Rania mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar Galang, dan keluar dari rumah utama dia langsung menuju ke arah pintu gerbang kediaman keluarga itu
Awalnya Rania sempat di tahan oleh beberapa para penjaga rumah tersebut, mereka tak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti tadi siang saat membiarkan Rania pergi dari rumah. Mereka semua mendapatkan beberapa tamparan yang sangat keras dari Galang
Tetapi hal tersebut tak berlangsung lama, karena tak lama kemudian beberapa petugas yang memakai seragam lengkap menghampiri mereka, mereka meminta untuk membukakan pintu gerbang dan membiarkan Rania keluar
Para penjaga yang mendapatkan serangan seperti itu hanya bisa pasrah dan membukakan pintu gerbang untuk Rania, sedangkan Rania hanya bisa terdiam karena terkejut para petugas itu bisa mengetahui namanya
Para petugas tersebut bersikap dengan sopan terhadap Rania, dan para petugas tersebut mengajak Rania untuk masuk ke dalam mobil lalu mengantarkan Rania ke sebuah rumah yang sangat mewah. Bahkan Rania sampai tak bisa mengucapkan sepatah katapun karena takjub melihat rumah tersebut
Begitu sampai di sana Rania langsung di sambut oleh beberapa para pelayan, dan ada seorang pria yang sangat dia kenal sudah berdiri di sana. Seorang pria yang pernah menempati hatinya dengan sangat lama, pria itu melemparkan senyuman terhangatnya menyambut kehadiran Rania
Pria itu mulai menghampiri Rania lalu pria itu memeluk tubuh Rania dengan sangat erat
" Selamat datang di rumah kita sayang " ucap Adrian dengan sangat lembut
" Kak ini rumah siapa ? " ucap Rania yang masih bingung dengan semua keadaan yang dia lihat, Adrian mulai melepaskan pelukannya dan menatap wajah Rania dengan sangat lembut
" Ini rumah masa depan kita sayang "
" Tapi kak "
" Udah malam kamu istirahat aja dulu, besok baru kita omongin semuanya ya. Yang pasti mulai detik ini aku selalu jaga kamu, dan ga akan pernah ada yang bisa nyakitin kamu lagi sayang " ucap Adrian dengan yakin
Mendengar kata-kata itu entah mengapa Rania meneteskan air matanya, di saat dia merasa bahwa dirinya sudah sangat hina. Bahkan di mata pria yang menjadi suaminya dia hanyalah wanita bayaran, dia bisa di hargai seperti itu di mata pria lain
" Mulai detik ini air mata ga boleh keluar lagi sayang, kamu cuma boleh tersenyum bahagia " Adrian menghapus air mata yang terjatuh di pipi Rania
" Makasih ya kak " Rania memeluk tubuh Adrian dan Adrian pun membalas pelukan Rania dengan sangat erat
" Apapun yang udah terjadi kita lupain ya, kita mulai semuanya dengan lembaran baru "
" Tapi kak aku sekarang.. " ucapan Rania langsung terpotong oleh ucapan Adrian
" Aku ga perduli tentang apapun Nia, yang aku butuh cuma kamu bisa ada di samping aku "
" Makasih ya kak "
Adrian membawa Rania masuk ke dalam kamar yang telah di sediakan untuknya, Adrian meminta Rania untuk beristirahat dan dia pun mulai meninggalkan kamar tersebut
Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel Galang, Galang yang masih di kuasai oleh rasa kantuknya meraba mencari di mana keberadaan Rania, Galang mencoba mendudukkan dirinya agar dapat mengusir rasa kantuknya, dia pun mulai mencari Rania ke seluruh penjuru kamar tetapi tak dapat menemukan keberadaan Rania
Galang mulai meraih ponselnya dan melihat ponselnya, tenyata sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Galang berisikan semua info tentang Rania. Bahkan di situ tertulis jelas alasan Rania mau menjalankan pernikahan dengan dirinya, dan tentang ibunya yang baru saja meninggal dunia
Galang seperti mendapatkan sebuah tamparan yang sangat keras begitu mengetahui segalanya, Galang mulai menghubungi Rania tetapi tak membuahkan hasil apapun, ternyata Rania meninggalkan ponselnya di samping kartu yang dia kembalikan
Galang mulai panik dan berlari ke arah rumah belakang tempat para pelayan hingga membangunkan seluruh pelayan, tetap sia-sia Rania tak berada di tempat itu. Galang mulai memanggil para penjaga dan menanyakan kepada mereka, dengan penuh rasa takut mereka langsung menceritakan kejadian yang baru saja terjadi
Entah mengapa hati Galang langsung terasa sangat sakit, seperti tak sanggup lagi dia menanggung semua perasaan bersalahnya terhadap Rania pada saat itu. Bahkan Galang seperti tak mempunyai tenaga untuk memarahi para penjaga tersebut
Galang mulai melangkahkan kakinya kembali ke dalam kamarnya, dan memeriksa seluruh barang yang pernah dia berikan kepada Rania. Semua barang tersebut masih tersusun dengan rapi, tak ada satupun barang yang di bawa oleh Rania. Galang langsung terduduk lemas di lantai
Tanpa di sadari air mata Galang keluar dengan sendirinya, untuk pertama kalinya Galang menangis kembali setelah sekian lama. Air mata yang selama ini tersusun rapi berhamburan tanpa henti, Galang benar-benar merasa telah kehilangan Rania untuk selamanya
Galang tak putus akal dia langsung bangkit dan menghubungi orang suruhannya untuk mencari Rania di rumahnya dan rumah pamannya. Tetapi semua tetap sia-sia mereka mengabarkan bahwa Rania tak berada di sana
Malam itu Galang sama sekali tidak dapat melanjutkan tidurnya, hati terus saja merindukan Rania. Kini Galang sudah benar-benar menyadari perasaan terhadap Rania ini bukan lagi hanya sebatas perasaan bersalah, tetapi Galang menyadari jika ini adalah perasaan cinta. Perasaan yang baru pertama kalinya dia rasakan, bahkan terhadap Anggi pun dia tak pernah merasakan perasaan seperti itu
Tetapi penyesalan hanya akan menjadi penyesalan, Galang langsung memerintahkan semua orang-orangnya untuk mencari di mana keberadaan Rania. Dia berjanji tak akan pernah menyakitinya lagi dan akan selalu membuat Rania bahagia
Pagi mulai hampir menyapa Galang masih sama dengan Galang yang semalam seluruh pikirannya hanya tertuju kepada Rania, hingga Galang mengingat apa yang pernah di ucapkan oleh Revan. Masih dalam keadaan pagi buta Galang langsung mengendarai mobilnya dan menuju ke arah kediaman Revan
Galang langsung menyerbu masuk ke dalam kamar Revan saat tiba di sana, sedangkan Revan masih terbuai oleh mimpi indahnya. Galang tanpa ragu langsung membangunkan sahabatnya tersebut, Galang hanya berharap Revan bisa membantunya menemukan Rania secepatnya
" Akh... Lo apa-apaan sih Lang ? " Revan mulai melirik ke arah jam dan masih menunjukkan belum jam 6 pagi
" Van tolongin gw " dengan nada memelas
Mendengar ucapan Galang tak seperti yang biasa, Revan memaksa tubuhnya untuk duduk agar dapat mengusir rasa kantuk yang masih menguasai dirinya
" Lo kenapa ? "
" Rania pergi Van "
" Harusnya lo bersyukur dia pergi kalo ga hidup lo yang akan berantakan "
" Bukannya lo bilang kalo hari ini kontraknya berakhir ya ? "
" Iya, tapi gw ga bisa Van " lirih
" Maksud lo ? " Revan mulai memasang wajah serius
" Dari awal gw banyak salah sama dia Van, dan kemarin gw sudah melakukan itu sama dia. Gw ga mau dia pergi dari gw Van "
" Akh... Lo gila ya ? kan gw udah bilang jaga dia baik-baik. Lo ga tau siapa orang yang ada di belakang dia Lang..!! " Revan sedikit berteriak
" Gw ga perduli siapapun yang harus gw lawan Van, gw cuma mau Rania kembali sama gw "
" Lo bikin gw stress kalo gini Lang "
" Lo ga perlu ikut campur, lo cukup kasih tau gw kemana gw harus cari Rania ? "
" Sebagai teman gw cuma ingetin lo lupain cewek itu, lo ga kan bisa lawan dia Lang "
" Lo bilang lo teman gw kenapa lo ga mau bantu gw ? "
" Karena lo teman gw makanya gw begini Lang"
" Bahkan kalo lo di gabung sama gw untuk lawan dia belum tentu menang Lang "
Dengan perasaan marah Galang meninggalkan Revan begitu saja, Galang tak tau lagi harus berbuat apa pada saat itu. Segala cinta dan penyesalan di dalam hatinya hanyalah sia-sia, karena dia tak dapat menunjukkan semua itu kepada Rania
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih 🤗
Maafin ya kalau masih banyak typo maklum masih belajar 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Amid Eko
sukurinnnnnnn telat loh telat🤣🤣🤣
2021-10-31
0
Meylin
Rania ma Adrian aja thour laki2 baik jngan smpai jatuh k plukan c Galang lagi lki2 kasarr g beradab😡
2021-06-20
1
Joen Marlina Lengkey
sudah terlambat kamu menyadari nya,,,klo sudah tiada baru terasa bhwa kehadirannya sangat berharga 😤😤
2021-06-08
3