Setelah darinrumah sakit, Ana kembali ke penginapan bersama tim official. Berjalan dengan tertatih, karena kakinya sebelah kiri mengalami cidera. Saat akan beristirahat, datanglah sang pelatih.
"Bagaimana kakimu Na?" tanya sang pelatih.
" Beginilah Yah, sepertinya lumayan susah untuk berjalan." jelas Ana dengan mencoba duduk disisi tempat tidurnya, dibantu oleh Ayu.
Tony, sang pelatih mendekati Ana. Lalu memeriksa pergelangan kakinya yang mengalami cidera, setelah beberapa saat.
" Bisa tahan seperti biasa kan Na?"
Ana yang sudah mengerti maksud perkataan itu, langsung menganggukan kepala. Dengan arti, bahwa ia bisa menahannya. Dan mulailah kakinya digosok pakai minyak khusus, sambil ngobrol.
Kkrraakk!!!
Seperti bunyi sesuatu yang patah dan Ana menjerit.
"aaaaa!!! " Suara yang begitu keras (wah, lumayan sakit banget ni kaki).
Tony pun bertanya, " Gimana? apa masih sakit?"
Menggerakkan kakinya dan Ana merasakan tidak terlalu sakit seperti sebelum di urut, ini adalah cidera kedua Ana. Ia tahu bakalan banyak mendapatkan hadiah pada pertandingan kali ini. Mencoba berjalan jalan kecil, masih sedikit terasa sakitnya.
" Ok, selamat beristirahat. Siapkan mental dan fisik untuk besok." Tony beranjak keluar dari kamar Ana.
Ayu hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum menatap Ana, menurutnya. Ana menjadi incaran dari lawan mereka, ya mau bagaimana lagi. Point angka kebanyakan berasal dari Ana, nggak tau tu anak gesit banget kayak belut. Susah bener jagainnya.
......................
Sehabis nemenin Ana dari rumah sakit, Rizky kembali kekantor. Masuk ke dalam ruangannya, baru saja mau duduk. Tiba tiba pintu ruangannya terbuka dengan kasar.
Rizky yang kaget, mengeluarkan umpatan sampahnya. " Siapa sih, bener bener nggak ada sopan sopannya masuk keruangan orang." Belum berdamai dengan kejadian tadi, ia pun dibuat kaget lagi. Dan yang kali ini bener bener membuat jantungnya serasa mau copot.
"Eh si bos, hehehe. Kirain tadi siapa, bikin kaget saja." Rizky tersenyum dengan cenggengesan memperlihatkan giginya.
Si bos pun tak kalah, dengan wajah dinginnya menatap Rizky sambil bertolak pingggang. " Darimana saja kau? jam segini baru balik kekantor. Emangnya ni kantor punya nenek moyang lu apa. Se-enaknya saja datang dan pergi, mana tugas lo yang saya berikan?" tegasnya.
" Ya ampun ni bos, laporan yang bos minta sudah saya letakkan di atas meja bos kali. Lagian juga saya telat balik kekantor, karena nemenin pujaan hati bos kerumah sakit no." sembari memperlihatkan foto Ana yang cidera dari ponselnya kepada Candra.
Saat Candra melihat foto tersebut, ada perasaan marah, emosi, khawatir yang melanda. Namun, takut wibawanya dinilai rendah oleh Rizky. Maka ia memasang muka datar, padahal udah mau nyerocos nggak karuan tu mulut nanyain keadaan Ana.
" Hemm... Ya sudah, lanjutkan pekerjaan lo. Lama lama dalam ruangan ini, kepalaku jadi pusing." Candra menggelak dari tatapan Rizky yang mengintrogasi.
" Yakin ni bos nggak mau tau keadaan sang pujaan hati? wkwkwkw " tawa Rizky merasa menang atas bosnya.
Berbalik badan, lalu menunjuk Rizky menggunakan jari tunjukkanya.
" Kau benar benar ya!!! Wajah yang memerah menahan amarahnya pada Rizky, lalu candra meninggalkan ruangan itu.
Rizky pun bergumam dalam hati, (Candra candra, masih tinggi bener ego lo. Kalau suka ya bilang suka, daripada mengharapkan wanita **** itu. Aku tau kau menyukai Ana, mulutmu mengatakan tidak, tapi dari sikap dan tingkah laku lu mengatakan ia. Ya semoga saja kalian berjodoh).
......................
Diruangan Candra
Memandang keluar jendela dan tangan berada didalam saku celananya, Candra memikirkan perkataan Rizky. Rasanya ingin segera menghampiri wanita pujaannya, tapi apakah wanita itu akan menyukainya? bahkan mereka tidak mengenal satu sama lain.
" Aakhh!!!"
Candra merasa kesal dan mengacak acak rambutnnya.
......................
Pagi ini, Ana hanya bisa jalan jalan kecil. Tidak seperti sebelumnya yang ikut joging bersama teman teman yang lainnya, karena cideranya masih terasa sedikit sakit. Setelah melakukan rutinitas pagi, mereka segera menuju ruang makan untuk sarapan pagi. Di saat makan pagi berlangsung, tiba tiba ada kiriman cake yang mendarat dimeja makannya Ana.
"Wah Na, kue dari siapa nih? Ciye ciye, dapat kiriman dari penggemar rahasia ya. Boleh di icip nggak Na? penampilan kuenya sungguh menarik, rasanya udah nggak sabaran mau dimakan." Siapa lagi yang suka bicara nyerocos, panjang dan kepo, Dialah si butet.
Taakk!!!
Kepala butet kena ketok oleh Wulan, senior mereka dengan mata melotot ke arah butet. Butet pun seketika bungkam tanpa bisa berkelah lagi. Mereka pun melanjutkan sarapan paginya, dan nasib si kue. Ana bagi bagiin dengan temannya yang lain, Ana juga penasaran siapa pengirim kue tersebut. Setelah sarapan selesai, mereka kembali ke kamar masing masing dan menyiapkan diri untuk pertandingan terakhir siang menjelang sore nanti, final.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Nurjayani Yani
fans Beratnya ana, sudah mulai beraksi nih
semangat 💪 babang chandra. kejar cintamu😍😍
2021-07-08
0