Episode 11. CRISIS CORE

“Mereka berada di rumah paling ujung blok ini, Bos,” kata pria berkepala botak pada bosnya yang tengah duduk mengukir meja dengan belati di tangannya.

“Bagus, mereka pikir akan lolos dariku semudah itu,” sahut pria yang dipanggil bos itu menyeringai. “Aku akan menghabisi mereka dan gadis itu akan aku kuliti perlahan-lahan,” lanjutnya dengan tawa menggelegar.

Ke dua anak buahnya yang mengikuti pria itu dalam pengejaran buruan mereka hanya mengangguk dan tersenyum mendengarnya. Mereka berhasil menemukan orang-orang yang membantai gengnya dan sudah saatnya untuk membalas dendam.

***

Matthew duduk termenung di tepian tempat tidur, di sebelahnya Selena masih belum ada tanda-tanda siuman. Sejak peristiwa menyakitkan dua hari yang lalu, nyaris tidak ada perkembangan sama sekali pada Selena. Gadis itu masih menutup matanya, meski telah melewati masa kritisnya. Setidaknya virus Ragen yang menjalar di tubuh Selena telah hilang, sehingga Selena tidak akan menjadi salah satu Ragen yang berkeliaran di luar. Diusapnya kepala Selena penuh kasih sayang, Matthew berharap Selena akan segera membuka matanya kembali.

Di ambang pintu tampak Leo tengah memandangi mereka berdua, ia masih sama kacaunya seperti hari-hari kemarin. Ia masih terpukul melihat keadaan Selena. Perlahan Leo mendekati Matthew tanpa melepas pandangannya pada Selena. Ia menghembuskan napasnya dalam untuk menekan rasa sedihnya.

“Bagaimana keadaannya?” Tanya Leo pada Matthew.

“Belum ada perubahan” jawab Matthew pendek.

Keheningan kembali menyelimuti mereka, tak ada sepatah kata pun yang keluar untuk mewakili kegundahan hati yang mereka rasakan.

“Seharuskan aku lebih cepat menjemputnya,” sesal Matthew.

“Setidaknya kau datang menolongnya,” desah Leo.

“Aku harap dia tidak menyerah,” gumam Matthew kelu.

Leo mengangguk menyetujuinya, dialihkan pandangannya keluar melihat hari yang cerah saat ini. Baru beberapa hari yang lalu Leo dan Selena menghabiskan waktu berdua, berpetualang di luar sana tanpa teman-temannya. Namun sekarang ia harus menghadapi kenyataan gadis yang ia sukai, terbaring lemah di tepi jurang kematian. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, Ignis terlihat memasuki kamar melihat Leo duduk di dekat Matthew. Ignis melihat sejenak keadaan Selena sebelum kembali menatap Leo.

“Leo ikut aku, kita harus mencari perbekalan ke luar,” pinta Ignis.

Leo hanya mengangguk lemah dan menatap Selena sekali lagi, sebelum beranjak dari duduknya.

“Kau tidak apa-apa kan menunggu Selena sendirian, Matt?” Tanya Ignis menoleh pada Matthew.

“Tidak apa-apa, kalian pergilah. Aku akan mengabari kalian, jika terjadi sesuatu,” kata Matthew.

Ignis dan Leo pun keluar, bersama yang lain untuk mencari perbekalan yang kian menipis. Mereka berhenti di pinggiran kota, sehingga sangat sulit untuk mencari bahan makanan. Kebanyakan toko telah porak poranda tanpa menyisakan apa-apa di dalamnya, kecuali barang-barang yang telah hancur. Hari ini Ignis berencana memasuki kota untuk mencari makanan, karena itulah ia membutuhkan banyak teman dan hanya menyisakan Matthew yang menjaga Selena.

Setelah kepergian teman-temannya, Matthew kembali memeriksa keadaan Selena. Beruntung saat keluar mencari obat kemarin ia mendapatkan beberapa infuse dan peralatan pelengkapnya sehingga meski pun Selena belum sadarkan diri, gadis itu masih menerima asupan cairan kedalam tubuhnya.

Matthew merogoh kembali tasnya dan meraih dua botol kecil yang berisi serum penemuannya, satu berwarna putih bening yang ia labeli dengan nama alpha dan yang satu lagi berwarna biru yang diberi nama betha. Ia telah memberi Selena serum betha yang fungsi sesungguhnya untuk meregenerasi sel tubuh manusia sehingga Selena memiliki kemampuan beregenerasi sepertinya.

Namun mungkin dengan kecepatan yang berbeda, mengingat serum itu harus bekerja keras meningkatkan system kekebalan tubuh Selena dalam melawan serangan virus Ragen. Sedangkan serum alphanya berfungsi untuk meningkatkan system kerja tubuh, bekerja layaknya sebuah doping dengan efek permanen.

Matthew menimang-nimang kedua serum itu di tangannya, masih ragu apakah ia harus memberikannya pada Selena atau tidak. Ia tidak ingin berbuat kesalahan yang berakibat fatal dan membuat Selena lebih menderita. Dipandanginya Selena dan serum itu bergantian, ia akhirnya memutuskan sesuatu.

Ia pun mendekati Selena, memeriksa nadi, luka di balik perban dan iris mata Selena setelah memastikan semuanya seperti yang diharapkan Matthew. Ia mengambil sebuah jarum suntik. Dimasukkannya jarum itu pada ke dua serum di tangannya bergantian, sehingga kedua serum itu bercampur menjadi satu di dalam suntikannya.

Dengan hati-hati Matthew menyuntikkan serum itu di leher kanan Selena, ia bisa merasakan sentakan kecil pada tubuh Selena saat serum itu mulai memasuki tubuhnya. Setelah serum itu habis, ia kembali mengemasi peralatannya dan menyembunyikan kedua serumnya ke tempat semula di dalam tasnya. Ia memandangi Selena dengan harap-harap cemas, tangannya memegangi telapak tangan Selena. Matthew bisa melihat kelopak mata Selena bergerak-gerak liar, menandakan serum itu tengah bekerja menyesuaikan diri dengan sel tubuh Selena.

Tubuh Selena pun tampak mengejang, ia tidak bisa membayangkan jika Selena dalam keadaan sadar dengan serum alpha dan bethanya memasuki setiap sel tubuh yang mengakibatkan sensasi menyakitkan. Itulah yang dirasakan Matthew saat menggunakan kedua serumnya, ia bahkan pingsan tanpa mengetahui berapa lama waktu yang telah ia lewatkan sendirian tak sadarkan diri di laboraturium pribadinya.

Setelah lama menunggu, tubuh Selena kembali tenang hanya peluh yang terlihat membanjiri sekujur tubuhnya. Matthew kembali memeriksanya dan sebuah senyuman terukir di bibirnya. Serumnya berhasil menyesuaikan diri dengan tubuh Selena, mulai saat ini tidak akan ada seorang pun yang bisa mengambil nyawa gadis itu lagi darinya. Dikecupnya dahi Selena dan memandanginya untuk beberapa saat dari dekat. Ia bisa melihat Selena terlelap sekarang.

“Kita sama sekarang Selena,” bisiknya lembut, dicurinya ciuman di bibir Selena dan kembali tersenyum.

****

Ada perasaan tidak nyaman saat keluar dari rumah yang mereka tempati dua hari ini, Leo gelisah merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Sepertinya tidak hanya Leo yang merasa ada yang tidak beres, dibalik sikap tenangnya Ignis sesekali terlihat gelisah. Beberapa kali ia menoleh ke belakang seakan takut ada yang membuntuti mereka, namun perasaan tidak nyaman itu disembunyikan dari teman-temannya.

Mereka beruntung mendapatkan banyak makanan disebuah minimarket, setelah Tony mengajukan ide untuk memeriksa gudang tempat itu. Beberapa dus makanan kaleng mereka angkut ke dalam mobil ditambah botol-botol minuman. Ignis meminta teman-temannya untuk bekerja lebih cepat, dan segera pergi dari tempat itu. Beruntung mereka mendapatkan mobil suv yang cukup besar ditambah mobil sport yang mereka tinggalkan di basecamp, sehingga mereka bisa mengangkut perbekalan dalam jumlah banyak.

“Apa ada yang salah?” Tanya Ignis menyenggol bahu Leo yang termenung, mengamati teman-temannya menata barang jarahan ke dalam mobil.

“Entahlah, aku hanya merasa tidak nyaman,” jawab Leo.

“Aku juga merasakannya,” aku Ignis.

“Kita kembali ke basecamp,” pinta Leo.

Ignis mengangguk setuju, setelah semua perbekalan berhasil masuk ke mobil. Mereka pun kembali, Ignis yang bertugas menyetir mempercepat laju mobilnya. Ada sesuatu yang tidak beres dan itu berada di basecamp mereka. Tempat mereka meninggalkan Matthew dan Selena.

*****

Suara dobrakan pintu di lantai bawah, membuat Matthew terjaga dari tidurnya di samping Selena. Dengan sikap waspada ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Ia tidak mendengar satu pun suara teman-temannya, namun ia mendengar suara langkah kaki berkeliaran di lantai bawah dan gumaman suara orang yang tidak ia kenali.

Hati-hati Matthew mengintip kebawah, setidaknya ada tiga orang pria tengah mengacak-acak ruangan di bawah. Dari penampilannya, ia bisa menebak mereka bukan orang baik-baik. Matthew hanya sendirian melawan mereka bertiga mungkin bukan tandingannya melihat ketiga orang itu memiliki banyak otot bertonjolan disekujur tubuh mereka, namun mengingat keadaan Selena, ia harus berani melawannya.

“Siapa kalian dan apa mau kalian!!!” gertak Matthew menghadang jalan ke lantai atas tempat Selena terbaring.

Ketiga orang itu langsung menoleh ke arahnya, salah satu yang memiliki luka di wajahnya langsung menyeringai kearahnya. “Di mana gadis itu berada?” tanyanya garang.

Dada Matthew langsung mencelus mendengar pertanyaan pria itu, mereka menginginkan Selena. “Tidak ada siapa-siapa di sini selain aku,” jawabnya selantang mungkin.

“Oh benarkah, Sayang sekali karena kulihat kau juga bersamanya di supermarket.”

“Dia sudah pergi,” bohong Matthew.

Tanpa menghiraukan perkataan Matthew, orang itu memerintahkan kedua anak buahnya untuk membekuk Matthew. Erangan keras meluncur dari mulut Matthew, saat salah satu dari orang itu berhasil memukul telak ulu hatinya membuatnya jatuh tersungkur. Tidak sampai disitu, seorang lainnya langsung memiting kedua tangannya selagi bos mereka memukuli wajahnya, hingga darah mengucur dari sudut bibir dan juga hidungnya.

Erangan dan teriakan Matthew terdengar di telinga Selena, di bawah alam sadarnya Selena menyadari ada bahaya yang mengancam dokter itu. Ia pun berusaha sekuat tenaga memulihkan diri untuk bisa bangun. Teriakan Matthew yang menggema di segala penjuru rumah itu berhasil menyentakkan Selena dalam kesadaran. Menghiraukan rasa sakit yang

bersarang di bahu dan denyutan di kepalanya, Selena bangkit dan berjalan tertatih-tatih ke sumber keributan. Di bawah sana ia melihat Matthew dianiaya tiga orang pria tak dikenal.

“Lepaskan dia, akulah yang kalian inginkan,” kata Selena mengalihkan perhatian para pria itu dari Matthew.

Di sana, di atas sana Selena tampak berdiri siap menantang meski dalam keadaan tidak baik. Matthew yang melihat Selena, semakin gusar mengumpat tidak jelas. Selena masih tampak pucat menahan sakit yang bersarang di bahu kirinya. Pria yang merupakan bos dari preman itu menyeringai senang melihat buruannya berdiri di hadapannya, dengan langkah pelan ia menaiki tangga mendekati Selena.

“Jalang kecilku, akhirnya kita bisa bertemu juga,” katanya menapaki tangga teratas. “Sudah saatnya kau membayar perbuatanmu karena telah menghabisi anak buahku!”

“Mereka layak mati, begitu juga kau dan kedua anak buahmu itu,” gertak Selena.

“Begitukah menurutmu?” Tanya pria itu langsung menerjang Selena.

Meski dengan kekuatan lemah, Selena berhasil menghindar dan mendaratkan sebuah tendangan pada pria itu hingga jatuh tersungkur. Namun sengatan nyeri dibahunya membuat Selena mengerang. Melihat lawannya dalam keadaan lemah, pria itu kembali menyerang dengan cepat, sehingga Selena terhuyung ke belakang menerima pukulannya. Pria itu pun mencekik leher Selena, hingga meringis kesakitan berusaha meronta melepaskan diri.

Sedangkan di lantai bawah, Matthew kembali berusaha melawan kedua preman yang menjaganya. Namun kekuatannya yang tidak seimbang, membuatnya harus merasakan sakit kembali menghantam lantai. Salah seorang pria itu menindihnya tanpa perasaan, menunggu

perintah selanjutnya dari bosnya yang tengah bertarung dengan Selena.

Tanpa melihat lawan di tangannya, bos preman itu melayangkan tinju ke perut Selena hingga cengkeramannya terlepas dan terhempas ke lantai bawah. Napas Selena tersengal setelah jatuh dari lantai atas, ia hanya bisa mengerang lemah terbaring tak jauh dari Matthew. Seluruh ototnya nyeri, luka bahu kirinya kembali mengalirkan darah segar. Bos preman itu menindih bagian bawah tubuhnya hingga ia tidak bisa bergerak bebas. Seringainya semakin melebar melihat kelemahan Selena, dengan ganas ia merobek pakaian yang dikenakan Selena hingga memperlihatkan luka di bahunya.

“Ah kau sedang terluka,” katanya menyeringai melepas perban di bahu Selena.

“Lepaskan dia brengsek!!!” maki Matthew berusaha meronta di bawah himpitan.

Bos preman itu hanya tertawa, “sayang sekali jika aku melepaskan ****** cantik ini, tanpa mencicipinya terlebih dahulu” katanya sambil mengeluarkan belati dari sarung pengaman di pinggangnya.

“Mari sayang, kuukir namaku di sini,” lanjutnya menyentuhkan ujung belati di luka Selena dan mendesakkannya ke dalam.

Selena menjerit kesakitan merasakan pisau belati itu merobek kulitnya yang masih terluka, ia menggeliat meronta berusaha melepaskan diri.

“Tenang sayang, aku tidak keberatan dengan darah asalkan kau masih bisa menggeliat saat aku di dalammu. Ah kau jauh lebih cantik seperti ini,” ejek preman itu mulai menggerakkan

belatinya perlahan untuk menyiksa Selena.

Umpatan Matthew kembali terdengar di udara. Namun langsung dibungkam dengan bogeman mentah preman yang di sebelahnya dan memaksa pria itu, untuk menyaksikan bagaimana bos mereka menyiksa Selena secara perlahan. Tanpa terasa air mata Matthew mengalir menyaksikan penderitaan Selena, dan mengutuki dirinya yang tidak mampu menjaga Selena.

*****

Ignis memperlambat mobilnya jauh dari rumah basecamp, begitu melihat sebuah mobil lainnya yang terparkir tepat di depan basecamp. Ada perasaan tidak enak merayapi dirinya. Ia menjalankan mobilnya sepelan mungkin mendekati rumah. Ia bisa melihat pintu basecamp terbuka membuat firasat buruknya semakin kuat, ia rasa teman-temannya pun merasakan hal yang sama.

“Ada orang lain di dalam,” gumam Ignis pada teman-temannya.

“Apa yang harus kita lakukan?” Tanya Tony yang berada di sampingnya.

“Kita mendekat diam-diam, memastikan apa yang terjadi di dalam. Sania kau tetap di sini, aku punya firasat buruk,” ujar Ignis.

Teman-temannya mengangguk setuju, satu persatu mereka keluar perlahan tanpa menimbulkan suara. Hanya Sania yang tetap berada di mobil memperhatikan teman-temannya dengan raut wajah cemas.

Ignis mengintip ke dalam rumah, dari pintu depan ia tidak melihat apa-apa. Namun mendengar umpatan Matthew. Ia mengajak teman-temannya masuk diam-diam, semakin kedalam ia bisa melihat tiga orang preman tengah menyiksa kedua temannya yang tinggal. Leo yang berada di belakangnya langsung mencelus melihat apa yang tengah terjadi. Seorang pria tengah menancapkan belatinya di bahu Selena yang terluka, pria itu menghiraukan teriakan kesakitan gadis itu yang semakin lemah. Ignis yang mengetahui kemarahan Leo menahannya, agar tidak melakukan tindakan gegabah. Ia mengisyaratkan Tony untuk membereskan pria yang menyekap Matthew terlebih dahulu dengan handgunnya.

Setelah menunggu kesempatan, Ignis langsung memberi aba-aba untuk menyerang. Letusan senjata Tony mengalihkan ketiga preman itu, salah satu dari mereka tersungkur dengan luka

tembakan di perut. Leo langsung menerjang pria yang menindih Selena dan menyerangnya membabai buta. Perkelahian sengit pun tidak dapat dihindari, Ignis segera memerintahkan Austin dan Matthew yang terbebas, segera mengemasi barang mereka yang tersisa dan keluar dari tempat itu.

Jimmy menggantikan Leo menghajar bos preman itu, dan memintanya membawa Selena yang terluka parah keluar. Meski belum puas menghajar preman itu, Leo menuruti perkataan Jimmy mendekati Selena. Ia pun segera membopongnya dan berlari keluar menuju mobil sport. Satu persatu mereka keluar meninggalkan para preman itu, saat mereka tengah terkapar tidak berdaya. Ke dua mobil itu langsung melaju kencang meninggalkan rumah itu, diiringi beberapa tembakan dari bos preman itu yang bangkit mengejar mereka.

Leo memandangi mata sayu Selena, napas gadis itu tersengal, darah segar kembali mengalir dari bahunya yang kini terekspos karena pakaian yang dikenakannya robek. Kembali hatinya terkoyak melihat derita yang dialami Selena, perasaan tidak nyaman saat keluar meninggalkan rumah itu ternyata adalah hal ini. Sekali lagi ia melihat seseorang yang disayanginya terluka parah.

“Where is Matthew?” Tanya Selena lemah.

“Dia di depan, baik-baik saja,” jawab Leo.

Susah payah Selena memalingkan wajahnya menahan sakit setiap ia bergerak.

“Aku di sini Selena, aku baik-baik saja,” kata Matthew yang melihat Selena berusaha menoleh ke arahnya.

Suara tembakan kembali terdengar di udara, preman-preman itu tidak berhenti mengejar mereka. Kedua mobil itu pun melaju lebih cepat menghindari pengejarnya yang menembaki mereka tiada henti. Jimmy yang menyetir mobil sportnya semakin memperdalam pedal gas sedangkan suv mengikutinya di belakang.

“Leo, katakan pada Ignis. Gunakan senjata yang berada di bawah kursi belakang,” pinta Selena dengan napas tersengal.

Leo pun mengangguk dan segera menghubungi Ignis yang berada di suv. Setelah selesai memberitahu Ignis, Leo melihat Selena kembali menutup matanya pingsan. Leo mengusap perlahan pipi Selena dan mendekapnya semakin erat. Matthew yang berada di depan merasakan kekacauan yang sama dihatinya.

*****

“Tony cepat cari senjata di bawah kursimu,” perintah Ignis setelah mendengar perkataan Leo lewat earpiece.

“Senjata apa?” Tanya Tony yang duduk di kursi belakang bingung.

“Entahlah, cari saja!!” Bentak Ignis gusar di tengah kesibukannya menghindari tembakan dari mobil di belakangnya.

Tanpa bicara lagi Tony dan Austin yang berada di belakang mencari senjata yang dimaksud Ignis. Austin melihat sebuah benda yang dibungkus kain, ia pun segera meraihnya dan menarik keluar bungkusan itu. Ia langsung terpana melihat isi dari bungkusan itu, Tony yang di sampingnya pun ikut terbengong. Mereka berdua saling menatap beberapa detik, sebelum Tony mengambil senapan mesin dari tangan Austin. Ia membuka jendela bagian atap mobil dan membombardir mobil di belakangnya dengan semangat, racauan tidak jelas terdengar bersahutan dengan rentetan peluru yang dimuntahkan senapan mesin di tangannya.

Tony akhirnya berhasil menghabisi mobil di belakangnya, setelah menembaki membabi buta membuat mobil itu oleng dan meledak menabrak bangunan di tepi jalan. Teriakan nyaring mewarnai kemenangannya. Dengan senyum bangga ia kembali duduk di dalam mobil dan menimang senjata itu.

“Siapa yang membawa senapan mesin ini?” Tanya Tony penasaran.

Ignis yang tengah menyetir menoleh ke belakang untuk melihat senjata yang tengah berada di tangan Tony.

“Selena yang memberitahu ada senjata di bawah kursi kalian tadi,” kata Ignis.

“Gadis itu penuh kejutan,” gumam Austin.

“Yeah…dan sejak kapan dia membawa ini. Aku tidak pernah melihatnya membawa senjata, kecuali lasergunnya itu?” ucap Tony bingung.

“Entahlah, yang pasti Selena telah menyelamatkan kita berkali-kali,” sahut Sania yang duduk di samping Ignis.

Mereka melajukan mobilnya secepat mungkin dan mengambil rute baru untuk mencari tempat perlindungan yang aman, mengingat salah satu teman mereka masih mengalami luka yang cukup parah.

Akhirnya mereka mencapai desa terpencil yang telah sunyi ditinggalkan penduduknya. Di sana mereka melepas lelah dan merawat luka Selena. Matthew baru saja selesai menjahit luka Selena, beruntung darah yang mengalir tidak sebanyak sebelumnya sehingga Selena tidak kekurangan darah. Ia bisa melihat betapa pucatnya gadis itu terbaring lemah di ranjang. Leo yang juga di sana memandangi dengan perasaan kalut. Ignis muncul kemudian untuk memastikan keadaan Selena.

“Bagaimana keadaannya?” Tanya Ignis melihat Selena.

“Tidak begitu baik,” desah Matthew. “Dia belum sadar saat aku keluar menghadapi preman-preman itu, tapi aku rasa ia mendengar suara keributan kami dan memaksakan dirinya untuk bangun,” terang Matthew.

“Selena tidak pernah memikirkan dirinya sendiri,” gumam Ignis.

Leo hanya mampu menghembuskan napasnya kasar, tidak seharusnya Selena terluka parah. Ada enam pria yang seharusnya lebih bisa menjaga dua gadis di dalam kelompok mereka. namun kenyataannya segala sakit dan derita semuanya menimpa pada Selena, karena gadis itu tidak pernah memiliki rasa takut menghadapi segalanya.

Ketiga pria itu hanya bisa terdiam membisu merenungi apa yang terjadi pada mereka. Hingga larut malam suasana begitu sunyi bahkan Tony dan Austin memilih untuk bungkam hingga satu persatu diantara mereka memilih untuk tidur menghilangkan penat yang bergelayut di pikiran dan tubuh mereka.

Terpopuler

Comments

Ninin

Ninin

Aku mmng suka film zombie 🤣

2021-07-28

0

Alisya Putri

Alisya Putri

nama serumnya seperti nama toko di flim zombie kesukaan ku, mantap tor😁😁😁

2021-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Chaos
2 Episode 2. New Friend
3 Episode 3. Another Time Another Place
4 Episode 4. When they meet
5 Episode 5. Gedung Solbeck
6 Episode 6. WHEN THE JOURNEY BEGIN
7 Episode 7. STUCK WITH YOU
8 Episode 8. Time To Go
9 Episode 9. Tragedy
10 Episode 10. SOUND OF DEAD
11 Episode 11. CRISIS CORE
12 Episode 12. WELCOME BACK
13 Episode 13. We Start the Journey Again
14 Episode 14. Lost
15 Episode 15. Coastal
16 Episode 16. COME BACK HOME
17 Episode 17. Soul Like Me
18 Episode 18. The Deal
19 Episode 19. The Truth
20 Episode 20. Jealous
21 Episode 21. I'm Sorry
22 Episode 22. You and I
23 Episode 23. Solar City
24 Episode 24. Is Not Good Bye
25 Episode 25. Fight
26 Episode 26. Assassins 1st Class
27 Episode 27. A STORY
28 Episode 28. I HATE SHRIMP
29 Episode 29. Night Club
30 Episode 30. Done All Wrong
31 Episode 31. The Reason
32 Episode 32. Golden Card
33 Episode 33. Spy Time
34 Episode 34. Vision
35 Episode 35. Evacuation
36 Episode 36. Escape
37 Episode 37. Monster Attack
38 Episode 38. The Darknest Side of Me
39 Episode 39. The Truth Beneath The Rose
40 Episode 40. Terrible trip
41 Episode 41. Welcome To Moonlight
42 Episode 42. Pray
43 Episode 43. Why are They Here?
44 Episode 44. Impendence
45 Episode 45. Decision
46 Episode 46. JUNGLE
47 Episode 47. FORTRESS
48 Episode 48. DREAM
49 Episode 49. CRUSH
50 Episode 50. PEOPLE FROM OUT SIDE
51 Episode 51. DEAD CITY
52 Episode 52. MEMORIES
53 Episode 53. I Hate You
54 Episode 54. Impatient Groom
55 Episode 55.Master Control Station (MCS)
56 Episode 56. Mask Man
57 Episode 57. Be A Guardian
58 Episode 58. Cloud
59 Episode 59. Leo’s Anger
60 Episode 60. Forgotten City
61 Episode 61. Friend?
62 Episode 62. Solar City Memories
63 Episode 63. Behind The Mask
64 Episode 64. Betrayer
65 Episode 65. The Stranger
66 Episode 66. Disappear
67 Episode 67. There’s No Cure
68 Episode 68. I’ll be fine
69 Episode 69. Find Hope
70 Episode 70. Make a Deal
71 Episode 71. The War Begins
72 Episode 72. This is the end
73 Episode 73. Good bye
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Episode 1. Chaos
2
Episode 2. New Friend
3
Episode 3. Another Time Another Place
4
Episode 4. When they meet
5
Episode 5. Gedung Solbeck
6
Episode 6. WHEN THE JOURNEY BEGIN
7
Episode 7. STUCK WITH YOU
8
Episode 8. Time To Go
9
Episode 9. Tragedy
10
Episode 10. SOUND OF DEAD
11
Episode 11. CRISIS CORE
12
Episode 12. WELCOME BACK
13
Episode 13. We Start the Journey Again
14
Episode 14. Lost
15
Episode 15. Coastal
16
Episode 16. COME BACK HOME
17
Episode 17. Soul Like Me
18
Episode 18. The Deal
19
Episode 19. The Truth
20
Episode 20. Jealous
21
Episode 21. I'm Sorry
22
Episode 22. You and I
23
Episode 23. Solar City
24
Episode 24. Is Not Good Bye
25
Episode 25. Fight
26
Episode 26. Assassins 1st Class
27
Episode 27. A STORY
28
Episode 28. I HATE SHRIMP
29
Episode 29. Night Club
30
Episode 30. Done All Wrong
31
Episode 31. The Reason
32
Episode 32. Golden Card
33
Episode 33. Spy Time
34
Episode 34. Vision
35
Episode 35. Evacuation
36
Episode 36. Escape
37
Episode 37. Monster Attack
38
Episode 38. The Darknest Side of Me
39
Episode 39. The Truth Beneath The Rose
40
Episode 40. Terrible trip
41
Episode 41. Welcome To Moonlight
42
Episode 42. Pray
43
Episode 43. Why are They Here?
44
Episode 44. Impendence
45
Episode 45. Decision
46
Episode 46. JUNGLE
47
Episode 47. FORTRESS
48
Episode 48. DREAM
49
Episode 49. CRUSH
50
Episode 50. PEOPLE FROM OUT SIDE
51
Episode 51. DEAD CITY
52
Episode 52. MEMORIES
53
Episode 53. I Hate You
54
Episode 54. Impatient Groom
55
Episode 55.Master Control Station (MCS)
56
Episode 56. Mask Man
57
Episode 57. Be A Guardian
58
Episode 58. Cloud
59
Episode 59. Leo’s Anger
60
Episode 60. Forgotten City
61
Episode 61. Friend?
62
Episode 62. Solar City Memories
63
Episode 63. Behind The Mask
64
Episode 64. Betrayer
65
Episode 65. The Stranger
66
Episode 66. Disappear
67
Episode 67. There’s No Cure
68
Episode 68. I’ll be fine
69
Episode 69. Find Hope
70
Episode 70. Make a Deal
71
Episode 71. The War Begins
72
Episode 72. This is the end
73
Episode 73. Good bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!