Di lain tempat, Ana beserta timnya sedang bertanding. Pada babak pertama dan kedua, tim mereka unggul dari tim lawan. Sebelum memasukk babak ketiga, terdapat waktu istirahat yang sedikit panjang, kira kira sekitar sepuluh menit dan dalam waktu itu terdapat beberapa hiburan, seperti bagi bagi doorprize, mini game.
......................
Disaat yang sama dan tempat yang sama, three musketeer (Candra, Roy dan Rizky) dengab kerjaannya masing masing. Rizky sudah memisahkan diri mengerjakan pekerjaannya sebagai penyelenggara event tersebut, sedangkan Candra dan Roy. Mereka berdua sedang menemui klien kerjaanya, presdir dari D'company group, Daniel. Pertemuan yang bisa dibilang singkat, kesepakatan kerja yang hanya dengan berjabat tangan saja sudah deal.
" Terima kasih tuan Daniel atas waktunya, semoga kerjasama ini berjalan dengan lancar dan tanpa kendala." ujar Candra.
" Sama sama tuan Candra, saya senang bekerja sama dengan perusahaan anda. Selalu memuaskan dan target tercapai, semoga anda tidak bosan dengan saya." ucap Daniel disertai tawa yang lepas.
Daniel dan Candra merupakan pemilik disetiap masing masing perusahaan yang mereka jalankan, usia mereka pun tidak terpaut jauh. Hanya saja, Daniel orangnya bijaksana dan ramah.
"Apakah kamu Can yang menyelenggarakan event ini?" tanya Daniel.
"Ya, proyek ini perusahaan saya yang memenangkan. Tapi semuanya saya serahkan sama asisten pribadi saya, Rizky. Ya hitung hitung sambil belajar lah." dengan sedikit tertawa, Candra menjelaskan.
(Bilang saja dirimu gengsi Can, apalagi ini hanya event kecil untukmu. Jadi dengan mudahnya kau limpahkan pada asistenmu), Daniel bergumam dalam hati.
Dilapangan pertandingan, babak ketiga pun telah selesai. Lagi lagi tim Ana memimpin, Ana tidak terlalu banyak diturunkan bermain. Mengingat cedera bahunya yang belum maksimal sembuh, tapi alasan utama sebenarnya adalah, Ana merupakan bintang atau juga merupakan andalan didalam tim tersebut. Tidak salah kalau banyak yang mengincarnya untuk dibuat cedera, seperti pertandingan pertama. Bahunya sampai saat ini belum sepenuhnya sembuh, makanya sang pelatih tidak terlalu sering menurunkan Ana untuk bertandingan. Karena tim yang menjadi lawannya saat ini, tidak terlalu berat.
Saat ini, babak ke empat atau babak terakhir akan segera dimulai. Dengan sedikit paksaan, Rizky mengajak Candra dan juga Roy untuk melihat pertandingan. Rizky dengan sengaja melakukan hal itu, karena Ana akan bermain, sehingga bertujuan agar Candra bisa melihat Ana. Berada di tempat duduk untuk tamu VIP, disanalah Candra selaku tamu terhormat. Karena tempat duduk VIP itu posisinya strategis, sehingga bisa melihat pertandingan dengan leluasa tanpa gangguan.
Benar saja, Ana bermain di babak ke empat. Ketika permainan dimulai, pandangan Candra tidak luput melihat Ana. Seperti tersihir atas permainan yang ditampakkan oleh Ana, sehingga matanya tidak berkedip. Tiba tiba...
Plaakk !!!
(suara pukulan dipundaknya, seketika membuyarkan semuanya).
"Bos... dilap dulu tuh ileran, malu maluin bener bos. " Rizky dengan candaannya, membuat Candra murka.
" Dasar asisten kampret, bangsat, kurang ajar. Lama lama habis juga kesabaranku Rizkyyyyyy." Dengan amarah yang begitu besar, membuat Rizky tak berkutik setelah pergerakannya dikunci Candra (leher Rizky terkunci oleh tangan Candra).
"Ampun, ampun bos. Malu bos, tuh semuanya melihat kesini bos. Lepasin bos." Menurut Rizky, sakitnya itu tidak seberapa. Tapi malunya, minta ampun. Sudah tua tapi kelakuan kayak bocah, itulah yang ia dengar.
Ketika lengan kokoh Candra melonggar, dengan cepatnya Rizky berpindah tempat duduk di belakang Candra, ya tepatnya disamping Roy. (Nyesel banget tadi, kalau tau begitu reaksi bos. Ogah deh ngagetinnya, apes apes) celoteh Rizky dalam hati. Roy melihat kelakuan mereka berdua, menggelengkan kepala.
"Inget umur dan sikon bro, kalau mau konyol." Sedikit bicara, tapi menusuk hingga ke hati, itu ucapannya Roy dengan tenangnya.
"Kampret lu, bukannya nolongin." bergaya akan memukul Roy dengan kesal. Dan jawaban dari Roy hanya senyuman yang sinis.
......................
Sedangkan dilapangan, Ana dengan tenangnya mendrible (mengiring bola) menghadapi lawan.
Suasana di dalam gedung tersebut begitu gemuruh, dengan berbagai suara yang mendukung tim kesayangan mereka. Yel yel di suarakan dengan keras, memberikan suport dan semangat pada tim yang bertanding. Dengan tenang dan santai, Candra begitu terkesima dengan penampilan Ana. Pandangan yang tidak berpindah melihat sasaran ya, membuat Candra kagum. (Tidak hanya cantik, manis, ternyata banyak keahlian dalam dirinya yang tidak nampak. Sangat mirip dengan karakter abangnya, cukup menarik). Perlahan lahan ia mulai menggaguminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Indra Davais
lanjutt
2021-08-01
0
Nurjayani Yani
kampreeetto!!😂😂
awas itu ileran boss,, geblek emang. punya anak buah gak ada ahlaknya
😅😂😅😂😅
gmna si boss chandra gak mau ileran liat ana. cantiikknya gak ketulungan😎😝
2021-07-08
0