerak bahkan setelah beberapa belas meter mobilnya melaju.
Mau tidak mau, Mr.J pun memundurkan mobilnya. Begitu berada tepat di samping mobil itu, dia langsung saja menurunkan kaca untuk bertanya.
"Ada apa? Kenapa tidak jalan?"
"Mobilnya tidak bisa hidup, Bos."
"Bagaimana bisa? Sudah kau coba nyalakan?"
Ben mengangguk pasti. "Sudah, Bos. Aku bahkan sudah mencoba starter mobilnya sebanyak beberapa kali tapi masih tidak bisa. Apa mungkin bahan bakarnya habis Bos?"
Mr.J menggeleng. Dia pikir tidak mungkin Angel bisa kehabisan bahan bakar sampai kandas begitu saat jalur-jalur yang dia lewati lumayan sepi seperti yang sekarang ini.
"Keluar," perintah Mr.J tegas. Ben langsung saja membuka pintu dengan cepat dan keluar dari dalam mobil Angel.
Mr.J keluar dari dalam mobilnya lalu berjalan cepat menuju mobil Angel. Pria itu menekan tombol starter yang terletak agak di bawah. Tak lama setelahnya mesin mobil langsung hidup. Kontan dia langsung menatap tajam ke arah Ben.
"Ini langsung hidup. Tanganmu itu berdarah panas atau bagaimana?"
"Ah anu Bos. Tadi kukira starter mobilnya dengan memutar kunci. Eh ternyata mobil mahal beda ya, Bos." Ben menatap ujung sepetunya. Dia tak berani melihat ke arah bosnya.
Namun saat tak melihat sekali pun, bisa Ben rasakan bahwa aura negatif sudah mengerubungi area tersebut. "Ben Louis..." teriak Mr.J tertahan.
Pria itu sudah sangat kesal sampai merasa panas di ubun-ubunnya. Jika dapat divisualisasikan, sekarang ini kepala Mr.J sudah berasap karena begitu emosinya.
"Dosa apa yang kuperbuat di masa lalu sampai aku dipertemukan dengan orang yang selalu saja membuat darah tinggi naik sepertimu?" erangnya frustrasi.
Mr.J membanting pintu lalu keluar dari sana. Menunjuk tepat di wajah Ben. "Kau, pelajari hal-hal lainnya di luar bidang IT. Semakin lama tingkahmu semakin membuatku pusing saja. Misi kali ini pembagian tujuh puluh persen banding tiga puluh."
Ben langsung menyilangkan kedua tangannya tanda tidak setuju. "Jangan begitu, Bos. Kan Bos selalu melakukan pembagian adil lima puluh lima puluh. Lagi pula aku sedang menabung untuk membeli mobil sport keluaran terbaru."
Mr.J memang selalu membagi hasil 50:50 dengan Ben berapapun hasil yang mereka dapatkan. Dan walaupun pria itu lebih banyak bekerja karena dia harus bekerja di lapangan dan juga kadang membantu di balik layar sebelum hari menjalankan misi. Namun karena itulah Ben begitu respect pada Mr.J selaku atasan dan mantan agen rahasia yang Ben kagumi.
Kata-kata Mr.J yang terkadang kasar mungkin akan sedikit mengganggu pikirannya tapi tidak pernah benar-benar dia masukkan hati. Malah sebaliknya, Ben jadikan itu cambuk bagi dirinya sendiri. Ben juga maklum dengan sifatnya yang cukup keras karena memang begitulah bosnya dibentuk saat akan menjadi seorang agen dulunya.
Mr.J tergelak. Dia menatap sinis pada Ben. "Mau beli mobil sport keluaran baru kau bilang? Heyy, Bung. Kau bahkan tidak bisa menyalakan mesin mobil ini."
"Itukan karena aku belum tahu letak starter mobilnya, Bos." Ben mencoba membela diri walau dia tahu itu akan percuma saja. Sudah cukup banyak kesalahan yang dia lakukan hari ini untuk membuat bosnya memandang dirinya dengan positif.
"Ya ya ya. Terserah saja. Pastikan saja mobil ini tidak sampai terbang saat kau yang bawa. Jangan sampai lecet. Tabunganmu bisa terkuras habis kalau kau membuat goresan di mobil ini."
Ben menelan salivanya. Mobil orang kaya, apa memang harus seperti ini? Ben mulai menimbang kembali pemikirannya untuk membeli mobil baru.
"Kita berangkat!"
Mr.J kembali masuk ke dalam mobilnya. Ben pun sudah siap di belakang kemudi. Mobil yang mereka kendarai membela kesunyian jalan.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Eva Rosa Yanti
ben mah ada"aja kelakuannya yg bikin ngakak... 🤣🤣🤣🤣
2021-06-18
1
Ilma Kikyo
kirain CDnya Bekas pakai terus belum di cuci 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-06-10
1
Syamsiyatun Nur Hasanah
😀😀😀drama penyanderaan yang lucu
2021-05-14
1