Rencana

Sementara di kamar lain, Carla yang sudah mengganti baju basahnya dengan baju yang lain, segera membuka pintu kamarnya saat terdengar ketukan dari luar.

"Ada apa, Ma?" tanya Carla, gadis itu duduk di tepi ranjang seraya mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk kecil.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai bajumu basah seperti itu?" tanya Widya, dia masih tidak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh anaknya di ruang tamu tadi.

"Kalau Carla jawab ini perbuatan sopir kesayangan papa, apa Mama akan percaya dan memecatnya?" Carla balik tanya.

"Papa yakin, jika dia sampai melakukan hal itu pasti karena kamu yang bersalah," terdengar suara sahutan dari arah pintu dan orang yang menyahutnya adalah Hadyjaya, ayah Carla.

"Tuh kan, Papa lebih menyayangi sopir itu ketimbang Carla," desis Carla.

"Tentu saja rasa sayang Papa terhadapmu tidak ada duanya, tapi Papa yakin dan percaya kalau Aska bukan orang yang akan melakukan itu tanpa alasan," jawab Hadyjaya.

"Memangnya yang anak kandung Papa itu Carla atau sopir itu sih? Kenapa Papa selalu membela sopir itu?"

"Tentu saja anak kandung Papa adalah kamu, tapi selama 6 bulan bersama Papa, Aska tidak pernah melakukan perbuatan atau kesalahan apapun terhadap Papa. Malahan, dia selalu bisa membantu Papa menyelesaikan masalah perusahaan," papar Hadyjaya.

Carla hanya memutar bolanya malas, dia sudah sangat paham dengan jawaban sama yang selalu papanya katakan.

Sebelum Hadyjaya menemui putrinya, dia terlebih dulu menelpon Aska untuk meminta penjelasan tentang apa yang terjadi pada Carla yang membuat pria itu mencarinya. Aska menceritakan semuanya termasuk memberitahu majikannya tentang dia yang menceburkan Carla ke kolam renang.

"Ingat Carla! Berpikirlah seribu kali sebelum kamu berniat menyerahkan kehormatanmu pada pria bajingan seperti Adit! Kamu tahu, Adit itu tidak pernah mencintai kamu dengan tulus, dia hanya ingin memanfaatkanmu dan menjadikan dirimu akses untuk mendapatkan fasilitas mewah!" Hadyjaya berusaha untuk memperingatkan putrinya kembali.

Dasar sopir sialan, beraninya dia menceritakan soal Adit kepada Papa -- batin Carla.

"Sudah deh, Pa. Adit itu gak pernah minta apapun dariku, tapi justru aku yang memberinya," bela Carla. Dia tidak mau kekasihnya dianggap lebih rendah apalagi dari Aska.

"Kalau begitu, memang kamu yang bodoh. Mau-maunya di bodohi oleh si Adit," sahut Hadyjaya.

"Papa!" bentak Carla yang tidak terima dirinya dianggap bodoh oleh papanya.

"Carla, janganlah kamu menjadi wanita yang bodoh karena di butakan oleh cinta. Adit itu tidak mencintaimu, tapi dia hanya mencintai fasilitas yang kamu berikan," seloroh Hadyjaya.

"Terserah Papa ngomong apa tentang Adit, yang penting Carla mencintai dia," tukas Carla.

"Sekarang Mama sama Papa keluar dari kamar Carla, karena Carla mau istirahat!"

Carla menyuruh kedua orang tuanya untuk keluar dari kamarnya. Hadyjaya hanya bisa menggeleng melihat tingkah putrinya.

*****

(Didalam kamar)

"Mas, apa kita harus melakukan rencana kita?" tanya Widya pada suaminya.

Widya membantu suaminya melepas dasi dan sepatu dari tubuh Hadyjaya.

"Sepertinya harus, Ma." Hadijaya mendaratkan bokongnya di atas sofa yang ada di dalam kamar. "Aku tidak mau putri kita satu-satunya makin bersikap arrogan," tambahnya.

"Tapi--"

"Tapi kenapa? Kamu takut Carla tidak bisa melewatinya?" tanya Hadijaya. Dia paham yang menjadi keresahan istrinya.

"Putri kita adalah gadis yang kuat, dia pasti akan bisa melewati ujiannya."

Widya menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, "Baiklah, Mas. Apapun yang menjadi keputusanmu."

"Lusa temani aku kunjungan kerja ke Luar Negeri ya!" pinta Hadyjaya.

"Lalu Carla?"

"Sayang, putrimu bukan bocah berumur 5 tahun. Dia seorang gadis berumur 20 tahun."

"Justru karena dia masih gadis, Mas. Makanya aku khawatir," jawab Widya.

"Bukankah masih ada Aska yang menjaganya, jadi kamu tidak usah mengkhawatirkan putrimu itu," tutur Hadyjaya.

"Baiklah, Mas. Aku akan menemanimu ke pertemuan tersebut," ucap Widya.

*****

Malam harinya, saat tidur Carla terlihat gelisah. Beberapa kali dia memejamkan matanya, beberapa kali pula matanya enggan terpejam.

Kenapa tiba-tiba aku jadi cemas begini? -- batin Carla.

Carla bangun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar. Dalam keadaan gelap gadis itu menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur.

Namun langkahnya berhenti saat dia berpapasan dengan Aska, laki-laki yang sangat dia benci.

"Dasar tukang ngadu," gerutu Carla lirih, namun masih terdengar di telinga Aska.

Carla kembali melanjutkan langkahnya dan seperti biasa, gadis itu sengaja menabrakkan bahunya pada Aska. Kalau biasanya tubuh Aska yang terdorong kali ini gara-gara ulahnya sendiri Carla hampir saja jatuh. Untungnya Aska berhasil menangkap tubuh Carla yang hampir jatuh itu.

Dengan posisi yang seperti sedang berpelukan, manik mata keduanya bertemu. Ada debaran yang tak biasa yang mereka rasakan.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

pura2.bangkrut y pa

2022-05-13

0

Ririe Handay

Ririe Handay

benci pa cinta Carla 😏

2022-03-30

0

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

bisa2 jatuh cinta tuh si Carla jangan benci ntar beneran cinta Lo ya 🤭😂

2022-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!