Sebuah pengalaman adalah suatu pelajaran berharga, dengan pengalaman yang kita dapat, kita mampu menilai, menemukan, mendapat, meraih, bahkan mengenal alam sekitar, maka jadikan lah pengalaman yang kita dapat sebagai guru terbaik
*****
Masih di rumah sakit
Setelah klara berbicara pada pak anggara, dengan keadaan pak anggara tak sadarkan diri, klara melihar tangan pak anggara bergerak dan sedikit membuka mata.
"Paman ya allah, aku harus panggil dokter" ucap klara dan dengan segera klara keluar dari ruangan tersebut untuk mencari dokter atau perawat dan ketika klara keluar kebetulan, klara melihat bu karina yang sedang berjalan untuk kembali ke ruangan pak anggara.
"Tante cepat tante!" Seru klara pada bu karina.
"Ada apa klara?" Tanya bu karina, bu karina merasa kaget melihat klara yang kelihatan panik, ia mempercepat langkahnya.
"Paman, tante!" Ucap klara.
"Suami saya kenapa?" Tanya bu karina lagi, ia merasa khawatir karna melihat ekpresi muka klara terlihat panik, lalu dengan segera bu karina masuk ke dalam ruangan pak anggara.
"Tadi tangan paman bergerak dan membuka mata" ujar klara.
"O ya" lalu dengan segera bu karina menghampiri suaminya yang masih terbaring di atas pelbath, bu karina memanggil dokter dan juga perawat melalui sambungan intercom yang terdapat di sisi ranjang pasien.
"Dok cepat kemari" tak lama dokter dan perawat pun datang.
"Ada apa nyonya?" Tanya dokter yang datang ke ruangan tersebut, karna panggilan intercom yang di gunakan bu karina.
"Suami saya sadar dok" jawab bu karina.
"Baiklah kalau begitu biarkan saya memeriksanya" ujar sang dokter.
"Iya silahkan dok" kemudian sang dokterpun memeriksa keadaan pak anggra
Dari mulai memeriksa mata pasien menggunakan penlight, kemudian dokter pun memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan pak anggara, setelah itu dokter menempelkan termometer untuk memeriksa keadaan di dalam tubuhnya.
"Sepertinya pak anggara mulai membaik" ucap dokter setelah selesai selasai melakukan pemeriksaan pada tubuh pak anggara.
"Pah ini mamah" ucap bu karina pada suaminya sambil terus menggenggam tangan suaminya, pa anggara berusaha menoleh istrinya, dengan terlihat berat ketika akan memutar kepalanya, sedangkan klara ia berdiri mematung di belakang bu karina.
"Mah ayah dimana?" Tanya pak anggara.
"ayah masih di rumah sakit" jawab bu karina, dengan mata berlinang ia menangis namun bukan tangisan duka melainkan tangisan bahagia karna melihat suaminya sudah sadar kembali, sebelumnya ia sempat putus asa melihat keadaan suaminya, bu karina ingin memberi tahukan kabar gembira pada anak-anaknya bahwa papah mereka sudah siumana
"Aku harus beritahu anak-anak, kalau papah sudah siuman.
"Mamah telpon anak-anak dulu" ucap bu karina lalu pergi dari sisi pak anggara mengambil ponsel di tasnya yang ia taruh di sofa. Pak anggara melihat klara yang sedang berdiri tak jauh dari tempat pak anggara berbaring.
"Kamu siapa?" Tanya pak anggara.
"Ak- akuuu" ucap klara gugup, belum klara melanjutkan kata-kata nya bu karina menghampiri, ia memperlihatkan keadaan pak anggara pada reyhan dan juga reynant, melalui sambungan video call.
"Sayang ini papah sudah sadar?" Ucap bu karina pada anak-anak nya.
"Beneran mam?!"
"Iya papah kamu sudah sadar"
"Ya sudah mam nanti reyhan kesana lagi, reyhan mau mandi dulu" ucap reyhan.
"Iya sayang" ucap bu karina.
"Mam reynant juga sudah sampai bandara dan sekarang menuju rumah sakit" ucap reynant.
"Mamah tunggu yah" ujar bu karina.
"Iya mam" jawab reynant.
"Kalau begitu mamah tutup dulu yah"
"Iya mam" setelah menutup sambungan video call nya bu karina kembali menghampiri suaminya ia kembali menggenggam tangan suaminya, lalu pak anggara bertanya pada istrinya.
"Siapa gadis ini?" Tanya pak anggara pada istrinya.
"Dia klara, istrinya rinto temannya reyhan, nanti mamah ceritakan kalau papah sudah sehat, sekarang papah istirahat pulihakan dulu kesehatan papah" ucap bu karina, klara hanya terbengong melihat, pak anggara yang tiba-tiba terbangun dari komanya setelah klara mengajakanya bicara, Tapi ada rasa senang di hati klara melihat mertuanya kembali sadarkan diri meskipun ia baru mengenal pak anggara, tapi ia ingat jika itu adalah mertuanya yang harus dia anggap seperti oeang tuanya sendiri.
Tak lama pintu terbuka dan munculah seorang pria muda yang tak kalah tampan dari reyhan, dia adalah reynant adik reyhan yang baru pulang dari canada, reynan segera memeluk ibunya melepas kangen, setelah lepas dari pelukan ibunya reynan menghampiri papahnya.
"bagaimana keadaaan papah?" Tanya reynan.
"Baik, papah sekarang baik" ucap pak anggra dengan nada lemah.
"Maaf kan rey pah, rey baru bisa pulang, soalnya banyak tugas rey disana yang nggk bisa rey tinggal karna sekarang kan rey memasuki semester akhir" ujar reynant.
"Nggak apa-apa lagi pula papah sekarang sudah baikan, mamah sama papah ngerti ko" ucap bu karina pada reynan lalu, tiba-tiba reynan merogoh saku calana berniat untuk mengambil ponsel namun ponselnya tak ada di saku celananya lalu ia teringat bahwa ponselnya ia tinggal di jok mobil dan lupa membawanya, reynan menoleh pada klara.
"Hey mba bisa tolong ambilkan ponselku di mobil!" Seru reynant.
"Ponsel?!" Ucap klara.
"Iya mobilnya di parkiran, disana ada mang wiwi" ucap reynant.
"Rey jangan nyuruh klara!" Seru bu karina.
"Kenapa mam? Dia bekerja sama kita masa nggk boleh disuruh-suruh!" Ucap reynant merasa aneh.
"Dia ini tamu nya abang kamu!" Tukas bu karina, bu karina merasa nggak enak sama klara.
"Oh jadi dia bukan pelayan di rumah kita?" Tanya reynan.
"Bukan! Dia istrinya rinto teman abang kamu, rinto menitipkan istrinya sama abang kamu karna dia sedang di luar negri" ujar bu karina.
"Maaf saya nggak tau kalau anda tamu abang saya!" Ucap reynan.
"Nggak apa-apa ko" jawab klara.
Seminggu berlalu
Pak anggara sudah kembali kerumah dan berkumpul lagi dengan anak istrinya sedangkan reynan ia hanya 1hari pulang kerumah nya, ia kembali ke canada karna ia harus menyelesaikan studinya yang tinggal beberapa minggu lagi memasuki masa wisuda, dan menjadi seorang sarjana hukum itupun jika ia lulus dan sudah dapat di pastikan reynan lulus karna reynant termasuk siswa berbakat,
Hari minggu di kamar klara sekitar
pukul 12.00 siang
Klara tengah tertidur di sofa lalu tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk dari luar.
"tok tok tok" klara terbangun karena suara ketokan tersebut, sebelum bangun klara memulihkan dulu ingatannya dan ia kembali mendengar suara dari luar kamar namun kali ini bukan suara ketokan akan tetapi suara orang memanggil namanya.
"Klara" dan ternyata reyhan yang memanggilnya.
"Iya sebentar" jawab klara dari dalam kamar, lalu ia dengan segera membuka pintu.
"Kamu lama sekali, aku panggil dari tadi!" Cetus reyhan.
"Iya maaf tadi aku ketiduran" ucap klara dengan menundukan kepalanya.
"Ada apa dokter manggil saya?" Tanya klara, namun reyhan tak menjawab malah nyelonong masuk ke kamar klara.
"Eh dokter nggak boleh masuk kamar perempuan sembarangan" ucap klara.
"Kenapa nggak boleh kamu kan istriku!"
"Bukan begitu, semua orang tau nya kan aku istri temannya dokter masa dokter main nyelonong aja masuk ke kamar istri orang" tukas klara.
"Iya juga sih, aku kesini cuma mau ngasih ini" ucap reyhan sambil memberikan beberapa paperbagh pada klara.
"Ini apa?" Tanya klara.
"Sebentar lagi perut kamu buncit, masa kamu mau pakai baju begitu terus kasihan anak yang di kandunganmu, dan ini uang untuk keperluan kamu" ucap reyhan, sambil memberikan amplop coklat berisikan uang yang jumlahnya mungkin nggak sedikit.
"Terima kasih dokter"
"Aku cuma menjalankan kewajibanku sebagai seorang suami, aku pergi dulu" ucap reyhan, dan berlalu pergi dari hadapan klara, klara hanya memandang kepergian reyhan.
"kenapa dokter tak pernah bilang kalau anak ini juga adalah anak dokter" gumam klara, lalu mengelus perutnya yang masih rata, ia melirik jam di atas nakas .
"ya allah aku belum shalat dzuhur" ucap klara, lalu dengan segera ia pergi ke kamar mandi untuk mengambil whudu dan segera mandirikan shalat dzuhur.
Di kamar bu karina dan pak anggara, pak anggara tengah duduk di sofa di kamarnya ia terlihat sibuk dengan layar laptopnya, karna semenjak sakit ia meninggalkan pekerjaan nya, sedangkan bu karina ia terduduk di pinggir kasur menatap suaminya yang sibuk dengan laptopnya.
"yah mamah kayanya harus segera menemui keluarga rinto, mereka harus tau kalau mereka sebentar lagi bakalan punya cucu" ujar bu karina
"Nggak usah, mamah nggak usah ikut campur urusan mereka!" seru pak anggara, ia mengalihkan pandangannya, dari layar laptop, dan memandang istrinya.
"Tapi pah kasihan klara kalau dia harus melahirkan sendiri tanpa keluarganya" ucap bu karina.
"Kan ada kita, dia bisa menganggap kita sebagai keluarganya" ucap pak anggara.
"Iya juga sih"
"Ya sudah mendingan sekarang mamah ambilkan mamah air putih!"Seru pak anggara.
"iya sebentar mamah ambilkan" kemudian bu karina segera pergi keluar kamar untuk mengambil air putih untuk suaminya.
Saat keluar dari kamar, bu karina melihat reyhan yang baru keluar dari kamar klara.
"Kamu ngapain dari kamar klara?" Tanya bu karina.
"Eh mamah! anu mam ak-akuuu! nganterin itu! kiriman dari rinto untuk klara" jawab reyhan.
"Ooooh gitu, ya sudah mamah kedapur dulu"
"I-iya mam" reyhan menarik napas panjang dan membuang kasar, setelah mamah nya berlalu pergi.
TBC
🐞TERIMA KASIH SUDAH BACA NOVEL KU JANGAN LUPA LIKE AND KOMEN NYA,🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Nur Hapipah
g tahan pgen nangis,
2021-11-22
1
alvika cahyawati
ya ampun kasihan km clara isteri y tak pernah d anggap y sabar ya
2021-11-11
1