"Karin, aku serius menyukaimu saat pertama kali melihatmu di acara pesta ulang tahun Risa yang ke 17 tahun, sekaligus pertunangannya dengan Rey. Entah kenapa jantung Kakak rasanya mau copot saat bertemu denganmu waktu itu dan sekarang juga Kakak selalu deg-degan jika berdekatan denganmu."
Karin terbengong mendengar Yudha menyatakan perasaan suka padanya. Karin tadi juga merasakan jantungnya berdetak kencang saat Yudha mengelap tisu di bibirnya.
"Jadi Kak Yudha sudah menyukaiku saat umurku masih 15 tahun? Saat aku masih SMP?" tanyanya dengan heran.
"Maafkan aku yang telah menyatakan perasaanku padamu. Tapi sungguh aku menyukaimu Karin, kamu tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku sadar diri bahwa aku memang tidak pantas bersanding denganmu karena umurku 25 tahun dan umurmu 18 tahun. Perbedaan umur kita cukup jauh, kita berbeda 7 tahun. Sudahlah, kamu jangan memikirkan perkataanku yang tadi ya?" ucapnya tersenyum lalu meminum jusnya.
"Deg..." Jantung Karin berdetak dengan cepat saat Dokter Yudha berbicara menyatakan perasaannya.
"Entah kenapa, tapi aku merasa nyaman bila dekat dengan Kak Yudha. Aku tidak tahu apakah aku nyaman karena aku mulai menyukainya atau memang aku nyaman karena aku seperti memiliki seorang Kakak." batin Karin.
"Kak Yudha, aku tidak ada maksud untuk menolakmu. Namun aku sekarang masih kelas XII SMA. Aku juga bingung dengan perasaanku kepada Kakak yang baru saja aku kenal. Tapi aku merasa nyaman saat berteman dengan Kak Yudha. Kita masih bisa berteman kan Kak?" ucapnya sambil menatap Yudha.
Mendengar kata-kata Karin yang tidak ada maksud untuk menolaknya pun Yudha tersenyum senang. Masih ada harapan baginya untuk mendapatkan cinta Karin. Apalagi saat Karin merasa nyaman berteman dengannya.
"Perlahan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Karina Alexander." batin Yudha.
"Iya kita masih bisa berteman. Kamu kalau ada masalah kamu boleh ceritakan masalah kamu sama Kakak, anggap saja aku ini Kakakmu. Jangan sungkan-sungkan untuk curhat kepada Kakak ya? Mungkin kakak bisa membantu kamu untuk mencari solusinya. Bukankah kamu bilang tadi kamu nyaman saat berteman dengan Kakak?" ucapnya dengan senyuman.
"Iya Kak Yudha." Jawabnya singkat.
"Ini kartu nama Kakak. Kamu bisa curhat tentang masalah kamu kalau kamu butuh teman curhat," ucapnya sambil memberikan kartu namanya.
Karin langsung menerimanya. Karin lalu membuka tasnya dan mencari hpnya. Karin memasukkan nomor Yudha ke hpnya dengan nama Kak Yudha di kontaknya. Sesudah menyimpan nomor Yudha. Karin lalu menekan tombol hijau untuk memanggilnya.
"Itu tadi nomor Karin Kak," ucapnya sambil memasukkan hpnya kedalam tas.
"Iya, sudah Kakak save," ucapnya sambil menyimpan nomor Karin dan memberi nama bidadari hatiku di kontaknya.
"Tunggu sebentar ya, Kakak mau bayar dulu makanannya," ucapnya.
"Eh Kak Yudha, Karin permisi sebentar mau ke toilet."
"Iya, Kakak tunggu nanti disebelah kasir ya?"
Karin hanya menjawab anggukan, lalu pergi menuju toilet. Di depan wastafel ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kenapa tadi saat Kak Yudha mengelap bibirku dengan tisu jantungku langsung berdetak dengan kencang. Ah mungkin itu hal yang wajar, hanya kebetulan saja. Eh tapi saat bertemu dengan Dion aku tidak merasakan hal yang sama saat bertemu dengan Kak Yudha. Yang benar saja aku juga sudah mulai menyukai Kak Yudha?" gumamnya.
Karin lalu merapikan rambutnya dengan sisirnya. Sesudah rapi ia lalu berjalan keluar dari toilet tersebut. Saat akan menghampiri Yudha, Karin jantungnya terasa berdebar-debar kembali.
"Ayo kita pulang Karin," ucap Yudha tersenyum sambil menggandeng tangan Karin menuju mobilnya.
Yudha pun merasakan hal yang sama. Jantungnya juga berdetak dengan cepat saat menggandeng tangan Karin. Yudha melepaskan tangannya saat sudah berada di depan mobilnya. Ia membukakan pintunya untuk Karin, lalu Karin masuk ke dalam mobilnya. Tidak ada percakapan di dalam mobil. Yudha merasa canggung saat sudah menyatakan perasaannya dengan Karin. Yang penting Karin sudah tahu bahwa ia menyukainya. Setelah beberapa puluh menit akhirnya Yudha dan Karin sudah sampai di rumah Keluarga Alexander. Mama Angel yang mendengar suara mobil masuk rumahnya pun lalu keluar di teras rumah melihat siapa yang datang.
"Assalamualaikum," ucapnya bersamaan sambil mengecup punggung tangan Mama Angel.
"Wa'alaikum Salam, kok lama datangnya nak?" tanya Mama Angel.
"Maaf Tante Karin pulangnya jadi terlambat. Tadi saya mengajak Karin untuk makan terlebih dahulu sebelum mengantarnya pulang."
"Oh tidak apa-apa nak Yudha. Mari silahkan masuk."
"Ehm lain kali saja Tante, ini sudah hampir magrib."
Lalu terdengar suara Adzan Magrib.
"Itu sudah Adzan Magrib. Masuk dulu yuk nak," ucapnya sambil menepuk pundak Yudha memberikan kode agar mau masuk ke dalam rumahnya.
Yudha pun lalu masuk ke ruang tamu. Ia duduk di ruang tamu setelah bersalaman dengan Papa Kevin.
"Kita sholat berjamaah saja. Ayo nak Yudha kita ambil wudhu," ucap Papa Kevin sambil tersenyum dan meletakkan korannya.
Sesudah wudhu Yudha diberikan sarung dan pecinya. Soalnya sajadahnya sudah digelar dari tadi oleh Bi Ika.
"Kamu yang memimpin imam sholat kali ini ya nak," ucap Papa Kevin dengan tersenyum.
"Iya Om."
Yudha lalu segera memakai peci dan sarungnya. Karin pun kaget saat mendengar Papa Kevin bilang kalau Yudha nanti yang akan menjadi imam sholatnya. Setelah selesai Sholat Magrib Yudha melempit sarungnya dan melepaskan pecinya dan memberikan kepada Papa Kevin.
"Nak Yudha suaranya indah, adem dengernya," ucap Mama Angel.
"Biasa aja kok tan hehehe," ucapnya sambil cengengesan.
"Kamu sudah cocok menjadi imam sholat nak Yudha. Segeralah cari istri nak. Papa kamu sudah sering cerita sama Om, Ia ingin melihat kamu segera menikah nak saat Om cerita sebentar lagi Om akan punya cucu dari Risa. Papa kamu pasti senang kalau nanti kamu mempunyai istri nak. Papamu juga sudah menginginkan cucu darimu," ucap Papa Kevin sambil menepuk pundak Yudha untuk menyemangatinya.
"Saya sudah menemukan wanita yang saya sukai Om. Tapi entahlah wanita itu suka juga sama saya atau tidak," ucapnya dengan senyuman ke arah Papa Kevin kemudian menatap ke arah Karin.
Karin yang ditatap Yudha lalu tersenyum dan tersipu malu. Soalnya tadi Yudha dengan terang-terangan bicara kalau Karin mau dengannya, Yudha akan mengajaknya menikah kalau sudah lulus SMA.
"Berjuanglah nak. Namun kalau wanita itu tidak mencintaimu. Kamu jangan patah semangat ya nak. Masih banyak wanita baik di luar sana yang mau menikah denganmu. Kamu adalah orang yang baik. Om yakin kamu juga nanti akan menemukan wanita yang baik juga."
"Terima kasih Om."
Yudha lalu berpamitan pulang. Sebenarnya Papa Kevin dan Mama Angel sudah tahu bahwa Dokter Yudha menyukai Karin, Mami Ana yang sudah cerita semuanya. Mami Ana ingin agar Keluarga Alexander juga membantu mendekatkan Yudha dengan Karin. Karena berkat ide dari Dokter Yudha Risa sekarang sudah hamil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mantap
2021-02-21
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
asisten dadakan hadir..😘
like..like..like..
mampir yuk
2021-02-12
0
Fahrizal
saya suka ceritanya thor
2021-01-26
2