Sebelum melaksanakan pernikahan Rania di minta untuk tanda tangan di atas sebuah kertas kontrak, Rania membubuhkan tanda tangannya tanpa membaca isi kontrak itu terlebih dahulu baginya kesehatan ibunya jauh lebih penting dari pada apapun pada saat itu
Sedangkan Galang Baskoro menatap Rania dengan tatapan mencemooh, di matanya dia melihat Rania sebagai sosok seorang gadis muda yang sangat mata duitan. Hanya demi yang namanya uang Rania bersedia melakukan apapun pikirnya
"Ternyata di dunia ini ada ya gadis seperti ini? aku pikir cuma ada di sebuah sinetron gadis seperti ini, cuma karena uang mereka rela melakukan apapun"
Setelah selesai melakukan tanda tangan kontrak, mereka melaksanakan pernikahan mereka dengan tertutup tanpa di hadari oleh kerabat lainnya, bagi keluarga Galang pernikahan itu hanya sebuah trik untuk mendapatkan bagian warisan mereka saja. Sedangkan Rania hanya bisa terus menundukkan kepalanya dan berusaha untuk memberikan kekuatan bagi dirinya sendiri
"Ga apa Rania cuma tiga bulan dan semuanya akan berakhir, anggap aja sekarang kamu sedang bekerja dengan seorang raja. Apapun yang dia katakan dan mau cukup kamu lakukan dengan baik dan semuanya akan berakhir, dengan begini aku bisa selamat kan ibu"
Untuk menyempurnakan sandiwara mereka Rania pun di bawa ke kediaman Galang dan Rania langsung di beri tahu di mana letak kamar Galang, sedangkan Galang memilih untuk ke ruang kerjanya karena banyak pekerjaan yang sudah dia tunda pada hari itu
Rania memilih untuk membersihkan dirinya dan rasa lelah memaksa dia untuk untuk beristirahat, Rania pun segera merebahkan tubuhnya di pojokan kasur. Dan entah mengapa dalam sekejap Rania sudah terlelap ke alam mimpi
Setelah selesai dengan semua pekerjaannya Galang memutuskan kembali ke dalam kamarnya, dan hal pertama yang dia lihat adalah Rania yang sudah tiba di alam mimpi. Galang yang melihat hal tersebut langsung menjadi tak suka
"Berani amat cewe ini tidur sebelum gw, mana dia tidur di ranjang gw"
Galang mengitari tempat tidur tempat di mana Rania tak berada, dengan sangat kasar Galang menarik alas tempat tidur tersebut. Dan hal tersebut membuat Rania yang sudah terlelap menjadi terjun bebas langsung ke atas lantai
"Berani banget lu tidur sebelum gw tidur!!" berteriak dengan sekuat tenaga
Rania yang baru di paksa kembali dari alam mimpi berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya terlebih dahulu
"Ya Tuhan kasar banget sih orang ini, apa dia ga bisa bangunin aja aku baik-baik?"
"Nyaman banget ya hidup lu?" dengan nada sinis
"Maaf tuan saya ketiduran"
Galang pun berdecih
"Ingat mulai sekarang lu di larang tidur di tempat tidur gw," dengan tegas
"Baik tuan"
"Gw mau mandi, lu ganti sprei nya. Gw ga mau tidur bekas lu." dengan sinis
"Baik tuan"
Galang melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Rania menuju ke arah lemari mengambil sebuah sprei baru, lalu mengganti sprei tersebut sesuai perintah yang dia terima
Setelah selesai melakukan semua ritual Galang keluar dari dalam kamar mandi lalu melemparkan pakaian kotornya ke arah Rania, lalu tanpa rasa bersalah sama sekali dia mulai merebahkan tubuhnya untuk beristirahat
"Mulai sekarang lo bisa tidur di sofa, jangan pernah berharap bisa naik ke atas ranjang gw lagi"
"Baik tuan"
Rania mulai melangkahkan kakinya ke arah sofa dan merebahkan tubuhnya di atas sofa
"Astaga ibu sama anak sama aja sombongnya, apa semua orang kaya seperti mereka?"
Rania yang baru saja terbangun sulit untuk langsung kembali tertidur, kedua bola matanya menyapu bersih sekeliling isi kamar tersebut. Hingga pandangannya terhenti kepada sebuah foto yang sangat besar dan terpampang di dinding kamar tersebut
"Ikh.. Cantik banget ceweknya si sombong ini, tapi kenapa dia ga nikahin aja cewek itu? kenapa malah harus nikah kontrak sama aku? lagian cewek secantik itu kok mau sama cowok sombong ini "
Akhirnya Rania pun mulai terlelap dengan sendirinya menuju ke alam mimpinya, pagi pun menyapa Rania sudah mulai beranjak dari sofa dia mulai membereskan tempat yang akan dia pakai selama tiga bulan ke depan untuk tidur. Rania mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya
Rania duduk dengan sigap menunggu sang raja dalam hidupnya terbangun dari tidurnya, setelah cukup lama akhirnya sang raja pun terbangun. Galang mulai merenggangkan otot tubuhnya dan mulai duduk dengan bersandar dengan bantal
"Siapin air buat gw mandi"
"Baik tuan"
Rania langsung bangkit duduknya dan menuju ke kamar mandi mempersiapkan semua peralatan mandi sang raja
Setelah melihat Rania keluar dari dalam kamar mandi Galang mulai bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi, sebelum memasuki kamar mandi dia menghentikan langkah kakinya dan berbicara tanpa menoleh sedikit pun
"Siapin baju kerja gw, sama ke bawah bawa sarapan gw ke sini aja gw mau sarapan di kamar"
"Baik tuan"
Rania mulai membuka lemari yang berada di ruang ganti berderet berbagai macam pakaian yang membuat matanya sangat takjub, dia memilih sebuah kemeja berwarna biru langit dan sebuah dasi yang sepadan warnanya dan juga perlengkapan yang lain. Rania menaruh semuanya di atas kasur dan dia pun mulai meninggalkan kamar tersebut untuk menuju ke dapur
"Mbak maaf tuan bilang mau sarapan di dalam kamar"
"Oh.. Sebentar ya nona kami siapkan"
"Nona.. Manis banget kedengarannya sayangnya status kita sebenarnya sama kok cuma beda di kertas aja, bahkan kalian lebih mulia bila di bandingkan dengan saya"
Rania masih setia berdiri di dapur menunggu sarapan untuk sang raja, hingga lengan kirinya di cengkram dengan sangat kuat oleh sang ibu mertuanya
"Kamu ga berbuat macam-macam kan dengan anak saya?"
"Ga kok nyonya saya tidur di sofa"
Rania menjawab sambil menundukkan kepalanya, entah mengapa sosok sang ibu mertua membuat Rania lebih tertekan dari pada sang anak
"Bagus kalo kamu sadar diri, mulai hari ini setiap hari kamu harus minum ini " menyerahkan sebuah pil
"Maaf nyonya ini apa?"
"Itu obat pencegah kehamilan, saya ga mau kamu sampai hamil jika terjadi sesuatu yang di luar batas. Kamu ngerti?" penuh penekanan
"Iya nyonya"
" Kasih dia air, dan mulai besok pastikan dia selalu minum ini " menyerahkan pil-pil tersebut kepada bi Inah, bi Inah bisa di katakan adalah pelayan terlama di tempat itu
"Baik nyonya," dengan sopan
"Kasihan sekali nasib kamu gadis kecil, tapi maaf kami hanya bisa menjalankan perintah"
Salah seorang pelayan sudah selesai menyiapkan sarapan sesuai yang biasa Galang makan pada pagi hari, Rania mulai memegang nampan tersebut dan sudah hendak melangkahkan kakinya meninggalkan dapur
"Ingat kamu sudah kami bayar dengan sangat mahal, jadi selama tiga bulan ini apapun yang ada di diri kamu semuanya milik kami"
"Baik nyonya"
Rania mulai melangkahkan kakinya meninggalkan dapur dan kembali ke dalam kamar sang raja, Rania meletakkan sarapan sang raja di atas meja dan Rania hanya bisa diam mematung di samping sofa
"Kamu ga makan?" tanpa menoleh sedikitpun
"Nanti saja tuan"
"Bagus deh selera makan gw bisa ilang kalau makan bareng sama lu," dengan dingin
"Astaga apa dia kira aku ini bukan manusia kali ya ? aku sumpahin loh nanti suka sama aku biar m*mpus deh orang sombong kayak kamu"
"Sebagai pelayan pribadi gw, nanti lo bisa tanya sama bi Inah apa aja tugas lo ? gw ga suka sama orang yang melakukan kesalahan"
"Baik tuan"
Galang yang merasa Rania bagaikan sebuah robot yang hanya bisa menjawab baik tuan merasa sedikit kesal dan melirik sekilas ke arah Rania
"Apa bagi perempuan ini uang adalah segalanya? dia rela melakukan apapun cuma demi uang, dasar perempuan ga punya harga diri"
Galang pun segera menghabiskan sarapannya dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar untuk berangkat ke kantor seperti rutinitas yang selalu dia lakukan
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih 🤗
Maafin ya kalau masih banyak typo maklum masih belajar 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
coco
like mendarat.
dear star udah up
2021-06-13
1
Joen Marlina Lengkey
masih nyimak
2021-06-08
1
Lina aza
sadisss amattt tuh cowok smoga Rania bias lekas pergi dari cowok sombong 😠
2021-06-05
0