Kekhawatiran Aska

Sesuai dengan ucapannya saat di rumah tadi, saat ini Carla sedang menunggu kedatangan Aditya di sebuah restoran mewah.

Aditya adalah kekasih Carla, pemuda berusia 22 tahun itu sudah menjalin hubungan dengan Carla sejak Carla duduk di bangku SMA.

Carla melambaikan satu tangannya saat kekasih hati yang dia tunggu sudah berdiri di tengah-tengah pintu masuk. Pemuda dengan tinggi 175 cm, berperawakan tampan itu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Carla. Saat melihat lambaian tangan Carla pemuda dengan nama Aditya itu tersenyum sambil berjalan ke tempat duduk Carla.

Aditya menarik bangku yang ada di sebelah Carla, kemudian dia mendaratkan tubuhnya di bangku tersebut.

"Sudah lama, Yang?" tanya Aditya.

"Baru 10 menit," jawab Carla setelah melihat jam tangan yang dia pakai. Jam tangan yang di pakai Carla adalah salah satu jam tangan termahal di dunia dengan merk ROLEX.

Label jam tangan asal Geneva, Swiss, yang satu ini merupakan salah satu label jam tangan paling populer sekaligus menjadi salah satu jam tangan termahal di dunia.

Label yang dahulunya dinamakan Wilsdorf and Davis, kemudian berubah dengan nama Rolex dan diresmikan di tahun 1908 ini terkenal akan craftsmanship yang historis sekaligus apik.

Salah satu jam wanita termahal dengan teknologi waterproof sejak tahun 1953 adalah Rolex Oyster Pearlmaster 39. 

Dibuat dengan campuran berbagai macam emas yaitu emas kuning, rose gold, dan emas putih 18 karat, jam tangan ini telah menyuarakan kemewahan berkat kilau bagian dial dan penggunaan berlian yang diaplikasikan secara sejajar dengan sangat rapi.

Bagian gelang yang diolah secara mewah merupakan hasil dari taburan berlian dengan bahan dasar emas putih yang solid, sehingga memancarkan perhatian bagi siapapun yang melihat. 

"Aku dengar kamu di D.O lagi dari kampusmu? Kenapa?" tanya Aditya lagi.

"Aku malas belajar di kampus itu, karena kampus itu terlalu jauh dari kampusmu," jawab Carla dengan nada sedikit manja. "Sayang, kenapa kamu tidak pindah kuliah yang sama dengan kampusku saja?"

"Kuliahku sudah hampir selesai, kalau harus pindah akan repot," jelas Aditya.

"Tapi kenapa waktu itu kamu memilih S2 mu di universitas yang sama dengan Devi. Bukankah, kamu bisa memilih melanjutkan S2mu di kampus yang sama denganku? Kenapa kamu tidak melakukan itu?"

"Itu hanya kebetulan Sayang, kan aku tidak tahu kalau Devi juga berkuliah di kampusku sekarang," tutur Aditya.

Carla mengangguk mengerti. Devi adalah sahabat Carla sejak SMA, dia tidak memilih melanjutkan kuliah di universitas yang sama dengan Carla karena alasan biaya.

"Makanlah, aku sudah memesan makanan favoritmu!" seru Carla. Dia mendekatkan piring yang berisi steak ke arah Aditya.

"Terimakasih Sayang, kamu memang pacar yang pengertian," puji Aditya.

"Sayang, kapan kamu akan menemui papaku?"

Aditya yang sedang makan langsung tersedak mendengar pertanyaan kekasihnya. Dia mengambil segelas air putih yang ada di sebelah piringnya.

"Kamukan tahu sendiri, papamu tidak menyukaiku. Dia mengira aku berpacaran denganmu, karena menginginkan harta dari papamu itu."

"Makanya kamu buktikan dong sama papa kalau segala yang papa tuduhkan padamu tidak benar," ucap Carla lagi.

"Itu sangat sulit, apalagi ...," Aditya menggantung kalimatnya.

"Apalagi apa?" tanya Carla. Dia menatap wajah kekasihnya.

"Aku merasa sopirmu itu juga tidak senang melihat kedekatan kita. Aku yakin, dia akan memberikan laporan yang menjelekkanku kepada papamu," jawab Aditya dengan raut muka yang di buat seolah-seolah menjadi pihak yang tidak berdaya.

"Aku juga tidak suka padanya," sahut Carla. Dia memang sangat membenci Aska, terlebih saat pria itu mengatakan padanya kalau kekasihnya menghianatinya.

"Ohya, dimana sopirmu? Tumben aku tidak melihatnya di sekitarmu?" tanya Aditya. Dia mengedarkan pandangannya mencari sosok yang saat ini sedang di perbincangkan.

"Tenang saja, tadi aku melarangnya ikut."

Sebuah ide licik tiba-tiba muncul di benak Aditya. "Sayang, apa kamu benar-benar ingin bersamaku dan menikah denganku?" tanya Aditya.

"Tentu saja," jawab Carla mantap.

Aditya membisikkan idenya ke telinga Carla.

"Apa harus dengan cara itu agar kita bisa bersama?" tanya Carla setelah mendengar ide dari kekasihnya.

"Itu adalah cara satu-satunya agar papamu bisa menerimaku," jawab Aditya.

Carla terdiam, dia memikirkan ide yang diberikan oleh Aditya.

"Tapi kalau aku hamil bagaimana?" tanya Carla.

"Aku akan bertanggung jawab, kamu tenang saja."

Carla masih terdiam. Dia memang arrogan dan pemalas, tapi selama ini dia tidak pernah melakukan hal di luar batas norma sosial. Jika dia berkelahi dengan temannya, itupun karena temannya yang terlebih dulu mengatainya dengan kata-kata kotor.

"Baiklah, jika itu cara agar kita bisa bersama, aku rela menyerahkan tubuhku ini untukmu," jawab Carla kemudian.

Pa, maafkan aku. Aku akan menyerahkan kehormatanku kepada Aditya agar Papa bisa merestui kami --- batin Carla.

Aditya tersenyum penuh kemenangan, akhirnya penantiannya selama beratahun-tahun akan menjadi kenyataan.

"Kalau begitu ayo kita pergi dari sini!" ajak Aditya.

Sepasang kekasih itupun beranjak dari tempat duduknya, setelah membayar semua makanannya, mereka berjalan meninggalkan restoran.

*****

Aska terus memandangi layar ponselnya, dia semakin tidak tenang saat melihat titik yang di tunjukkan pada layar tersebut.

"Ada apa? Kelihatannya ada yang sedang kamu pikirkan?" tanya Hadyjaya.

"Tuan apa meeting Anda masih lama?" jawab Aska sembari bertanya.

"Kamu ini As, disini tidak ada siapapun, kenapa masih memanggilku Tuan." Hadyjaya memukul pundak Aska pelan.

"Apa rekan Anda masih lama datangnya?" kembali Aska bertanya.

"Sekitar 30 menit lagi," jawab Hadyjaya. "Kenapa? Apa kamu merindukan putriku itu?"

Aska hanya memutar bolanya malas. Kemudian dia kembali melihat ke arah layar ponselnya.

"Pergilah, jika memang ada hal yang mengganggu pikiranmu! Nanti aku bisa menyuruh sopir perusahaan untuk mengantarku pulang!" seru Hadyjaya.

"Terimakasih, Tuan."

Dengan sedikit berlari Aska meninggalkan gedung JAYA GRUP. Dia benar-benar merasa tidak tenang memikirkan Carla. Apalagi saat dia melihat tempat yang di tuju Carla adalah sebuah hotel.

"Jangan bodoh Carla, jangan serahkan kehormatanmu pada ******** itu," gumam Aska sambil terus berlari.

Ponsel Carla sengaja Aska hubungkan langsung dengan ponsel miliknya. Awalnya, Aska tidak begitu khawatir karena tahu Carla sedang berada di restoran, namun kekhawatiran muncul saat posisi Carla berpindah. Dan kekhawatiran itu meningkat saat tahu tempat yang di tuju Carla adalah sebuah hotel.

Aska begitu memahami watak Carla, gadis itu kadang bisa berbuat nekat untuk bisa mendapatkan hal yang dia inginkan. Terlebih, Hadyjaya tidak merestui hubungan Carla dengan Aditya.

Dengan kecepatan penuh Aska mengendarai mobilnya menuju ke hotel tempat Carla berada. Dia menghentikan mobil yang dia kendarai saat tiba di depan sebuah hotel.

Aska memberikan kuncinya kepada juru parkir di hotel tersebut dan segera berlari menuju ke kamar tempat Carla berada.

Aska menarik napas kemudian menghembuskannya, ada kekhawatiran yang dia rasakan saat berdiri didepan kamar yang di duga di tempati oleh Carla. Aska mulai mengulurkan tangannya untuk menekan bel yang menempel disisi kanan pintu tersebut. Satu kali Aska menekan bel yang ada di sana tidak ada jawaban dari dalam, dua kali belum ada respon dan ketiga kalinya barulah pintu itu terbuka.

                                                             

Terpopuler

Comments

Anik Kwon

Anik Kwon

Jiwon Unnie, Minho Oppa, Hyunbin Oppa, Ha Jiwon Unnie, Song Kang Oppa, Seohyun. keknya yg jd Devi jg Seohyun deh

2022-07-12

0

Tri

Tri

habis u aditya

2022-04-04

0

Ririe Handay

Ririe Handay

Carla yang malang

2022-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!