Sore itu mereka menuju ke sebuah mall untuk sekedar nonton film dan jalan jalan, Shinya tau jika mereka di ikuti oleh pengawal tapi mereka menyamar.
Akhirnya mereka menonton film horor, dalam bioskop Shinta dan Sifa terus berteriak karena takut, sedang Kania dan Riska menutup telinga mereka.
Setelah itu mereka pun memilih sebuah cafe untuk sekedar nongkrong, ternyata Bhara mengirimkan pesan bawa dia harus berangkat.
"Iya sayang hati hati ya saat kerja, aku di sini selalu menunggumu," isi balasan dari pesan Kania.
"Ya elah non tuh muka udah merah aja," kata Shinta.
"Kenapa gak salah dong karena membalas pesan orang tercinta," jawab Kania.
"Aku jadi penasaran bagaimana model tu cowok yang kamu suka," kata Sifa.
"Rahasia dong," jawab Kania.
"Kau menyebalkan Kania, aku juga ingin mengetahui nya," kata Shinta.
"Rahasia," jawab Kania.
"Gini aja kita buat tantangan aja, kalau Kania kalah dia harus tunjukkin foto pria itu, tapi kalau menang berarti kita tak ada hak untuk memaksanya, bagaimana?" usul Riska.
"Boleh tuh, kalau gitu Kania harus minta foto sama dua cowok di pojok itu," kata Shinta menunjuk meja pojokan.
"Kamu gila ya, mereka bersama kekasihnya lagian," kata Kania kesal.
"Berarti kamu harus tunjukkin foto pria yang kamu cintai," kata Sifa mengulurkan tangannya.
"Gak akan, gue bisa cuma foto doang kan," kata Kania.
"Sama kamu harus tau nama mereka," kata Sifa.
"Ngelunjak loe," kata Kania meninggalkan meja dan menghampiri meja pojokan.
Sedang ketiga temannya memberi lambaian tangan, Kania akhirnya sampai di meja pojok itu.
Aku binggung harus mulai dari mana, akhirnya aku beranikan diri untuk meminta foto bersama kedua pria itu.
"Permisi mas apa boleh saya minta foto dengan kalian?" tanya ku sedikit memohon.
"Buat apa mbak, kami bukan artis loh," jawab salah satu pria itu.
"Saya mohon mas, jika tidak ini bisa menghancurkan persahabatan kami," kata ku lagi.
"Mau aja kali mas, cuma foto kan dini biar aku yang fotoin," kata wanita di samping pria itu.
Aku langsung tersenyum bahagia, aku memberikan ponselku pada wanita itu, aku berdiri di tengah dan kedua pria itu mengapit ku.
"Terima kasih mbak, mas sudah mau saya repotkan karena ulah temen saya," kata pada wanita itu.
"tak masalah perkenalkan namaku Aline dan ini suamiku Ken, dan itu adik ipar ku Mecha dan itu suaminya Luise,"kata wanita yang bernama Aline itu dengan senyum.
"Iya mbak, salam kenal nama saya Kania, dan sekali lagi terima kasih, kalau begitu saya permisi," kata ku pamit sambil berjalan menuju mejaku.
"Apa kita pernah bertemu?" tanya wanita yang bernama Mecha itu.
Aku pun berbalik dan tersenyum padanya, "maaf mbak mungkin karena wajah saya pasaran, jadi mbak seperti pernah melihat saya," jawabku dengan tersenyum.
"Maaf kalau begitu, mungkin hanya perasaan ku saja," kata mbak Mecha yang terlihat sedih.
Aku pun kembali berjalan ke meja bersama tiga teman luknat ku itu yang sedang tertawa atas keberhasilan ku.
"Setidaknya aku aman sekarang," batin ku.
Wajah Shinta dan Sifa terlihat kecewa karena Kania berhasil berfoto dan mendapatkan nama dari dua pria tampan itu.
"Yo sekarang kita mau kemana lagi? atau kita ke taman aja yuk jalan jalan atau main ke Monas," usul Riska.
"Bagus tuh sekalian hunting foto mumpung aku bawa kamera," kata Sifa.
"Ya udah hati ini kamu selamat ya Kania, tapi lain kali tak akan pernah," kata Shinta.
"Semoga kamu gak syok saat tau," jawab Kania sambil tertawa.
Mereka pun memutuskan untuk ke Monas, tapi sebelum itu mereka mampir ke toko kue, Kania memilih beberapa kue untuk di berikan pada orang baik tadi.
Sesampainya di lobi ternyata mereka bertemu, Kania memberikan kue itu sambil kembali berterima kasih.
Akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai di tempat yang di tuju, kini Shinta dan Kania bersiap menjadi model dadakan.
Sedang Sifa dan Riska sudah bersiap dengan kamera profesional di tangannya. Riska memilih Kania untuk jadi model.
"Kania kamu pose se cantik mungkin, baru gitu imut dan sensual ya," kata Riska mengarah kan.
"Ya elah non mau gaya sensual Giman telanjang, jangan gila deh," jawab Kania.
"Ya gak telanjang juga dong, cuma kamu pose sedikit seksi aja," jawab Riska.
"Oke," kata Kania bersiap di posisinya.
Kini Riska memotret Kania dengan gaya centil nya, bahkan wajah Kania terlihat makin cantik saat berpose sensual.
sedang di tempat lain Sifa dan Shinta juga melakukan foto shoot dan tak sengaja ada seorang photografer yang menghampiri mereka.
"Permisi apa kalian sedang pemotretan di sini?" tanya pria itu.
"Tidak mas, kami hanya mengabadikan momen saja, kalau gitu saya permisi," kata Shinta menyeret Sifa.
"Loh kenapa sih non," kata Sifa binggung.
"Gak kenapa-napa, ayo kita ke Kania dan Riska saja," jawab Shinta.
Shinta langsung memeluk Kania saat melihat gadis itu tengah melihat hasil foto, Sifa binggung melihat nya.
"Kania aku bertemu selingkuhan mama," lirih Shinta.
"Tenang, kami di sini tak ada yang bisa menyentuh mu dan ingat kita juga punya pengawal jadi kamu tak usah takut," kata Kania menenangkan Shinta.
Riska dan Sifa akhirnya mengerti setelah Kania mengatakan melalui gerakan bibirnya.
"Ya sudah sekarang kita cari makan yuk, laper nih," kata Kania.
"kita ke Pecenongan aja gimana mau kan?" usul Riska.
"wah boleh tuh, ayo berangkat," kata Kania dan yang lain.
Mereka pun sangat menikmati malam hari di Jakarta, bahkan mereka juga menikmati air mancur menari.
Setelah puas mereka pun memutuskan untuk kembali ke hotel dan beristirahat karena besok mereka baru menonton konser dari idol kesukaan mereka.
.
.
.
.
.
mohon dukungannya ya dengan cara vote like dan komen 😘😍😘😍 terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Hidayat 92a
itu Kania secara g sadar ketemu kakak kandung nya si Mecca (diliat novel satunya)
2021-01-10
1
Murti Kosim
smua karyamu aq sllu suka ka author.....lanjut & ttp smngt...
2020-12-09
2
Ai
lanjut Thor 💪 Ok
2020-12-09
0