Ketika sudah berada didalam ruangan tersebut, Roy menaikkan kedua alisnya. Namun, ia hanya diam. Tidak ikut campur dalam masalah orang lain, itulah karekter Roy yang cuekknya mengalahkan bebek.
"Bos, ini berkas-berkas para calon yang akan magang di perusahaan kita." Roy menyerahkan berkas tersebut kepada bosnya yang sedang memijat keningnya.
" Ok, kau atur-atur saja Roy, dibagian mana nantinya mereka bisa." Candra mengatakan hal tersebut tanpa membaca lagi map tersebut.
" Baik bos, akan saya laksanakan." Roy pun mohon diri untuk pamit.
Saat beberapa langkah menuju pintu, Roy pun berhenti dan terdiam.
" Asyik, bos nanti Ana satu ruangan denganku ya! lumayan kan, bisa bantu dalam nyelesain laporan, kan bos." Dengan semangatnya Rizky berbicara.
Mendengar perkataan Rizky, Roy hanya terdiam dan melanjutkan langkahnya untuk keluar dari ruangan bosnya. Namun rizky, dengan tanpa dosa ia terus nyerocos kayak emak-emak. Mendengar nama Ana, Candra langsung antusias bertanya.
" Ana, Ana adiknya ahmad? atau Ana yang mana ni?." penasaran Candra.
" Yaelah bos, iya Ana asiknya Ahmad. Dia sempat bilang mau magang, ya gua tawarin aja magang disini. Kan lumayan bo, otaknya bisa di manfaatkan." jawab Rizky tertawa renyah kayak kerupuk.
" Rupanya takdir berpihak padaku, apa ini namanya jodoh? atau hanya sebagai angin lalu?" gumam Candra dalam hati.
" Aaisshh!!! Mulai dah ngelamun lagi ni orang. Bos, bos " Rizky mengerakkan tangannya di hadapan Candra.
Candra masih merasa nyaman untuk melamun, walaupun Rizky dengan berbagai gaya dan usahanya untuk menyadarkan si bos. Setelah beberapa saat, akhirnya Rizky menyerah dan beranjak pergi. Merasa suasana sunyi dan senyap, akhirnya Candra sadar dari lamunannya.
" Dasar asisten dan sahabat kurang ajar, berani-beraninya dia meninggalkanku sendirian dan tanpa pamit. Lihat saja kau RIZKY!!!" Dengan suara yang menggelegar dalam ruangannya, Candra mengumpat.
......................
Ddrrttt...
Ddrrttt...
Getaran ponsel Ana yang bergetar, tidak ada suara.
" Selamat siang, apakah benar ini dengan saudari Ana Azzahra? Kami dari perusahaan Satya Group memberitahukan, bahwa besok anda di tunggu di kantor jam 09:00 wib."
" Iya selamat siang, benar. Ah aa iya, saya akan datang besok. Terima kasih." Ana yang merasa gugup, senang, atas pemberitahuan magangnya.
" Alhamdulillah ya Allah, akhirnya diterima." Doa Ana yang terkabulkan.
Lalu Ana menelpon Rizky, " Hallo bang, alhamdulillah Ana sudah ditelpon kantor abang. Besok katanya disuruh menghadap, terima kasih ya bang atas bantuannya. Abang memang terbaik dah." Karena sangat gembiranya, Ana menjadi tersenyum sendiri.
Karena masih ada jam perkuliahan, Ana kembali menuju kelasnya dengan gembira. Di saat sedang menyiapkan bukunya, Ayu datang menghampiri.
" Na, tadi aku ditelfon dari Satya Group. Besok katanya disuruh datang, kamu gimana? di telfon juga kan?" Ayu lalu duduk di sebelah Ana.
" Iya Yu, wah Alhamdulillah ya, jadinya kita bisa barengan dan aku ada temennya disana." Jawab ana senang.
Lalu mereka berdua tertawa gembira bersama, mereka juga tau. Bantuan yang Rizky berikan, sangat membantu mereka. Ya paling tidak, mereka tidak susah payah lagi untuk mencari tempat magang. Setelah jam perkuliahan selesai, Ana berjalan menuju parkiran motor.
" Ana !!!"
Ana mencari darimana suara itu, tak lama kemudian. Ada sesuatu menepuk punggung ana, ppaakk!!!
" Hey Na, apa kabar?" tanya orang itu.
"eh kak Rendy, alhamdulillah baik kak. Kakak apa kabarnya?" jawab Ana yang setengah kaget.
" alhamdulillah kakak juga baik, oh ya. Kabarnya kalian sudah mau magang ya? kalau kamu mau, nanti kakak bantuin." Tanya Rendy.
" Hem... Alhamdulillah sudah dapat kak tempat magangnya. Insyaa Allah juga besok di suruh kekantornya." Jawab Ana.
" Syukurlah kalau sudah dapat ngomong-ngomong , dapat di perusahaan apa Na?" Rendy bertanya dengan penasaran.
" Kalau nggak salah, nama perusahaannya itu Satya Group. Tapi, Ana belum terlalu jelas kak. Karena dibantuin sama bang Rizky." Ana menjawab sekenananya saja.
Rendy menyatukan alisnya, bukannya itu perusahaan Candra? Batin Rendy.
" Ok lah kalau begitu, nanti kalau kamu butuh bantuan. Jangan sungkan ya bilang sama kakak, nanti kakak bantuin." Rendy memberikan tawaran kepada Ana.
Ana yang merasa bingung, selama ia kuliah. Rendy selalu membantunya, walaupun terkadang susah untuk menolaknya.
" iya kak, terima kasih sebelumnya. Kakak sudah terlalu banyak membantu Ana." Ana merasa tidak enak hati.
Lalu mereka berpamitan satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments