Pagi menyapa sinar mentari menyelusup di antara celah gorden kamar tersebut, Rania langsung beranjak dari tidurnya dan bergegas membersihkan diri. Dia tak ingin melakukan kesalahan lagi seperti semalam
Setelah menyiapkan semua kebutuhan sang raja dia kembali mendudukkan dirinya di atas sofa dan dengan setia menunggu sang raja terbangun dari tidurnya
Ketika alarm di ponselnya Galang berbunyi dia pun terbangun dengan sendirinya, dia melihat Rania yang sudah rapi dan sudah berdiri tegap saat dia bangkit dari kasurnya. Galang melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi dan langsung memberikan diri, tanpa menunggu perintah Rania langsung pergi ke dapur untuk membawakan sarapan ke dalam kamar
"Kening kamu kenapa non?" ucap bi Inah kepala pelayan di rumah mewah tersebut
"Aku ga apa kok bi, aku ga sengaja ke jatuh dari sofa pas lagi tidur" tersenyum getir
"Bibi tau kamu pasti bohong nona, sabar ya tuan Galang memang begitu dia sedikit dingin sedari kecil semenjak papanya meninggal dunia. Tetapi biasanya dia tak pernah bersikap kasar seperti ini"
Bi inah segera menyiapkan sarapan untuk Galang dan menyerahkan nampan yang sudah berisi makanan kepada Rania
"Ya udah ini sarapannya di bawa dulu, nanti bibi kasih obat lebam ya"
Rania meletakkan nampan tersebut dan memeluk tubuh bi Inah dengan erat dan tanpa terasa air matanya terjatuh dengan sendirinya
"Makasih ya bi"
Rania mulai melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya dia juga tak lupa meminum pil yang di berikan kepada mertuanya, lalu mulai membawa nampan yang sudah berisi menu sarapan kembali ke dalam kamar. Sesampainya di dalam kamar ternyata Galang sudah rapi dengan pakaian yang tadi dia siapkan
"Sebenarnya cowo ini ganteng banget tapi sayang sikap dia lebih cocok jadi raja neraka"
"Kenapa lo liatin gw terus? suka ya?" melepaskan senyuman terbaiknya
"Maaf tuan tapi saya ga akan berani melakukan hal tersebut"
Rania melangkahkan kakinya ke arah meja dan meletakkan nampan tersebut ke atas meja
"Kurang ajar apa maksud cewek ini? apa muka gw segitu menjijikkan sampe dia ga mau lihat gw?
Dengan perasaan yang sudah mulai jengkel Galang mulai mendudukkan dirinya di atas sofa, tiba-tiba saja emosinya lenyap dengan sendirinya melihat memar di kening Rania karena ulahnya tadi malam
"Mana sarapan punya kamu?"
"Ekh.. Apa aku ga salah dengar? tumben amat dia pake bahasa aku segala"
Galang langsung menatap ke arah Rania dengan wajah datar
"Mana sarapan kamu?"
"Maaf tuan nanti saya sarapan di dapur aja"
"Sini duduk," Galang menepuk bagian kosong di sofa
"Maaf tuan tapi sebaiknya saya berdiri aja," dengan sopan
"Aku ga suka di bantah" menatap ke arah Rania dengan tajam
Rania yang tak ingin menimbulkan sebuah masalah baru memilih untuk mengikuti keinginan Galang, dengan berat hati dia pun mendudukkan tubuhnya di samping Galang
"Ini makan" Galang menyodorkan sandwich kegemarannya kepada Rania
Rania hanya bisa membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna akan perubahan sikap Galang yang sangat jelas
"Harus habis sebelum aku selesai pake sepatu"
"Terima kasih tuan"
Galang mulai bangkit dari duduknya dan akan menuju ke ruang ganti untuk mengambil sepatunya
"Ga usah kepedean aku cuma ga mau kamu jadi kurus selama jadi pelayan pribadi aku di sini," dengan nada suara datar
"Ya ampun itu mulut kenapa tajam banget sih?"
Galang mulai melangkahkan kakinya ke arah ruang ganti dan mengambil sepatunya yang akan dia gunakan, sedangkan Rania mulai memakan sandwich yang di berikan oleh suaminya. Tanpa terasa air mata Rania keluar dengan sendirinya dia membayangkan bagaimana keadaan ibunya di luar sana, sedangkan dia bisa hidup dengan baik dan menyantap makanan terbaik saat ini
Galang yang baru saja keluar dari dalam ruang ganti tanpa tau apapun hanya tau melihat Rania meneteskan air matanya, emosi Galang kembali tersulut melihat hal tersebut dengan langkah kaki yang pasti Galang menuju ke arah sofa
Byur... Galang menyiramkan jus jeruk yang berada di dalam gelas tepat ke wajah Rania
"Kenapa lo selalu tunjukkan sikap begitu di depan gw? gw cuma suruh lo sarapan kenapa lo harus nangis ..!!? " Galang berteriak sekuat yang dia bisa
"Sabar Rania, kamu harus sabar semua demi ibu"
Rania segera bangkit dari duduknya dan diam mematung
"Lo denger ga gw ngomong apa?"
"Maaf tuan"
Rania mengucapkan kata maaf walaupun dia sendiri tak tau kesalahan apa yang telah dia perbuat, yang dia tau saat itu dia hanya tak ingin Galang menjadi semakin marah. Sedangkan Galang merasa semakin kesal dengan sikap Rania
"Gw ga suka saat denger lu panggil gw dengan sebutan tuan"
Plak... Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat kembali di pipi mulus Rania, dan dari ujung bibir Rania mengalir darah segar. Dengan perasaan tanpa bersalah sama sekali Galang langsung keluar dari dalam kamar dan menutup pintu kamar tersebut dengan sangat kuat
Rania masih tetap dengan posisi yang sama dan akhirnya dia tak bisa lagi menahan beban yang ada di dalam hatinya
"Akh....!!"
Rania berteriak sekuat yang dia bisa dan menangis dengan sangat hebat, satu hal yang pasti saat itu ternyata Galang masih berada di balik pintu dan mendengar teriakan Rania serta tangisan Rania yang sangat pilu
"Sebenarnya anak ini kenapa sih? kalau depan gw dia cuma bisa seperti robot dan selalu bilang iya tuan dan baik tuan, tapi saat di belakang gw dia bisa tunjukkan sikap yang berbeda"
"Kenapa juga gw ga pernah bisa kendalikan emosi gw kalo di depan dia? maaf ya"
Galang mulai meninggalkan kediamannya dan menuju ke kantor dengan seribu pertanyaan dan perasaan bersalah menggelayut di dalam hatinya
Sesampainya di kantor pun dia tak dapat menyelesaikan segala pekerjaannya dengan baik seperti biasanya, pikirannya selalu di hampiri oleh perasaan bersalah terhadap Rania
"Sebenernya gw kenapa sih?"
Semua lamunannya terbuyarkan oleh nada dering dari ponselnya , sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya
"Halo"
"Hmm.. Gimana keadaan lo sekarang?"
"Ya mau gimana lagi? gw sekarang ikutin kemauan mama gw"
"Apa Anggi pulang?"
"Bukan, gw nikah sama gadis lain selama tiga bulan"
"Wah sadis amat lo, tapi apa Anggi tau?"
"Ya tau lah, lagian mau gimana lagi dia belum bisa balik dalam waktu dekat"
"Oh.. Ya udah beberapa hari lagi gw pulang nanti kita ngobrol lebih banyak ya, sekalian gw lihat istri sewaan lu itu." tertawa lepas
"Ok.." mereka pun memutuskan sambungan teleponnya
Panggilan tersebut berasal dari Revan seorang anak sulung dari konglomerat di kota tersebut dan sahabat baik Galang, mereka bersahabat sudah sejak lama. Saat kejadian kakek dari Galang meninggal dunia Revan sedang mengurus bisnisnya yang baru di luar negeri, mereka hanya bercerita melalui sambungan telepon
Hari baru menjelang sore Galang sudah memutuskan untuk kembali ke kediamannya, karena perasaan bersalah terus menghantuinya. Dia sendiri tidak tau apa penyebab dia dapat melakukan itu semua ?
Ketika memasuki kediamannya dia langsung di sambut oleh mamanya
"Tumben sayang udah pulang?"
"Aku lagi kurang sehat mah, aku ke kamar dulu ya mah"
Galang memilih untuk berbohong
"Apa mau mama hubungi dokter Renald?"
"Ga usah mah, aku cuma butuh istirahat aja"
"Ya udah kamu istirahat dulu aja sayang ya"
Galang hanya membalas dengan senyuman dan mulai melangkahkan kakinya ke dalam kamarnya, dia membuka pintu kamarnya secara perlahan dan ternyata Rania sedang tertidur di atas sofa. Galang mulai mendekati Rania dengan perasaan bersalah
Galang dapat melihat dengan jelas bekas memar di kening Rania dan di tambah lagi luka di sudut bibir Rania, hati Galang pun merasa semakin bersalah
"Maaf ya gw sendiri ga tau kenapa gw selalu jadi emosi saat liat lo nangis atau panggil gw tuan"
Galang meninggalkan Rania dan mulai masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya sejenak tanpa membangunkan Rania terlebih dahulu, Sedangkan Rania yang sedang tertidur dengan pulas mendengar suara gemericik air langsung terjaga dari tidurnya. Dia langsung mendudukkan tubuhnya dengan sempurna dengan perasaan takut menghampiri hatinya
"Aduh raja neraka udah pulang pas aku ketiduran, pasti bakal marah lagi. Ya Tuhan ga tau apa lagi nanti hukuman buat aku?"
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Meylin
Rania cewek bodoh mau aja di siksa klo gue dah kabur peduli amatt dengan duit bisa di cari
2021-06-17
2
Joen Marlina Lengkey
sabar ya Rania
2021-06-08
1
Retno Wulanningrum
pacarnya rania sahabatan sama galangbsi raja neraka...
2021-05-26
3