Pagi hari di kamar klara
Reyhan terbangun dari tidurnya ia melihat klara sudah tak ada di atas ranjangnya kemudian ia pergi keluar kamar hendak mencuci mukanya, namun secara tidak sengaja reyhan mendengar percakapan klara dan bapaknya, ia mendengar ucapan pak abdi yang seolah tau rencana reyhan setelah klara melahirka.
"Rupanya pak abdi sudah tau dengan rencanaku kalau aku dan klara akan pisah setelah dia melahirkan" gumam reyhan, setelah reyhan mendengar pembicaraan klara dan pak abdi ia mengurungkan niatnya untuk mencuci mukanya ia kembali kekamar dan duduk di sofa yang ia tiduri semalam ia duduk dengan menyenderkan bahunya, tak lama klara masuk kekamarnya setelah selesai di nasihati bapaknya, klara melihat reyhan sedang duduk di sofa, lalu ia bertanya.
"Dokter sudah bangun! Mau saya buatkan teh manis?" Tanya klara.
"Nggak usah" jawab reyhan "klara sekarang kita suami istri aku mau kita tinggal di rumah dinas sebelum aku kembali kejakarta, mungkin kita juga nggak lama di rumah dinas karna aku harus pulang ke jakarta dan kamu juga harus ikut denganku, sebab aku juga nggak mau semua orang tau tentang kehamilan mu aku bisa malu" ucap reyhan dengan nada sedikit ketus, klara hanya diam, kemudian menganggukan kepalanya tanda setuju.
"Apa dokter mau mandi, atau sarapan dulu" tanya klara lagi.
"Ya sudah kamu siapkan sarapan saja, aku akan mandi di rumah dinas" jawab reyhan
"Baiklah" jawab klara manut lalu ia segera kembali keluar dari kamar menyiapkan sarapan untuk reyhan yang kini telah menjadi suaminya karna dalam pikirnya meski bagaimanapun reyhan namun sekarang ia suaminya yang harus di layani sebaik mungkin.
Setelah selesai sarapan reyhan terlihat sedang bersiap untuk kembali ke rumah dinasnya ia pun mengajak klara karna ia tak mau di pandang buruk oleh orang sekampung itu meski bagaimanapun orang-orang di kampung itu mengenal reyhan sebagai dokter yang baik, ramah dan terhormat ia tak mau jika reputasinya jelek di hadapan orang-orang di sana.
Dikamar klara
"Klara ayolah aku harus kembali ke rumah dinas" seru reyhan yang sudah kelamaan menunggu klara yang sedari tadi sibuk memasukan pakaiannya dan juga beberapa keperluannya kedalam tas.
"Iya ini sudah ko" jawab klara, ia dengan bergegas berdiri di hadapan reyhan sembari menggendol tas besar dan juga di tangan kirinya terlihat menjijing tas yang juga tak kalah besar sedangkan di tangan kanannya ia menjinjing beberapa kresek yang entah apa isinya ia terlihat sangat kerepotan dengan semua itu, ketika reyhan melihat ke arah klara reyhan kaget bibirnya terlihat menahan tawa sepertinya reyhan ingin menertawakannya namun ia menahannya.
"Klara bisakah kamu membawa yang pentingnya nya saja?!" Ucap reyhan.
"Ini juga yang pentingnya saja yang saya bawa" jawab klara.
"Maksudku yang benar-benar penting, jadi nggak usah sebanyak ini" reyhan menjelaskan.
"Tapi ini ini semua penting buat aku"
"Ah! ya sudahlah terserah kamu" ucap reyhan. sambil beranjak dari duduknya lalu ia keluar dari kamar klara dan di ikuti klara, mereka berpamitan pada bu indi dan pak abdi yang berada di ruang tengah bu indi dan pak abdi menoleh pada klara setelah mendengar suara pintu kamarnya di buka.
"Kalian jadi pindah kerumah dinas?" Tanya bu indi.
"Iya bu saya pamit" jawab reyhan.
"Nggak tinggal dulu di sini beberapa hari lagi" ucap bu indi.
"Banyak yang harus saya selesaikan, lagi pula dari sini kerumah dinas kan gak jauh kalau ibu sama bapa ketemu klara kan bisa datang kesana" kata reyhan.
"Ya sudah kalau begitu ibu akan mengantarkan kalian yah"
"Iya bu" ucap klara ia senang mendengar ibu nya akan mengantarkan kepindahannya.
"Tapi kita nggak langsung kerumah bu kita mau mampir dulu ke suatu tempat, mungkin ibu bisa nyusul nanti" ucap reyhan.
"Emang kita mau kemana dulu" tanya klara ia merasa aneh karna sebelumnya reyhan tak memberi tahukan jika ia akan mengajaknya kesuatu tempat.
"Kita akan ketoko dulu membeli perlengkapan kita nanti di sana" ucap reyhan berbohong karna sebenarnya reyhan tak mau jika ibunya ikut mengantarkan klara, sebab di sana klara akan pisah kamar dengan reyhan maka dari itu reyhan tak ingin jika bu indi ikut karna ia tak mau bu indi tau jika mereka akan pisah kamar.
"Ohh kalau begitu nanti saja ibu nyusul kesana ya" ucap bu indi.
"Kalau begitu kita berangkat duly ya bu" ucap klara sambil menjulurkan tangan hendak bersalaman, setelah berpamitan klara dan reyhan pun pergi menuju rumah dinas itu, karna jarak nya tak jauh dari rumah klara tak memakan waktu lama akhirnya merekapun sampai
Di rumah dinas
Sesampainya di rumah dinas klara bertanya pada reyhan.
"Dokter bukankah dokter tadi mau ngajak aku belanja dulu, belanja keperluan kita?" Tanya klara.
"Oh tadi setelah aku pikir-pikir barang-barang keperluan kita masih banyak jadi lain kali saja kita belanjanya" jawab reyhan.
"Oh gitu yah!" Ucap klara sambil sedikit cemberut
"Kalau tau gitu tadi udah aja ibu ikut kita" ucap klara
"Klara ibu kamu kan bisa kesini kapan pun jarak dari rumah kamu kesini kan gak jauh bisa jalan kaki juga" ucap reyhan.
"Sekarang kamu bereskan barang-barang kamu di kamar sebelah sana" ucap reyhan sambil menunjuk kamar du sebelah kamarnya.
"Jadi kita pisah kamar!?" Tanya klara.
"Iya kamu nggak keberatan kan?"
"Tapi kita kan suami istri" ucap klara.
"Klara kamu nggak ingat dengan perjanjiannya kita nikah tapi setelah anak itu lahir kita akan pisah" ucap reyhan seolah tak ada rasa bersalah dalam dirinya dan ucapan reyhan dengan seketika membuat hati klara hancur, klara hanya diam mematung setelah mendengar ucapan reyhan ia tak menyangka seorang dokter yang sangat di segani di kampung itu bisa berbuat seperti itu padanya, dan tak terasa air mata nya mulai jatuh ke pipi putihnya kemudian ia bertanya.
"Di mana kamarku?"
"Di sana di sebelah kamarku" lalu klara pergi menuju kamar tersebut ia membereskan barang-barang yang ia bawa dari rumahnya, sesekali klara menyeka iar mata dan ingus nya, ia merasakan kesedihan yang mendalam.
Sementra di luar kamar reyhan duduk di sofa ruang tengah lalu ia merogoh ponselnya dari dalam saku celananya kebetulan jaringan selular di rumah itu signal di rumah itu lagi kuat ia melihat ada pesan yang masuk ke nomor ponselnya saat ia baca ternyata pesan dari ibunya di jakarta yang isi pesannya memberi tahukan bahwa ayahnya masuk rumah sakit karna penyakit jantung nya yang semakin parah, sontak isi pesan tersebut membuat reyhan kaget ia bingung dengan apa yang harus di lakukannya antara harus segera pulang kejakarta atau tidak mengingat tugasnya di kampung itu masih satu bulan lagi namun karna ia semakin cemas dengan ayahnya tak berpikir lagi reyhan segera pergi kekamarnya ia berniat akan pulang kejakarta hari itu juga, saat sedang berkemas tiba-tiba ia teringat dengan klara.
"Klara bagaimana dengannya?! apa bawa dia sekarang?!! Tapi apa yang harus aku katakan sama mamah? Nggak mungkin kalau aku bilang kalau dia istri ku!!!" Gumam reyhan, reyhan semakin bingung sambil berkacak pinggang menghadap lemari pakaiannya"akkhh" teriak reyhan terlihat semakin kacau, ia mengacak rambutnya dengan sebelah tangan lalu membanting pintu lemari dan keluar dari kamarnya menemui klara di kamar sebelah kamarnya setelah sampai di ambang pintu kamar reyhan mengetuk pintu dan memanggil klara.
"Klara" panggil reyhan.
Lama tak ada jawaban dari dalam kamar kembali reyhan memangil Klara dengan sedikit menambah volume suaranya.
"Klara kamu sedang apa sih" sampai tiga kali reyhan memangil Klara, karna tak sabar lalu reyhan membuka pintu kamar yang di tempati klara dan rupanya klara tengah mendirikan shalat, setelah melihat klara yang tengah shalat reyhan hanya diam di ambang pintu memperhatikan pergerakan dalam shalat klara, untung shalatnya sudah raka'at akhir setelah selesai shalat klara langsung menoleh reyhan yang berdiri di ambang pintu dan bertanya sambil segera ia berdiri dari duduknya lalu membuka mukena yang ia kenakan.
"Ada apa dokter memanggil saya?" Tanya klara sembari melipat mukena dan menaruhnya di atas nakas sebelah ranjangnya.
"Kamu shalat apa jam segini? Inikan baru jam 10 pagi!?" Tanya reyhan.
"Aku shalat sunat dzuha" jawab klara.
"Oh ya sudahlah, sekarang kemas semua. barang-barang kamu kita akan kejakarta hari ini juga!" seru reyhan.
"Hari ini?!" Klara kaget.
"Iya ayahku masukrumah sakit jadi kita akan pulang ke jakarta hari ini juga dan kemungkinan kita nggak akan balik lagi" ucap reyhan.
"Tapi aku boleh pamit dulu ke bapa sama ibu?"
"Iya nanti kita kerumah orangtua kamu dulu" ujar reyhan.
"Ya sudah aku kemas-kemas dulu"
"Ya cepetan" ucap reyhan kemudian ia pergi dari kamar yang di tempati klara lalu ia pergi keluar rumah dengan mejalankan mobilnya menemui beberapa orang dari dinas kesehatan ia berniat untuk pamit dan memberikan pesan pada orang dinas tersebut.
"Dokter reyhan" sapa orang dinas.
"Bagaimana kabarnya" tanya orang dinas tersebut pada reyhan, ia menyambut kedatangan reyhan.
"Saya baik" jawab reyhan.
"Syukurlah, ya memang anda sangat terlihat segar bugar dan sehat" ucap orang tersebut, orang-orang dari dinas kesehatan tak mengetahui jika reyhan telah menikah dengan klara karna selain tempatnya aga jauh dari tempat tingal reyhan dan klara juga karna sengaja pernikahannya di langsungkan secara sederhana tanpa banyak tamu yang di undang sehingga hanya kerabat dekat keluarga klara dan tetangga dekat saja yang mengetahui pernikahannya.
"Sepertinya ada yang penting sehingga anda datang langsung kemari" orang dinas sedikit penasaran karna biasanya jika ada pesan reyhan akan menyuruh orang untuk menyampaikannya.
"Iya saya kesini saya mau ijin saya akan pulang ke jakarta hari ini dan kemungkinan saya gak akan kembali kesini" ucap reyhan.
"Hahh kenapa anda pulang hari ini bukannya waktu anda masih sisa satu bulan lagi?" Tanya orang dinas kaget mendengar ucapan reyhan yang akan pulang mendadak.
"Ayah saya masuk rumah sakit ia sakit keras jadi mau tidak mau saya harus pulang ke jakarta hari ini, mengenai pengganti saya nanti akan ada teman saya yang menggantikannya, saya akan menyuruhnya menggantikan saya dan saya sangat minta maaf karna saya tak bisa melajutkan praktek kerja saya di sini" tukas reyhan sambil mengatupkan kedua telapak tangannya, seperti memohon agar di beri ijin.
"Ya sudah lah mungkin kami juga tidak bisa bebuat apa-apa jika memang ini yang terbaik kami tidak bisa apa-apa lagi" jawab orang dinas sebenarnya mereka tak bisa mencegah kepulangan reyhan karna rayhan adalah pemilik rumah sakit besar yang berada di ibu kota itu dan reyhan ia meminta untuk ijin praktek di kampung tempat tinggal klara sebab ia akan memantau perkembangan panyakit di kampung tersebut karna reyhan mendengar jika warga di kampung tersebut banyak yang mengalami kelumpuhan, dam memang setelah reyhan datang kesana sebagai dokter umum semuanya bisa reyhan atasi dengan kemampuannya sebagai seorang dokter yang juga pernah sekolah di ilmu kedokteran spesialis saraf, jadi sebenarnya reyhan datang kesana untuk menguji kemampuan nya sebagai dokter spesialis saraf namun ia meminta pada dinkes untuk ijin praktek sebagai dokter umum karna reyhan pun pernah mempelajari berbagai ilmu kedokteran.
"Kalau begitu saya permisi saya harus berangkat hari ini, sekali lagi saya minta maaf" ucap reyhan.
"Baiklah kalau begitu semoga ayahanda dokter lekas sembuh dan kembali seperti semula"
"Terima kasih atas do'a nya, baiklah kalau begitu saya pamit" ucap reyhan sambil beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangan untuk memberikan salam terakhir, lalu kemudian reyhan pun pergi dari kantor dinkes ia kembali kerumah dinasnya sesampainya di sana ia mendapati orang tua dan juga para tetangga sudah berkumpul di sana untuk mengucapkan perpisahan, dan rupanya klara memberitahukan pada semuanya bahwa reyhan dan dirinya akan segera jakarta hari itu juga.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments