Bab 2

Air mata terus menggenangi pelupuk mata gadis cantik berambut panjang yang indah itu , dia duduk termenung memikirkan nasib cintanya di sebuah batu berukuran sedang di tengah hutan. 

"Udah donk Ana..ngapain juga lu harus menangisi orang yang sudah tega mengkhianati lu.. air mata lu terlalu berharga untuk semua ini" ujar Ana pada dirinya sendiri sambil menghapus air matanya.

 

"Lu..harus kuat Ana..lu harus buktikan pada raka dan meli kalau apa yang mereka lakukan ngga bisa menghancurkan hidup lu begitu saja" ujarnya lagi berusaha tegar menyimpan perih , dia pun berdiri dari duduknya

"Astagaaa.."ucap Ana menutup mulutnya , dia menatap sekelilingnya dan baru menyadari kalau ia sepertinya salah arah. 

"Ngga mungkin.."ucapnya panik bercampur rasa takut. 

"Tenang Ana , lu ngga boleh panik , sekarang lu tarik nafas dalam dan berfikir yang tenang" ujar gadis itu berusaha menenangkan dirinya sendiri. 

"huuff..semoga gw ngga salah arah" harapnya sambil mengayunkan kakinya kearah yang dia yakini dan baru beberapa langkah ia di buat terkejut melihat pemandangan yg ada di hadapannya.

 

"Aaaaaaaaa...." mariana berteriak keras sambil membalikkan badan dan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya. 

"Aaaaaaa..." Revan ikut berteriak kaget dan langsung membalikkan badan. 

"Wooyyy..lu pasti dedemit penghuni hutan ini kan? dan sengaja gentayangan ngintipin gw" ujar revan kembali membalikkan badan dengan muka memerah menahan malu. 

"Apa?? dia bilang gw dedemit? cari perkara itu cowok ama gw" ucapnya jengkel dalam hati. 

"Enak aja lu bilang gw dedemit, lu tu lakinya sundel bolong , parkir sembarangan" omel mariana tak mau kalah sambil membalikkan badan. 

"Lu.."ujar keduanya serempak. 

"Aaaaaaaa..." Mariana kembali berteriak histeris sambil menutup matanya lagi membuat revan kaget minta ampun mendengar suara teriakannya yang menggema ke penjuru hutan.

"Lu bisa ngga sih,ngga usah teriak-teriak kayak gitu , bikin budeg tau ngga" semprot revan kesal sambil menutup telinganya. 

"Gimana gw ngga teriak,parkiran lu masih ke buka kayak gitu" omel gadis itu lagi sambil terus menutup matanya. 

"Parkiran ??" ujar Revan tak mengerti maksud gadis itu, dia pun memperhatikan dirinya dari ujung kaki sampai...

"Astaga..." Revan cepat berbalik dan menaikan resleting celananya kembali. 

"Dasar cewek mesum...kalau ngeliat cowok tampan itu cukup atasnya aja , matanya jangan ampe kelayapan ke sana ke mari.." ujar cowok berbadan kekar itu berkilah menyembunyikan rasa malunya. 

"Tadi lu bilang gw dedemit, sekarang lu bilang gw cewek mesum..seenaknya aja lu ngatain gw, lu tu cowok asal parkir, masih untung gw kasih tahu,kalau ngga... " ana tidak melanjutkan kata-katanya .

"Kalau ngga , lu mau ngintip semau lu gitu" potong Revan cepat membuat darah gadis itu mendidih , ia cepat menunduk mengambil ranting kayu yang berserakan dekat kakinya. 

"Dasar cowok belagu ngga punya etika , terima nih" ana langsung melempar ranting tersebut dan tepat mengenai kening cowok tersebut. 

"marianaaa.."teriak Revan marah sambil memegang keningnya, dia langsung berjalan menghampiri gadis itu dengan pandangan tajam membuat Mariana ketakutan. 

"Lu..." revan mengayunkan tangannya ke arah wajah gadis berwajah ayu itu. Ana hanya menunduk dan pasrah saat itu. 

"Ada daun kering yang menempel di rambut lu.." Revan langsung mengambil daun tersebut lalu membuangnya dan ana langsung bernafas lega saat itu juga. 

"Lu ngapain sendirian di hutan kayak gini? trus si codot mana?apa dia ngga nemani lu?" 

"Si codot siapa?" sahut gadis itu tak mengerti dengan si codot yang di bicarakan cowok di hadapannya. 

"Itu romeo lu, si ketua mapala" 

"Raka ..maksud lu?" 

"Terserah lu manggil dia siapa?" 

Senyum lucu langsung menghias di bibir Mariana , ia merasa ada nada yg aneh keluar dari mulut Revan tentang Raka , seperti nada kurang suka atau tepatnya cemburu juga dari gerak-geriknya saat menyebut nama codot, tapi ia tak mau berpikir lebih jauh lagi karna rasa perih itu muncul lagi. 

"Gw ngga mau bahas masalah apapun tentang Raka " sahut gadis itu getir, wajahnya kembali di rundung sedih ,ia kemudian berjalan melewati pemuda di hadapannya. 

Revan langsung tertegun melihat perubahan sikap gadis yang di cintai nya diam-diam itu, baru saja ia merasakan kesejukan karna bisa melihat senyum yang begitu memikat ,kini ia seolah terbawa dalam dilema yang berkecamuk pada gadis itu, walau ia tak tahu itu apa. 

Mata pemuda itu langsung membelalak kaget saat melihat ranting kayu cukup besar hendak patah dan tepat berada di atas kepala gadis itu. 

"Ana....awasss..." Revan berlari kencang dan cepat memeluk dan mendorong gadis itu hingga ia terjatuh menindih tubuh Ana.

 

Hutan kembali sunyi saat kedua muda mudi itu tak mampu menyembunyikan gejolak jiwanya saat kedua matanya beradu pandang dengan mata gadis pujaannya begitu dekat, ia seperti melihat ribuan cahaya yang bersinar di balik tatapan gadis itu sedangkan Ana sendiri merasa ada yang aneh dengan detak jantungnya saat untuk pertama kalinya ia menatap seseorang begitu dekat, mata yang tadi menurutnya menakutkan justru meneduhkan seperti ini, ia seperti menemukan berlian indah di balik kilau tatapan pemuda itu,tangannya pun spontan mengelus wajah pemuda itu saat bibir Revan tanpa sadar mengulas senyum yg mempesona dengan lesung pipit yang menggoda. 

Entah sadar apa tidak, Revan meraih tangan gadis itu dari wajahnya dan mengecupnya pelan dengan seluruh perasaan terpendam yg ia miliki. 

Gadis berhidung mancung itu langsung memejamkan matanya saat ia merasakan seperti ada aliran listrik mengalir di seluruh tubuhnya melalui telapak tangan yang di kecup mesra oleh revan dan kesadarannya kembali saat bayangan raka melintas di benaknya. 

"Lu..."Ana langsung menarik tangannya dan mendorong tubuh pemuda itu dengan kasar. 

"Maaf..An...gw ngga...ng....."

"Lu..ngga perlu salah paham soal yang tadi dan terima kasih lu udah mau nolongin gw" sahut mariana acuh dan tak mau memikirkan hal tadi, hal seperti itu menyakitkan buat revan karna itu baginya adalah satu-satunya momen terindah dalam hidupnya bisa sedekat itu dengan wanita yg ia cintai.

 

"Ana..mungkin hal tadi,tidak ada artinya buat kamu,tapi tidak buat aku. Andai kamu tahu Ana ,kalau aku sangat mencintai kamu sejak pertama kamu dan aku sama-sama jadi mahasiswa di kampus yang sama,dan aku rela menjauh dari kamu saat aku tahu kamu begitu mengagumi Raka ,aku rela terluka untuk kamu,tapi itu semua tidak berpengaruh buat kamu"batin Revan getir. 

"Sekarang lu ikut gw,kita mesti balik ke kemah sebelum hari ke buru malam"ujar revan dingin membuat suasana menjadi kaku dan itu terasa lain untuk mariana. 

"Lu yakin jalan arahnya ke sana?"ujar ana tak yakin dengan arah yang di ambil Revan.

"Lu ngga usah bawel dan cukup ikutin gw aja"perintah Revan tegas. 

"Enak aja lu main perintah gw,lu jalan aja sendiri,lu pikir gw ngga tahu jalan mana yang benar" tukas Mariana kesal sambil berjalan berlawan arah dengan Revan.

"Ana ,lu mau kemana?" Revan cepat berputar arah menyusul gadis keras kepala tersebut. 

"Ngapain lu nyusul gw,lu ikutin jalan lu sendiri,gw ikutin jalan gw sendiri dan kalau lu sampai tersesat, ya itu emang udah nasib lu aja yang sial " kata gadis semaunya sambil trus melangkah menyusuri semak belukar. 

"Dasar cewek songong ,lu anak mapala baru dan ngga usah sok tahu, lu ikut gw sekarang" Revan cepat menarik tangan gadis itu. 

"Dasar cowok belagu,lu ngga usah sok di depan gw,meski lu lebih senior dari pada gw, tapi lu masih ngga ada apa-apa nya di banding... " ana tidak melanjutkan kata-katanya.

"Di banding si codot pacar lu,begitu?"sergah revan cepat. 

"Namanya Raka ,,bukan codot.." 

"Terserah lu mau manggil dia apa?yang penting sekarang lu ikut gw atau lu mau mati sia-sia di terkam binatang buas di sini" revan kembali menarik tangan gadis itu agar mengikutinya. 

"Iya..binatang buasnya itu lu"sergah Mariana sengit sambil berusaha melepaskan genggaman tangan revan yang cukup kuat. 

Laki-laki bermata tajam itu menggertak geram menahan emosinya menghadapi sifat keras kepala gadis yg ada di hadapannya. 

"Lu ngga usah banyak bacot di sini"ujar revan keras dan menarik paksa tangan ana yang terus memberontak. 

"Lepasin gw.."mariana menyentak kan tangannya dengan keras tapi itu membuat tubuhnya tak seimbang.

 

"Van..Aaaaaa" mariana berteriak keras saat tubuhnya hendak terjatuh dan ia spontan menarik pinggang pemuda itu hingga ikut terjatuh. 

"Ana..." revan berusaha menahan tubuhnya dan menarik tubuh gadis itu ke pelukannya,tapi terlambat,ia ikut terjatuh berguling-guling bersama mariana. 

Terpopuler

Comments

kang teamoon🥒

kang teamoon🥒

🐊

2021-03-28

0

Sifana 🐰

Sifana 🐰

kesempatan dalam kesempitan nih revan 😂🤣

2021-01-20

0

🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜

visual nya dong, Thor 🤭🤭🤭

2020-12-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!