Dunia tak berpihak padaku semenjak kau pergi. Lalu untuk apa aku tetap di sini?
🌷Happy Reading🌷
Brak. Suara hantaman yang begitu keras terdengar saat sebuah mobil yang melaju kencang lepas kendali lalu menabrak trotoar. Tiang listrik juga menjadi sasaran mobil itu hingga kap depan mobil terbuka dan asap mengepul.
Angel yang baru saja pulang dari mini market dekat rumah tersentak kaget. Namun keterkejutan dalam dirinya berubah menjadi kepanikan saat matanya menyipit lalu mendapati plat mobil yang baru mengalami kecelakaan sama dengan plat mobil milik Lucas.
"Kak Lucas..." teriaknya spontan.
Angel berlari mendekati lokasi kejadian yang hanya kurang lebih sepuluh meter dari tempatnya tadi berdiri. Tubuhnya menabrak beberapa orang yang mulai tampak mengerubungi lokasi tersebut.
"Kak Lucas..." Angel menjerit begitu mendapati tubuh Lucas yang ternyata sudah terpental ke luar.
Kaki Angel seketika bagai agar-agar yang tak memiliki kekuatan bahkan untuk menahan bobot tubuhnya sendiri. Tubuh Angel luruh ke aspal yang sudah beralaskan darah segar. Serpihan-serpihan kaca mobil yang berserakan dimana-mana bisa saja melukai tubuh Angel, namun gadis itu seakan tak peduli. Matanya hanya fokus menatap Lucas yang tengah bernapas terputus-putus.
Jantung Angel seperti berhenti berdetak melihat pemandangan itu. Lucas, prianya, terkapar bersimbah darah dengan luka di sekujur tubuhnya. Wajahnya hampir tak terlihat karena tertutup darah dan luka. Hanya napas pria itu yang terputus-putus terdengar.
Angel tercekat. Otaknya yang tiba-tiba saja blank membuat dia memukul kepalanya. "Panggil ambulans. Tolong panggil ambulans!" teriaknya seperti orang kesetanan.
"Sudah, Nona." Sayup-sayup Angel mendengar respon salah satu orang di dalam kerumunan.
"Kak Lucas, kumohon bertahanlah." Angel meraih tangan Lucas.
Mata Lucas menatap Angel. "Ma-maaf," ujarnya terbata-bata.
Angel menggeleng kuat. "Tidak. Jangan katakan apapun sekarang, Kak. Bertahanlah. Gunakan sisa tenaga yang kau miliki untuk bertahan. Kumohon bertahanlah." Angel menggenggam erat tangan Lucas.
"Siapa pun yang bekerja di bidang medis, tolong berikan pertolongan pertama. Tolong selamatkan pria ini. Aku mohon."
Angel menatap sekitar, namun kerumunan orang tersebut hanya menggeleng. Itu artinya tak satu pun dari mereka yang bekerja di bidang medis.
"Su-sudahlah," ujar Lucas lagi. Pria itu sudah terlihat pasrah. Suaranya semakin melemah pun napasnya semakin terputus-putus.
"Kau yang sudahlah diam saja. Jangan banyak bicara. Simpan sisa tenagamu untuk bertahan. Dengarkan aku sekali ini saja." Angel tanpa sadar meninggikan suaranya. Jiwanya begitu kalut. Tak banyak yang bisa dia lakukan di saat pria yang dia cintai kini sedang bertarung antara hidup dan mati.
Suara ambulans mulai terdengar mendekat. Angel dapat sedikit menarik napas lega karena dia pikir Lucas akan segera diselamatkan.
Namun nyatanya takdir berkata lain. Seperti ingin mengejek Angel yang masih berharap Lucas bisa diselamatkan walau keadaan yang dia alami sudah separah itu.
Napas Lucas terdengar semakin berat. Pria itu sudah sangat kesusahan untuk bernapas. "A-a-aku men-men-cintai-mu."
Angel tak dapat lagi membendung air mata yang sejak tadi dia tahan. Tangisnya pun pecah begitu mendengar ungkapan cinta dari sang kekasih di saat pria itu tengah meregang nyawa.
"Tidak... Jangan pergi. Kumohon jangan. Jangan tinggalkan aku." Angel berteriak histeris dengan air mata yang berhamburan di kedua sudut matanya.
Derap langkah petugas rumah sakit terdengar turun dari ambulans. Dan di saat itu pulalah Lucas pergi setelah mengucapkan kata terakhirnya.
"Berbahagialah," ujarnya dalam satu tarikan napas.
"Tidak. Jangan pergi. Bagaimana aku harua bahagia lagi kalau kau pergi di depan mataku seperti ini. Bernapaslah, Lucas!" Angel kembali menjerit histeris. Dia bahkan melupakan embel-embel Kak yang selalu dia sebutkan karena Lucas memang lebih tua darinya.
"Mohon Nona tenang dulu sebentar." Seorang petugas medis berusaha menenangkan Angel. Sementara dua orang lainnya memeriksa keadaan Lucas.
Keduanya saling tatap begitu tak mendapati denyut nadi dan hembusan napas dari Lucas lagi. "Kami mohon maaf, korban..."
Belum selesai petugas medis dengan kalimatnya, Angel kembali menjerit histeris. "Tidak! Jangan pergi. Aku tidak mau ditinggal seperti ini. Lucas bangunlah!"
"Pak, di kursi penumpang ternyata masih ada satu lagi korban."
Salah satu orang dari kerumunan ternyata melihat satu orang lagi pria yang tergeletak tak berdaya di bagian bawah mobil. Sontak Angel yang jiwanya sedang terguncang menoleh ke samping. Matanya nyaris melompat keluar saat petugas medis berhasil mengeluarkan pria yang dimaksud.
"Kak Felix..." Suara Angel yang mulai serak karena sejak tadi dia pakai untuk menjerit dan teriak semakin hilang.
"Kakak..." Angel beralih fokus menatap kakaknya.
Pria itu tak bergeming. Angel semakin kalut saat mata kakaknya terpejam erat dan tubuhnya sudah terbujur kaku.
Kembali Angel melihat gelengan dan raut wajah prihatin dari petugas medis. Tangis Angel kembali pecah. Dia meraung meratapi kepergian dua pria terkasih dalam hidupnya.
"Tidak!! Kak Felix kak Lucas kalian tidak boleh pergi! Jangan pergi tinggalkan aku seperti ini... Kumohon bangunlah."
Angel semakin menggila sambil memukuli dadanya yang terasa begitu sesak. Dia sulit bernapas melihat kenyataan mengejutkan yang digoreskan oleh takdir untuknya.
"Tidak! Jangan! Bagaimana aku akan hidup? Jangan pergi!!"
Angel menjerit dengan keras lalu tubuhnya tersentak. Napasnya terengah-engah sementara peluh membasahi dahinya.
Ternyata hanya mimpi. Ya tentu saja hanya mimpi karena kedua orang yang ada di mimpi itu memang sudah tiada. Mana mungkin orang meninggal sebanyak dua kali. Namun mimpi itu terlihat begitu nyata. Karena memang seperti itulah yang terjadi dua tahun yang lalu.
Angel menyalakan kembali lampu tidurnya. Membiarkan sedikit cahaya menerangi kamarnya yang gelap gulita. Kemudian tangannya mengusap peluh di dahinya. Tanpa terasa air mata merembes di kedua sudut matanya. "Aku rindu... Dunia tidak pernah berpihak padaku setelah kalian pergi."
Angel mencoba mengatur kembali emosi dalam dirinya. Lalu diraihnya botol air mineral dari atas nakas. Meneguk air perlahan membuat perasaannya sedikit lebih tenang.
Suara notifikasi dari ponselnya membuat Angel mengambil benda pipih tersebut dan memeriksanya.
Minum susu hangat dan dengarkan lagu pengantar tidur.
Angel mengernyit membaca pesan dari nomor tak dikenal. Tapi dari cara mengetiknya, Angel seperti kenal dengan orang ini. Orang yang memberi perhatian namun menunjukkan dengan cara memerintah.
"Pria misterius?"
Angel memastikan sekali lagi. Matanya menyipit melihat kode negara yang berada paling depan. Dan mata gadis itu membulat sempurna saat meyakini bahwa kode negara kali ini adalah kode negara tempat Angel tinggal. Belum pernah seperti ini sebelumnya. Pria itu selalu memakai nomor internasional.
Oh bagaimana Angel bisa begitu yakin kalau itu adalah pria? Bagaimana kalau ternyata dia adalah wanita yang memiliki selera s*x berbeda dan terobsesi pada Angel? Angel seringkali bergidik ngeri membayangkan siapa sosok di balik pria itu. Otaknya kadang berimajinasi kelewat batas. Tapi Angel akan lebih senang kalau dia benar seorang pria. Paling tidak itu masih bisa dikatakan... normal?
Gorden kamar Angel yang sedikit terbuka membuat gadis itu beranjak untuk menariknya. Tatapan mata gadis itu tertuju pada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya. Namun tak lama kemudian mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.
"Ahh hidup yang tak pernah tenang. Diteror oleh mimpi dan peneror misterius membuat adrenalinku selalu diuji. Apa si orang misterius itu sedang ada di negara ini ya? Apa benar yang tadi menolongku dari para penjahat adalah orangnya?"
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Muliana Ana
curiga am opa opa de
2022-08-25
0
Vivi Engla Dewita
hei
2021-08-09
1
Ilma Kikyo
tolong tunjukkan batang hidungmu pria misterius 😂😂😂😂😂😂😂
2021-06-10
2