3. Perlu Intel Khusus

Ontran-ontran yang dilakukan Jamaludin dan kawan-kawan benar-benar telah mengusik ketenangan dan kenyamanan Sultan Trenggono.

Dia telah menggunakan seorang komandan bhayangkara jempolan Diponolo yang dibantu seorang perwira anti teror Surogento.

Ternyata tidak mampu berbuat banyak. Jamaludin terlalu licin dan cukup cerdas untuk menghindari penangkapan. Apalagi penahanan.

Karena itu Sultan Trenggono telah mengajak patih senior Wonosalam untuk mendiskusikannya.

Bagaimana bisa menangkap Jamaludin. Syukur bisa menangkap tanpa banyak. Mengambil ikan airnya tetap jernih.

Karena bagaimana pun Jamaludin itu masih darah daging sendiri. Dan patih senior Wonosalam sangat tahu itu. Bahkan secara bisik-bisik banyak punggawa keraton yang sudah mengetahui.

Dan tidak sedikit yang menyatakan simpati kepada Jamaludin.

Inilah yang membuat Trenggono semakin berhati-hati. Salah sedikit saja dalam mengambil suatu kebijakan. Bisa berakibat fatal. Karena banyak sudah yang mengetahui.

Bahwa perang Demak lawan Jamaludin sesungguhnya perang antara anak melawan bapak. Ini dikisahkan juga dalam kisah wayang gajali suta.

Ketika Kresna Raja Dwaraka atau Dwarawati harus berhadapan melawan anaknya sendiri Bomanarakasura alias Bambang Suteja Raja Trajutisna.

Dalam kisah Gajali Suta itu Kresna harus rela kehilangan nyawa anaknya demi terciptanya ketentraman dunia.

Bomanarakasura dibunuh dengan senjata Cakrabraswara sehingga akhirnya meninggal dunia.

Sultan Trenggono sebenarnya tidak menghendaki seperti kisah Gajalisuta itu. Namun dia masih belum menemukan formula yang tepat untuk mengatasi persoalan ini.

"Apa pendapat Paman Wonosalam untuk mengatasi persoalan ini. Saya mohon pendapatnya Paman..!?" Ujar Trenggono kepada Patih senior Wonosalam.

"Sungguh sangat rumit angger Sultan. Saya juga belum dapat menemukan formulasi yang tepat karena banyak hal..!" Ujar Wonosalam.

"Maksud Paman..!?" Trenggono penasaran.

"Ya...itu akan rumit. Karena angger Sultan tidak mau semua orang tahu secara terbuka bahwa Jamaludin adalah titisan paduka..!" Jawab Wonosalam.

"Iya benar Paman..!"

"Nah disinilah rumitnya. Padahal Jamaludin hanya menghendaki paduka mengakui dia sebagai anak paduka. Namun paduka keukeuh...tidak mau...kan jadi susah..!" Kilah Wonosalam.

"Ya paman memang begitu...terus harus bagaimana..!?"

"Ada...masih ada harapan...menangkap Jamaludin....coba nanti kita minta bantuan inteljen spesial Raden Said putra Bupati Wilwatikta dari Tuban..!" Jelas Wonosalam.

"Apakah dia mau Paman..!?"

"Ya harus mau...sebab bagaimanapun Tuban adalah wilayah Demak. Dan Bupati Tuban adalah bawahan demak..jadi tidak ada alasan mereka menolak perintah kita!" Ujar Wonosalam.

"Terus kapan Paman perintahkan Raden Said itu..!?"

"Secepatnya paduka buat surat perintah..dan segera kirimkan ke Tuban. NantiK saya akan bicara langsung dengan Raden Said..!" Jelas Wonosalam.

Setelah berunding cukup matang Trenggono segera buat surat perintah penangkapan Jamaludin kepada Raden Said putra Bupati Wilwatikta dari Tuban.

Mendapat surat perintah yang terkesan tiba-tiba membuat Bupati Wilwatikta kaget.

"Anakku...engkau diminta Sultan untuk menangkap Jamaludin seorang pelarian Demak yang sekarang membuat ontran-ontran di wilayah Barat..!" Ujar Bupati kepada Raden Said.

"Ya kalau itu perintah Sultan...ya musti kita kerjakan ayahanda..!" Jawab Raden Said.

"Apa kamu siap....sebab Jamaludin sepertinya bukan orang sembarangan ... selain pengikutnya juga banyak. Dia juga mendapat simpati dan dukungan dari rakyat. Juga dikenal sakti..!" Papar Bupati.

"Itu sudah pasti...karena itu ntar saya pun akan minta petunjuk dari Paman Patih Wonosalam. Beliau orang tua yang banyak sekali pengalamannya..!" Kilah Raden Said.

"Itu langkah yang sangat bagus....Kakang Wonosalam memang pantas dimintai nasehatnya..anakkku..!" Ujar Bupati.

Setelah mendapat bekal pengetahuan dan sebagaimya. Akhirnya Raden Said segera berangkat ke Demak untuk ketemu Sultan sekaligus melaksanakan perintah untuk menangkap Jamaludin.

Di Demak Raden Said dapat banyak petunjuk dari Patih Wonosalam. Dia pun dapat cerita bahwa kelak yang akan dihadapi adalah putera kandung Sultan.

"Karena itu ananda harus bijaksana dalam segala hal. Jika bisa menangkap ikan airnya tetap jernih..begitu anak Mas..!" Nasehat Wonosalam kepada Raden Said.

Dan Raden Said menerima semua wejangan petunjuk dengan takdzimnya. Semua kata dari titik sampai koma benar-benar diperhatikan.

Raden Said memulai pekerjaannya dengan melakukan penyamaran. Agar dia bisa masuk ke kelompok utama Jamaludin.

Raden Said segera memperkenalkan dirinya di kalangan perampok, tukang begal, copet dan bencoleng dengan nama Brandal Lokajaya.

Nama Brandal Lokajaya segera tersebar begitu luas dari Wilayah Demak Semarang sampe ke WeIeri.

Kejahatan yang ditorehkan pun tidak tanggung-tanggung. Banyak pejabat Demak yang dirampok dan hasilnya dibagi-bagikan kepada penduduk miskin.

Karena modusnya hampir sama kelompok Jamaludin pun menurut hormat dan respek terhadap Brandal Lokajaya. Dan penyamaran ini berjalan mulus karena Raden Said bergerak sendirian.

Kalau pun sekarang punya pengikut. Mereka umumnya orang-orang yang baru dia kenal. Sehingga ini membuka peluang buat Raden Said mendekati Jamaludin.

Nama Brandal Lokajaya memang luar biasa. Selain dikenal sebagai begal yang sakti. Brandal Lokajaya juga dikenal sebagai sosok yang budiman.

Soal kebaikan jelas Jamaludin masih kalah dibanding Brandal Lokajaya. Karena tidak heran jika di kalangan preman dan penduduk miskin nama Lokajaya lebih harum.

Jadi diam-diam diantara keduanya bersaing. Yakni bersaing memperebutkan pengaruh dan juga pengikut.

Dalam perang taktik ini Raden Said atau Brandal Lokajaya lebih sabar dan lebih cerdas mengungguli Jamaludin.

Namun begitu persaingan itu masih bisa mereka kendalikan. Brandal Lokajaya tetap mengingat pesan Ki Wonosalam.

Kalau bisa menangkap ikan airnya tetap jernih. Inilah yang dia pegang sampai saat ini.

"Apa benar setiap Lokajaya merampok semuanya dibagikan kepada fakir miskin tanpa tersisa...!?" Tanya Jamaludin suatu pagi kepada tangan kanannya Wantar yang dijuluki Brandal Kesesi.

"Begitu yang saya dengar Kang..setiap kali merampok dia bagikan semua hasilnya. Bahkan tanpa secuil pun Lokajaya mengambil..!" Terang Wantar.

"Lha dia makan minum dan untuk keperluannya darimana...!?" Tanya Jamaludin penasaran.

"Dari keterangan orang-orang yang pernah dekat dengan Lokajaya. Dia sendiri sebenarmya orang kaya.

Sehingga dia merampok hanya semacam menyalurkan hobby saja. Dan hasil sama sekali tidak dinikmatinya..!" Papar Wantar.

"Aku jadi makin penasaran dan ingin segera menemuinya..!" Ujar Jamaludin lagi.

"Untuk bertemu dengannya mudah. Ntar saya atur kang..!" Ujar Wantar.

Wantar sengaja mengatur siasat. Dia menyelenggarakan mantu poci (mantu poci adalah kebiasaan di kalangan preman untuk mengadakan hajatan simultan dan biasanya nanggap Tayub).

"Nanti saya undang dia Kang saat saya mantu poci dan pertunjukan Tayub. Pasti Lokajaya datang. Nah disitulah Kakang mulai kenalan...tetapi jangan berterus terang bahwa Kakang adalah Jamaludin.

Kakang harus menyembunyikan identitas dulu....siapa tahu dia agen yang disusupkan Pemerintah Demak..!" Ujar Wantar.

Jamaludin mengangguk angguk setuju dan memuji kecerdasan tangan kanannya itu.

Dan seperti telah direncanakan. Wantar mengadakan hajatan simultan mantu Poci.

Dan untuk meriahkan acara mantu poci Wantar sengaja mengundang Tayub dari Pekalongan. Acara digelar dua hari dua malam.

Hampir semua lenggaong, rampok, brandal, maling di kawasan Barat Demak diundang.

Mereka menyediakan tuak dari berbagai jenis. Motong kerbau dan menggelar segala permainan judi. Seperti judi koprok, cheki dan domino termasuk gunyeran dan lain-lain.

Lokajaya juga terlihat diantara mereka. Tetapi tidak ikut judi. Juga tidak ikut minum tuak. Lokajaya sekedar melihat lihat saja dan menghormati orang-orang semacam Wantar.

Semua tingkah laku Lokajaya diawasi Jamaludin dengan seksama. Bahkan dia sempat mengernyitkan dahi karena seorang berandal yang cukup terkenal seperti Lokajaya kok tidak minum tuak. Juga tidak berjudi.

Bahkan ada Tayub dengan ronggengnya muda dan cantik. Lokajaya seperti tidak tertarik. Padahal hampir semua lenggaong (******** tengik) semua nyawer. Malah berebut nyawer.

*

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!