Babak pertama telah dilalui dengan baik, walaupun tim Ana masih menyesuaikan irama permainan dari tim lawan, dengan hasil score (DKI JAKARTA)10 - 8 (PAPUA)?. Saat bunyi peluit dari wasit, menandakan babak kedua akan segera dimulai.
"Piittt... prittt...prittt (anggaplah ya suara peluitnya sama)".
Kelima orang yang akan masuk kelapangan mendapatkan intruksi dari coach (pelatih), "bermainlah dengan karakter kalian sendiri, ingat. Mereka kuat akan fisik, namun untuk skill kalianlah yang masih unggul. Jangan terlalu membuang energi dan gunakan ini (menunjukkan kepala dengan menggunakan jari telunjuk), oke." Ditandai dengan anggukan kepala tanda mereka mengerti akan intruksi tersebut.
Pertandingan pada babak kedua cukup menguras tenaga, karena kedua tim sudah mulai mengetahui gerakan dari lawannya. Hingga menjelang berakhirnya pertandingan, masing-masing tim mengerahkan semua kemampuannya. Benar apa yang dikatakan sang pelatih, tim lawan menguasai fisik namun untuk strategi, tim Ana lebih menguasainya. Terbukti hingga babak ketiga, score untuk tim Ana masih unggul dari tim lawan, 56 - 28. Dan pada babak akhir, " ingat! fisik kita sudah pada menurun, ubah tempo permainan. Jangan terlalu banyak mendrible (memantulkan bola), yang ada nantinya kalian berebut tabung aksigen. Jadi, kita ambil aman. Pada saat ada peluang untuk tembak (melempar bola ke dalam ring basket), angkat/lempar aja. Jangan pikirin masuk atau tidak bolanya, tapi jangan dibuat nggak masuk juga. Kalau peluang sempit, main passing aja (melempar bola, lalu dikembalikan lagi pada rekan satu tim), oke." Jelas sang pelatih. Semua memberikan tanda bahwa mereka mengerti dengan arahan tersebut. Tak terasa waktu pertandingan hanya tinggal beberapa menit lagi, dan saat Ana mendapatkan lemparan bola dari temannya, serta peluang untuk shoot sangat besar. Tanpa ragu Ana pun melakukan shoot diluar garis tiga angka, namun...
" akhh..." teriakan terdengar, terlihat Ana jatuh dengan posisi duduk dan tangan kiri memegang bahu tangan sebelah kanan.
Terjadi pelanggaran dari tim lawan, ketika Ana akan melakukan tembakan. Saat akan melakukan tembakan free throw (tembakan bebas ke arah keranjang yang dilakukan seorang pemain akibat pelanggaran yang dilakukan oleh pemain lawan), terasa sakit tangan kanannya. Sehingga Ana memberikan isyarat kepada pelatihnya untuk digantikan. Dengan kejadian itu, terdapat mata yang tidak hentinya memperhatikan Ana.
" priitt... pritt...pritttt...!!!", dengan berbunyinya peluit dari wasit yang memimpin. Maka, berakhir juga pertandingan itu. Tim Ana dan tim lawan bersalaman satu sama lain dan juga mereka bersalaman dengan para wasit, tapi tidak dengan Ana. Berada diruang medis, Ana sedang mendapatkan sedikit tindakan atas cidera pada tanggannya, yang ternyata terjadi pergeseran tulang lengannya dan itu yang membuatnya terasa sakit saat digerakan.
Setelah mendapatkan tindakan dari tim medis, Ana kembali untuk bergabung bersama timnya dengan dengan alat penyanggah ditangannya
Banyak mata yang melihat ke arah Ana, seketika suasana menjadi ramai karena ulah satu orang, mau tau siapa orangnya?...
" Eh na, kok bisa segitu parahnya tangganmu. Emangnya tadi kena apanya? sampai tangganmu jadi kayak gitu. Kuat bener ya tu orang sampai cidera gini, untung aja bukan aku yang cidera. Kalau aku yang cidera, bakalan aku buat perhitungan dengan mereka. Ngoming-ngomong, itu sakit nggak na?" sambil toel-toel tangan yang disanggah alat.
Memutar bola mata, menandakan kesal dengan celotehan yang panjang. Tapi kalau tidak di tanggapin, yang ada malah tambah panjang kalimatnya. "udah tau sakit, masih aja nanya."
" Bisa diem nggak tu mulut? kalau nggak bisa, sini tak sumpel pakek ini (kaos kaki, tau sendiri kan aromanya habis digunakan olahraga)." Emosi senior tim Ana, Wulan. Yang tidak bisa ditahan lagi dengan ulah butet, seketika suasana pun senyap. Dengan kesalnya butet menggerutu dalam hati, "dasar senior aneh, untung aja lu senior. Kalau bukan, sudah kulempar dengan sepatu."
Seakan tau dengan apa yang butet lakukan, " Nggak usah mengumpat dalam hati, kalau berani ngomong sini."
(Senyap seketika) Setelah mendapat sedikit pengarahan dari official dan pelatih, mereka beranjak pulang. Ketika tim puteri menaiki bus yang akan membawa mereka pulang, terdapat seseorang yang memperhatikan dengan rasa sedih melihat tangan yang menggunakan penyangah itu.
......................
Setelah membersihkan tubuh, Ana segera melangkahkan kakinya menuju ruang medis yang berada dipenginapan mereka. " Apa masih terasa sakit na?" ujar Tony sang pelatih.
" iya Yah, tadi hanya disemprot dan pakai penyanggah." jelas Ana sambil mencari untuk duduk.
"Mari sini, ayah lihat. Dari lapangan tadi ayah perhatikan kamu meringgis terus." mengarahkan Ana untuk duduk bersebelahan dengannya. Dan benar saja, saat penyanggah tangan itu dilepas. Ana seketika menjerit menahan sakit, tulang yang bergeser dari tempatnya itu terlihat. "Ayah benerin ya, rilek aja jangan tegang. Takutnya nanti malah lepas." Ana mendengarnya hanya cengar cengir.
Ayah...?
Panggilan Ana kepada Tony yang merupakan pelatih basketnya, kedekatan mereka membawa pada hubungan kekeluargaan. Dimana Ana telah di anggap sebagai anaknya sendiri oleh Tony, dan istri serta anak-anaknya juga telah menganggap Ana sebagai bagian dari mereka.
Penyanggah tangan itu dilepaskan, perlahan menelusuri bagian yang mengalami pergeseran dan terdengar suara " kraak"...
"Aaakkhhh..." terdengar sangat memilukan suara kesakitan.
" Tulang engsel diantara bahu dan lenganmu bergeser nak, untuk pertandingan berikutnya kamu harus berhati-hati dalam menghadapi lawanmu. Kamu yang menjadi target dari setiap lawan untuk ditaklukkan, kamu paham kan maksud Ayah?" mengusap kepala sang anak dan berlalu.
Walaupun tidak begitu sakit seperti sebelumnya, tapi masih terasa sedikit rasa nyeri saat menggerakkan tangan. Ana bergumam dalam hati, "apes lagi, baru pertandingan awal sudah dihadiahkan engsel yang bergeser." Kemudian kembali menuju kamar untuk beristirahat.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
@aini*_Thalita
semangat Thor
salam dari Carlos'Revenge
2021-05-16
0