Keteganggan diantara para pemain yang sedang bertanding sangatlah jelas terlihat, poin dari kedua tim juga saling kejar. Suasana semakin riuh, yel yel dari para pendukung memberikan semangat. Hingga akhir di menit ke delapan di babak terakhir, Ana melakukan tembakan three poin (tembakan tiga angka). Namun, tidak disangka. Saat mendarat, ia terduduk terdiam sejenak. Lalu Ana memberikan isyarat tangan yang membentuk huruf X (pergantian pemain), sambil meringgis. Ketika dipapah berdiri, dengan berjalan tertatih ke pinggir lapangan. Ia mengalami cidera kembali ditempat yang sama dengan cidera sebelumnya, dibagian pergelangan kaki (engkel). Dengan kejadian dilapangan, membuat Candra bertanya tanya, lalu ia menelpon seseorang.
" kau dimana? apa yang terjadi di lapangan tadi, jelaskan padaku? dasar ketua tidak becus. Cepat kau cari tau" ternyata yang ditelpon Candra adalah Rizky dan dengan tegas ia memberikan tugas yang penting, lalu mematikan sambungan telpon.
Mendengar suara ponselnya berbunyi, Rizky melihat nama sang penelpon dan dengan cepat ia geser tanda hijau.
" Hallo... iss, pakek salam dulu kek. Saya diruangan sekret bos, memangnya kenapa? ya mana saya tau bos apa yang terjadi, lah saya nggak disitu. Aaiisshhh... kan bos lagi menyaksikan pertandingannya, masa tidak liat apa yang terjadi. Sungguh kau keterlaluan bos...!!!" dengan sangat kesal dan geram, Rizky ngomel kayak emak emak dengan sikap bosnya, yang memutuskan telponnya secara sepihak sebelum ia menyetujuinya.
" Oh tuhan, kenapa ada manusia seperti dia! Seenaknya saja ini itu, lama lama gua bonyok in juga tu eceng gondok, aarrgghhh!!!." Setelah mengumpat si bos, mau tidak mau Rizky harus menjalankan perintahnya.
Kembali di lapangan...
Suasana riuh gemuruh dari suara para pendukung, Rizky mencari apa yang sebenarnya terjadi tadi. Saat itu, pertandingan sudah berakhir, dengan poin yang di pimpin tim Ana. Ya, mereka menjadi juara pada event ini. Benar saja, sesuatu hal yang terjadi. Di sudut pinggir lapangan, Ana sedang mendapatkan tindakan dari beberapa tenaga medis yang ada.
" Siapa yang cidera?" Rizky menghampiri dan bertanya pada salah satu orang dari tenaga medis disana.
" Ini pak, Ana. Sepertinya, cidera engkel lagi." Jawab orang itu.
" Wah wah wah, rupanya cinta mati tu engkel sama lu Na. Belum juga sembuh yang kemarin, eh udah dapat lagi." Ledek Rizky.
" Namanya juga pertandingan, kalau nggak mau cidera, main catur sono." Jawab Ana kesal.
" wkwkwkw... Catur juga ada cideranya kali." tawa Rizky dengan sikap Ana.
" Catur mana ada cidera bang ki'." Ana mulai kesal.
" Eh, siapa bilang nggak ada cidera. Cidera otak, haahhaaahaa." tawa Rizky begitu puasnya menjawab penasaran Ana.
Ana mendengus dengan kasar.
" heeeehhh... Pantesan aja abang jadi kayak gini, rupanya cidera otak. Aaarrkkhh!!! " Ana sedikit meringgis untuk berdiri, dan berjalan menjauh.
" Iiiss... kurang ajar ni bocah." Rizky mengacak rambutnya dengan kasar, lalu memberikan info kepada bosnya. " Hallo bos, tadi rame rame itu. Gara gara si Ana cidera lagi, makanya dikerumunin. Maklumlah bos, bintang lapangan, wkwkw. Emangya, bos rela apa pujaan hati di puji puji dan disukai banyak orang? makanya cepetan bos ambil alih, hhaahhaa." ledek Rizky.
" Dasar kampret lo, mulai lebos lagi tu mulut. Siap siap, tidak akan ada M-bangking yang akan nymperin ponsel lo. Ingat itu!!! " Emosi Candra meluap karena ulah Rizky, lalu memutuskan telpon.
Sambil tepok jidat, Rizky baru menyadari akan kejamnya si bos kalau sudah berkaitan dengannya.
" Mampus gue, pupus sudah harapan makan enak awal bulan. Duh ni mulut kok jadi tambah nyerocos ya, apes apes."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Nurjayani Yani
dasar bang'ki😅😅untung bukan bang'ke🙊... emng itu mulut kudu dilakban kayanya tor
2021-07-08
0