Kau ingin kuberi tahu sesuatu? Rahasia besar yang mungkin saja membuat jantungmu berdebar kencang.
🌷Happy Reading🌷
Apa kalian pernah mendengar istilah agen bayaran? Kalau belum, lebih baik kalian menyimak setiap kata demi kata agar tidak kehilangan sedikit pun makna yang terkandung di dalamnya.
Agen bayaran atau yang kerap disebut sebagai black agent adalah individu yang awalnya bekerja sebagai agen rahasia untuk militer atau angkatan bersenjata. Mereka dilatih dengan begitu keras untuk menjadi manusia yang tangguh, disiplin dan tidak takut mati demi misi kemanusiaan. Mereka adalah orang-orang yang rela mengabdikan diri untuk negara dan bekerja tanpa diketahui oleh banyak orang seperti angkatan bersenjata pada umumnya.
"Agen J, kau tahu apa kesalahanmu kali ini?"
Pria yang dipanggil agen J tersebut berdiri tegak. Kepalanya tadinya sedikit menunduk. Tiba-tiba dia bersikap sempurna, kepalanya tegak. "Siap. Saya bergerak tanpa menunggu perintah Pak."
"Kau tahu kalau ini adalah kali kedua kau melakukan jenis kesalahan yang sama. Sekali lagi kau melakukan kesalahan yang seperti ini maka pangkatmu akan dicabut. Dan kemungkinan terburuk, kau bisa saja dipecat dari posisimu sebagai agen rahasia yang bekerja untuk negara di bawah naungan menteri pertahanan. Apa kau mengerti?" tanya salah satu atasan mr.J dengan raut wajah yang tak tertebak.
"Siap, saya mengerti Pak."
Selesai sidang disipliner yang dilakukan khusus untuk kesalahan yang ia lakukan, beberapa petinggi militer mulai sibuk berbisik-bisik. "Dia itu agen yang payah. Sok-sok menyelamatkan warga negara tanpa perintah. Sekarang sudah kena masalah baru tahu rasa!"
Mr.J masih dapat sayup-sayup bisikan sana-sini. Membuat pria itu mencengkram ujung seragamnya. Seragam yang memang berbeda dengan seragam angkatan bersenjata pada umumnya. Mereka lebih cenderung menggunakan serba hitam atau cokelat, yang pasti warna gelap.
"Kuharap dia dipecat saja. Kita tak butuh orang-orang yang bekerja hanya pakai hati saja tapi lupa pakai otak."
Hanya satu orang yang Mr.J dengar membela dirinya dan berada di pihaknya. "Bukankah seharusnya kita bersyukur punya agen seperti Mr.J? Jika dia tidak bertindak cepat maka masyarakat sipil yang terkena teror bom belum tentu akan selamat. Mengapa kita tidak bisa menghargai pengorbanan agen kita? Apa begini agen rahasia dilatih? Hanya bisa berkomentar tanpa kontribusi."
Pria paruh baya itu menatap satu persatu rekan kerjanya. Dia malas melihat para pria dengan berbagai jabatan tinggi namun mulutnya melebihi ibu-ibu di pasar.
Mr.J terhanyut dalam kenangan masa lalu. Masa dimana dia harus dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa semua pengorbanan yang dia lakukan sebagai agen rahasia untuk negara tidak dianggap sama sekali. Jangankan memperoleh penghargaan, dia malah dicap sebagai pembangkang kala itu karena tidak menunggu perintah. Omong kosong! Kalau kau harus memilih menyelamatkan orang dari bom atau menunggu perintah, yang mana yang akan kau lakukan?
"Bos," panggil Ben. "Bos sedang melamun? Teringat masa saat masih menjadi agen rahasia?" tebak Ben yang ternyata tepat sasaran.
Mr.J menoleh cepat. "Katakan!" pintanya tanpa basa-basi. Tidak menghiraukan perkataan Ben yang sebelumnya.
"Aku sudah menemukan lokasi yang tepat untuk menyandera target."
"Dimana?"
"Gudang kosong yang terletak di bagian utara pantai Elfis. Walau gudang itu sudah lama tidak dipakai tapi tempatnya tidak begitu buruk untuk menyandera wanita cantik seperti Ms.Angel."
"Fokus pada misinya, Ben!" hardik Mr.J. Dia bosan mendengar Ben terus menyebut Angel cantik lagi dan lagi.
"Iya, maaf Bos. Habis dia terlihat begitu mirip malaikat sama seperti namanya. Aku benar-benar tidak tega kalau sampai harus menyakiti wanita secantik dirinya."
"Aku benar-benar akan menendangmu dari misi kali ini kalau fokus utamamu hanya wajah wanita itu terus, aku serius." Mr.J berkata tegas penuh ancaman.
Ben bergidik ngeri. Dia merapatkan ibu jari dan jari telunjuk serta menempelkan di bibir seolah sedang mengunci bibirnya sendiri lalu membuangnya. Yang artinya dia sudah mengunci bibirnya dengan rapat-rapat dan benar-benar akan diam kali ini.
"Bagus. Jangan bicara kalau tidak kutanya. Ada lagi yang ingin kau sampaikan?"
Ben menggeleng pelan. "Kalau begitu keluarlah. Jangan ganggu aku."
Ben sudah akan meninggalkan ruangan kerja khusus milik mereka. Namun sebelum benar-benar keluar dari sana, langkahnya terhenti lalu dia berbalik.
"Bos," panggilnya lagi.
Mr.J memandang Ben tajam dalam diam. Tatapan matanya seolah ingin memakan Ben hidup-hidup dan dapat diartikan 'mau apa lagi kau?'
Ben terdiam sejenak. "Kau tidak salah Bos. Bukan salahmu kalau korban saat itu tidak dapat diselamatkan. Kau sudah berusaha melakukan yang terbaik. Itu bukan salahmu. Kau adalah salah satu mantan agen rahasia terbaik yang pernah kukenal."
Setelah mengatakan hal itu, Ben menghilang di balik pintu dan meninggalkan Mr.J dalam keheningan tak berdasar. Pria itu meletakkan kepala di atas meja kerjanya. Lalu sesekali membenturkan kepalanya seolah hal itu membantunya untuk mengurangi beban pikiran.
"Tolong aku, Sir." Teriakan itu terdengar begitu nyata di telinga Mr.J. Napas pria itu tiba-tiba saja berubah cepat, begitu memburu.
"Kumohon tolong aku, Sir. Anakku menunggu di rumah." Wajah penuh harap dengan luka-luka kecil di wajahnya terus saja mengibah untuk diselamatkan.
Mr.J memegang kepalanya. Kepalanya tiba-tiba merasa begitu pusing. Seperti dia terjebak di masa lalu. "Anakku akan menjadi yatim piatu kalau aku tidak selamat dari sini, Sir. Kumohon tolong selamatkan aku dan rekan-rekan yang berada di sini."
Mr.J dengan sangat jelas bisa mengingat bagaimana kakinya bergetar karena keraguan. Saat itu belum ada perintah untuk menyelamatkan beberapa warga sipil yang disandera oleh pihak *******. Dan dia hanya bisa mengintai juga mengawasi di tempat penyanderaan sampai sepasang mata wanita muda tampak begitu memelas, memohon untuk diselamatkan agar tetap bisa bertahan hidup.
Boom... Ledakan dahsyat yang terjadi di depan mata Mr.J saat itu menjadi saksi bahwa dia gagal menjadi seorang agen yang berjuang demi kamanusiaan. Peraturan, perintah atau apapun yang dikatakan oleh pihak angkatan seketika menjadi omong kosong tak berdasar baginya. Para korban yang tak berdosa dirampas paksa nyawanya hanya karena belum menerima sebuah perintah.
Dan dia yang tak berdaya juga merasa bodoh hanya bisa menyesali tindakan penyelamatan yang begitu lambat yang dia lakukan. Dia nekat ingin bertindak saat ******* ternyata sudah mengetahui keberadaannya. Jadilah dia hidup dibayangi oleh rasa bersalah yang teramat sangat.
Begitu banyak kalimat 'kalau' dan 'andai saja' yang menghiasi benaknya. Kalau aku lebih berani bertindak tanpa takut kena sidang disiplin lagi atau tanpa takut dipecat sekali pun maka para korban pasti masih bisa hidup sampai saat ini. Andai saja aku tidak terlalu lama berpikir saat mengambil keputusan untuk menyelamatkan, maka aku tidak akan hidup dalam penyesalan seperti sekarang ini.
Tapi semua itu percuma saja kini. Masa lalu bukanlah sesuatu yang bisa diubah sekalipun kau sangat ingin melakukannya. Yang bisa dilakukan hanya berdamai dengan masa lalu.
--- TBC --
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Elea Emma
Aku paling suka quotes2nya, keren thor 👍
2021-06-11
1
Sokhibah El-Jannata
aku penisirin 😍😍😍😍
2021-04-04
1
®©:)chalsie katy
semangat Thor👍 sehat selalu
2021-02-09
3