TSO-2

Lea dan ibunya, tinggal di lantai paling atas. Lantai sepuluh. Lantai yang harga sewanya paling murah. Namun juga, sangat melelahkan untuk mencapai tempat tinggalnya. Oleh itu, Lea berlari bukan hanya karena gugup karena permintaan Zayn. Namun, karena setiap tangga penghubung koridor setiap lantai, hanya diberikan penerangan dengan lampu remang-remang yang selalu berkedip-kedip, jadi terlihat sangat menakutkan.

Dengan pikiran tak karuan, gugup dan rasa takut Lea telah mencapai lantai kamarnya. Rasa lelahnya hilang ketika dia telah menginjak lantai sepuluh. Dia hanya berpikir ingin segera mendaratkan dirinya di kasur, dan tidur.

Tap. Tap. Tap.

Langkah kaki Lea menggema menapaki setiap ubin lantai yang terlihat kotor dan mulai tergores-gores. Bunyi kakinya terdengar memcah kesunyian koridor. Dia masih harus berjalan menyusuri koridor sepinya menuju kamar susunnya, yang berada di ujung lorong. Sunyi, dan gelap. Hanya cahaya bulan yang membantu Lea melihat setiap ubin menuju kamarnya. Lantai sepuluh, memang lantai yang tidak pernah mendapatkan fasilitas yang lebih baik dari lantai-lantai kamar lainnya. Bahkan lampu koridor, sebulan ini tidak mendapatkan perhatian pemilik rumah susun.

Lea mencapai kamarnya. Merogoh kuncinya dari saku mantelnya. Membuka pintu dengan sangat hati-hati, agar tidak menimbulkan bunyi derit pintu yang akan membangunkan ibunya pada dini hari seperti ini.

Setelah masuk kamarnya. Lea melepas alas kakinya. Menggantung tasnya. Melepas mantel, lalu menggantung mantelnya. Barulah, dia berjalan mengendap-ngendap masuk. Masuk ke kamar, sekedar mengintip. Apakah ibunya telah tertidur dengan pulas? Ya, ibunya telah tertidur pulas. Dengkur halus ibunya terdengar, dan membuat Lea tersenyum melihat hal seperti itu. Hal kecil seperti itu, tetap dapat membuatnya dirinya bahagia dalam kesederhanaan hidup mereka.

Lea masuk ke kamar mandi, membasuh mukanya. Ketika dia menatap pantulan dirinya di cermin. Bukan wajah miliknya yang muncul. Melainkan, wajah Zayn tiba-tiba terbingkai pada cermin. Terlihat tampan dengan senyum layak matahari terbit yang membuat matanya silau.

Lea menepuk-nepuk wajahnya. Ada rasa malu masih menghinggap dadanya. Setelah menguasai pikirannya. Perlahan, barulah dia keluar kamar madi, berganti pakaian tidur. Lalu, dengan langkah mengendap-ngendap dengan perlahan naik ke atas tempat tidur, berbaring di sisi ibunya.

Menarik selimut hingga menutupi dadanya. Memejamkan mata. Namun, tetap saja bayang Zayn masuk menyelinap tanpa di minta, berganti-ganti ekspresi mengisi seluruh alam pikiran Lea. Karena hal itu, Lea menjadi sulit tidur. Berbalik ke kiri dan ke kanan, agar mendatangkan rasa kantuknya. Namun,tidak kunjung datang.

"Mengapa aku tidak bisa tidur?" keluh Lea, dan teringat pada hari pertama kali dia mendapat pengakuan cinta pria itu, hal itu tidak membuat dirinya segugup ini dan sulit tidur. Lea beranjak bangun, mengambil ponselnya. Karena tidak dapat tidur, dia memutuskan untuk membuka aplikasi belanja online, dengan nama toko yang dia berikan bernama Azalea Shop. Azalea Shop menyediakan beberapa kebutuhan wanita, seperti tas, sepatu, dan kosmetik yang telah dia ambil dari supplier tangan pertama.

Membuka aplikasi belanja online. Mendapatkan pemberitahuan form pemesanan dan form pemberitahuan uang masuk ke rekening. Membuat Lea bisa melupakan Zayn seketika. Uang masuk ke rekening, memang mampu menyingkirkan bayang-bayang pria itu, dari seluruh alam pikiran Alea. Alea mulai mendata form pesanan. Lalu, dia kembali sibuk berhadapan dengan rak-rak cabinet yang berisikan selurh barang-barang yang tersedia dalam toko online. Dia mulai mengemas satu demi satu pesanan. Membungkus rapi. Memberi label alamat lengkap sesuai pesanan.

Pukul 04.00 Dini Hari

Lea telah menyelesaikan packing pesanan konsumenya. Karena malam sebelumnya, dia telah lembur. Biasanya Boss mengijinkan dia datang terlambat, dan boleh datang terlambat. Yang seharusnya, datang pukul tujuh setiap pagi. Maka hari ini, dia boleh datang pukul sepuluh pagi. Lewat dari itu, maka gajinya akan mendapatkan potongan sebanyak sepuluh persen. Tamak. Bossnnya memang sangat tamak. Tetapi, tidak ada pilihan lain, selain bersabar menghadapi orang-orang yang kebetulan memiliki status yang lebih tinggi secara takdirnya.

"Hoamm ...," kantuk Lea.

Lea lalu berbaring di sisi ibuya, dan mulai tertidur. Di saat dia sudah terlelap. Naomi, yang merupakan ibu Lea bangun dari mimpinya yang panjang. Dia mulai terjaga, dan melihat ke sisinya. Lea terlihat pulas. Kini, giliran sang ibu yang tersenyum bahagia mendapati Puteri semata wayang begitu pulas larut dalam mimpinya.

Naomi bergegas bangun, menyiapkan segala hal dalam rumah tangga. Menyiapkan sarapan pagi untuk Lea. Setelah itu, dia bergegas mandi, dan sarapan lebih dulu. Barulah dia kembali masuk kamar, dan membangunkan Lea yang terlelap, dengan membuka gorden, membiarkan matahari pagi menyapa Lea dengan sinar matahari pagi yang menyilaukan.

"Lea, bangun!"

"Aku masih mengantuk!ibu, aku masih sangat mengantuk." Lea menarik selimut hingga kepalanya, membenamkan dirinya, menghalang sinar matahari yang terasa mengganggu.

"Kau harus masuk jam 7 pagi, Lea!" Naomi menyibakkan selimut Lea.

"Aku hari ini, masuk jam 10. Malam tadi aku pulang jam 2 pagi, ibu." Lea menggerutu dan mengambil selimut kembali. Membenamkan dirinya kembali dalam selimut.

"Baiklah, ibu akan berangkat berkerja. Sarapan ada di atas meja. Jangan lupa sarapan ...,"pamit Naomi.

"Iya!" Lea kembali memejamkan matanya. Lalu, hanya mendengar langkah kaki ibunya terasa berjalan makin jauh dan makin jauh keluar kamar.

Baru saja Lea akan kembali masuk gerbang mimpinya. Tiba-tiba saja Naomi kembali masuk dengan derap langkah yang terdengar buru-buru.

"Lea, ada seorang pria yang mencarimu!"

Lea beranjak bangun. Rasa kantuknya hilang dalam sekejap. Sangat mustahil boss restoran ataupun teman kerjanya, akan berkunjung sepagi ini. Apalagi, mereka tidak pernah mengetahui alamat Lea. Kecuali, satu orang yang mengetahui alamatnya. Hanya Zayn. Zayn, pria yang telah dia cium pipinya malam itu.

"Siapa,ibu?"

"Dia bilang namanya Zayn. Dia pria yang tampan, tegap, seperti ibu pertama kali bertemu ayahmu!"

Deg!

Lea segera menyibak selimutnya sendiri. Dia berlari keluar dari kamarnya, ingin segera memeriksa sosok pria yang bertamu ke tempat tinggalnya, sepagi ini. Sosok punggung pria itu terlihat dengan postur yang tega[ sedang membawa sepasang matanya berkeliling, dan tidak menyadari kehadiran Lea yang segera kembali masuk ke kamarnya.

"Itu Zayn ...," gugup Lea. Dia segera menghadap meja rias. Rambutnya tampak mekar, wajahnya terlihat lelah karena kurang tidur.

"Dia mengatakan memang dirinya bernama Zayn. Pria itu lebih dewasa daripada Faizal. Berapa usianya?" tanya Naomi mulai penasaran dengan pria yang terlihat sangat berbeda dari banyak pria yang pernah berkencan dengan Lea.

"Usianya 37 tahun, bu!"

"Kau dan dia terpaut 15 tahun, jauh sekali ...," komentar Naomi dan terlihat bimbang dan berkomentar lagi. "Dia terlihat kaya, ekonominya di atas kita. Apa kau yakin?"

Lea menutup telinganya, dan mengalihkan pembicaraan segera.

"Ibu pergilah bekerja lebih dahulu. Nanti Tuan Danial, akan memotong gajimu."

"Aku pergi! Hati-hati dengan orang asing. Kamar kiri-kanan kita, sedang kosong ... dan ini ... lantai sepuluh!" peringat Naomi.

"Ibu, jangan menakutiku!"

......................

Bersambung ....

Bye 💤

Eouny Jeje

Terpopuler

Comments

Mega Ackerman

Mega Ackerman

Nyicil kak baca nya 👍

2022-02-25

0

💤闪亮的月亮🐼

💤闪亮的月亮🐼

mampir thor

2021-01-26

1

Aʟɛƶɑ ϛᷨʟͦυᷨʙͦ

Aʟɛƶɑ ϛᷨʟͦυᷨʙͦ

cinta pandangan pertama gak thor🤣🤣🤣

2021-01-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!