"Nih dia...di cari-cari dari tadi , baru nongol sekarang " ujar ucok bernafas lega melihat ketua mapala sudah kembali.
"Ka , untung lu datang , gw udah pusing dari tadi di cerca terus sama anak mapala lainnya tentang rencana kita selanjutnya apa?"
"Sorry cok , gw ngga ada waktu mikirin itu , sekarang lu jawab pertanyaan gw , lu lihat Mariana ngga?" kata Raka tanpa peduli keluhan sahabatnya.
"Alamak...ni anak di tanya , malah balik nanya " sahut ucok dengan logat medannya .
"Gw serius cok , lu lihat mariana ngga ?" bentak Raka keras.
"Mana gw tahu cewek lu kemana ? yang ada dari tadi gw yang kebingungan nyariin lu ama cewek lu"
"Jadi mariana sama sekali belum balik ke kemah? handphone nya juga ngga aktif " wajah Raka berubah cemas saat itu juga .
"Belum , emangnya ada apa sih Ka?" ujar ucok jadi penasaran.
"Kalau Mariana belum balik ke kemah , terus dia kemana? apa dia tersesat di hutan, ngga mungkin " Raka memegang kepalanya , pikirannya jadi berkecamuk tak menentu.
"Mariana tersesat di hutan ?" teriak ucok keras membuat anak-anak pecinta alam lainnya yang sibuk dengan kegiatannya sontak terkaget dan langsung berhambur mendekati mereka.
"Mariana tersesat di hutan? kok bisa sih, dia kan cewek lu, masa lu ngga bisa jagain cewek lu sendiri " cerca meli berlagak sok tak tahu kejadian sebenarnya.
"Udah deh mel, gw ngga ada waktu buat berdebat ama lu ,sekarang lebih baik kita bentuk kelompok dan menyebar mencari Mariana"
"Tapi tunggu dulu deh Ka , kayaknya bukan ana aja deh yang hilang , Revan juga ikut hilang, soalnya dari tadi aku cariin ngga ada " kata seorang gadis berwajah lugu berkaca mata minus membuat keadaan makin panik.
Raka menatap satu persatu anggota pecinta alam yg ikut mendaki gunung di bawah kepimpinannya.
"Sial.." Raka mengumpat kesal saat tak melihat sosok Revan di antara semuanya.
"Cok, lu kan sahabat dekatnya Revan ,lu pasti tahu sahabat lu kelayapan kemana?"
"Gw juga sama bingungnya ama lu Ka, terakhir ketemu Revan , dia masuk ke hutan, katanya sih mau buang air kecil dia tadi cuma nitipin handphone nya ke gw" jelas ucok kebingungan.
"Jangan-jangan dia ikut tersesat lagi" ujar laki-laki bertubuh jangkung dan bergaya sedikit culun ketimbang yang lainnya.
"Benar tuh" ujar anggota pecinta alam lainnya serempak membenarkan.
"Ok..sekarang begini saja , kita bagi tim jadi 2 kelompok, tim gw mencari Mariana dan lu cok,pimpin tim mencari Revan dan gw minta yang ikut cuma yang cowok , yang cewek tetap berjaga di kemah " ujar Raka tegas sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai ketua umum mapala dan dengan cepat tim pun sudah terbentuk jadi 2 bagian.
"O..ya, Riky.. lu ngga usah ikut , lu sama Yuda jagain cewek-cewek di sini" Raka menunjuk dua sahabat yang di percayainya.
"Ok Raka.."sahut keduanya menyetujui.
"Ka ,apa pencariannya ngga bisa di tunda besok pagi saja , hari udah mulai malam Raka , terlalu bahaya bagi keselamatan lu juga yang lainnya" ujar meli berusaha mencegah niat raka dan sahabatnya.
"Lu, ngga usah sok peduli ama gw,gw tahu apa yang gw lakuin" sahut Raka ketus.
"Ok guys, sekarang kita mulai berpencar dan kalian jangan lupa membawa peralatan yang di perlukan,terutama senter karna dalam hutan pasti sangat gelap dan kita berkumpul kembali di sini 2 jam lagi " ujar raka mengingatkan sahabat pecinta alam.
~~
"Awwww..." Revan mengerang kesakitan saat tubuhnya terhempas di dasar tebing tak terlalu curam.
"van..lu ngga apa-apa kan?? " ujar Mariana khawatir .
"Gw..." Revan menggantung ucapannya saat menyadari bahwa gadis itu menindihnya tanpa sadar . dia menyibak rambut panjang yang menjuntai di wajah gadis itu , dia memang tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana paras gadis itu saat ini , tapi sinar di matanya cukup memberi arti baginya.
"Ana..aku sangat mencintai kamu " tanpa sadar kata-kata itu meluncur pelan dari mulut Revan .
"Lu bicara apa ?" ujar mariana penasaran dengan perkataan pemuda itu.
"Lu berat banget" sahut Revan cepat mengalihkan perkataannya tadi , dia begitu lega gadis itu tak mendengar apa yang dia ucapkan , karena dia merasa akan terlihat bodoh di depan wanita yang jelas-jelas tidak mencintainya.
Muka Mariana langsung memerah menyadari posisinya saat ini.
"Maaf..."ujarnya salah tingkah sambil berdiri.
"Kita ngga mungkin balik ke kemah malam ini ,sebaiknya kita cari tempat yang aman untuk bermalam , gw takut, kalau kita nekad balik yang ada nanti kita tersesat " Revan pun ikut berdiri dan mengamati sekitarnya dan dia bersyukur , mereka tak jatuh di tebing jurang dalam, hanya tebing yg sedikit curam dan tak sulit untuk di lalui nantinya.
"Apa?..bermalam di sini,berduaan sama lu?" ucap mariana kaget , dia tak mungkin berduaan di tempat sepi dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
"tunggu.... handphone ku mana ya?" Mariana meraba-raba saku bajunya. "astaga....lupa tadi lagi di charger di tas" ana menyadarinya.
"Lu jangan takut ,gw ngga bakal ngapa-ngapain lu,gw bakal jaga jarak" janji Revan sungguh-sungguh.
"Sekarang lu mendingan istirahat di pohon besar itu" Revan menunjuk ke arah tepat di hadapan gadis itu.
"Gw pegang kata-kata lu"ujar Mariana serius dan pemuda itu hanya membentuk huruf v dng jarinya.
Sementara Mariana berjalan menuju pohon, Revan menunduk mengumpulkan daun-daun juga ranting pohon kering yang berserakan dan mengumpulkannya jadi satu.
Dengan berbekal pengalamannya yang dia punya , dia menyalakan api pada daun-daun dan ranting pohon menggunakan korek gas yang selalu dia bawa hingga mengeluarkan percikkan api . Revan langsung tersenyum saat api menyala dan suasana menjadi sedikit hangat karna itu.
"Ana..lu ngga mau.. " Revan kembali menggantung ucapannya saat ia memperhatikan gadis itu tertidur sambil bersandar pada batang pohon yang cukup besar . Wajahnya kini terlihat lebih jelas , sangat teduh dan sedikit lelah juga sedikit menahan dingin di terpa angin malam , Revan cepat mendekat dan melepaskan jaket hitamnya , lalu menyelimutinya pada gadis itu.
Ada perasaan tak tega dalam diri pemuda itu melihat gadis yg dia cintai seperti ini , dia pun berinisiatif duduk di sebelah gadis itu dan membiarkan bahunya jadi sandaran . Jantungnya seketika terasa berhenti saat hembusan nafas Mariana menerpa lehernya.
"Apa selamanya aku hanya bisa mencintai kamu dalam diam seperti ini Ana.." gumamnya getir memendam lukanya sendiri.
"Ana.." Revan tersentak kaget , saat dia merasa tangan hangat melingkar dan memeluk pinggangnya tapi gadis itu tetap terlelap dalam tidurnya . Revan mengumpulkan segenap kekuatannya , memberanikan diri memeluk gadis itu dan mengecup kening gadis itu dalam diam walau ia sadar menjadi seorang pecundang yg berani mencintai dalam diam.
"Aku mencintai kamu Ana.." kata-kata itu begitu lirih terucap dari bibir pemuda itu, tanpa dia sadari bibir Mariana mengulas senyum dalam alam tak sadarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜
ninggalin jejak 👣👣👣👣
2020-12-06
2