Perjanjian di sungai Ogan

Menjelang senja Ombai Putih dari Komering menghentikan larinya, sosok tubuh Bayu masih digendongnya di bahu kiri.

Gemerisik air di tepian sungai ogan membuat si nenek mendekat tubuh sibocah diturunkannya ketanah, Bayu melompat ringan

“Nenek hebat sekali bisa mengalahkan harimau jadi jadian itu …” ucapnya

Ombai Putih Cuma tersenyum

“anak baik, siapa namamu?’

“Bayu nek…”

“Dimana rumahmu?”

Bayu terdiam kemudian memandang berkeliling, baru menyadari kalau dia tidak mengenali tempat itu

“Aku dari Padang Bindu nek, tetapi aku tidak tahu berada dimana sekarang?”

Ombai Putih melangkah ke sebuah batu besar, memberi isyarat agar Bayu mengikutinya.

“Ombai Putih melangkah ke sebuah batu besar, memberi isyarat agar Bayu mengikutinya.

Ombai Putih melangkah ke sebuah batu besar, memberi isyarat agar Bayu mengikutinya.

“Bayu…nama yang bagus, ceritakan padaku mengapa sampai engkau berada di pedataran bambu kuning dan bertemu dengan Datuk ke Lima?”

Bayu berpikir sejenak mengingat semua kejadian hari itu kemudian perlahan dia menceritakan awal mulanya mengejar seekor anak kijang hingga terpisah dari teman temannya, memasuki pedataran rumput yang luas hingga sampai di tiga belas pohon bambu kuning yang menyerupai pagar tinggi.

“Keluargamu pasti sekarang mengkhawatirkanmu?’

Bayu kembali terdiam seolah tidak mendengarkan ucapan si nenenk

“Waktu ku tak banyak bocah, sebelum kita berpisah ada beberapa hal yang akan kusampaikan..”

“apa itu nek?”

“Kau masih ingat dengan harimau jadi jadian di pedataran rumput tadi?’

Bayu mengangguk

“Sebenarnya jumlah mereka banyak setelah kejadian tadi mereka pasti akan mencarimu”

Bayu terkejut, menatap kearah Ombai Putih dengan wajah pias

“Kau takut Bayu?”

Bayu menggeleng cepat

“Anak pemberani! Tidak usah takut aku akan mengawasimu..kau akan selamat dari incaran harimau jadi jadian itu asal mengikuti apa yang aku perintahkan..”

Bayu terdiam menyimak ucapan Ombai Putih

“Mulai purnama depan aku akan mengurungmu!!”

“Mengurungku nek?” ucap Bayu terkejut

“Betul, karena hanya dengan cara itu kau aman, bau tubuhmu tidak akan terendus oleh manusia manusia harimau itu”

“Berapa lama nek?”

“Sepuluh tahun!!!”

Kaget Bayu bukan alang kepalang dia sampai terlonjak dari duduknya, menatap kearah Ombai Putih dengan mulut ternganga. Sepuluh tahun terkurung disuatu tempat? Bulu kuduknya tiba tiba berdiri. Rasa takut perlahan menjalarinya.

“Kau tidak perlu menjawab sekarang Bayu, tak perlu banyak bertanya! purnama bulan depan kita akan bertemu lagi, sekarang buka pakaianmu!!!”

“Nenek mau melakukan apa?” ucap Bayu dengan wajah heran

Wajah Ombai putih menjadi merah sesaat

“Bocah Tolol!! Jangan berpikiran kotor!!!” bentak Ombai Putih dari Komering

Meskipun masih diliputi perasaaan was was akhirnya bayu membuka pakaian atasnya, alis mata Ombai Putih tiba tiba naik keatas saat memperhatikan bagian bahu kanan Bayu.

Ada lima buah tahi lalat yang membentuk tanda bintang lima tumbuh di sana.

“persis seperti mimpiku…” desis sinenek perlahan.

“ada apa nek?” Tanya Bayu saat menyadari perubahan air muka Ombai Putih

“Kau tahu Bayu tahi lalat bintang lima di bahu kananmu akan membawa petaka jika diketahui oleh orang orang dari Gunung Seminung”

“Aku tak mengerti nek”

“Suatu hari kelak kau akan mengerti sendiri, sekarang berbaliklah dan pejamkan kedua matamu….”

Bayu berbalik dan memejamkan matanya, ada semerbak harum bunga tanjung yang tiba tiba memenuhi tempat itu kemudian ada rasa dingin yang membungkus tubuh Bayu membuatnya menggigil.

Rasa dingin itu kemudian berkumpul diperutnya membuat tubuh Bayu menggigil hebat.

“nek dinginnn, aku ingin kencing…..” ucap bayu setengah berteriak

Dibelakangnya Ombai Putih terdengar cekikikan.

Selanjutnya Bayu merasakan tubuhnya di jalari hawa hangat yang kemudian perlahan menjadi panas.

“nek…”

Rasa panas kian menjadi, tubuh Bayu yang tadi menggigil kedinginan dengan gigi yang bergemeletukan sekarang menjadi bersimbah keringat, wajahnya menjadi merah dengan keringat yang mengucur deras. Pakaianya basah sudah

“Nek..!!” Bayu menjerit keras karena panasnya

Dengan tubuh terasa seperti dibakar bayu mejerit kepanasan ada asap putih yang mengepul dibelakang kepalanya

Bayu merasakan kepalanya seperti akan meledak, dia hendak membuka kedua matanya namun sia-sia kedua belah matanya seperti di rekat jauh kedalam rongganya

“Nenek putih kau mau membunuhku???? Tolonggggg!!!!!” Bayu menjerit sekuat kuatnya.

Tak ada suara tak ada gerakan

Bayu menjerit sejadinya jadinya karena tak mampu menahan panas yang menderanya

“Nekkkk!!!!”

“Nak nek nak nek!!! Diammmmm!!!” Ombai putih tiba tiba membentak marah

Bayu terdiam seketika saking terkejutnya. Satu totokan tiba tiba bersarang di belakang tubuhnya membuat bayu terhuyung kedepan.

Rasa panas perlahan menghilang, tubuh Bayu jatuh terduduk ditanah dengan pakaian yang basah. Tenaganya seperti terkuras habis.

“Nek aku boleh membuka mata?”

“Diam!! Belum saatnya!!”

Lama menunggu tak mendapat perintah apapun, iseng iseng bayu membuka sebelah matanya. Gelap!! Mungkin hari sudah malam pikirnya Bayupun membuka kedua matanya lebar lebar, masih gelap juga!!

Bayu ulurkan kedua tangannya kedepan wajahnya, Bayu menjadi semakin terkejut

“Nenek aku…. Buta!! Tolonggg!!! Sentak bayu sambil mengucak ucak kedua matanya

Tak ada suara, tak ada gerakan

Bayu memandang sekelilingnya, namun sia sia hitam pekat dimana mana

“Nenek Putih dimana kau? Nenenenkkkk!!!!” ucapnya lebih keras

Hening, tak ada desah nafas Ombai Putih dari komering hanya gemericik aliran sungai Ogan. Jantung bayu berdegup kencang karena takutnya. Tangannya di ulurkan kedepan mencoba menyentuh sesuatu.

Tiba tiba ada sambaran angina di sebelah kirinya, Bayu berbalik dan mencoba menangkapnya tetapi luput. Hanyan mengenai tempat kosong

“Nenekkkk!!!!!!” Kali ini Bayu menjerit sekuat tenaganya suaranya memantul berulang ulang diepanjang sungai.

Bayu hendak menjerit sekali lagi ketika tiba tiba ada air yang menyembur masuk kemulutnya saat mulutnya terbuka lebar hendak memanggil Ombai Putih

“Diam!!! Aku masih belum tuli!”

Bayu tersedak beberapa kali saat air yang terasa agak asin tersebut meluncur melewati tenggorokannya.

Terdengar Ombai Putih cekikikan di sebelah kirinya, suara Ombai putih membuat lega bayu. Satu usapan di sepasang matanya menjalarkan hawa dingin membuat Bayu membuka matanya.

Yang pertama dilihatnya adalah sosok Ombai Putih yang masih terduduk di batu besar seperti sedia kala. Bayu menatap heran

“Nek apa yang terjadi dengan mataku? Air apa tadi?”

Ombai Putih hanya terkekeh kekeh membuat tubuh ringkihnya terguncang guncang. Puas tertawa si nenek kemudian memberi isyarat agar bayu mendekat.

Bayu melangkah perlahan dengan tubuh yang masih basah bersimbah keringat bercampur air yang disiramkan Ombai putih tadi.

“Aku tahu kau haus Bayu, berterima kasihlah karena aku mau membantumu memberi air minum..hik hik hik hik…”

Bayu menatap Ombai Putih

“Tapi nek mengapa rasanya asin?”

“Cukup!!!persetan dengan rasa air yang kau minum! Sekarang kau dengar baik baik kata kataku tak usah bertanya tak usah bersuara!! Dengarkan saja!!”

“Iya nek…”

Ombai Putih mendelik mendengar Bayu menjawab

Bayu sendiri cepat cepat menekap mulutnya menahan tawa.

“Sekrang kau perhatikan aku baik baik, jangan berkedip barang sekejapun!” lanjut Ombai putih. Belum hilang ujung suaranya tiba tiba sosok Ombai Putih dari Komering lenyap dari pandangan Bayu

Bayu tercekat kaget!

“Nenek menghilang!! Nek jangan pergi!!! Aku takut!!” Bayu berucap keras seraya menatap berkeliling

“Bocah nyenyes! Sudah kukatakan jangan bersuara jangan bertanya!! Bodoh!!”

Suara Ombai Putih tiba tiba terdengan di sebelah kirinya, namun Cuma sesaat kejap berikutnya sosok Ombai putih sudah kembali terduduk di atas batu besar di pinggir sungai.

“Nek aku….”

“Tolol! Apa kau lahir kedunia ini hanya untuk selalu bertanya? “ si nenek mendampratnya habis habisan

“Terkadang memang kita perlu menayakan sesuatu yang memang kita tidak mengetahuinya namun di balik semua itu kita di karunia akal dan pikiran untuk mencerna apa apa yang terjadi disekitar kita….dan satu hal yang perlu kau ingat Bayu tidak semua pertanyaan itu membutuhkan jawaban!!”

Bayu menunduk tak berani menatap kea rah Ombai Putih.

“Dengar Bayu saat ini kau telah menguasai satu ilmu yang kunamakan Menutup Raga Menipu Mata, dengan kemampuan ilmu ini kau bisa menghilang dari musuh musuh mu” lanjut Ombai Putih dari Komering

“Nek aku..”

“Ada yang mesti kau ingat Bayu, kesaktian apapun di muka bumi ini tidak akan ada yang abadi. Diatas langit masih ada langit… pergunakanlah dengan bijak”

“Nek aku….”

“Tolol!! Ada kata kata lain yang bisa kau ucapkan selain nek aku! Nek aku! Nek aku!” damprat Ombai Putih kesal

“ Nek jadi aku bisa seperti nenek tadi, bisa menghilang?” ucap Bayu tak percaya

Ombai putih tak menjawab, malah kembali hendak mendamprat marah namun tiba tiba dia jadi membentak garang saat melihat tiba tiba sosok Bayu menghilang dari hadapannya.

“Bocah tolol! Nakal!! Mau bermain main denganku?...” ucapnya kesal

Dengan kaki kananyan Ombai Putih membuat guratan kecil di tanah dan saat kaki kanannya di hentakan ketanah.

“BUMMMM”

“BUMMMMM”

“Tanah tak akan menutupi tanah! Tampakan dirimu bocah nakal! “ dengus Ombai Putih

Luar biasa!! Selesai ucapan si nenek temapt itu seperti dilanda gempa, sungai Ogan membubung tinggi sampai dua tombak. Debu, tanah, batu kerikil dan daun daun kering menggebubu terbang keatas menutupi pandangan.

Ombai puti hanya ganda tertawa ketika melihat sosok tubuh kecil Bayu ikutan melayang di sebelah kirinya diiringi pekikan ketakutan si bocah.

“Ampun nek!!! Ampunnnnnn” jerit Bayu

Tanpa melirik Ombai Putih gerakan tangan kanannya, seolah ada tangan tangn gaib. Tubuh Bayu tertarik lebih cepat keatas dan tersangkut diantara pohon pohon tua di tepi sungai.

”Ampun nek!! Turunkan aku!! Aku takut!!”

Ombai Putih tertawa kecil

“itulah upah dari kenakalanmu…”

“Ampun nek Bayu janji tak akan nakal lagi…!”

“Siapa perduli janjimu!!! Bayu aku pergi sekarang! Kita bertemu purnama depan, itupun kalau kau masih hidup tidak dimangsa binatang buas di sini…hik hik hik…”

“Nek ….jangan tinggalkan aku….”

Jeritan Bayu yang tersangkut di atas pohon terputus karena di lihatnya sosok Ombai Putih dari Komering tak ada lagi di atas batu besar. Meninggalkan harum bunga tanjung di tempat itu.

Bayu mengumpat kesal.

***

Terima kasih atas supportnya, mengingatkan bahwa genre cerita ini adalah silat daerah sumatera selatan, jangan lupa bantu vote, like dan komentarnya

ditunggu...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!