Rencana Lamaran

Anin memasuki kapal pesiar membawa koper silvernya. Ia sangat kerepotan karena ia juga membawa koper dan juga tas Vito pacaranya. Sementara Vito sibuk mengoda cewek-cewek seksi dan cantik tanpa sepengetahuan Anin. Anin sangat polos dan pemaaf hingga Vito bisa dengan mudah memanfaatkannya.

Anin tidak sengaja menambrak salah satu staf pelayan yang membawa jus hingga membuat pakaiannya kotor. "Maaf." ucap Anin.

"Kamu pelayan dari area mana? kalau jalan itu pakai mata!" staf pelayan memarahi Anin sebab mengira Anin salah satu pelayan karena memakai baju warna putih sama dengan baju pelayan kapal pesiar. "Jangan hanya meminta maaf, cepat bersihkan! tamu semakin banyak." perintah staf pelayan. sepasang mata memperhatikan pertengkaran itu.

Saat Anin berjongkok ingin membersihkan pecahan kaca di lantai, seseorang menarik tangannya agar berdiri. "Mengotori pakaian tamu tapi tidak meminta maaf, dan malah menyuruhnya untuk membersihkan. Kamu di latih dari mana?" Ana memarahi staf pelayan.

"Anda tamu? maaf." ucap staf pelayan.

"Terimakasih" ucap Anin pada Ana.

"Tidak apa-apa, cepat ganti bajumu!" Ana membersihkan noda di bahu Anin. "sepertinya ini akan sulit dibersihkan." Ana mengambil syal warna merah di dalam tasnya dan memakaikannya pada Anin agar nodanya tidak terlihat.

"Terimakasih" Anin memperlihatkan senyumnya pada Ana setelah itu Ia mengambil koper warna silver di dekat koper kevin.

Kevin menghampiri Ana yang sedang memandangi kepergian Anin. Kevin mencubit lengan Ana dan itu membuat Ana terkejut. "Apa yang kamu lihat?" semuanya sudah selesai." ucap kevin.

"Ayo." Ajak Ana. Kevin membawa koper milik ana dan miliknya sedangkan Ana memeluk lengan kevin dengan perasaan bahagia.

"Ayo masuk" ajak kevin setelah membuka kamar kapal pesiar.

"Wah! kamarnya besar sekali, sungguh sangat indah." Ana mengelilingi kamar dan memperhatikan dekorasi ruangan.

Kevin tersenyum melihat wanita yang sangat ia cintai bahagia. kevin menghampiri Ana yang sedang memperhatikan laut dari dalam kamar. Kevin memeluk Ana dari belakang. "Apa kamu suka?" tanya Kevin.

"ya." Ana menyandarkan kepalanya ke dada bidang kevin. Ia memejamkan matanya dan menikmati pelukan hangat Kevin yang terasa nyaman baginya.

"Aku ingin terus memelukmu seperti ini." Kevin mencium rambut lurus nan indah Ana.

"Tapi kamu sudah memelukku." ucap Ana.

"Kamu ingat saat kita berada di london kamu telah mengingkari janjimu lima kali." Ucap Kevin datar.

Ana yang menyadari perubahan nada suara Kevin membalikkan tubuhnya dan cup... Ana mengecup bibir Kevin. "Apa dengan begini sudah impas?" Ana mengalungkan tangannya keleher kevin membuat Kevin kembali senyum.

"Impas hanya dengan ciuman? kamu mengingkari janjidvmu sebanyak sebelas kali." Kevin menatap manik coklat Ana. "Aku Kevin tidak mudah untuk di hibur." Kevin memajukan wajahnya dan mendekatkan bibirnya ke bibir ranum Ana. Ana memundurkan kepalanya walaupun tangannya masih setia di leher kevin. Ana menahan bibir Kevin dengan telunjuknya.

"Sudahlah!" Ana melepaskan telunjuknya di bibir Kevin dan menyentil hidung Kevin. "Aku akan meberimu kompensasi di liburan kali ini. Ana mempererat pelukannya di leher Kevin dan membisikkan sesuatu. "Tapi sebelum itu bisakah kamu memberiku makan? aku belum sarapan tadi." Ana memanyungkan bibirnya.

Kevin menyuruh pelayan mengantar makanan kekamarnya. kevin tidak kembali kekamarnya ia sibuk mempersiapkan acara lamarannya. Kevin mengenggam cincin lamaranyan dan berlatih melamar Ana di tempar sepi. Ia tidak menyadari ada sepasang mata memperhatikan tingkah anehnya.

Kevin yang telalu bersemangat untuk melamar Ana. Ia tidak menyadari Ana turun dari kapal pesiar sebelum kapal pesiar berangkat. Ana yang tidak tahu Acara lamaran itu memutuskan berangkat ke paris. Bukan karena Ana tidak mencintai Kevin. Tapi Ana mendapat telpon bahwa ia di terima menjadi pemeran angsa putih.