Part 5

Fabian menghela nafas berat. Dia laki-laki dewasa, pernah merasakan nikmatnya menyentuh wanita, setelah sekian lama sendiri, apa bisa dirinya menahan diri, ketika dihadapannya ada gadis muda, cantik dengan status jelas istrinya, meskipun istri siri.

Fabian mengakui, jika istri mudanya ini cantik, sangat cantik malah, dengan postur tubuh yang sempurna. Tak heran jika Edwin menggilai Febi.

Fabian menutup pintu kamar Febi, melangkah menuju tempat tidur dan duduk di samping Febi.

Febi bangkit menuju meja rias di seberang tempat tidur, Fabian hendak membuka suara, menegur Febi yang seolah tak ingin berdekatan dengannya, namun urung ketika Febi menyodorkan baju dan handuk bersih kepadanya.

"Ini, Om. Baju dari bang Chandra, tadi mamah yang antar, masih baru ko. Om ke sini nggak bawa baju kan?"

"Terima kasih."

"Nanti, Om bilang langsung ke mamah sama bang Chandra saja. Kamar mandinya di sana, Om."

Fabian menuju ke ruangan yang Febi tunjuk. Sebelum masuk, Febi memanggilnya.

"Om... Kalau mau gosok gigi, sikatnya yang warna merah ya, jangan yang warna biru, itu punya aku!"

Fabian langsung masuk tak menjawab omongan Febi.

Febi melanjutkan lagi kegiatannya bermain ponsel, saking asyiknya tak sadar jika Fabian sudah keluar kamar mandi, berganti baju dan melihat ke arahnya.

"Feb, kita harus bicara."

Febi sedikit kaget, karena mengira Fabian masih di dalam kamar mandi. Febi terpana melihat Fabian yang tampak lebih muda dengan penampilan casualnya saat ini.

Fabian menjentikan jari di kening Febi.

"Aduh... Sakit, Om." Febi mengaduh sambil mengusap-ngusap keningnya.

"Belum sehari jadi suami, Om sudah KDRT." Febi meneruskan kekesalannya.

"Kamu di ajak bicara malah melamun, liatin saya kaya mau nerkam gitu."

Febi merasa malu, karena ketahuan memperhatikan Fabian.

"Om, mau ngomongin apa?"

"Soal pernikahan kita."

Febi yang merasa pembicaraan ini serius, menyimpan ponselnya, dan duduk sempurna menghadap Fabian.

Fabian yang melihat itu, merasa kagum, karena meski masih belia, Febi bisa menunjukan rasa hormat saat berbicara.

"Menurut kamu bagaimana dengan pernikahan ini?" Fabian terlebih dahulu menanyakan tanggapan Febi mengenai pernikahan ini.

"Tadi aku sudah mengutarakan keinginanku, kita menikah karena keterpaksaan, Om sudah menyelamatkan keluarga ini. Aku nggak bisa maksa, Om untuk berkorban lagi, aku cuma minta, jika Om berniat mengakhiri pernikahan ini, aku minta dengan sangat, jangan sekarang, Om. Beri Febi waktu, satu tahun atau minimal enam bulan saja. Setelah itu, terserah, Om."

Febi mengatakan semua itu dengan raut wajah serius.

"Kalau saya berniat meneruskan pernikahan ini, bagaimana?"

"Tapi, kita nggak saling mencintai. Kita juga nggak saling mengenal."

"Cinta bukan tolak ukur keberhasilan sebuah pernikahan, buktinya saya dengan mamahnya Edwin, saling mencintai, tapi akhirnya berpisah. Berapa lama kamu mengenal Edwin? satu tahun? dua tahun? Buktinya sekarang dia ninggalin kamu."

Febi membenarkan semua perkataan Fabian.

"Pernikahan bagi saya, bukan perkara main-main. Kegagalan pernikahan yang saya alami dulu, membuat saya bertekad, jika masih diberi jodoh oleh Tuhan, maka jadikan dia jodoh terakhir saya. Saya percaya semua yang terjadi pada hidup kita bukan hanya kebetulan saja, tapi sebuah takdir.

Kita yang tidak saling mengenal, tiba-tiba harus menikah, bukankah itu semua takdir? Siapa tahu kamu memang jodoh terakhir saya." Panjang lebar, Fabian berbicara.

Hati dan akal Febi, membenarkan semua apa yang Fabian katakan, namun ego masih menolak pernikahan ini. Febi masih ingin bebas, ingin mengejar cita-cita dan impiannya, dan Febi masih belum bisa menerima jika jodohnya memiliki perbedaan usia yang sangat jauh dengannya, yang paling penting, dia papahnya Edwin, meskipun tak tinggal serumah dengan Fabian, akan ada suatu waktu Febi bertemu dengan Edwin jika Febi meneruskan pernikahan ini.

Setelah Edwin mengingkari janjinya dengan tak datang pada akad tadi, sejak saat itu hati Febi sudah mati untuk Edwin. Febi ingin selamanya tak pernah bertemu kembali dengan Edwin.

"Saya ingin kita mencoba untuk mempertahankan pernikahan ini, mencoba saling mengenal, mencoba membangun cinta, dan selalu mempertahankan rumah tangga kita, apapun cobaan yang akan menghadang di masa yang akan datang.

"Tapi, Om..." Febi tak punya pilihan, selain mengutarakan kerisauan hatinya. Fabian merasa tersinggung ketika dibilang tua oleh Febi, karena dia merasa masih cukup muda, malah banyak orang yang tak menyangka jika dia sudah punya anak bujang.

Fabian menarik nafas sebelum memberi Febi penjelasan.

"Saya tidak akan melarang kamu, mengejar cita-cita kamu, selama prioritas kamu tetap keluarga. Karena kamu sudah menjadi tanggung jawab saya, saya akan membiayai kuliah kamu, jika kamu ingin meneruskan kuliah. Saya ingin bertanya, kamu jawab yang jujur, Apa kamu masih mencintai Edwin?"

"Saat Edwin mengingkari janjinya, tanpa alasan dan kejelasan dengan tak datang saat akad tadi, perasaanku untuk Edwin sudah mati. Aku nggak suka lelaki tidak bertanggung jawab."

Febi langsung menjawab pertanyaan Fabian tanpa ragu. Fabian menatap mata Febi, ingin melihat kejujuran saat Febi menjawab pertannyaan yang dia ajukan.

Fabian merasa harus tahu perasaan Febi saat ini untuk anaknya, karena jika Febi masih memiliki rasa untuk Edwin, tentu akan sulit baginya mempertahankan pernikahannya dengan Febi.

"Kesempatan bertemu Edwin, pasti ada meskipun saya tidak menikah dengan kamu. Justru pertemuan kamu dengan Edwin nanti menjadi ujian untuk hati kamu, apakah kamu akan goyah atau tidak."

Febi bimbang, apa keputusan yang harus dia ambil, jika memilih berpisah, tentu keluarganya akan sangat malu.

"Aku minta waktu, Om, untuk memikirkannya."

"Baiklah. Dan perlu kamu ingat, saya masih cukup muda, kuat dan sehat untuk membuat kamu hamil setiap tahun. Sekarang saya sangat cape, mau istirahat, tadi menyetir sendirian. Kamu jangan ganggu saya! Tapi kalau kamu berubah pikiran, ingin kita melakukan ritual malam pertama, kamu boleh membangunkan saya."

Fabian langsung menidurkan tubuhnya di tempat tidur Febi, menarik selimut dan memeluk guling. Tak memperdulikan Febi yang ketakutan, langsung bangun dari duduknya.

Febi ingin protes, tapi melihat Fabian yang langsung memejamkan matanya, membuatnya urung. Apalagi mendengar Fabian mengatakan ingin membuatnya hamil seriap tahun dan ritual malam pertama, membuatnya takut jika nanti dia dikira ingin melakukannya.

Febi memilih keluar kamar, berduan lama-lama dengan Fabian, takut membuatnya khilaf seperti dengan Edwin dulu. Tapi jika dengan Fabian, bukan khilaf namanya, kan sudah sah suami istri.

Febi menuju sofa bed depan televisi, langsung menjatuhkan tubuhnya dan rebahan sambil memainkan ponsel. Dari tadi dia bolak balik membuka aplikasi berlogo biru dan aplikasi tempat pamer poto, ingin melihat, barangkali Edwin atau temannya yang lain ada membuat status atau memajang poto yang berhubungan dengan Edwin.

Meskipun kecewa sekali dengan Edwin, tapi Febi penasaran ingin mengetahui alasan Edwin meninggalkannya di hari pernikahan mereka.

Namun sampai saat ini, tidak ada status atau poto apapun yang berkaitan dengan Edwin.

"Hayo pengantin baru, ngapain di luar kamar? Suaminya mana, ko ditinggal? Ana, kakak iparnya tiba-tiba mengagetkannya.

"Di kamar gerah, ka. Pengen selonjoran sambil lihat tv." Febi memang menghidupkan televisi, tapi sejak tadi tak ditonton sedikitpun.

"Dari tadi kakak lihat, kamu mantengin hp. Jangan bilang masih cari tahu tentang Edwin."

Febi hanya menunduk, tak berani menjawab pertanyaan kakak iparnya. Ana duduk disebelah Febi.

"Sekarang kamu sudah menikah dengan mas Fabian, kamu hapus semua tentang Edwin, tak boleh diingat-ingat lagi. Cukup jadikan kenangan saja!"

"Iya, kak."

"Kakak ngerti perasaan kamu, menikah dengan orang tak dikenal pasti berat. Tapi ini sudah menjadi takdir kamu, jalan hidup kamu. Kakak yakin kamu pasti bisa menjalaninya. Cepat kembali ke kamar, istirahat! Sudah malam juga, nanti kalau mamah atau papah yang lihat, kasian mereka, pasti ngiranya kamu nggak bahagia, malam pertama malah sendirian di luar. Nanti mamah dan papah jadi kepikiran."

"Iya,, ka. Terima kasih. Sebentar lagi aku masuk ka."

"Iya jangan sampai ketiduran disini! Kakak masuk kamar duluan ya, ngantuk."

Febi sendirian lagi, memikirkan perkataan kakak iparnya, jika yang terjadi padanya hari ini sudah jadi suratan nasibnya, takdir hidupnya.

Febi membuka galeri ponselnya, melihat ribuan poto dirinya dengan Edwin dengan berbagai gaya, waktu dan tempat yang berbeda. Kebersamaan selama tiga tahun menyimpan banyak kenangan dirinya dan Edwin.

Namun hidupnya harus tetap berjalan, Edwin sudah sangat mengecewakan hatinya. Febi harus move on, tak boleh terpuruk terus mengingat mantan.

Febi menekan lama layar ponselnya, poto-poto sekarang berubah setiap sisi kanan atas ada kolom ceklis, Febi mengklik opsi ceklis semua, kemudian menekan ikon sampah dan yes. Gambar Febi dan Edwin terhapus semuanya.

Selamat tinggal masa lalu, selamat datang masa depan. Febi mematikan televisi, dan lampu ruangan. Kembali ke kamar, mengistirahatkan tubuhnya, menyongsong hari esok, harus lebih baik dari hari ini.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

🍌༄༅⃟𝐐Henny🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

🍌༄༅⃟𝐐Henny🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀

bagus febi.
mantan hanyutin j d kali 🤭🤭🤭

2023-01-28

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mantan buang di tempat sampah.....😌

2022-12-30

0

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

banyak dukungan untuk rumah tangga mu semoga kamu memikirkan apa yang Kaka dan mamahmu ucapkan

2022-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 PART 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 part 114
115 part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 131-B
133 Part 132
134 Part 133
135 Part 134
136 Part 135
137 Part 135-b
138 Part 136
139 Part 137
140 Part 138
141 Part 139
142 Part 139-b
143 Part 140
144 Part 141
145 Part 142
146 Part 143
147 Part 143-b
148 Part 144
149 Part 145
150 Part 146
151 Part 147
152 Part 148
153 Part 149
154 Part 150
155 Part 151
156 Part 152
157 Part 153
158 Part 154
159 Part 155
160 Part 156
161 Part 157
162 Part 158
163 Part 159
164 Part 160
165 Part 161
166 Part 162
167 Part 163
168 Part 164
169 Part 165
170 Part 166
171 Part 167
172 Part 168
173 Part 169
174 Part 170
175 Part 171
176 Part 172
177 Part 173
178 Part 174
179 Part 175
180 Part 176
181 Part 177
182 Part 178
183 Part 179
184 Part 180
185 Part 181
186 Part 182
187 Part 183
188 Part 184
189 Part 185
190 Part 186
191 Part 187
192 Part 188
193 Part 189
194 Part 190
195 Part 191
196 Part 192
197 Part 193
198 Part 194
199 Part 195
200 Part 196
201 Part 197
202 Part 198
203 Part 199
204 Part 200
205 Part 201
206 Part 202
207 Part 203
208 Part 204
209 Part 205
210 Part 206
211 Part 207
212 Part 208
213 Part 209
214 Part 210
215 Part 211
216 Part 212
217 Part 213
218 Part 214
219 Part 215
220 Part 216
221 Part 217
222 Part 218
223 Part 219
224 Part 220
225 Part 221
226 Part 222
227 Part 223
228 Part 224
229 Part 225
230 Part 226
231 Part 227
232 Part 228
233 Part 229
234 Part 230
235 Part 231
236 Part 232
237 Part 233
238 Part 234
239 Side Story Alvin-Gita dan Danish
240 Side Story Alvin-Gita dan Danish 2
241 Side Story Alvin-Gita dan Danish 3
242 Side Story Alvin-Gita dan Danish 4
243 Papih Fabian dan Mamih Febi
244 Papih Fabian dan Mamih Febi
245 Papih Fabian dan Mamih Febi
246 Papih Fabian dan Mamih Febi
247 Papih Fabian dan Mamih Febi
248 Papih Fabian dan Mamih Febi
249 Papih Fabian dan Mamih Febi
250 Papih Fabian dan Mamih Febi
251 Papih Fabian dan Mamih Febi
252 Papih Fabian dan Mamih Febi
253 Edwin dan Starla
254 Papih Fabian dan Mamih Febi
255 Papih Fabian dan Mamih Febi
256 Akhdan Faza Auriga
257 Papih Fabian dan Mamih Febi
258 Edwin dan Starla
259 Edwin dan Starla
260 Risau Hati Lidya
261 Kebahagiaan Yang Tak Sempurna
262 Papih Fabian dan Mamih Febi
263 Papih Fabian dan Mamih Febi
264 Papih Fabian dan Mamih Febi
265 Papih Fabian dan Mamih Febi
266 Papih Fabian dan Mamih Febi
267 Siang yang Semakin Panas
268 Papih Fabian dan Mamih Febi
269 Edwin dan Starla
270 Edwin dan Starla
271 Tape Ketan (Tahan Perasaan Ketemu Mantan)
272 Rasa Itu Telah Hilang
273 Mantan yang Lebih Bahagia
274 Mantan Galon yang Caper
275 Istri Sah tak Pernah Kalah
276 Amarah Pak Tino
277 Menjauh Sejenak
278 Seperti Ada yang Hilang
279 Panik
280 Mulai Kontraksi
281 Ikatan Cinta
282 Tunggu Papih, Nak
283 Tunggu Papih 2
284 Stimulasi Pu..ting
285 Kelahiran
286 Kembali Berkumpul
287 Takut Kehilangan
288 Melihat Kemesraan Mereka
289 Seperti Seseorang di Masa Lalu
290 Pengumuman
291 Mencari Seseorang di Masa Lalu
292 Seandainya Dulu
293 Tenang vs Gundah
294 Belum Menemukan Jawaban
295 Sehari Sebelum Syukuran Aqiqah
296 Euforia Adik Baru
297 Dahaga yang Dipenuhi
298 Mengejar Masa Lalu
299 Teringat Kembali
300 Menemukanmu
301 Menunaikan Janji
302 Minta Dukungannya
303 Malam Pertama yang Dingin
304 Takut Kehilangan
305 Hari yang Paling Sedih
306 Jengkol, Moodbooster
307 Persaudaraan yang Mulai Retak
Episodes

Updated 307 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
PART 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
part 114
115
part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 131-B
133
Part 132
134
Part 133
135
Part 134
136
Part 135
137
Part 135-b
138
Part 136
139
Part 137
140
Part 138
141
Part 139
142
Part 139-b
143
Part 140
144
Part 141
145
Part 142
146
Part 143
147
Part 143-b
148
Part 144
149
Part 145
150
Part 146
151
Part 147
152
Part 148
153
Part 149
154
Part 150
155
Part 151
156
Part 152
157
Part 153
158
Part 154
159
Part 155
160
Part 156
161
Part 157
162
Part 158
163
Part 159
164
Part 160
165
Part 161
166
Part 162
167
Part 163
168
Part 164
169
Part 165
170
Part 166
171
Part 167
172
Part 168
173
Part 169
174
Part 170
175
Part 171
176
Part 172
177
Part 173
178
Part 174
179
Part 175
180
Part 176
181
Part 177
182
Part 178
183
Part 179
184
Part 180
185
Part 181
186
Part 182
187
Part 183
188
Part 184
189
Part 185
190
Part 186
191
Part 187
192
Part 188
193
Part 189
194
Part 190
195
Part 191
196
Part 192
197
Part 193
198
Part 194
199
Part 195
200
Part 196
201
Part 197
202
Part 198
203
Part 199
204
Part 200
205
Part 201
206
Part 202
207
Part 203
208
Part 204
209
Part 205
210
Part 206
211
Part 207
212
Part 208
213
Part 209
214
Part 210
215
Part 211
216
Part 212
217
Part 213
218
Part 214
219
Part 215
220
Part 216
221
Part 217
222
Part 218
223
Part 219
224
Part 220
225
Part 221
226
Part 222
227
Part 223
228
Part 224
229
Part 225
230
Part 226
231
Part 227
232
Part 228
233
Part 229
234
Part 230
235
Part 231
236
Part 232
237
Part 233
238
Part 234
239
Side Story Alvin-Gita dan Danish
240
Side Story Alvin-Gita dan Danish 2
241
Side Story Alvin-Gita dan Danish 3
242
Side Story Alvin-Gita dan Danish 4
243
Papih Fabian dan Mamih Febi
244
Papih Fabian dan Mamih Febi
245
Papih Fabian dan Mamih Febi
246
Papih Fabian dan Mamih Febi
247
Papih Fabian dan Mamih Febi
248
Papih Fabian dan Mamih Febi
249
Papih Fabian dan Mamih Febi
250
Papih Fabian dan Mamih Febi
251
Papih Fabian dan Mamih Febi
252
Papih Fabian dan Mamih Febi
253
Edwin dan Starla
254
Papih Fabian dan Mamih Febi
255
Papih Fabian dan Mamih Febi
256
Akhdan Faza Auriga
257
Papih Fabian dan Mamih Febi
258
Edwin dan Starla
259
Edwin dan Starla
260
Risau Hati Lidya
261
Kebahagiaan Yang Tak Sempurna
262
Papih Fabian dan Mamih Febi
263
Papih Fabian dan Mamih Febi
264
Papih Fabian dan Mamih Febi
265
Papih Fabian dan Mamih Febi
266
Papih Fabian dan Mamih Febi
267
Siang yang Semakin Panas
268
Papih Fabian dan Mamih Febi
269
Edwin dan Starla
270
Edwin dan Starla
271
Tape Ketan (Tahan Perasaan Ketemu Mantan)
272
Rasa Itu Telah Hilang
273
Mantan yang Lebih Bahagia
274
Mantan Galon yang Caper
275
Istri Sah tak Pernah Kalah
276
Amarah Pak Tino
277
Menjauh Sejenak
278
Seperti Ada yang Hilang
279
Panik
280
Mulai Kontraksi
281
Ikatan Cinta
282
Tunggu Papih, Nak
283
Tunggu Papih 2
284
Stimulasi Pu..ting
285
Kelahiran
286
Kembali Berkumpul
287
Takut Kehilangan
288
Melihat Kemesraan Mereka
289
Seperti Seseorang di Masa Lalu
290
Pengumuman
291
Mencari Seseorang di Masa Lalu
292
Seandainya Dulu
293
Tenang vs Gundah
294
Belum Menemukan Jawaban
295
Sehari Sebelum Syukuran Aqiqah
296
Euforia Adik Baru
297
Dahaga yang Dipenuhi
298
Mengejar Masa Lalu
299
Teringat Kembali
300
Menemukanmu
301
Menunaikan Janji
302
Minta Dukungannya
303
Malam Pertama yang Dingin
304
Takut Kehilangan
305
Hari yang Paling Sedih
306
Jengkol, Moodbooster
307
Persaudaraan yang Mulai Retak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!