Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dan masuklah seseorang yang sudah di tunggu-tunggu.
" Hai... Kalian sudah sampai ya. Maaf ya, jadinya nunggu lama." sapa rizky.
" Eh bang Rizky. Lama juga nggak papa bang, habisnya disini adem, hehehe." jawab Ayu dengan cengiran kudanya.
" Iiss... kalian ini, gimana? sudah siap untuk magang?" tanya Rizky.
" Siap bang, insyaa Allah." jawab mereka berdua.
" Ok lah kalau begitu, hari ini langsung magang ya. Abang lagi mau istirahat sebentar dari berkas-berkas yang jatuh cinta sama abang." Gaya Rizky dengan memelas.
" Eleh, bilang aja mau menghindar dari kantor." jawab Ana.
Mendengar perkataan Ana yang begitu jujur dan tidak ada basa basinya, membuat Rizky menyenggir malu. Ketahuan dengan kebiasaan buruknya ya suka menghindar dari jam kantor, Ayu yang berada disana menjadi bingung.
" Emangnya, menghindar dari apa Na? tanya Ayu yang penasaran.
" Nanti lu tau sendiri jawabannya." jawab Ana yang cuek.
" Ya elah ni anak, jangan dibocorin juga kali. Oh ya, kalian pas di kantor panggil pak atau bos ya sama abang." Jelas Rizky.
" Lho... kok dipanggil pak atau bos bang? kan biasanya kita panggilnya dengan sebutan abang." Ayu dengan polosnya.
" Aaiisshhh ni bocah satu, udah Na kamu aja yang ngejelasin sama ni bocah. Mumet abang kalau ngomong sama dia." Dengan malasnya Rizky menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya. Ayu memang terkenal dengan lemotnya, yang sering kali membuat emosi lawan bicaranya. Ana hanya tertawa renyah melihat sikap Rizky dan Ayu.
Tiba-tiba, seseorang masuk keruangan tersebut dengan angkuhnya, tanpa menyadari ada orang lain yang berada disana.
" Ky, tugas yang saya kasih ke kamu, sudah dilaksanain belum? sepertinya saya penasaran dan tertarik sama dia ky." Candra yang ngomel tanpa henti, padahal Rizky memberi kode dengan lirikan matanya ke arah Ana. Tapi itu semua sia-sia, Candra terus saja nyerocos. Sehingga hilanglah wibawanya sebagai pimpinan.
" Apaan si, mata lu cacingan ya? gerak-gerak nggak jelas gitu." Candra masih belum menyadari.
Merasa kode yang ia berikan pada bosnya sia-sia, akhirnya Rizky pun membuka suara.
" Maaf bos ku, tuan Candra yang terhormat. Di ruangan saya ini lagi ada tamu, jadi!!! Anda bisa kan nggak ngomel nyerocos kayak emak-emak komplek, malu bro." Rizky menegur Candra dengan kesal, tanpa memperhatikan lagi jabatannya sebagai pimpinan perusahaan.
Candra akhirnya menyadari perkataan Rizky, dan melirik ke arah dua manusia yang telah mematung akibat ulahnya yang nyelong masuk serta nyerocos tiada henti. Perasaanya nano-nano, malu, kaget, dan salah tingkah. Apalagi tamu Rizky itu ada Ana, wanita yang menarik perhatiannya.
" Dasar kau!!! Setelah ini, ke ruanganku." Tidak tau lagi mau apa, akhirnya Candra keluar dari ruangan tersebut dengan wajah yang memerah, malu akibat ulahnya sendiri. Berjalan angkuh, tanpa melihat ke arah Ana dan Ayu.
Hhhhaaaaa... Rizky yang tertawa begitu kerasnya, ia merasa puas membuat bosnya itu menjadi salah tingkah dan malu. Apalagi dihadapan wanita yang bosnya sukai. Lalu Rizky mengarahkan Ana dan Ayu kepada Hanna sekretarisnya, untuk mengantarkan mereka ketempat mereka akan bekerja selama masa magangnya.
......................
Tok tok tok...
"Permisi bos, saya masuk ya." Tawa Rizky cekikikan.
Candra yang saat itu sedang duduk dengan santainya, menjadi emosi melihat Rizky. Segera ia melemparkan sebuah kotak ke arah Rizky, sedangkan Rizky yang tidak siap akan hal itu. Sangat terkejut dan kotak tersebut berhasil mendarat dengan sempurna di kepalanya.
"Aaaauuuuu... Dasar bos gila, sakit woy. Apes bener gua, setiap kali masuk keruangan ini." mengusap kepala yang mulai terasa nyut-nyutan.
Candra dengan sangat emosi, menghampiri Rizky dan mencengkram kerah jasnya dengan sangat kuat.
"Mau lu apa Ky? bisa-bisanya lu maluin gua didepan Ana, dasar kam**ret." Candra kemudian melepaskan Rizky.
" Nah lo, bukannya tadi gua udah kasih kode sama lu. Dasar lu aja yang nggak peka dan pe' a." Umpat Rizky kesal dengan ulah bosnya.
" Dasar asisten nggak tau diri, lagian juga. Mereka kenapa bisa ada di ruangan lu? " masih dengan emosi, Candra menanyakan keberadaan Ana.
" Makanya, kalau mau nanya itu, pakek perasaan bukan malah pakai emosi." Jawab Rizky.
" Udah deh, tinggal jawab aja susah. Apa harus, gajimu dipotong sampai akarnya?" Candra dengan emosinya.
" Dasar bos gila, giliran ada orangnya kayak kucing, Orangnya nggak ada kayak harimau. Mereka berdua itu ngajuin proposal magang di kantor kita, makanya hari ini aku suruh datang dan langsung bisa ikut ngebantuin." Rizky menjawab.
" Kenapa lu nggak bilang, kalau Ana mau magang. Kan setidaknya, aku bisa mempersiapkan diri." Bela Candra.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Nurjayani Yani
😅😅😅
2021-07-08
0