Ke esokan harinya di rumah klara
Klara tengah bersiap untuk pergi ke klinik menjalankan tugasnya sebagai asisten dokter ia telah rapih berpakaian sama seperti kemarin sore saat ia hendak menyemprotkan minyak wangi, klara merasa mual dengan aromanya klara pun kembali mengurungkan niatnya lalu ia pergi ke dapur untuk sarapan namun saat sampai di dapur klara mencium masakan yang di masak bu indi klara kembali merasa perut nya sperti di aduk-aduk ia merasa mual kemudian ia pergi kekamar mandi ia memuntahkan isi perutnya namun tak ada yang keluar karna memang dia belum makan ataupun sarapan pagi bu indi yang melihat anaknya seperti itu merasa khawatir.
"Kenapa kamu ra?" Tanya bu indi di ambang pintu kamar mandi.
"Entahlah bu perut klara rasanya mual" jawab klara.
"Mungkin kamu masuk angin, mau ibu kerokin?" Tawar sang ibu.
"Gak usah bu mungkin nanti juga sembuh klara berangkat dulu yah bu" pamit klara sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
"Kamu kan belum makan ra" ucap sang ibu.
"Nanti aja aku beli bubur yang suka mangkal di depan klinik" jawab klara.
"Ya sudah kamu hati-hati!" Seru bu indi.
"Bu makanan untuk dokter reyhan gak sekalian aku bawa?" Tanya klara.
"Oh sudah di bawa sama bapa tadi sekalian lewat, katanya bapak kamu mau ke kantor desa" kata bu indi
"Ya sudah aku berangkat dulu asalammuala'kum" ucap klara lalu pergi.
"Wa'alaikumsalam" jawab bu indi dengan memandang kepergian anaknya.
Di klinik
Klara terlihat melamun ia terlihat sedang memikirkan sesuatu saat ia sedang asik dengan lamunannya tiba-tiba reyhan datang ia membuka pintu ruangan nya klara berdiri sedikit membungkukan badan nya memberi salam pada reyhan dan kembali ia mengenyangkan pantatnya di tempat duduk semula namu saat reyhan. melewati nya klara mencium aroma parfum reyhan klra kembali merasakan perutnya mual ia segera pergi ke toilet yang ada di ruangan itu reyhanpun memperhatikan setelah klara keluar dari toilet, reyhan bertanya.
"Kamu kenapa?" Tanya reyhan.
"Entahlah akhir-akhir ini aku selalu mual jika mencium bau wangi-wangian bahkan mencium bau masakan pun rasanya ingin muntah" jawab klara sontak membuat reyhan khawatir.
"Sejak kapan?" Tanya reyhan sambil berjalan menghampiri klara yang kini sudah kembali duduk di kursi nya.
"Aku lupa?!!!" Jawab klara.
"Klara kapan kamu terakhir menstruasi?" Tanya reyhan.
"Kaya nya sudah lama dok, yang aku ingat saat terakhir aku menstruasi itu dua hari sebelum kita melakukan itu" jawab klara, dan degg jantung reyhan tiba2 seperti di serang bogem yang besar dan kencang
"Apa?!! Gak mungkin! ini gak mungkin!" ucap reyhan ia berkacak pinggang lalu meraup mukanya lalu menyisir rambut dengan jarinya kebelakang dengan kasar dan pergi dari hadapan klara.
"Itu berarti saat aku melakukan itu klara sedang dalam masa subur" gumam reyhan dalam hati.
"Memang nya ada apa dok?" Tanya klara polos, membuyarkan lamunan reyhan.
"tunggu sebentar" lalu reyhan kembali ke mejanya ia mengambil tespeck dari dalam laci mejanya sebagai dokter umum reyhan selalu menyimpan alat periksa kehamilan di lacinya untuk memudahkan para pasiennya ketika ingin memeriksa urine untuk memastikan kehamilan dan tak harus mengambil di lemari obat,
karna pagi itu masih sepi belum ada seorang pasien pun yang datang,
Kemudian reyhan menyerah kan tespeck itu pada klara dan memberi taukan cara menggunakannya setelah selesai klara keluar dari dalam toilet dan melihat tespeck itu ia melihat ada dua garis merah di sana.
Setelah klara keluar reyhan menanyakan hasilnya
"bagaimna berapa garis, coba aku lihat?" Pinta reyhan, lalu klara memberikan tespeck itu pada reyhan, setelah melihatnya reyhan kaget tubuh nya tiba-tiba lemas.
"Nggak! gak mungkin! Klara kamu melakukan itu sama siapa saja?" Tanya reyhan
"Maksud dokter?" Klara kembali bertanya ia merasa tak mengerti dengan apa yang di tanyakan reyhan.
"Kamu melakukan hubungan badan sama siapa aja" klara kaget dengan pertanyaan reyhan.
"Dokter kamu pikir aku wanita murahan yang bisa tidur sama siapa saja?! Aku cuma melakukan itu cuma sama anda dan itu yang pertama kalinya" ucap klara dan memang tak di pungkiri reyhan merasakan saat itu klara masih virgin.
"Kenapa dokter bertanya seperti itu?" Tanya klara.
"Klara kamu hamil!" Ucap reyhan, seketika klara merasa tubuhnya lemas ia menangis.
"Apa?!!! Nggak, gak mungkin dokter! Aku gak mau hamil! Bagaimana kalau ibu sama bapak tau?" Ucap klara sambil menangis, reyhan kemudian membungkam mulut klara dengan telapak tangannya mengingat saat ini mereka sedang berada diklinik reyhan besar kemungkinan jika mereka tak memelankan suaranya akan ada yang mendengar percakapan mereka.
"klara pelankan suaramu!" Ucap reyhan.
"Dokter bagaimana ini aku gak mau hamil" ucap klara sambil menarik jas kedokteran reyhan.
"Klara sudah lah aku juga gak mau punya anak" cetus reyhan.
"Apa dok jadi dokter gak mau aku melahirkan anak ini" tanya klara.
"Bukan begitu klara" ucap reyhan.
"Lalu apa dok?" Tanya klara.
"Kita lagi di klinik sekarang mungkin pasien sudah pada nunggu di luar nanti kamu ke rumah dinasku kita bicarakan di sana" usul reyhan karna ia tak mau ada orang yang mendengar percakapan mereka.
Sepulang dari klinik
Sebelum pulang ke rumah klara sengaja mampir kerumah dinas sesuai usulan reyhan, sampai di sana klara tak melihat mobil reyhan terparkir
"Apa dokter belum pulang!" Gumam klara.
"Tapi bukankah tadi dokter pulang duluan!" Klara kembali bertanya-tanya dalam hati, lalu klara memutuskan untuk menunggu di teras rumah dinas itu, cukup lama klara menunggu di sana sampai akhirnya reyhan datang klara melihat reyhan memarkirkan mobilnya di halaman.
klara hanya memadang kedatangan reyhan dari teras rumah tersebut, setelah turun dari mobilnya reyhan berjalan menghampiri klara
"Dokter dari mana? Bukannya dokter pulang lebih dulu" Tanya klara.
"Aku ada urusan!" Jawab reyhan sambil berjalan. melewati klara yang berdiri memandang, reyhan membuka pintu dan mengajak klara masuk klara pun mengikutinya.
Di luar rumah
Tanpa mereka sadari ada dua orang laki-laki berbaju hitam bertubuh tinggi besar dan kekar mereka sedang memperhatikan kelakuan klara dan reyhan setelah klara dan reyhan masuk salah satu dari laki-laki tersebut merogoh ponsel dari saku celananya dan terlihat sedang menghubungi seseorang entah siapa orang itu.
Di dalam rumah
Klara duduk di kursi ruang tengah sedangkan reyhan ia masuk ke kamarnya untuk menyimpan tas dan berganti pakaian Setelah selesai reyhan keluar, dan duduk di kursi samping klara.
"Dokter aku harus bagaimana?" Tanya klara.
"Aku juga nggak tau harus bagaimana, aku belum siap kalau aku harus punya anak" ucap reyhan.
"Terus sekarang gimana?" Tanya klara lagi.
" begini saja aku akan menikahi mu tapi setelah anak itu lahir kita akan pisah, dan aku akan tetap membiyai anak itu" cetus reyhan sekenanya, mendengar ucapan reyhan membuat klara merasa tak di hargai seperti ini kah harga dirinya! Yang lebih parahnya lagi reyhan seperti tak mau menganggap anaknya sendiri, tapi mau bagaimana lagi tak mungkin klara menolak karna bagaimana pun klara sudah mengandung dan dia gak mau sampai hamil tanpa seorang suami klara juga tak mau sampai orang-orang mencibir nya apa lagi di cap sebagai gadis murahan, klara berpikir cukup lama dan akhirnya klara menyetujuinya.
"Baiklah ucap klara, tapi bagaimana caranya aku bicara sama ibu juga bapak mereka pasti marah besar" ujar klara.
"Aku akan menemani" ucap reyhan.
"Dokter bener mau menemaniku?" Klara memastikan ucapan reyhan.
"Iya karna aku juga gak mau kamu sampai di hukum orang tua kamu, meski bagaimana pun juga itu adalah kesalahanku, cuma kalau kamu waktu itu menolak, ini semua mungkin gak akan terjadi!" Ujar reyhan, klara hanya menunduk.
"Ya sudah sekarang kita kerumah kamu kita bicarakan ini sama orang tua kamu" ajak reyhan, klara tak menyangka seberani itukah reyhan akan mengatakan pada orang tua klara soal kehamilannya.
"Sekarang!" Ucap klara, ia merasa takut dengan apa yang akan dilakukan orang tuanya setelah tau anaknya hamil di luar nikah, klara kembali terdiam.
"Mau kapan lagi klara? Aku tinggal di sini hanya tinggal satu bulan lagi, apa kamu mau menunggu aku sampai pulang lagi ke jakarta?" Tanya reyhan ketus.
"Terus, apa setelah kita menikah dokter akan meninggalkan aku?" Tanya klara.
"Kalau aku sudah waktunya terpaksa aku harus pulang" jawab reyhan.
"Tapi dok bagaimana dengan aku, setelah kepulangan dokter aku disini harus melahirkan tanpa seorang suami?" Ucap klara, di matanya mulai terlihat bulir-bulir bening yang menggenang dan bulir itu pun semakin bertambah karna merasakan rasa sakit di hati nya sakit yang seperti teriris pisau tajam dan akhirnya buliran itu jatuh meluncur deras di pipi putihnya.
"Klara! aku sudah bilang sama kamu aku akan tetap membiai anak itu sampai kapan pun bahkan sampai dewasa aku nggak akan menelantarkannya selama aku mampu" ucap reyhan, klara hanya diam lalu reyhan berdiri dari duduknya.
"Ayo klara sekarang kita bicara sama orang tuamu" kembali reyhan mengajak klara menemui orang tua nya, klara pun mulai berdiri dari duduknya kemudian mereka keluar dari rumah itu dan pergi menuju rumah klara.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments