Targetmu bisa saja salah sasaran. Dalam hidup tak semua yang kau ingini akan kau dapatkan.
🌷Happy Reading🌷
Mr.J masih sibuk dengan pemikirannya sendiri saat Ben tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja lalu menyentuh pundaknya. "Bos, kita berangkat sekarang? Aku meretas CCTV toko yang berada tepat di seberang rumah target, dan mobilnya sudah keluar rumah sekitar lima menit yang lalu."
Mr.J hanya menatap Ben sekilas. Lalu tangannya mengambil topi hitam dari atas meja. "Kita berangkat sekarang," ujarnya singkat lalu memakai topi hitam tersebut.
Jika sudah berpakaian seperti ini, maka Mr.J benar-benar terlihat seperti black agent sungguhan. Aura itu menguar dengan begitu kuat dari dalam dirinya.
Kaki panjangnya bergerak cepat. "Semua perlengkapan sudah ada di mobil?" tanya pria itu singkat.
"Sudah Bos, aman terkendali."
"Hmm bagus."
Dipuji sangat singkat begitu saja sudah berhasil membuat Ben tersenyum kecil. Jarang-jarang dia mendapat pujian dari bosnya, jadi sekalinya dapat pujian dia tentu saja langsung berbunga-bunga.
Begitu sampai di mobil, Ben langsung membukakan pintu di sebelah kemudi. Bukannya masuk, Mr.J malah melengos untuk mengitari mobil. Pria itu pun masuk lalu duduk di belakang kemudi.
"Ayo cepat! Atau kau mau pergi dengan taksi saja?" teriak Mr.J dari dalam mobil.
Ben menggeleng keras. Dia membuka pintu mobil lalu ikut masuk ke dalam. "Kenapa Bos yang menyetir?"
"Karena kau menyetir dengan lambat dan kadang ceroboh."
Jawaban Mr.J membuat Ben bungkam seribu bahasa. Tak ingin berkomentar lagi, pria itu hanya mengedikkan bahu lalu bersandar.
"Kau sudah aktifkan alat pelacak dalam mobil target?"
Ben mengangguk mantap. "Sudah Bos."
"Kalau sudah kenapa kau pakai meretas CCTV segala untuk melihat target sudah bergerak apa belum?"
Ben menggaruk kepala. "Oh iya ya bos, kenapa juga aku harus menambahi pekerjaanku?"
Mr.J menggelengkan kepala. "Ya mana kutahu!" jawabnya kesal. Pria itu mulai mengendarai mobil hitam dengan kecepatan sedang.
"Periksa titik koordinatnya," ujar Mr.J singkat.
Ben tampak gelagapan. Baru saja tadi dia sempat senang karena mendapat pujian, kini dia harus kembali merana karena mendapat bentakan dan ejekan secara tak langsung dari bosnya.
"I-iya Bos." Ben menjawab dengan sedikit tergagap karena takut kembali salah.
"Dimana?"
"Dekat dengan jalan alternatif daerah Infinitey, Bos."
Mr.J semakin mempercepat laju kendaraan yang dia kemudikan. Spedometer menyentuh angka 120 yang artinya mobil sport hitam itu melaju dengan kecepatan 120 km/jam.
Ben mengertkan cengkraman di tangannya. Ya, pria itu hanya bisa mencengkram tangan sendiri karena merasa jantungnya berdetak dengan begitu bertalu-talu. Protes pun akan percuma saja karena bosnya pasti tidak akan mendengar apa yang dia katakan.
"Sudah dekat dengan titik koordinat target atau belum?" tanya Mr.J singkat dan datar. Wajahnya tidak ada takut-takutnya sama sekali padahal mobil yang dia kendarai seperti sudah akan terbang sekarang ini.
"Sudah, Bos. Hanya tinggal jarak seratus meter."
Barulah akhirnya Mr.J mengurangi kecepatan mobil. Membuat besi berjalan itu menyentuh kecepatan 60km/jam saja.
Ben bisa sedikit menarik napas lega sekarang. Jantungnya berdetak sedikit lebih normal walau belum benar-benar normal.
"Itu mobilnya, Bos" tunjuk Ben pada mobil merah di depan mereka.
Mr.J hanya mengangguk singkat. Jalanan yang sepi membuat pria itu kembali memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mengimbangi mobil target dan bahkan berada di depan mobil tersebut.
"Pakai topengmu."
Setelah itu Mr.J menginjak pedal rem secara mendadak membuat Ben sempat terpental pelan di kursinya. Untung saja pria itu pakai sabuk pengaman, kalau tidak mungkin saja jidatnya sudah mendarat dengan sempurna di kaca depan mobil.
Mobil merah di belakang mereka sontak ikut berhenti dengan mendadak. Angel berdecak kesal lalu mengumpat. "Bisa menyetir tidak sih?!"
Angel memencet klakson dengan tidak sabaran namun mobil yang berada di depannya tidak bergeser sedikit pun. Dengan tidak sabaran Angel membuka pintu lalu membanting pintu dengan cukup keras karena merasa amarahnya sedang dipancing.
"Kenapa berhenti mendadak di tengah jalan? Kalau mau berhenti tolong ke pinggir, saya mau lewat," ujarnya kesal melihat pintu yang terbuka.
Namun wajah Angel berubah pias saat melihat pria memakai pakaian serba hitam dan juga topeng yang berada di balik kemudi. Tiba-tiba saja Angel merasa ada yang tidak beres. Kakinya langsung bergerak cepat untuk berlari. Namun sayangnya cekalan di tangannya membuat wanita itu tak bisa melanjutkan niatnya.
Pria bertopeng itu meletakkan sesuatu untuk menutup hidung Angel. Dan tiba-tiba saja semuanya berubah menjadi gelap. Angel kehilangan kesadaran di depan pria yang tampak berbahaya.
Setelah Angel pingsan, Mr.J membawa masuk Angel ke dalam mobilnya. Sementara Ben dia suruh untuk mengambil alih mobil wanita itu.
"Ben, dimana kain penutup mata dan lakban?" tanya Mr.J setelah berhasil membaringkan tubuh target mereka di kursi belakang.
"Di mobil, Bos." Ben menjawab cepat. Dia sudah tidak sabar untuk mengendarai mobil Angel yang tampak begitu keren.
"Di mobil itu di sebelah mananya? Di ban? Kaca depan atau spion?" tanya Mr.J kesal. Dia juga tahu kalau barangnya dibawa pasti ada di mobil. Masalahnya dia tak menemukan kedua benda itu di kursi depan, belakang atau pun dash board mobil.
Ben berjalan kembali ke arah mobil bosnya. Pria itu menepuk jidat lalu mengumpat dirinya sendiri.
"Kenapa? Jangan bilang barangnya tinggal," ujar Mr.J penuh ancaman.
Ben sedikit menunduk. "Maaf Bos, aku lupa memasukkan ke dalam mobil plastik yang berisi kain penutup mata dan lakban."
Mr.J menggeram tertahan. Dia menarik Ben untuk menjauh dari mobil. Sorot matanya begitu tajam seperti akan menelan Ben hidup-hidup. "Tadi kau bilang aman terkendali, sudah ada di mobil. Lalu apa ini hah? Kenapa kau begitu ceroboh?" bentak pria itu membuat Ben semakin menundukkan kepala.
Mr.J akan terlihat begitu menyeramkan kalau sudah marah. Paling tidak begitulah yang Ben pikirkan. Dan bodohnya Ben, dia bisa lupa akan perlengkapan penting yang berkaitan dengan jalannya misi.
"Ma-maaf, Bos," cicit Ben pelan. Pria itu tak berani menatap bosnya barang sedikit pun.
Mr.J menghela napas panjang. Marah pun tak ada gunanya. Toh barangnya memang sudah ketinggalan. Tidak mungkin mereka putar balik menuju markas.
Pria itu memutar otaknya. "Apa di bagasi ada pakaian atau apapun yang bisa digunakan untuk menggantikan kain penutup mata dan lakban?"
Ben berjalan cepat menuju bagasi. Membukanya dan langsung saja mencari apa yang disebutkan oleh bosnya. Bahunya merosot saat mendapati sebuah plastik kecil berisi kain yang berbentuk segitiga bermuda.
"Yang ada hanya ini, Bos," ujarnya sambil menunjukkan benda yang dia maksud.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Elea Emma
TBC itu apa sih, thor?
2021-06-11
1
Devi
si Ben mintak di jitak supaya normal lagi otak nya😄
2021-05-10
1
Sokhibah El-Jannata
hahaha 😍😍😍😂ngakak di pagi hari
2021-04-04
1