Part 17

Fabian langsung membekap mulut Febi yang hendak menjerit. Jika jeritan Febi sampai terdengar oleh orang tua mereka, pastilah akan membuat kehebohan.

Febi langsung menutup kedua matanya dengan tangan.

"Mata aku ternoda." Febi berbalik lagi membelakangi suaminya. Melihat itu Fabian justru terkekeh senang. mengambil baju yang disiapkan istrinya, lalu kembali masuk ke kamar mandi.

Febi yang meraskan kepergian Fabian, disusul dengan suara pintu kamar mandi yang tertutup, membalikan badan dan menjatuhkan dirinya, duduk di tepian tempat tidur. Bayang-bayang tubuh Fabian yang seperti tanpa cela memenuhi pikirannya. Dada bidang, perut yang rata, dan otot lengan yang tidak terlalu besar, terasa sempurna di mata Febi.

Menyadari pikiran-pikiran aneh yang datang di kepalanya, Febi menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terpejam.

Fabian yang sudah rapi, keluar dan melihat Febi sedang menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa heran.

"Ngapain geleng-geleng kepala?"

Febi langsung berhenti, dan membuka matanya. Melihat Fabian yang memakai pakaian yang tadi dipilihnya, justru membuat aura ketampanannya semakin memancar. Fabian tampak lebih muda dari usianya. Febi merasa jika jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat Fabian.

"Sekarang, Om makan dulu, sudah siang! Aku nunggu dibawah aja ya." Febi berusaha menghindar dari Fabian, demi menyelamatkan jantungnya yang berdetak semakin kencang.

"Suaminya sakit, ko ditinggal!" Fabian pura-pura memasang wajah sendu.

Fabian tahu, Febi sedang berusaha menghindarinya, terlihat dari wajah Febi yang memerah dan gesture tubuhnya yang malu-malu kucing memandang Fabian.

Febi yang hendak membuka pintu, terhenti mendengar suaminya berbicara seperti itu. Febi mengalah, berjalan ke arah meja, setelah sebelumnya, menarik nafas dalam-dalam, agar jantungnya bisa berdetak normal kembali.

Febi mengambilkan makanan di atas meja, dan duduk di sofa samping pintu, Melihat itu, Fabian juga berjalan ke arah sofa, senang istrinya mau menuruti permintaannya.

"Bisa makan sendiri?" Febi menawarkan sesuatu yang justru semakin membuat jantungnya menggila.

"Aku makan sendiri saja, asal kamu tetal disampingku."

Febi menyerahkan piring berisi makanan ke pangkuan suaminya. Fabian mulai menyuapkan makanan ke mulutnya, sedang Febi memilih menundukan kepalanya, tak tahu harus berbuat apa.

"Aaaaa..." Seperti saat hari pertama pernikahan mereka, Fabian menyodorkan sendok berisi makanan ke arah Febi.

"Tapi, aku udah makan, Om."

"Nggak apa-apa, makan lagi. Biar tubuhnya sedikit berisi!"

"Om bilang aku kurus?" Febi mendelikan matanya ke arah fabian.

"Aku, nggak bilang ya, kamu sendiri yang bilang." Tangan Fabian masih menggantung dengan sendok ditangannya.

"Sama aja," Febi menjawab ketus.

"Cepetan, tangan aku pegel."

"Nggak mau, nangi aku tertular virus sakitnya Om." Febi memalingkan wajahnya, menemukan cara untuk membalas Fabian.

"Aaaa..." Fabian tetap memaksa.

"Kalau nggak dimakan, ya udah sampe nanti tetap gini!"

Akhirnya Febi memasukan sendok berisi makanan ke mulutnya, Febi sudah ingin keluar, nggak ingin dekat-dekat dengan Fabian, jantungnya butuh diselamatkan.

"Pinter, istri yang baik." Fabian mengucapkan itu, sambil menepuk-nepuk puncak kepala Febi. Mendapat perlakuan demikian dari suaminya, tentu saja makin membuatnya salah tingkah, dan itu justru membuat Fabian suka.

Fabian memakan lagi makanannya beberapa suap, lalu menyodorkan kembali suapan pada sang istri.

"Aku dah kenyang, Om."

Fabian tak memaksa lagi, Febi mungkin nggak bisa makan banyak, beberapa kali makan bersama, Febi selalu mengambil makanan sedikit.

Fabian menyelesaikan makannya, dan meminta Febi mengambilkan minuman yang masih berada di atas meja, Febi segera mengambilkan minuman untuk suaminya.

"Sayang, nggak minum?"

"Nggak, ah. Nanti dikira modus lagi, sengaja minum di gelas yang sama."

Mendengar itu sontak Fabian tertawa.

"Om, mau minum obat lagi nggak?"

"Nggak usah, sudah enakan badannya. Kan kamu obatnya."

Wajah Febi memanas mendengar gombalan suaminya.

"Turun ke bawah yu ah, aku belum ketemu ayah, ibu, mamah juga papah." Fabian berdiri, mengulurkan tangannya ke arah Febi.

Namun Febi tak acuh dengan uluran tangan Fabian, dan memilih berdiri sendiri, namun nahas bagi Febi, saat melangkah kakinya tersandung kakinya yang lain, sehingga keseimbangan berdirinya goyah, beruntung Fabian sigap, segera menangkap tubuh Febi.

Febi dalam dekapan Fabian, keduanya saling tatap. Meskipun baru bersama sebentar, nampak dikedua mata mereka ada benih cinta yang mulai tumbuh. Fabian menegakan tubuh Febi agar berdiri sempurna.

Kini keduanya saling berdiri berhadapan, saling menatap dalam diam. Fabian mencondongkan wajahnya, mendekat ke arah Febi. Melihat tatapan Fabian, tubuh Febi mematung seolah terhipnotis dengan tatapan penuh cinta Fabian.

Febi pasrah, saat dirasakan benda kenyal milik Fabian, menyentuh benda serupa miliknya.

¤¤FH¤¤

Setelah malam pertama yang dilaluinya dengan wanita bayaran tersebut, untuk malam-malam selanjutnya, Edwin kembali mendatangi wanita malam itu kembali. Bahkan Edwin sudah membooking wanita tersebut selama satu minggu penuh, dan berjanji jika pelayanannya memuaskan, Edwin akan kembali membooking untuk waktu yang lebih lama lagi.

Edwin menggilai cara wanita itu melayaninya, usianya masih muda, sekitar dua puluh lima tahunan, atau mungkin kurang. Dari cerita yang Edwin korek, wanita itu sudah menjadi wanita malam, sejak dia berusia enam belas tahun, kebutuhan hidup menjadi alasan utama dia menjual diri.

Parasnya yang cantik, badannya yang tinggi, dan terawat, menjadikan dia salah satu primadona, tak heran pengalamannya memuaskan pecinta syahwat sangat disukai oleh lelaki yang membayarnya, termasuk Edwin.

Meski tak secantik kekasih hatinya, Febi, namun postur tubuhnya yang seperti Febi, membuat Edwin bisa membayangkan jika dia melakukannya dengan Febi.

Setiap malam, sebelum menjemput wanita malamnya, Edwin selalu menelepon bahkan melakukan panggilan video pada Febi. Menghujani Febi dengan kata-kata cinta, dan rencana indah setelah menikah nanti.

Uang memang tak jadi masalah untuk Edwin. Banyak tempat yang bisa Edwin mintai uang. Sejak Edwin kecil mamahnya tentu tak masalah memberi uang berapapun yang Edwin mau, asal Edwin menjadi anak yang baik didepan mamahnya. Pak Tino, meskipun hanya papah sambung, tetapi sangat memanjakan Edwin, karena tak bisa memiliki keturunan, menjadikan Edwin sebagai tempat mencurahkan kasih sayangnya.

Fabian, ayah kandungnya, meski tak seroyal mamah dan papah sambungnya, tapi tetap menjatahkan uang bulanan untuk Edwin, yang nominalnya cukup besar.

Dengan sumber keuangan yang terus mengalir, tak heran jika Edwin bisa menghambur-hamburkan uangnya.

Sepuluh hari sebelum pernikahannya dengan Febi dilangsungkan, tiba-tiba Edwin demam tinggi, alat v***lnya sakit luar biasa, dan air seninya mengeluarkan darah dan nanah yang berbau tajam.

Lidya yang melihat anaknya kesakitan, langsung membawa Edwin ke rumah sakit. Setelah mendapat penanganan, Edwin diharuskan rawat inap.

Edwin melarang Lidya memberitahu Febi, perihal sakitnya Edwin. Karena jika diberitahu, sudah pasti Febi dan orang tuanya akan tahu, jika diluaran sana, Edwin sering melakukan perbuatan zina.

Setelah konsultasi dengan dokter, mau tak mau, Edwin jujur tentang kebiasaan buruknya. Lidya sangat terpukul mengetahui kenyataan, jika anaknya tak semanis di depannya.

Oleh Dokter, Edwin di sarankan untuk melakukan tes lanjutan, untuk membuktikan apakah virus itu sudah menginfeksi tubuh Edwin atau belum. Dokter juga menjelaskan rangkaian tes yang harus dilalui Edwin.

Mendengar itu Edwin frustasi, acara pernikahan yang hampir di depan mata. Tak mungkin Edwin tetap memutuskan menikah sedang keadaannya seperti ini. Membatalkan pernikahan juga tak mungkin, karena rencananya sudah sangat matang, dan keluarga Febi tak mungkin mau membatalkan.

Memikirkan itu membuat Edwin depresi, bahkan hampir menghilangkan nyawanya. Melihat itu, akhirnya Lidya membawa Edwin keluar negri untuk melakukan pengobatan di sana.

Lidya memang tak memberitahu keluarga besarnya, perihal acara pernikahan putranya, oleh karena itu, dia merasa tak harus mengkonfirmasi keluarga ataupun kerabat tentang pembatalan pernikahan putranya.

Mereka berangkat dua hari menjelang acara pernikahan. Lidya memutuskan semua akses komunikasi dengan keluarga Febi.

Tanpa sepengetahuan mamahnya, Edwin memberitahu ayah kandungnya tentang rencana pernikahan dirinya dengan gadis pujaannya. Memintanya datang, tak lupa mengirim alamat lokasi pernikahannya.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

ATITUSMIATI

ATITUSMIATI

lanjut

2023-06-17

0

🍌༄༅⃟𝐐Henny🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

🍌༄༅⃟𝐐Henny🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

krn sek bebas mu lah jd terkena penyakit kelamin

2023-01-29

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KENAK SPILIS ALIAS RAJA SINGA,, MUDH2N TRTULAR HIV AIDS TU EDWIN TUHHH

2022-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 PART 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 part 114
115 part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 131-B
133 Part 132
134 Part 133
135 Part 134
136 Part 135
137 Part 135-b
138 Part 136
139 Part 137
140 Part 138
141 Part 139
142 Part 139-b
143 Part 140
144 Part 141
145 Part 142
146 Part 143
147 Part 143-b
148 Part 144
149 Part 145
150 Part 146
151 Part 147
152 Part 148
153 Part 149
154 Part 150
155 Part 151
156 Part 152
157 Part 153
158 Part 154
159 Part 155
160 Part 156
161 Part 157
162 Part 158
163 Part 159
164 Part 160
165 Part 161
166 Part 162
167 Part 163
168 Part 164
169 Part 165
170 Part 166
171 Part 167
172 Part 168
173 Part 169
174 Part 170
175 Part 171
176 Part 172
177 Part 173
178 Part 174
179 Part 175
180 Part 176
181 Part 177
182 Part 178
183 Part 179
184 Part 180
185 Part 181
186 Part 182
187 Part 183
188 Part 184
189 Part 185
190 Part 186
191 Part 187
192 Part 188
193 Part 189
194 Part 190
195 Part 191
196 Part 192
197 Part 193
198 Part 194
199 Part 195
200 Part 196
201 Part 197
202 Part 198
203 Part 199
204 Part 200
205 Part 201
206 Part 202
207 Part 203
208 Part 204
209 Part 205
210 Part 206
211 Part 207
212 Part 208
213 Part 209
214 Part 210
215 Part 211
216 Part 212
217 Part 213
218 Part 214
219 Part 215
220 Part 216
221 Part 217
222 Part 218
223 Part 219
224 Part 220
225 Part 221
226 Part 222
227 Part 223
228 Part 224
229 Part 225
230 Part 226
231 Part 227
232 Part 228
233 Part 229
234 Part 230
235 Part 231
236 Part 232
237 Part 233
238 Part 234
239 Side Story Alvin-Gita dan Danish
240 Side Story Alvin-Gita dan Danish 2
241 Side Story Alvin-Gita dan Danish 3
242 Side Story Alvin-Gita dan Danish 4
243 Papih Fabian dan Mamih Febi
244 Papih Fabian dan Mamih Febi
245 Papih Fabian dan Mamih Febi
246 Papih Fabian dan Mamih Febi
247 Papih Fabian dan Mamih Febi
248 Papih Fabian dan Mamih Febi
249 Papih Fabian dan Mamih Febi
250 Papih Fabian dan Mamih Febi
251 Papih Fabian dan Mamih Febi
252 Papih Fabian dan Mamih Febi
253 Edwin dan Starla
254 Papih Fabian dan Mamih Febi
255 Papih Fabian dan Mamih Febi
256 Akhdan Faza Auriga
257 Papih Fabian dan Mamih Febi
258 Edwin dan Starla
259 Edwin dan Starla
260 Risau Hati Lidya
261 Kebahagiaan Yang Tak Sempurna
262 Papih Fabian dan Mamih Febi
263 Papih Fabian dan Mamih Febi
264 Papih Fabian dan Mamih Febi
265 Papih Fabian dan Mamih Febi
266 Papih Fabian dan Mamih Febi
267 Siang yang Semakin Panas
268 Papih Fabian dan Mamih Febi
269 Edwin dan Starla
270 Edwin dan Starla
271 Tape Ketan (Tahan Perasaan Ketemu Mantan)
272 Rasa Itu Telah Hilang
273 Mantan yang Lebih Bahagia
274 Mantan Galon yang Caper
275 Istri Sah tak Pernah Kalah
276 Amarah Pak Tino
277 Menjauh Sejenak
278 Seperti Ada yang Hilang
279 Panik
280 Mulai Kontraksi
281 Ikatan Cinta
282 Tunggu Papih, Nak
283 Tunggu Papih 2
284 Stimulasi Pu..ting
285 Kelahiran
286 Kembali Berkumpul
287 Takut Kehilangan
288 Melihat Kemesraan Mereka
289 Seperti Seseorang di Masa Lalu
290 Pengumuman
291 Mencari Seseorang di Masa Lalu
292 Seandainya Dulu
293 Tenang vs Gundah
294 Belum Menemukan Jawaban
295 Sehari Sebelum Syukuran Aqiqah
296 Euforia Adik Baru
297 Dahaga yang Dipenuhi
298 Mengejar Masa Lalu
299 Teringat Kembali
300 Menemukanmu
301 Menunaikan Janji
302 Minta Dukungannya
303 Malam Pertama yang Dingin
304 Takut Kehilangan
305 Hari yang Paling Sedih
306 Jengkol, Moodbooster
307 Persaudaraan yang Mulai Retak
Episodes

Updated 307 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
PART 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
part 114
115
part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 131-B
133
Part 132
134
Part 133
135
Part 134
136
Part 135
137
Part 135-b
138
Part 136
139
Part 137
140
Part 138
141
Part 139
142
Part 139-b
143
Part 140
144
Part 141
145
Part 142
146
Part 143
147
Part 143-b
148
Part 144
149
Part 145
150
Part 146
151
Part 147
152
Part 148
153
Part 149
154
Part 150
155
Part 151
156
Part 152
157
Part 153
158
Part 154
159
Part 155
160
Part 156
161
Part 157
162
Part 158
163
Part 159
164
Part 160
165
Part 161
166
Part 162
167
Part 163
168
Part 164
169
Part 165
170
Part 166
171
Part 167
172
Part 168
173
Part 169
174
Part 170
175
Part 171
176
Part 172
177
Part 173
178
Part 174
179
Part 175
180
Part 176
181
Part 177
182
Part 178
183
Part 179
184
Part 180
185
Part 181
186
Part 182
187
Part 183
188
Part 184
189
Part 185
190
Part 186
191
Part 187
192
Part 188
193
Part 189
194
Part 190
195
Part 191
196
Part 192
197
Part 193
198
Part 194
199
Part 195
200
Part 196
201
Part 197
202
Part 198
203
Part 199
204
Part 200
205
Part 201
206
Part 202
207
Part 203
208
Part 204
209
Part 205
210
Part 206
211
Part 207
212
Part 208
213
Part 209
214
Part 210
215
Part 211
216
Part 212
217
Part 213
218
Part 214
219
Part 215
220
Part 216
221
Part 217
222
Part 218
223
Part 219
224
Part 220
225
Part 221
226
Part 222
227
Part 223
228
Part 224
229
Part 225
230
Part 226
231
Part 227
232
Part 228
233
Part 229
234
Part 230
235
Part 231
236
Part 232
237
Part 233
238
Part 234
239
Side Story Alvin-Gita dan Danish
240
Side Story Alvin-Gita dan Danish 2
241
Side Story Alvin-Gita dan Danish 3
242
Side Story Alvin-Gita dan Danish 4
243
Papih Fabian dan Mamih Febi
244
Papih Fabian dan Mamih Febi
245
Papih Fabian dan Mamih Febi
246
Papih Fabian dan Mamih Febi
247
Papih Fabian dan Mamih Febi
248
Papih Fabian dan Mamih Febi
249
Papih Fabian dan Mamih Febi
250
Papih Fabian dan Mamih Febi
251
Papih Fabian dan Mamih Febi
252
Papih Fabian dan Mamih Febi
253
Edwin dan Starla
254
Papih Fabian dan Mamih Febi
255
Papih Fabian dan Mamih Febi
256
Akhdan Faza Auriga
257
Papih Fabian dan Mamih Febi
258
Edwin dan Starla
259
Edwin dan Starla
260
Risau Hati Lidya
261
Kebahagiaan Yang Tak Sempurna
262
Papih Fabian dan Mamih Febi
263
Papih Fabian dan Mamih Febi
264
Papih Fabian dan Mamih Febi
265
Papih Fabian dan Mamih Febi
266
Papih Fabian dan Mamih Febi
267
Siang yang Semakin Panas
268
Papih Fabian dan Mamih Febi
269
Edwin dan Starla
270
Edwin dan Starla
271
Tape Ketan (Tahan Perasaan Ketemu Mantan)
272
Rasa Itu Telah Hilang
273
Mantan yang Lebih Bahagia
274
Mantan Galon yang Caper
275
Istri Sah tak Pernah Kalah
276
Amarah Pak Tino
277
Menjauh Sejenak
278
Seperti Ada yang Hilang
279
Panik
280
Mulai Kontraksi
281
Ikatan Cinta
282
Tunggu Papih, Nak
283
Tunggu Papih 2
284
Stimulasi Pu..ting
285
Kelahiran
286
Kembali Berkumpul
287
Takut Kehilangan
288
Melihat Kemesraan Mereka
289
Seperti Seseorang di Masa Lalu
290
Pengumuman
291
Mencari Seseorang di Masa Lalu
292
Seandainya Dulu
293
Tenang vs Gundah
294
Belum Menemukan Jawaban
295
Sehari Sebelum Syukuran Aqiqah
296
Euforia Adik Baru
297
Dahaga yang Dipenuhi
298
Mengejar Masa Lalu
299
Teringat Kembali
300
Menemukanmu
301
Menunaikan Janji
302
Minta Dukungannya
303
Malam Pertama yang Dingin
304
Takut Kehilangan
305
Hari yang Paling Sedih
306
Jengkol, Moodbooster
307
Persaudaraan yang Mulai Retak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!