Acara grand opening (pembukaan) event pun sedang berlangsung, cukup lumayan banyak tim yang ikut acara ini. Karena diadakan empat tahun sekali, jadi setiap tim sudah mempunyai tingkat kematangan dalam bidang olahraga tertentu, bisa dibilang mengadakan penyeleksianyang ketat, hingga akhirnya tim yang memperkuat cabang olahraga masing-masing terbentuk. Tim basket ana tidak ikut dalam acara pembukaan tersebut, karena tim mereka akan bertanding pada hari ini, tapi bukan yang pertama. Kalaupun tim mereka ikut dalam pembukaan tersebut, akan ada konsentrasi yang terbuang begitu pendapat dari sang pelatih.
" semuanya, tolong bersiap. Kita akan berangkat kelapangan 1 jam lagi, semuanya nanti kumpul di lobby. Jangan ada yang ketinggalan, tidak ada embel-embel. Siapa yang ketinggalan, silahkan berangkat sendiri. Nanti akan ada mobil bus yang standby didepan lobby." ujar Firman, sang manager tim memberikan pengarahan untuk tim puteri yang akan bertanding.
Sedangkan untuk tim putera, mereka sudah terlebih dahulu berangkat, dikarenakan mereka ada di pertandingan pertama melawan tim dari KAL-BAR (Kalimatan Barat). Sedangkan tim puteri ada di game ke 4, bertanding dengan tim dari PAPUA (tim yang patut diperhitungkan).
......................
Setelah semua tim puteri berkumpul di lobby, dengan sedikit pengarahan dari official. Mereka lalu menaiki bus yang telah tersedia, perjalan memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk sampai di tempat pertandingan.
" kenapa ya selalu saja butet nempel terus, kayak nggak ada teman yang lain aja." ana bergelut dalam hati, bagaimana tidak merasa risih. Butet selalu membuat pikiran dan jantung seperti berperang melawan penjajah, nasib-nasib.
......................
Saat tiba di tempat pertandingan, mereka segera masuk ke dalam gedung besar yang menjadi tempat dilaksanakan cabang bola basket. Suara gemuruh terdengar dari para pendukung masing-masing tim yang bertanding, yel-yel yang kocak, atribut yang mendukung, hem... super sekali. Bagi ana, hal ini sudah biasa ia dapatkan disetiap event pertandingan yang di ikutinya. Tim yang bertanding saat ini adalah game yang kedua, masih satu pertandingan lagi mereka tunggu. Saat menunggu, tim ana duduk dengan menikmati pertandingan.
"Hai...". Orang tersebut duduk disebelah ana.
" eh kak Rendy, gimana pertandingan tadi?". tanya ana dengan jantung dag dig dug akibat kaget.
" yah... lumayan menguras tenaga na, tim lawan sama kuatnya. Hampir saja tadi kecolongan angka." gumamnya Rendy dengan ekpresi wajah serius. " kalian nanti bertemu tim mana?".
Mendaratkan punggung di kursi sambil menghela nafas, "PAPUA kak, pasti cukup menegangkan nantinya. Semoga saja tidak banyak ketinggalan kak, hehehe..." senyuman yang menahan rasa takut akan lawan yang dihadapi nanti.
" Kamu santai aja na, jangan cemas. Ikutin aja pola permainannya, kalau kamu cemas yang ada nantinya malah nggak fokus." Tangannya menepuk pundak ana. Karena kaget, ana langsung menoleh ke arah Rendy.
"Kakak doain agar kamu bisa melewati pertandingan nanti dengan baik, masa sih bintangya tim puteri nggak bisa menang dengan lawan yang mudah." Rendy sengaja mengatakan itu,l agar ana tidak terlalu cemas.
Namun, tidak dengan ana. "mudah matamu somplak kak. Nggak liat apa, tu badan kekar semua. Mana nafas mereka nggak ada ngos-ngosnya lagi." Umpat hati ana. Menanggapi perkataan Rendy, ana hanya tersenyum meringgis.
Disaat mata melamun melihat aksi para pemain dilapangan. "Hayo semua, turun kebawah dan masuk kedalam ruang pemanasan. langsung kenakan atribut kalian dan pemanasan." Suara serak yang khas Firman menggema memberikan intruksi. Semua tim puteri berkemas melaksanakan instruksi tersebut. Lambat sedikit, siap-siap sprint (lari kencang) sepuluh putaran lapangan basket.
" Na, semangat!." Memperlihatkan tangan tanda menyemangati.
"ya ampun, ada-ada aja ni orang. Disini ada sepuluh orang kali, kenapa juga fokusnya ke aku." kesal ana dalam hati terhadap sikap Rendy yang dianggap sedikit lebay. Karena tidak mau terlihat cuek dan angkuh, " Terima kasih kak." berlalu meninggalkan tempat semula.
Melalukan lari-lari kecil, perenganggan otot dan sedikit sprint dilakukan untuk memperkecil resiko cidera, walaupun masih ada kemungkinan lainnya yang dapat memicu cidera. "Na, babang tamvan kayaknya suka deh sama kamu. Apa kamu tidak ngerasainnya?" Mulai deh ada bumbu-bumbu provokasi dari Eka, teman satu tim Ana. Dan Ana hanya menjawabnya dengan senyum tipis kayak cengiran kuda, bergelut dengan hati " apa lagi ini, bukannya mikirin tanding malah mikirin cowok. Apa aku buka biro jodoh aja ya buat mereka, mulutnya ahli semua jodohin orang. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments