Klara dan reyhan sampai di sebuah pintu kamar rumah sakit yang bertuliskan ruang VVIP selama berjalan melewati lorong rumah sakit, jantung klara terus berdegup kencang, ia terus membayangkan bagaimana pertemuannya dengan sang mertua apakah mereka akan menerima klara dengan baik atau justru sebaliknya.
Mengingat klara adalah gadis kampung sedangkan dokter reyhan ini adalah orang yang benar-benar terlahir dari keturunan berdarah biru dan klara pun baru menyadari dengan apa yang dia lihat bahwa reyhan bukan dari kalangan biasa, sebelumnya klara menyangka kalau reyhan adalah dokter biasa saja seperti pada umumnya namun ternyata jauh dari yang ia pikirkan dan entah apa yang akan terjadi jika warga di kampungnya tau tentang keadaan reyhan yang begitu kaya dan berlimpah ruah dengan kekayaan yang dimilikinya, pikiran klara terus berkutat dengan apa yang ia temui hari itu.
Reyhan memencet tombol pintu ruangan tersebut dan baru lah pintu terbuka, setelah pintu terbuka klara dan reyhan pun masuk mereka melihat seorang laki-laki setengah baya terbaring lemah di kasur pesakitan.
Setelah mereka masuk reyhan di sambut seorang wanita cantik yang meski berumur namun kecantikannya masih terpancar, dandanannya yang modis dengan segala yang menempel di tubuhnya semua serba branded wanita tersebut tak lain adalah karina ibunda reyhan.
"Reyhan" sapa bu karina setelah melihat kedatangan anaknya.
"Mam bagaimana keadaaan ayah?" Tanya reyhan dengan tergesa menghampiri ayahnya yang terbaring tak sadarkan diri dengan semua peralatan medis terpasang di tubuhnya nampak terlihat jelas kekhawatiran reyhan melihat keadaan ayahnya.
"Dia sangat lemah, tadi dokter sudah memeriksanya dan memberikan obat penenang, mamah khawatir sekali dengan papah mu apa lagi sekarang jantung nya kembali melemah" jawab bu karina.
"Kalau begitu kita bawa ayah ke singapore" ujar reyhan.
"Mamah sudah mendatangkan dokter terbaik dari beberapa negara kesini untuk papah kamu termasuk dokter dari singapore, karna mamah gak mau kalau papah kamu kecapean kalau harus bolak-balik melalui perjalanan jauh mamah khawatir kalau papah kamu tambah ngedrop lagi" tukas bu karina lalu bu karina menoleh pada gadis yang berdiri dekat pintu dia klara yang sedari tadi memperhatikan dan mendengarkan perbincangan ibu dan anak tersebut lalu bu karina bertanya.
"Kamu siapa?" Tanya bu karina pada klara yang sedari tadi berdiri.
"Sa_saya!" Ucap klara ia merasa gugup, lalu dengan segera klara mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan bu karina menjabat tangan klara, setelah berjabat tangan klara menarik tangan klara lalu mencium punggung tangan bu karina, ia tau bahwa itu adalah mertuanya karna reyhan berkali-kali memanggil bu karina dengan sebutan mamah di dalam perbincangannya, saat klara akan menjawab segera di dahului oleh reyhan.
"Dia klara, istrinya rinto temanku yang waktu itu pernah kerumah, mamah ingatkan?!" Ucap reyhan, dan ucapan reyhan membuat hati klara seperti teriris sembilu ia merasa tak percaya dengan apa yang di ucapkan reyhan perkataan yang menyayat hati, karna reyhan tak mengakui dirinya sebagai istri, klara benar-benar tak dapat berkata apa-apa selain diam.
"kenapa dokter tak mengakui aku sebagai istri nya? Apa dia malu karna aku bukan orang kaya, Dan aku hanyalah seorang gadis kampung?" Gumam klara, dalam batin nya menangis.
"Oh jadi kamu istrinya rinto cantik sekali kamu nak, jadi si rinto sudah nikah! Kapan dia nikah ko nggak ngundang mamah?" Tanya bu karina pada reyhan.
"Baru beberapa hari mah" jawab reyhan.
"Loh loh loh jadi masih pengantin baru, terus kenapa kamu bawa-bawa istri orang?! kamu nggak bawa kabur dia kan?" Tanya bu karina.
"Nggak lah mam dia nitipin istrinya ke aku karna dia mau keluar negri dan mungkin cukup lama disana, boleh kan klara tinggal di rumah kita?" Tanya reyhan.
"Di rumah, tapi kenapa? bukan kah dia istrinya teman kamu?" Tanya bu karina merasa aneh.
"mam klara sedang hamil, tapi orang tuanya tidak tau!" Jawab reyhan berbohong
"Apa!!!? Terus kenapa dia tidak memberitahukan saja yang sebenarnya pada orang tuanya?"
"Nggak bisa mam orang tua nya tak merestui mereka" ucap reyhan semakin pandai ia berbohong untuk menutupi aib dari ibunya sendiri, ibarat kata lempar batu sembunyi tangan itulah yang di lakukan reyhan.
"Kasihan kamu dek, seharusnya kalian berpikir dulu sebelum melakukan kesalahan tapi meski bagaimanapun juga anak yang ada dalam kandungan mu itu cucu mereka jadi mereka harus tau" ucap bu karina,
klara hanya menunduk di dalam hatinya ia merasa sangat sedih, karna sebenarnya wanita yang ada di hadapannya lah nenek dari cucu yang sedang di kandungannya, tak hanya itu klara juga merasa sedih karna reyhan sama sekali tak menganggapnya sebagai istri dan klara merasa sakit dengan semua perlakuan reyhan namun di sisi lain ia juga merasa malu dngan apa yang ia lakukan dengan reyhan, kalau saja waktu itu mereka tak melakukan hal tersebut mungkin ini semua tak akan terjadi dan klara pun mungkin tak akan berada disini, mungkin klara masih di kampungnya berkumpul dengan keluarganya dan juga para sahabatnya.
"Boleh yah mam lagian kasihan dia, dia dari kampung nanglu tempat aku dinas disana" tanya reyhan lagi.
"Ya sudah" bu karina sebenarnya seorang wanita berhati mulya ia tak pernah tega jika melihat seseorang terlantar dan tersakiti.
"terima kasih bu" ucap klara, bu karina menjawab dengan senyuman.
"Mamah pulang saja biar aku yang jaga papah malam ini" ujar reyhan.
"Iya sayang mamah harus pulang dulu kerumah untuk ngambil sesuatu, tapi apa kamu nggak cape kamu juga kan baru pulang?" Tanya bu karina.
"Nggak mam, mamah pulang aja dulu suruh mang wiwi pake mobilku, soalnya barang-barang klara ada di mobilku, " jawab reyhan.
"Ya sudah kalau gitu mamah pulang yah"
"Klara kamu bisa pulang kerumah bareng mamah" seru reyhan.
"Tapi.."
"Kamu pulanglah!" Seru reyhan.
"Ayo sayang ikut tante, kamu lagi hamil gk baik lama-lama berada di rumah sakit" ajak bu karina. Klara mengangguk lalu mengikuti bu karina yang berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Mereka berjalan menelusuri setiap lorong rumah sakit yang ramai berlalu lalang dengan orang seperti keluarga pasien, dokter, perawat, dan juga orang yang yang punya kepentingan di rumah sakit tersebut yang entah apa itu.
Di dalam mobil
Bukarina mengajak klara ngobrol dan bertanya sesuatu.
"Kamu ketemu rinto di nanglu?"Tanya bu karina. klara sedikit bingung dengan jawabannya ia diam sebentar lalu berkata.
"I- iiya" jawab klara gugup.
"Oh jadi si rinto pergi kesana juga!"
"Tante pikir cuma reyhan yang kesana! Tapi yang mamah tau rinto bukan dokter, ya kan?!" Ucap bu karina, klara makin bingung dengan jawabannya, tiba-tiba klara merasa mual ia hendak muntah bu karina merasa kasihan melihat klara seperti itu lalu bu karina menyuruh mang wiwi supirnya untuk menepikan mobilnya.
"Mang berhentilah sejenak kasihan klara" seru bu karina.
"Baik bu" lalu mang wiwi menepikan mobilnya klara turun dari mobil ia memuntahkan isi perutnya, bu karina kasihan pada klara ia keluar dari mobil lalu memijat tengkuk leher klara untuk mengurangi rasa mualnya dan memberikan minyak kayu putih pada klara klara mengambilnya dan mengoleskan di bagian hidungnya.
"Udah enakan?" Tanya bu karina.
"Iya sudah" jawab klara.
"Ya sudah yu kita jalan lagi" ajak bu karina.
"Apa masih jauh tante?" Tanya klara.
"Nggk sebentar lagi, tuh di ujung jalan sana" tunjuk bu karina menunjuk jalan ke arah rumahnya, yang memang tinggal beberapa meter lagi dari tempatnya mang wiwi memarkirkan mobil. Kemudian kembali mereka masuk mobil dan melanjutkan perjalanannya.
Sampai di halaman rumah
Mobil berhasil memasuki halaman rumah yang tertutup gerbang tinggi halaman yang cukup luas, klara turun dari mobil ia melihat kemegahan rumah bu karina.
"Ini rumah tante?" Tanya klara.
"Iya, kenapa?"
"Besar sekali" ucap klara, klara terus memandangi rumah tersebut dengan penuh rasa kagum.
Design rumah yang begitu mewah dengan pilar yang menjulang tinggi, lighting di setiap sisi, pintu yang besar dengan tanaman hias yang beragam dan mahal menghiasi halaman tersebut.
"Ayo klara masuk" ajak bu karina, membuat klara kaget.
"Ah iya" ucap klara, lalu klara mengambil semua barang-barangnya di dalam mobil, ia mengambil tas besarnya yang di jinjing juga tas yang di salempang dan jugabeberapa kresek yang entah apa isinya bu karina yang melihat klara keropotan dengan semuanya menyuruh mang wiwi untuk membantu klara.
"Mang bantuin klara bawa barang-barangnya!" seru bu karina.
"Baik bu" lalu mang wiwi mengambil sebagian barang yang di bawa klara dan mereka hendak masuk kerumah tiba-tiba klara berhenti.
"Oh iya aku lupa" ucap klra.
"Lupa apa klara?" Tanya bu karina, lalu klara kembali ke mobil ia mengambil dus yang berisikan gula merah kelapa dan juga pisang.
"Itu apa?" Tanya bu karina.
"Ini oleh-oleh dari ibu sama bapak, sebenarnya tadi banyak karna semua memberi oleh-oleh tapi saat di bandara dokter nggk boleh membawanya dan menyuruh sopirnya untuk membawa semuanya tapi aku meminta ini untuk di bawa karna ini dari ibu sama bapa.
"Oh ya sudah biar itu di bawa sama mang wiwi saja" dan mereka pun masuk kerumah kembali mata klara berkeliling memandangi seisi rumah "ya allah ini seperti istana" gumam klara.
"Ayo sayang ikut tante" ajak bu karina.
"Kemana?" Tanya klara.
"Ke kamar kamu" jawab bu karina.
"Bi sitiiii!" Panggil bu karina pada salah satu pelayan di rumahnya, lalu perempuan muda pun datang dengan tergopoh.
"Iya bu"
"Tolong bereskan kamar yang di samping kamar reyhan, dan bawa semua barang-barang nya nona ini kesana"
"Baik bu" lalu bi siti pun pergi untuk mengerjakan perintah majikannya.
"Kamu sudah makan?" Tanya bu karina pada klara yang sedang asik mengagumi seisi rumah mertuanya.
"Emmm belum" jawab klara sambil menggelengkan kepala lalu menunduk malu.
"Ya sudah kita makan dulu" ajak bu karina lalu membawa klara keruang makan, sampai nya di meja makan klara di persilahkan duduk.
"Makan lah" ucap bu karina.
"Terima kasih tante, tante sudah baik sama klara" ucap klara.
"Iya sama-sama, klara kamu polos sekali nak, apa kamu pernah kekota sebelumnya?"
"Nggak! ibu sama bapa juga nggak pernah kekota sebesar ini, klara nggak pernah melihat kota yang seperti ini, di sini banyak bangunan yang tinggi-tinggi rumah-rumah mewah klara nggak pernah melihat sebelumnya, klara hanya pernah melihat di tv saja" ucap klara dengan polosnya ia bicara sambil memragakan tangannya dan menengadahkan kepalanya seolah membayangkan betapa indahnya kota yang ia lihat, sementara bu karina hanya tersenyum melihat tingkah klara,
"Ya sudah kamu makan lah setelah itu kamu istirahat, kamu pasti cape" ucap bu karina
"Emmm" ucap klara sambil mulai menyantap makanan yang ada di meja.
"polos sekali anak ini, si rinto benar-benar keterlaluan ia pasti memanfaatkannya, ah tapi untung dia menikahinya, aku harus bertemu dengan anak itu atau nggak dengan orang tuanya kasihan klara" gumam bu karina sambil memperhatikan klara yang sedang makan dengan lahapnya lalu ia pun mulai makan, dan mereka pun makan malam berdua dengan khidmat setlah makan klra, membawa piring kotor dan hendak mencucinya di whastafel yang tak jauh dari sana, namun di larang oleh mertuanya.
"Jangan di cuci biar nanti bibi yang mengerjakannya sekarang kita kekamar kamu" tukas bu karina lalu bu karina mengantar klara ke kamar yang sudah di sediakan untuknya.
"Ini kamar kamu, kamu bisa tidur sini" ujar bu karina.
"Wahhh kamar nya besar sekali dan sangat bersih, klara tidur di sini tante" ucap klara sambil memperhatikan setiap sudut ruangan kamar yang akan di tempatinya
"Ya sudah tidurlah tante tinggal dulu" ucal bu karina lalu membalikan baan nya hendak keluar dari kamar tersebut.
"Tante! Sekali lagi terima kasih, tante sudah baik sama klara" ucap klara.
"Iya ini nggak seberapa ko tidurlah" ucap bu karina lalu mengelus kepala klara, bu karina teringat dengan anak perempuannya yang meninggal beberapa tahun lalu karna kecelakaan dan usia nya seumuran dengan klara bu karina terlihat bersedih dan tanpa terasa airmatanya mengalir di pipinya klarayang melihatnya ia merasa aneh.
"Tante kenapa?" Tanya klara.
"Tante teringat dengan anak perempuan tante" jawab bu karina, sambil mengusap air matanya.
"Memangnya kemana anak tante itu" tanya klara lagi.
"Nggak ada dia sudah meninggal" jawab bu karina.
"Innalillahi wa'inaillaihirajiun tante yang sabar yah, kapan meninggalnya?"
"Sudah lama, tujuh tahun yang lalu"
"Ohh sudah lama, tante jangan terus mengingat dia apa lagi sampai menangisinya, kasihan dia tante karna yang sudah meninggal tak mengharapkan di tangisi orang yang masih hidup, itu akan memberatkannya di alam kubur sana," ucap klara seolah menasehati.
"Benarkah?!"
"Iya jadi tante harus ikhlas, sebab semua yang ada di dunia ini akan mengalami kematian, jadi untuk apa kita menangisi orang yang sudah meninggal, toh kita sendiri juga akan mengalaminya, tante do'kan saja agar anak tante tenang disana" ucap klara.
"Baik lah tante akan selalu mendo'akan anak tante, terima kasih sayang sudah mengingatkan tante kalu begitu tante ke kamar dulu" lalu bu karina keluar dari kamar yang di tempati klara, klara tersenyum memandang kepergian bu karina, lalu ia kembali melihat isi kamarnya yang terbilang mewah jika di bandingkan dengan kamarnya di kampung, lalu klara duduk di tepi kasurnya.
"Empuk sekali kasur nya, ah aku nggak boleh tidur disini nanti kotor kalau di tiduri anak kampung kaya aku" ucap klara bicara sendiri, ia melihat ada sofa di sana lalu ia duduk di sofa tersebut, tiba-tiba ia merasa badannya sangat lengket karna seharian ia belum mandi.
"Aku harus mandi, tapi di mana kamar mandinyaa???!" Gumam klara.
"Itu ruangan apa ko ada pintu di situ" lalu klara menghampiri pintu yang tertutup itu dan pelan-pelan membukanya setelah pintu terbuka klara masuk ia melihat ada beberapa produk sabun mandi dan juga peralatan mandi ia juga melihat bhatup, shower, dan ada juga kloset duduk yang sangat bagus menurutnya.
" oh jadi ini kamar mandi! Rupanya kamar ini sudah lengkap dengan segalanya beruntung sekali aku tinggal di sini, tapiii sampai kapan aku akan tinggal di sini mungkin sampaiii" klara melihat perutnya yang belum terlihat membesar lalu ia mengelusnya "sampai kamu lahir nak" ucap klara
TBC
🌹Terima kasih sudah baca novel ku ikutin terus kisah nya yah dan jangn lupa vote like and komen nya untuk mendukung author agar bisa berkarya dengan lebih baik lagi🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
S Winar
pembelajaran bagi para gadis
jangan buktikan cintamu dg cuma2
2021-11-23
0
alvika cahyawati
kasihan km klara tak pernah d anggap isteri y sabar ya
2021-11-11
2