Selesai membersihkan diri Galang langsung ke ruang ganti dan berpakaian rumah ala biasa yang sering dia gunakan, saat dia keluar dia dapat melihat Rania yang sudah terduduk dan terus menundukkan kepalanya
" Apa dia jadi takut sama gw ? "
Galang melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa, sedangkan Rania langsung bangkit dari duduknya. Jauh di dalam lubuk hati Rania dia hanya berharap Galang tak kembali mengamuk dengan alasan yang tak jelas
" Ke dapur suruh mereka bawa teh sama makanan ke sini "
" Baik tuan "
" Inget ya mereka yang bawa bukan lo " dengan tegas dan tetap memasang wajah dingin
" Baik tuan "
Tanpa menunda waktu Rania langsung keluar dari dalam kamar dan menuju ke dapur, Rania memberitahukan apa yang di inginkan Galang kepada bi Inah
" Sepertinya tuan muda mulai bersikap baik, semoga aja nona kecil ini bisa melewati waktu dengan baik ke depannya "
Setelah menyampaikan keinginan Galang Rania memutuskan untuk kembali ke dalam kamar, dia benar-benar tidak ingin melakukan kesalahan sekecil apapun lagi yang akan berakhir fatal bagi dirinya sendiri
" Duduk sini " Galang menepuk tempat kosong di sebelahnya, tanpa harus menunggu perintah kedua Rania langsung duduk di sebelah Galang
" Ini " Galang memberikan sebuah obat oles untuk mengurangi lebam di kening Rania Rania
" Ikh.. Bisa baik juga dia ternyata "
" Makasih tuan "
Tak selang berapa lama terdengar suara pintu kamar di ketuk, dan ada salah seorang pelayan yang masuk ke dalam mengantarkan teh hangat kesukaan Galang dan beberapa aneka makanan ringan
" Apa kalian di gaji mahal tapi cuma untuk tidur ? " dengan dingin menunjukkan bahwa dia tak suka dengan sesuatu
Sang pelayan sudah mulai bergetar tubuhnya menahan perasaan takut, pelayan tersebut sadar pasti dia sedang melakukan sebuah kesalahan
" Maaf tuan " dengan suara yang bergetar
" Apa kalian ga liat di sini ada dua orang ? "
" Ekh.. Apa maksudnya dia teh buat aku juga ? "
" Maaf tuan saya salah, saya akan mengambilkan kembali "
" Biar saya ambil sendiri aja tuan " Rania mencoba untuk mengerti posisi sang pelayan
" Ga perlu, cuma gw yang boleh memberikan perintah sama lo " menatap dengan tajam
Rania hanya bisa pasrah dengan semua
" Maaf ya mbak, gara-gara aku mbak jadi kena semprot sama raja neraka ini "
Sang pelayan mulai keluar dari dalam kamar tersebut dan segera kembali ke dapur untuk menyiapkan teh untuk Rania, dan sialnya hal tersebut sampai ke telinga nyonya besar di rumah mewah tersebut
" Kurang aj*r, perempuan bayaran itu udah mulai bisa deketin Galang. Ga boleh aku harus kasih dia peringatan lebih keras lagi "
Tak butuh waktu lama sang pelayan tadi sudah kembali ke dalam kamar Galang membawakan teh hangat untuk Rania
" Terima kasih ya mbak " Rania melemparkan senyuman terindah yang dia miliki
" Dia bisa senyum kayak gitu kalo sama orang lain, kenapa kalo sama gw selalu kayak patung sih ? apa gw yang terlalu kasar kali ya sama dia ? "
" Sama-sama nona, kalo gitu saya permisi dulu tuan dan nona " Galang hanya menganggukkan kepalanya
" Siapa nama kamu ? "
" Rania tuan "
" Mulai sekarang kamu jangan panggil saya lagi dengan sebutan tuan "
" Apa kamu mau aku panggil raja neraka ? "
" Maksudnya bagaimana ya tuan ? "
" Mulai sekarang kamu ga boleh panggil dengan sebutan tuan lagi, sebentar lagi sahabat saya mau datang ketemu kamu. Dan ga mungkin nanti di depan dia kamu panggil saya dengan sebutan tuan "
" Oh.. Ternyata karena temannya mau datang, aku kirain raja neraka dapat hidayah "
" Jadi saya harus panggil dengan sebutan apa ? " Rania menghadapkan wajahnya ke arah Galang
" Kok lama-lama gw makin merasa kalo cewek ini beneran manis ya "
" Terserah kamu nama juga boleh "
" Abang gimana ? " dengan polosnya
" Kamu kira saya tukang bakso " Rania pun tersenyum mendengar ucapan dari Galang
" Akhirnya dia bisa senyum juga di dekat gw "
" Kalo kakak ? "
" Boleh "
Sore itu mereka habiskan sisanya dengan saling diam, Galang mengambil laptopnya dan mulai menyelesaikan semua pekerjaannya yang terbengkalai tadi di kantor sedangkan Rania hanya bisa duduk diam di samping Galang
Detik demi detik berlalu dengan sangat cepat, Galang adalah seseorang yang sangat gila akan pekerjaan. Bila dia sudah mengerjakan sesuatu dia akan melupakan segalanya, hingga tanpa di sadari ternyata jam makan malam pun sudah tiba. Galang menghentikan semua aktivitasnya dan melirik ke arah Rania yang sudah tertidur dengan posisi duduk
" Jadi lucu liat anak ini, kami jadi kayak suami istri beneran ya. Aku kerja dia setia di samping aku "
Tanpa Galang sadari tersimpul senyuman tipis di bibirnya, senyuman yang sudah sangat lama menghilang. Ada perasaan yang dia sendiri tak dapat mengerti perasaan apa sebenarnya itu
Galang mulai membangunkan Rania dari tidurnya, tetapi tak sekasar seperti saat-saat sebelumnya. Galang hanya menepuk ringan pipi Rania agar gadis itu dapat terbangun dari tidurnya. Sedangkan Rania yang sedang tertangkap basah tertidur menjadi gelagapan dia sungguh takut Galang akan kembali mengamuk
" Maaf tu.. " ucapan Rania langsung terpotong oleh tatapan tajam dari Galang
" Kamu mau panggil saya siapa ? "
" Maaf kak saya ketiduran " Rania sudah menundukkan kepalanya
" Ayo udah saatnya makan malam "
" Iya kak "
" Ini raja neraka lagi kenapa ya ? kok dia jadi aneh gini ? biasanya bakal ngamuk dia kalo liat aku tidur "
Galang mulai melangkahkan kakinya turun ke bawah ke ruang makan, seperti biasa Rania akan mengekor dari belakang dan masuk ke ruang dapur. Semua para pelayan mulai sibuk menghidangkan menu untuk makan malam di rumah tersebut
" Panggil Rania ke sini bi " perintah Galang dengan dingin dan tanpa menolehkan wajahnya
" Baik tuan "
Bi Inah langsung bergegas ke dapur untuk memanggil Rania
" Non di panggil tuan Galang "
" Kenapa bi ? " wajah cemas sudah mulai terpasang
" Bibi juga ga tau non, udah non ke sana aja dulu "
Dengan perasaan yang sudah tak karuan Rania mulai melangkahkan kakinya ke arah ruang makan
" Maaf kak, kata bi Inah kakak panggil saya ? "
Mendengar ucapan dari Rania wajah ibu mertuanya tak bisa lagi di tutupi, seribu amarah sudah merasuk ke dalam jiwanya
" Berani banget perempuan ini panggil Galang kakak "
" Mulai sekarang kamu makan di meja ini "
" Tapi kak " nyali Rania sudah menciut melihat ekspresi wajah dari nyonya besar di rumah itu
" Ga ada alasan apapun, duduk di situ. Mulai sekarang kamu yang harus layani semua makanan untuk saya "
" Pasti aku bakal kena masalah dari si ibunya raja neraka kalo begini, ya Tuhan lagi kenapa sih raja neraka ini ? "
" Iya kak " dengan berat hati Rania mulai mendudukkan dirinya di meja tersebut
Walaupun hati kecil Rania menolak melihat ekspresi wajah dari mertuanya, tetapi baginya amarah Galang jauh lebih mengerikan. Dan dia juga teringat akan ucapan bi Inah bila di dalam rumah itu ucapan Galang adalah hal yang mutlak, tak dapat di ganggu gugat walaupun oleh ibu kandungnya sendiri
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
coco
next kk.
jangan lupa mampir di dear star
2021-07-01
1
Andropist
lanjut
2021-06-20
1
Joen Marlina Lengkey
like
2021-06-08
1