Ch 4 - Drama Keluarga

Kehangatan di tengah keluarga tak lagi bisa kurasakan. Lalu kemana harus kucari?

🌷Happy Reading🌷

Pagi itu kediaman keluarga Baldwin diisi keheningan seperti biasanya. Angel, ayah, ibu dan juga kakeknya sedang menikmati sarapan bersama. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang sesekali terdengar di tengah keheningan.

Kurang lebih lima belas menit dan setelah sarapan selesai, barulah akhirnya John Baldwin angkat bicara. "Kudengar kau memiliki rancangan software baru, memangnya apa yang kau rencanakan?" tanya Ayah Angel dengan nada sinis.

"Aku sedang mengembangkan software untuk mendesain, Pa. Kalau sudah selesai aku pasti..."

Belum selesai Angel menjelaskan, ayahnya malah tertawa kecil. "Hahaha. Software untuk desain? Apa kau tak punya ide lain yang lebih kreatif? Idemu itu sangat pasaran," ejeknya begitu lepas. Dia seperti tak peduli sama sekali dengan perasaan Angel.

Tuan Xavier memandang tajam pada putra sulungnya. "Jaga mulutmu, John. Jangan bicara seperti itu pada cucuku. Apa kau tak bisa dulu mendengarkan dulu penjelasan darinya?"

"Apa yang harus didengar lagi, Pa? Anak ini memang tidak berbakat di bidang IT. Percuma saja dia kuliah empat tahun menekuni jurusan itu. Dia memang tidak ada apa-apanya dibanding dengan Felix. Kemampuan Felix berada sangat jauh, bagai langit dan bumi."

Hati Angel kembali merasa perih. Perih karena dibandingkan dan dibuat merasa kecil. Dan Angel pun yakin, sebentar lagi ayahnya akan kembali mengungkit luka masa lalu yang terus menghantui.

"Dan kalau bukan karena kebodohan anak ini, Felix tidak mungkin meninggal!" hardik Tuan John sambil menunjuk Angel dengan wajah berangnya.

Angel hanya bisa menundukkan kepala. Skenario yang sudah dapat dia baca. Selalu drama menyakitkan seperti ini yang harus dia lalui di pagi hari saat nama Felix sudah disebut.

"Aku bilang jaga mulutmu, John!" bentak tuan Xavier.

Dia sangat tidak suka dengan kata-kata yang keluar dari mulut putranya. Pria tua itu beralih menatap Angel. Wajahnya berubah sendu. Dia merasa begitu kasihan pada cucunya.

"Memang dialah penyebab Felix meninggal, Pa. Kalau dia tidak bertengkar dengan Lucas, maka Lucas tidak akan mengajak Felix untuk minum-minum hari itu. Kecelakaan pun pasti tidak akan terjadi. Anak itulah biang keroknya!"

Tuan John sekali lagi menunjuk Angel. Pria itu bahkan seperti enggan untuk menyebut nama putrinya sendiri. Mata hatinya seperti sudah ditutupi oleh benteng kebencian yang sudah dia bangun sendiri.

"Mamamu pasti akan bersedih di atas sana melihatmu yang seperti ini, John. Bukalah mata hatimu. Jangan menyalahkan Angel atas takdir yang sudah digariskan untuk Felix dan Lucas."

"Tapi memang dia yang salah, Pa."

Tuan Xavier memundurkan kursinya lalu berdiri. Pria itu menarik tangan Angel agar cucunya ikut dengannya.

"Percuma kita bicara dengan manusia yang keras hatinya dan menyimpan kebencian yang tak berdasar. Ayo kita pergi saja. Kau juga harus bekerja kan?"

Angel hanya mengangguk pelan lalu menjawab, "iya, Kek." Angel tak berani melihat wajah ayahnya. Namun bisa gadis itu bayangkan kalau pria itu sedang menahan geram dan amarah karena sekali lagi kakeknya lebih membela Angel.

"Aku tidak akan membiarkan anak itu membuat rugi perusahaan dengan ide pasaran yang dia miliki, Pa." Ayah Angel berkata dengan lantang membuat langkah kaki Tuan Xavier dan Angel seketika terhenti.

Tuan Xavier berbalik, menatap datar putranya. "Aku yang membangun perusahaan itu dari nol. Kurasa aku yang lebih tahu tentang seluk beluk perusahaan. Dan aku yakin bahwa Angel tidak akan memberi kerugian."

Tuan Xavier tidak ingin mendengarkan lagi perkataan anaknya. Pria tua itu kembali membawa Angel menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Begitu sampai di kamar, Angel langsung menuju balkon. Tempat favoritnya yang selalu bisa membuat perasaan sedikit lebih tenang karena desiran angin yang menyejukkan. Banyaknya pohon yang mengelilingi rumah keluarga Baldwin membuat area itu memang cukup asri.

"Jangan terlalu dipikirkan ya Njel. Salah kakek selaku orang tua kalau papamu tidak bisa menjaga mulutnya dengan baik."

Angel duduk di salah satu kursi. "Tidak, Kek. Dulu papa tidak begitu. Papa dulu tidak pernah berkata kasar padaku walau memang tidak berkata selembut dan semanis pada kak Felix. Jadi ini bukan salah Kakek. Sedikit pun tidak."

"Tapi tetap saja... Hah. Mamamu pun hanya diam saja mendengar papamu berkata begitu. Mereka itu memang pasangan yang serasi. Sama-sama tak punya hati." Tuan Xavier heran dengan anak dan menantunya. Bagaimana bisa sangat tega pada anak sendiri? Tak habis pikir.

"Mama mungkin takut salah bicara dan membuat papa semakin murka, Kek. Sudahlah Kakek. Bukankah memang sudah biasa seperti ini? Kini Angel sudah menjadi kebal dengan semua kata-kata papa."

Angel menarik sudut bibirnya. Tuan Xavier malah mendengus kesal. "Senyummu tampak aneh. Tunjukkan gigimu, itu baru namanya senyum."

Angel mencebikkan bibirnya. "Kakek... Ini bukan iklan pasta gigi yang mana modelnya harus senyum lebar-lebar sampai giginya kering karena terlalu banyak kena angin."

Tuan Xavier terkekeh pelan. "Tapi senyum lebar begitu yang tampak cantik dan tulus."

"Iya iya. Ini Angel lebarin lagi senyumnya."

Kedua sudut bibir Angel semakin tertarik ke atas. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih.

"Nah, begitu baru cantik," puji kakeknya.

"Angel memang sudah cantik dari lahir, Kek."

"Iya, karena kakek pun ganteng. Jadi gen itu turun pada papamu lalu turun padamu."

Angel tersenyum geli. "Ternyata kakek bisa juga menyombongkan diri ya," ejek Angel.

"Tak apa-apa kalau sombong sekali-sekali," ujar tuan Xavier membela diri.

"Oh iya, coba beri tahu kakek tentang ide software yang tadi kau sebutkan di meja makan."

Angel tampak bersemangat saat kakeknya menyinggung hal tersebut. Namun wajahnya berubah masam saat ingat apa yang dikatakan oleh sang ayah. Idenya adalah ide yang pasaran.

"Kata papa idenya pasaran, Kek. Nanti coba Angel cari ide lain saja."

Angel biasanya tak begitu peduli dengan omongan orang. Tapi saat ayah kandungnya sendiri yang bicara, mau tak mau itu mempengaruhi dirinya. Tiba-tiba hatinya merasa kecil dan tak yakin dengan ide yang dia miliki tersebut.

"Sebelum papamu lahir, kakek sudah lebih dulu bergelut di bidang ini. Mungkin kakekmu ini sudah tua dan kemampuan otak sudah semakin menurun. Tapi percayalah, sisa-sisa ilmu tentang IT pasti masih tertinggal di sini." Tuan Xavier menyentuh kepalanya dengan tangan kanan. Lalu mengetuk-ngetukkan kepalanya sendiri.

"Apa yang Kakek lakukan?"

"Memastikan kepalaku ini tidak kopong dan masih ada isinya. Dan memang benar masih ada."

Angel tergelak. "Kakek bisa saja."

Dalam hati Tuan Xavier bersyukur karena cucunya paling tidak masih bisa tertawa. "Jadi sekarang ayo coba katakan pada kakek. Kakek mau dengar tentang idemu."

--- TBC ---

Terpopuler

Comments

Alesta Cho

Alesta Cho

si papa jahat amat dah, aku tunggu kehadiran si pria misterius author


tertanda,
LIKE A MIRROR WALL

2021-03-01

2

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like mendarat lagi kakak😊

dari "asisten dadakan."

kutungggu kehadiranmu kembali.

💪💪💪

2020-12-31

4

🍾⃝ ᴋɪͩᴍᷞ sͧᴇᷡᴏͣᴋ ʙɪɴ🌟🌟

🍾⃝ ᴋɪͩᴍᷞ sͧᴇᷡᴏͣᴋ ʙɪɴ🌟🌟

Gk tau mau bilang apa. 🤔🤔🤔🤔🤔

2020-12-19

3

lihat semua
Episodes
1 Ch 1 - Penyelamat Atau Peneror?
2 Ch 2 - Luka Masa Lalu
3 Ch 3 - Mimpi Buruk
4 Ch 4 - Drama Keluarga
5 Ch 5 - Mr.J
6 Ch 6 - Target Misi
7 Ch 7 - Penyesalan
8 Ch 8 - Mengintai Target
9 Ch 9 - Ben!
10 Ch 10 - Apa yang Kau Mau?
11 Ch 11 - Aku Lapar
12 Ch 12 - Mimpi Buruk
13 Ch 13 - Mereka Tidak Peduli
14 VISUAL - SPECIAL CAST
15 Ch 14 - Pria Irit Bicara
16 Ch 15 - Si Perusak Mood
17 Ch 16 - Bertukar Kontak
18 Ch 17 - Lepas
19 Ch 18 - Pria Itu...
20 Ch 19 - Pengrusuh
21 Ch 20 - Janji Temu
22 Ch 21 - Dunia Kerja
23 Ch 22 - Deadline
24 Ch 23 - Bertemu Kembali
25 Ch 24 - Kehilangan Jejak
26 Ch 25 - Kukutuk Kau Menjadi...
27 Ch 26 - Alat yang Berguna
28 Ch 27 - Mission Complete
29 Ch 28 - Kau Jujur Saja!
30 Ch 29 - Memaksa Ikut
31 Ch 30 - Pria yang Kumaksud
32 Ch 31 - Tak Akan Pergi
33 Ch 32 - Malam Penuh Keberuntungan
34 Ch 33 - Tiga Permintaan
35 Ch 34 - Kau Adalah Pria Itu?
36 Ch 35 - Pura-Pura Mati
37 Ch 36 - We Are Coming
38 Ch 37 - Gunung Es
39 Ch 38 - Pria Es yang Manis
40 Ch 39 - Misi Ditunda
41 Ch 40 - Seoul
42 Pengumuman - Small Give Away
43 Ch 41 - Cup
44 Ch 42 - Hari Kasih Sayang
45 Ch 43 - I Don't Love You
46 Ch 44 - Kepala Museum Palsu
47 Ch 45 - Rahasia Jeremy
48 Ch 46 - Rahasia Jeremy 2
49 Ch 47 - Berkencan?
50 Ch 48 - Pernyataan Mengejutkan
51 Ch 49 - Awal Mula
52 Ch 50 - Hari Pertama
53 Ch 51 - Terimakasih
54 Ch 52 - Kisah Kita
55 Ch 53 - Budak Cinta
56 Ch 54 - Misi Dibantu Orang Asing
57 Ch 55 - Angel
58 Ch 56 - Cemburu?
59 Ch 57 - Setan Termanis Vs Malaikat
60 Ch 58 - Konsultan Cinta
61 Ch 59 - Long Distance Relationship
62 Ch 60 - Terluka
63 Ch 61 - Dokter Cinta
64 Ch 62 - Perjodohan
65 Ch 63 - Misi Bersama
66 Ch 64 - Pertemuan
67 Ch 65 - Party Time
68 Ch 66 - Para Istri Takut Suami
69 Ch 67 - Full Team
70 Ch 68 - Men's Talk
71 Ch 69 - A Night With You
72 Ch 70 - Prank
73 Ch 71 - Diamnya Ben
74 Ch 72 - Rose?
75 Ch 73 - Ben,You Did It!
76 Ch 74 - Kekhawatiran Angel
77 Ch 75 - Penyelamatan Rose
78 Ch 76 - Penyelamatan Rose II
79 Ch 77 - Kau Tidak Sendiri
80 Ch 78 - Kebaikan Hati Jeremy
81 Ch 79 - Meminta Maaf
82 Ch 80 - Mengharap Sebuah Keajaiban
83 Ch 81 - Diagnosa
84 Ch 82 - Hari Paling Serius
85 Ch 83 - Dukungan Jeremy
86 Ch 84 - We Love You, Angel
87 Ch 85 - Dokter Efrans VS Jeremy
88 Ch 86 - Merasa Diawasi
89 Ch 87 - Amukan Jeremy
90 Ch 88 - Gara-gara Kentut
91 Ch 89 - Tentang Pernikahan
92 Ch 90 - Salahkah Aku?
93 Ch 91 - Bertemu Kakek Angel
94 Ch 92 - Anak Nakal
95 Ch 93 - Rencana Pensiun
96 Ch 94 - Misi Anti Bahaya
97 Ch 95 - Nasehat Untuk Angel
98 Ch 96 - Angel Minta Maaf
99 Ch 97 - Sandiwara Sang Aktor
100 Ch 98 - Informasi Tentang Diana Lee
101 Ch 99 - Perpaduan yang Sempurna
102 Ch 100 - Cinta yang Manis
103 Ch 101 - Makam Peter
104 Ch 102 - Mengintai
105 Ch 103 - Menginap?
106 Ch 104 - Para Pendosa
107 Ch 105 - Anak Itu... Noel?
108 Ch 106 - Sebuket Mawar Putih
109 Ch 107 - PMS Palsu
110 Ch 108 - Misi yang Tak Kelar
111 Ch 109 - Teka-Teki Tak Berujung
112 Ch 110 - Panti Asuhan Agape
113 Ch 111 - Cutie Jer
114 Ch 112 - Terkuaknya Masa Lalu
115 Ch 113 - Hati Ini Hanya Rindu
116 Ch 114 - Berangkat Camping
117 Ch 115 - SunRise
118 Ch 116 - Pijat
119 Ch 117 - Kau Anakku?
120 Ch 118 - Ibu
121 Ch 119 - Welcome Home
122 Ch 120 - Family Is Home
123 Ch 121 - My Angel
124 Ch 122 - Bucinnya Angel
125 Ch 123 - Dilamar?
126 Ch 124 - Karena Aku Mencintaimu
127 Ch 125 - Rindu
128 Ch 126 - Rencana NASA
129 Ch 127 - Traktiran
130 Ch 128 - BabyMoon Nami
131 Ch 129 - Angel Diteror
132 Ch 130 - What A Beautiful Night
133 Ch 131 - SunRise
134 Ch 132 - Calon Menantu & Calon Mertua
135 Ch 133 - Pembagian Tim
136 Ch 134 - Akhir Pertandingan
137 Ch 135 - Dari Hati ke Hati
138 Ch 136 - Ben's Confession
139 Ch 137 - Support System
140 Ch 138 - Bye Maldives
141 Ch 139 - Lamaran
142 Ch 140 - Kemarahan Nyonya Baldwin
143 Ch 141 - Fitting Baju
144 Ch 142 - Bukan Romeo untuk Juliet
145 Ch 143 - Bridal Shower
146 Ch 144 - Failed Party
147 Selingkuh?
148 Ch 145 - The Wedding
149 Ch 146 - First Night with Love
150 (END) Ch 147 - See You When I See You
151 After All
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Ch 1 - Penyelamat Atau Peneror?
2
Ch 2 - Luka Masa Lalu
3
Ch 3 - Mimpi Buruk
4
Ch 4 - Drama Keluarga
5
Ch 5 - Mr.J
6
Ch 6 - Target Misi
7
Ch 7 - Penyesalan
8
Ch 8 - Mengintai Target
9
Ch 9 - Ben!
10
Ch 10 - Apa yang Kau Mau?
11
Ch 11 - Aku Lapar
12
Ch 12 - Mimpi Buruk
13
Ch 13 - Mereka Tidak Peduli
14
VISUAL - SPECIAL CAST
15
Ch 14 - Pria Irit Bicara
16
Ch 15 - Si Perusak Mood
17
Ch 16 - Bertukar Kontak
18
Ch 17 - Lepas
19
Ch 18 - Pria Itu...
20
Ch 19 - Pengrusuh
21
Ch 20 - Janji Temu
22
Ch 21 - Dunia Kerja
23
Ch 22 - Deadline
24
Ch 23 - Bertemu Kembali
25
Ch 24 - Kehilangan Jejak
26
Ch 25 - Kukutuk Kau Menjadi...
27
Ch 26 - Alat yang Berguna
28
Ch 27 - Mission Complete
29
Ch 28 - Kau Jujur Saja!
30
Ch 29 - Memaksa Ikut
31
Ch 30 - Pria yang Kumaksud
32
Ch 31 - Tak Akan Pergi
33
Ch 32 - Malam Penuh Keberuntungan
34
Ch 33 - Tiga Permintaan
35
Ch 34 - Kau Adalah Pria Itu?
36
Ch 35 - Pura-Pura Mati
37
Ch 36 - We Are Coming
38
Ch 37 - Gunung Es
39
Ch 38 - Pria Es yang Manis
40
Ch 39 - Misi Ditunda
41
Ch 40 - Seoul
42
Pengumuman - Small Give Away
43
Ch 41 - Cup
44
Ch 42 - Hari Kasih Sayang
45
Ch 43 - I Don't Love You
46
Ch 44 - Kepala Museum Palsu
47
Ch 45 - Rahasia Jeremy
48
Ch 46 - Rahasia Jeremy 2
49
Ch 47 - Berkencan?
50
Ch 48 - Pernyataan Mengejutkan
51
Ch 49 - Awal Mula
52
Ch 50 - Hari Pertama
53
Ch 51 - Terimakasih
54
Ch 52 - Kisah Kita
55
Ch 53 - Budak Cinta
56
Ch 54 - Misi Dibantu Orang Asing
57
Ch 55 - Angel
58
Ch 56 - Cemburu?
59
Ch 57 - Setan Termanis Vs Malaikat
60
Ch 58 - Konsultan Cinta
61
Ch 59 - Long Distance Relationship
62
Ch 60 - Terluka
63
Ch 61 - Dokter Cinta
64
Ch 62 - Perjodohan
65
Ch 63 - Misi Bersama
66
Ch 64 - Pertemuan
67
Ch 65 - Party Time
68
Ch 66 - Para Istri Takut Suami
69
Ch 67 - Full Team
70
Ch 68 - Men's Talk
71
Ch 69 - A Night With You
72
Ch 70 - Prank
73
Ch 71 - Diamnya Ben
74
Ch 72 - Rose?
75
Ch 73 - Ben,You Did It!
76
Ch 74 - Kekhawatiran Angel
77
Ch 75 - Penyelamatan Rose
78
Ch 76 - Penyelamatan Rose II
79
Ch 77 - Kau Tidak Sendiri
80
Ch 78 - Kebaikan Hati Jeremy
81
Ch 79 - Meminta Maaf
82
Ch 80 - Mengharap Sebuah Keajaiban
83
Ch 81 - Diagnosa
84
Ch 82 - Hari Paling Serius
85
Ch 83 - Dukungan Jeremy
86
Ch 84 - We Love You, Angel
87
Ch 85 - Dokter Efrans VS Jeremy
88
Ch 86 - Merasa Diawasi
89
Ch 87 - Amukan Jeremy
90
Ch 88 - Gara-gara Kentut
91
Ch 89 - Tentang Pernikahan
92
Ch 90 - Salahkah Aku?
93
Ch 91 - Bertemu Kakek Angel
94
Ch 92 - Anak Nakal
95
Ch 93 - Rencana Pensiun
96
Ch 94 - Misi Anti Bahaya
97
Ch 95 - Nasehat Untuk Angel
98
Ch 96 - Angel Minta Maaf
99
Ch 97 - Sandiwara Sang Aktor
100
Ch 98 - Informasi Tentang Diana Lee
101
Ch 99 - Perpaduan yang Sempurna
102
Ch 100 - Cinta yang Manis
103
Ch 101 - Makam Peter
104
Ch 102 - Mengintai
105
Ch 103 - Menginap?
106
Ch 104 - Para Pendosa
107
Ch 105 - Anak Itu... Noel?
108
Ch 106 - Sebuket Mawar Putih
109
Ch 107 - PMS Palsu
110
Ch 108 - Misi yang Tak Kelar
111
Ch 109 - Teka-Teki Tak Berujung
112
Ch 110 - Panti Asuhan Agape
113
Ch 111 - Cutie Jer
114
Ch 112 - Terkuaknya Masa Lalu
115
Ch 113 - Hati Ini Hanya Rindu
116
Ch 114 - Berangkat Camping
117
Ch 115 - SunRise
118
Ch 116 - Pijat
119
Ch 117 - Kau Anakku?
120
Ch 118 - Ibu
121
Ch 119 - Welcome Home
122
Ch 120 - Family Is Home
123
Ch 121 - My Angel
124
Ch 122 - Bucinnya Angel
125
Ch 123 - Dilamar?
126
Ch 124 - Karena Aku Mencintaimu
127
Ch 125 - Rindu
128
Ch 126 - Rencana NASA
129
Ch 127 - Traktiran
130
Ch 128 - BabyMoon Nami
131
Ch 129 - Angel Diteror
132
Ch 130 - What A Beautiful Night
133
Ch 131 - SunRise
134
Ch 132 - Calon Menantu & Calon Mertua
135
Ch 133 - Pembagian Tim
136
Ch 134 - Akhir Pertandingan
137
Ch 135 - Dari Hati ke Hati
138
Ch 136 - Ben's Confession
139
Ch 137 - Support System
140
Ch 138 - Bye Maldives
141
Ch 139 - Lamaran
142
Ch 140 - Kemarahan Nyonya Baldwin
143
Ch 141 - Fitting Baju
144
Ch 142 - Bukan Romeo untuk Juliet
145
Ch 143 - Bridal Shower
146
Ch 144 - Failed Party
147
Selingkuh?
148
Ch 145 - The Wedding
149
Ch 146 - First Night with Love
150
(END) Ch 147 - See You When I See You
151
After All

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!