Jangan pernah menilai seseorang dari sisi negative nya saja tapi kita juga harus melihat dari sisi positif nya agar kita tak salah ketika akan berbuat sesuatu pada orang tersebut.
Jam empat pagi di rumah bu karina
Klara terbangun dari tidur nya, setelah adzan subuh berkumandang klara dengan segera mengambil wudhu, lalu mendirikan shalat subuh setelah shalat dan membereskan sofa yang ia jadikan tempat tidur, semalam ia tidak tidur di kasur karna menurut klara kasurnya takut kotor jika ia tiduri itu yang di pikirkan klara sehingga ia lebih memilih tidur di sofa Klara pergi keluar kamar menuju dapur di sana sudah ada bi siti dan pelayan rumah yang lain nya, bi siti melihat klara masuk dapur ia menyapa.
"Non klara sudah bangun" sapa bi siti.
"Iya bi, ada yang bisa saya bantu di dapur bi?" Tanya klara.
"Nggak non pelayan di rumah ini banyak, sudah ada tugasnya masing-masing" ucap bi siti.
"Oh gitu, ya sudah aku bantu pekerjaan bi siti aja yah!"seru klara.
"Tapi non, nanti ibu marah" ujar bi siti.
"Enggak bakalan, sudah lah aku bantu bi siti masak ya" ucap klara.
"Emang non bisa?" Tanya bi siti.
"Ihh si bibi ngeledek klara kan permpuan masa gak bisa masak" ucap klara.
"Bukan gitu non, kan biasanya anak muda sekarang pada manja apa lagi anak orang kaya boro-boro masak, ngambil makanan di depan mata saja meski di ambilin sama pelayan" ujar bi siti.
"Itu bagi orang kaya, aku kan bukan orang kaya, aku ini sama seperti kalian orang tua ku dari kalangan biasa saja lagi pula aku bukan anak manja" ucap klara sambil membuka kulkas untuk mencari apa yang akan ia masak di pagi itu.
"Oh gitu"
"Iya jadi bibi nggk usah sungkan sama aku karna aku sama dengan kalian" ucap klara pada bi siti dan juga dua pelayan yang ada di situ yang tengah membereskan dapur, mereka tersenyum mendengar ucapan klara.
"Bi penghuni rumah di sini suka makan bubur nggak?" Tanya klara pada bi siti.
"Suka non apa lagi ibu dia paling suka makan bubur ayam" jawab bi siti.
"Ya sudah kalau begitu aku akan buat bubur ayam" ucap klara.
"Emang non bisa?!" tanua bi siti.
"Bisa lah yu kita bikin!" jawab klara, sambil mengambil beberapa bahan untuk membuat bubur.
Jam menunjukan pukul setengah tujuh pagi semua penghuni rumah sudah bangun termasuk nyonya besar di rumah itu, yaitu bu karina, bu karina turun ia menuju ruang makan, setelah sampai di ruang makan bu karina melihat klara sedang menata meja makan.
"Klara kamu lagi ngapain?" Tanya bu karina
"Eh tante" ucap klara.
"Kamu ngapain di sini mana bi siti?"
"bi siti di belakang" jawab klara, tak lama bi siti muncul.
"bi kenapa klara ikutan kedapur klara ini tamu reyhan?!" tukas bu karina.
"Maaf bu" ucap bi siti, sebelum bi siti melanjutkan kata-kata nya, klara segera berucap.
"Klara yang mau ko tante, bi siti nggak nyuruh klara, malah bi siti melarang klara membantunya" ucap klara ia berusaha agar bu karina tidak memarahi bi siti.
"Sayang kamu kan lagi hamil kamu nggak boleh cape, gimana kalau rinto tau dia pasti marah liat istrinya bekerja di rumah tante" ucap bu karina, klara diam sebentar, sebenarnya dia sama sekali tak mengerti dengan apa yang di alami nya sekarang.
"sebenarnya siapa rinto?" pikirnya kenapa jadi nama orang di bawa-bawa padahal yang sebenarnya terjadi adalah pernikahannya dengan anak wanita yang kini di hadapannya. lalu bu karina membuyarkan lamunan klara.
"ya sudah ayo kita sarapan" ajak bu karina, katika melihat ke atas meja makan, bu karina melihat ada semangkuk bubur terhidang di sana yang lengkap dengan toping khas bubur ayam di atasnya. bubur tersebut sengaja di hidangkan klara untuk sang mpunya rumah.
"Wah ini bubur ayam yah? Tumben bi siti bikin bubur pagi-pagi" ujar bu karina.
"Bukan saya bu tapi non klara yang membuatnya" ucap bi siti.
"Kamu membuat bubur?" Tanya bu karina pada klara.
"Iya tapi tau enak tau enggak!" Kata klara
"Kelihatan nya enak" ucap bu karina sambil menyendok bubur tersebut.
"Emmmh enak sekali bubur nya" ucap bu karina
"Masa sih?" Tanya klara.
"Iya bubur buatan kamu enak" jawab bu karina sambil kembali memasukan sendok berisi bubur tersebut ke mulutnya.
"Ayo dong kamu juga makan, jangan berdiri terus di situ" ajak sang mertua yang melihat klara berdiri di sisi bibir meja makan.
"Iya" ucap klara sambil menghenyangkan pantatnya di kursi makan dan mereka pun sarapan bubur bersama pagi itu.
"Tante biasanya kalau sarapan pasti rame yah di meja makan ini, ada paman, ada anak2 tante!" Ucap klara.
"Ya waktu anak-anak tante masih kecil-kecil tapi setelah mereka besar mereka punya kesibukan masing-masing kadang seperti ini tante sarapan sendiri, tanpa mereka" ucap bu karina dengan nada sedikit sendu.
"Lho ko bisa begitu tante!"
"Ya karna suami tante selalu berangkat pagi-pagi ketika ada pekerjaan yang sangat penting yang harus segera ia selesaikan, ia terburu-buru pergi kekantor paling tante memberikan bekal sarapan pagi untuk di bawa kekantor, karna se sibuk apapun suami tante itu, dia selalu ingin sarapan dengan makanan yang di buatkan tante, dan mau nggk mau kalau suami tante ada di rumah tante yang masak untuknya, makan siang, makan malam, dia harus makan makanan yang di buat tante meskipun di kantor. dan tante selalu menyuruh mang wiwi mengantar makanannya ke kantor" ujar bu karina pada klara yang setia mendengarkan curhatan bu karina.
"Wah romantisnya, terus anak-anak tante?" ucap klara.
"Mereka sibuk dengan sekolahnya, kadang jika ekskul pagi, mereka pagi2 sudah berangkat, kadang lupa pamit sama mamah nya"
"Oh gitu, kalau boleh tau anak tante ada berapa?" Tanya klara.
"Semuanya tiga, pertama reyhan, reynant, dan yang ketiga renata, yang tante ceritakan semalam"
"Ohhhh" ucap klara sambil memasukan suapan terakhir kemulutnya bu karina, selesai menghabiskan sarapannya paginya sungguh bubur ayam yang lezat pikir nya.
"Klara bubur ayam buatan kamu benar-benar enak" ucap bu karina kembali memuji masakan klara.
"Ah tante bisa saja, masakan tante juga pasti enak, makanya paman ketagihan masakan tante" kata klara.
"Kamu mau nyobain masakan tante?" Tanya bu karina.
"Tentu Tentu klara harus, kudu, mesti nyobain Masakan tante, pasti enak dan selain itu kan klara bisa makan gratis hehehe" klakar klara.
"Ah kamu memangnya kamu makan di sini bakalan di minta bayar? Kamu makan di sini gratis sampai kapanpun" Ucap bu karina.
"Iya klara tau, klara bercanda" ucap Klara, karna sarapan sudah selesai bu karina berdiri dari duduknya, hendak pergi, sedangkan klara ia terlihat mengambil mangkuk kotor di atas meja bekas ia dan mertuanya sarapan, untuk di bawa kedapur dan mencuci nya namun bu karina menghentikan niat klara, yang akan membawa mangkuk kotor ke belakang.
"Klara biarkan, bibi yang mengerjakannya" seru bu karina.
"Oh iya klara tante mau kerumah sakit jenguk suami tante, nanti" belum bu karina selesai bicara klara sudah menyela.
"Klara ikut"
"Jangan, kamu lagi hamil"
"Nggak apa-apa ko, anak dalam kandungan klara pasti kuat"
"Tapi klara"
"Tante klara mohon, klara belum sempat bertemu paman" ucap klara ia memohon dengan mengatupkan kedua telapak tangan didepan dadanya, dengan muka manja.
"anak ini lucu dia benar-benar mengingatkan aku pada renata" gumam bu karina dalam hatinya, ia tersenyum sambil memandang wajah klara.
"Ya sudah" akhirnya bu karina kalah ia mengijinkan klara ikut dengan nya.
"Asiiik aku ikut" teriak klara sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, dan berlari menuju kamar untuk bersiap.
"Klara siap-siap dulu yah" teriak klara sambil berlari kecil menuju kamar.
"Klara hati-hati kamu lagi hamil!" seru bu karina, namun tak di gubris oleh klara saking senangnya di ajak bu karina, bu karina hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat tingkah klara yang seperti anak kecil.
"Aku baru mengenal dia tapi rasanya seperti sudah lama aku kenal dia" gumam bu karina lagi.
Di rumah sakit
Bu karina dan klara sampai di rumah sakit tempat suami bu karina di rawat tepatnya di ruang VVIP ruangan yang dimana hanya orang kaya yang dapat menempati ruangan tersebut ruangan yang benar-benar mewah dengan segala pasilitas yang serba praktis dan otomatis,
Namun semewah apapun dan senyaman apapun tempat itu tetap lah tempat orang sakit mungkin nyaman bagi orang sehat namun tidak bagi orang sakit, senyaman apapun tempat itu, tetap tak dapat merasakan kenyamanannya karna mereka harus bergelut melawan rasa sakit yang di derita.
Sesampainya di ruangan di mana pak anggara di rawat yaitu ayah reyhan, klara melihat reyhan yang tertidur pulas di kasur yang khusus di sediakan pihak rumah sakit untuk penunggu pasien di rumah sakit itu, reyhan nampak begitu pulas mungkin ia kecapean karna ia tak sempat pulang ke rumah setelah kepulangan nya dari daerah di mana ia berdinas sebagai dokter pengganti di kampung klara.
"Anak ini katanya nungguin papahnya tapi dia tidur sampai pulas begitu, bagaimana kalau papah nya bangun dan butuh sesuatu" gerutu bu karina, tak lama reyhan mengerjapkan matanya ia mulai membuka mata dan melihat kesekelilingnya dan ia baru tersadar jika ia berada di ruangan salah satu rumah sakit dan ia pun teringat kalau ia sedang menunggu papah nya yang sakit, lalu ia menoleh ke arah klara dan bu karina.
"Mamah, sudah ada di sini!" Ucap reyhan sambil mengucek sebelah matanya.
"Kamu ini katanya nungguin papah kamu, tapi kamu sendiri sepertinya tidurmu pulas sekali, kamu pulanglah istirahat di rumah biar mamah sama klara yang gantian nungguin papah kamu" ucap bu karina pada anaknya.
"Maaf mam!" Ucap reyhan lalu ia bangkit dari tempat tidurnya.
"Klara ngapain kamu ke sini, kamu kan lagi hamil nggak baik wanita hamil sering-sering berada di rumah sakit!" Seru reyhan, dengan nada tinggi setengah memarahi.
"Nggak apa-apa ko dokter anaku ini pasti kuat, seperti bapaknya iya kan? mas rinto juga orangnya kuat, kuat berbohong" ucap klara sedikit meledek dan menyinggung reyhan serta sedikit memelankan suaranya bahkan nyaris tak terdengar, saat berkata "berbohong" agar tak terdengar bu karina karna kata-kata tersebut di tunjukan untuk reyhan sendiri.
Mendengar klara berkata demikian reyhan segera mengambil jasnya yang teronggok di sofa lalu membawanya dan pergi dari ruangan tersebut.
"Reyhan kamu mau kemana?" Tanya bu karina.
"Pulang" jawab reyhan Dan setelah reyhan kaluar, seorang dokter yang biasa memeriksa pak anggara masuk.
"Selamat pagi bu karina" sapa sang dokter.
"Iya selamat pagi juga dokter"
"Maaf bu apa ibu bisa keruangan saya sebentar ada yang mau saya bicarakan"
"Iya dok saya segera menyusul kesana" ucap bu karina.
"Kamu nggak apa-apa kan tante tinggal sendiri disni?" kata bu karina.
"Iya nggak apa-apa" lalu segera bu karina mengikuti sang dokter, setelah kepergian bu karina klara melihat seorang pria berbaring lalu ia mendekati nya.
"Paman, paman harus sembuh nggak boleh terus terbaring di sini paman harus kuat karna paman sebentar lagi bakal punya cucu, paman pasti belum tau siapa aku kan? Aku klara, klara andarista sebenarnya aku menantu paman tapi anak paman nggak mau orang-orang tau kalau aku ini istrinya, sebenarnya aku sedih tapi mau bagaimana lagi, paman aku mau paman sembuh kembali seperti sedia kala, meskipun klara nggak tau setelah paman sembuh nanti paman akan suka sama aku atau tidak, karna aku cuma gadis kampung, dan mungkin paman akan jijik sama aku karna aku sudah mengandung cucu paman di luar nikah" ucap klara ia berbicara pada orang yang sama sekali tak merespon perkataannya, karna pak anggara tak sadarkan diri, tapi ia juga tak pernah berpikir apakah pak anggara mendengarnya atau tidak.
TBC
🌹Terima kasih sudah baca nivelku baca juga novel perdanaku yang berjudul my girlfreand ya ceritanya juga nggak kalah keren, terima kasih sekali lagi salam kenal🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Nur Hapipah
pgen nangis
2021-11-22
0