Sampailah Mario di kafe ketemuan mereka seringkali. Ternyata sudah ada pesanan minuman di atas meja. "Tumben banget muka lo lucu banget kenapa sih?" Senyum Kevin kepada Mario yang datang-datang malah kayak gini.
"Ya enggak apa-apa sih gue pengen santai aja. Sorry banget ya gue agak telat soalnya tadi gue nganterin nyokap gue ke tempat arisannya gitu ya lebih jauh gitu sih dari tempat yang ada disini makanya agak telat."
"Iya kok santai aja kita juga baru sampai juga kok beberapa menit yang lalu sekitar 10 menitan."
"Lo masih ingatkan sama perjanjian kita waktu itu?"
"Iya gue masih ingat kok. Nggak usah diucapin lagi ntar kalau misalkan ada yang denger kayak gimana?"
"Ini kan di kafe bukan di sekolah jadi mana mungkin dan kalaupun mereka dengar mereka juga nggak paham sama apa yang kita obrolin?" Ucap Kevin yang mengelas dari ucapan dari Mario. Juan sebagai salah satu sahabat di antara mereka hanya bisa geleng-geleng kepala karena taruhan mereka sungguh telah membuatnya lucu dan ia sama sekali tak mau ikut dengan taruhan kali ini.
"Kenapa lo ketawa-ketawa aja?"
"Emang gue nggak boleh ketawa apa?" Juan meminum minuman yang hampir habis yang ada di depannya kali ini.
"Ini adalah hari kedua kan buat lo dekat sama Tania? Lo udah video call-an belum sama dia?"
Dengan polosnya Mario menggeleng ia sama sekali belum meminta nomor Tania. Juan dan Kevin tertawa terbahak-bahak dengan kepolosan dari Mario. Gimana mereka bisa dekat bahkan nomor telepon pun mereka sama sekali tidak punya? Lalu gimana bisa dekat? "Lo gimana sih kok nggak bisa dapetin nomor dia kan lebih gampang? Ngobrolin apa aja sama dia sepanjang jalan lo antar jemput dia tapi enggak punya nomor dia lucu banget sih lo?"
"Ya kita selama kemarin itu sama sekali nggak ada kontak-kontakan dan gue pun enggak ngobrol juga sama dia. Ya nggak nyambung makanya gue banyak diem."
"Ya udah nanti kalau misalkan lo ketemu lo minta aja nomor dia."
"Kenapa lo ngebet banget sih jadiin gue pacaran sama dia? Kenapa nggak lo aja yang pacaran sama dia bukan gue?"
"Ya kan gue pengen ngedapetin taruhan itu!"
"Tanpa gue pacaran pun sama dia gue bisa ngedapetin apa yang gue mau dari lo kok! Ingat ya gue ini bos kalian jadi lo jangan macam-macam sama gue!" Ancam dari Mario.
"Udah deh nggak usah bahas begituan mending kita bahas kapan kita bakalan tanding basket lagi sama lawan kita sekolah sebelah yang songong minta ampun?"
"Lo jangan marah-marah kayak gitu gimana lawan bakalan segan sama kita? Kita main cantik aja supaya ya juri itu bisa mengakui kalau kita itu mainnya profesional!" Diantara mereka berdua Juan lah yang paling dewasa dan paling bisa memikirkan cara supaya mereka menang dari pertandingan.
***
"Kayaknya gue harus buru-buru deh keluar dari kelas, gue males banget pulang bareng sama Mario lagi." Tania berniat untuk pulang lebih dulu keluar dari kelas agar tidak bertemu dengan Mario. Ia ingin pulang sendiri jalan kaki walaupun jalan kaki melelahkan tapi ia tak mau disangka yang tidak-tidak sama teman-teman sekolah. Rupa-rupanya usahanya gagal ternyata Mario sudah menunggu di pintu gerbang dengan motornya. Akses keluar dari sekolah adalah hanya pintu gerbang jalan utamanya jadi mau tidak mau Tania harus keluar di jalan yang sama. Ia menunduk ke bawah berharap agar Mario tidak menegurnya dan mengajaknya pulang bareng karena sudah mulai merasa tak nyaman. "Pulang bareng yuk temenin gue?"
"Aduh mampus gue kenapa dia bisa ngelihat gue sih?" Tania masih menunduk ke bawah. Seolah Mario menjawab ucapan yang ada di hatinya. "Ya iyalah gue bisa ngeliat lo, lo kan kelihatan banget dari atas sampai bawah. Dan juga bukan hantu?"
"Gue kayaknya pulang sendiri aja gimana? Maaf banget kalau misalkan gue nggak bisa pulang bareng sama lo."
Vita hanya bisa mencermati obrolan mereka berdua. "Gue harus buru-buru pantesan aja sih cukup duluan tadi keluar dari kelas nanti dia pengen pulang bareng sama Mario."
Vita hanya melihat dari kejauhan kedekatan Mario dan Tania ini adalah hari keduanya kenapa Mario dan Tania bisa bersama. Ia sengaja keluar dari kelas lebih dulu untuk menahan Mario dan mengatakan sesuatu hal.
"Mario." Tahan Vita ketika melihat Mario ingin membonceng Tania. Mario pun menatap kedua mata kita dengan tatapan yang sangat tajam, untuk apa lagi untuk apa lagi ingin bertemu?
"Gue boleh ngomong sebentar nggak sama lo? Sebentar doang nggak lebih kok!"
"Ya udah boleh."
Akhirnya Mario mengiyakan ajakan Vita untuk mengobrol berdua.
"Ngomong-ngomong apa sih sebenarnya sama gue?"
Ketika tangan kita ingin meraih tangan Mario, Mario dengan sadar langsung mengatakan, "Jangan pegang tangan gue kalau misalkan pengen ngomong-ngomong aja nggak usah main pegang-pegang ini di sekolah bukan di luar."
"Lo pacaran ya sama Tania?"
"Kalau boleh tahu apa urusan lo nanya kayak gini ke gue? Masalah lo apa sama gue dan Tania? Cemburu sama kita berdua?"
"Ya gue cemburu, ngapain lo sama dia? Kenapa lo bisa turun pangkat kayak gini? Emang selama ini lo gak pernah sadar kalau perempuan yang lo deketin sekarang ini adalah cewek cupu yang jauh banget sama gue? Balikan aja yuk sama gue lo mau kan?" Dengan pedenya Vita mengatakan demikian kepada Mario, Mario pun tahu kalau misalkan apa yang dikatakan Vita itu adalah sesuatu hal yang benar.
"Gue pikir lo bakal ngomongin apaan ya udah ya pulang dulu. Lo urusin aja pacar lo sekarang usah ngurusin gue lagi?" Mario pun pergi meninggalkan Vita.
"Kenapa jadi kayak begini sih? Gue kan sama sekali nggak enak sama Vita. Pantesan aja tadi di kelas kayak dia nggak suka gitu sinis ngatain gue!" Batinnya dalam hati.
"Makanya gara-gara gue Vita salah paham jadi nggak usah lagi deh lo deket-deket sama gue."
"Lupa ya gue ini cowok paling famous di sekolah jadi lo jangan macam-macam buat nyuruh gue ngejauh. Seharusnya beruntung bisa gue deketin karena jarang loh cowok ganteng kayak gue bisa ngedapetin cewek kayak lo! Gue pengen berubah aja pengen jadi lebih baik susah banget ya bikin pikiran orang tuh menjadi positif butuh waktu gitu? Padahal gue banyakin praktek daripada teori tapi kenapa semua orang nggak percaya sama gue banget?" Nada suara Mario sedikit meninggi ke atas.
"Naik ke atas gue anterin pulang!" Suruh nya dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments