Pertandingan telah usai, kini Ana kembali pada rutinitasnya semula. Saat subuh tiba, tak lupa untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang mulimah. Setelah itu, Membantu Ibu menyiapkan bahan-bahan dagangan bersama sang adik.
"Bu, semuanya sudah dibawa ke warung. Kakak mau siap-siap dulu ya, kedalam." Ucap Ana
" Iya kak, terima kasih anak ibu yang sholeha atas bantuannya." Jawab Ibu dengan tersenyum.
Ana berlalu untuk bersiap kekampus, hari ini ada dua mata kuliah yang akan dijalani. Dan juga ia akan mempersiapkan untuk proses magang, sebenarnya Ana belum menyiapkan secara lengkap persyaratan untuk magangnya. Namun, dengan bantuan Rizky. Sehingga Ana tidak perlu repot-repot masalah berkas dan ia merasa sangat senang.
Setelah tiba di kampus, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
" Na, tunggu!" dengan sedikit berlari, Ayu mendekati Ana.
" hah hah hah, cepet bener Na jalannya. Pagi-pagi udah ngajakin joging." Ayu berkata sambil mengatur nafasnya.
" Ya nggak usah joging juga kali Yu, jalan pelan-pelan kan bisa." ledek Ana dengan sedikit senyuman.
" Iya deh, males kalau udah berdebat sama lu. Oh ya Na, gimana persiapan untuk magang? barengan yuk." ajak Ayu.
" Alhamdulillah sudah beres Yu, nanti di konfirmasi untuk datang kesana." Jawab Ana.
" Apa!!! iihhh... Kamu nggak ngajak-ngajak lagi, kan susah na prosesnya. Ajarin dong, biar secepatnya bisa magang." mohon Ayu, agar bisa dibantuin.
" Aku juga nggak tau Yu, semuanya bang Ki' yang ngurusinnya. " Jawab Ana dengan malasnya.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ayu berpikir, kenapa nggak sekalian aja ya minta tolongin Ana. Behasil ya Alhamdulillah, nggak berhasil (coba lagi). " Na, bisa bantuin nggak? sekalian ya Na, bujukin bang rizky. Ajuin proposal Aku juga ya, ditempat yang sama dengan kamu."
Jurusan perkuliahan mereka berdua itu sama, manajemen keuangan. Ana merasa senang apabila ia bisa satu perusahaan dengan Ayu untuk magang. Akan tetapi, Ana tidak enak hati untuk menolak permintaan Ayu, di salah satu sisi Ayu adalah sahabatnya.
" Insya Allah ya Yu, nanti aku coba bilang sama bang ki'." Ana berpikir, tidak ada salah untuk mencoba bicara dengan Rizky.
" Beneran Na!!! terima kasih ya Na, kamu yang terbaik." Ayu menjadi sumrigah, dan dengan reflek ia mencubit pipi mulus Ana.
" Aakkhh, senang si senang Yu. Tapi, nggak pakek cubit-cubut juga kali." Ana memegang pipinya yang merasa pedih.
" Hehehe... sorry Na, kelewat bahagia." dengan tawa yang lebar.
Lalu mereka melanjutkan langkahnya menuju kelas, dan mengikuti perkuliahan dengan khusuk.
......................
" Ky, gimana urusan dengan perusahaan F, apa mereka tidak ada menghubungimu, untuk membahas kerjasama dengan kita? Tanya Candra.
" Sepertinya, mereka sedang berpikir kali bos." jawab Rizky sekenanya saja.
Tiba-tiba, ada sebuah benda terbang yang mendarat tepat dikepala Rizky.
" Auww!!! sakit woy. Pagi-pagi udah kayak orang gila, main lempar aja. Kepala gua bayar zakat fitrah setiap tahunnya, kualat ntar lo." Rizky sambil mengusap kepalanya yang terasa sangat sakit.
" Lu yang gila, nggak ada hubungan kerjasama dengan zakat fitrah. Saya rasa, perusahaan F itu menolak kerjasama kita." Candra sambil mengusap mukanya kasar.
" PD amat bos ngomongin mereka nggak mau kerjasama dengan kita, memangnya bos tau darimana? Kita tunggu saja dulu, mungkin mereka sedang mempertimbangkannya." Rizky mencoba menetralkan keadaan.
Candra yang awalnya tidak mau memikirkan masalah tersebut, namun tiba-tiba ia teringat suatu kejadian yang teramat menyakitkan untuk dikenang. Apalagi itu mengenai masalah perasaan, yang telah ia lupakan.
"Eh... jangan-jangan tu perusahaan F punyanya Fahri ya? perkataan Rizky membuat Candra menghembuskan nafas dengan kasar.
" Hah!!! Kau benar Ky." ujar Candra.
" Waduh, jadi bos sudah tau dari awal ya, kalau itu perusahaan punya Fahri?" Tanya Rizky.
Dengan tangan memijit keningnya, Candra menjawab hanya dengan anggukan kepala yang mengartikan benar. Rizky pun menggeleng-gelengkan kepala.
" Sepertinya akan terjadi CLBK kembali diantara kalian berdua bos." RIzky bergaya dengan kedua tangan berdekapan. Candra hanya merenungkan hal itu.
Tok tok tok!!!
Terdengar suara ketukan pintu.
" Masuk." perintah Candra.
Kemudian, masuklah orang tersebut yang tak lain adalah Roy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments