Joana berdiri di depan jendela kamar nya, ia menikmati semilir angin malam mengelus wajahnya. Tiba tiba perutnya berbunyi Joana sadar sedari tadi ia belum makan.
"Ah aku lapar" guam Joana lalu keluar kamar berniat mencari makanan.
Joana berjalan menuju kulkas dan mengambil buah disana. Itu adalah kebiasaannya jika malam hari ia lapar maka ia hanya akan memakan buah buahan.
Setelah merasa kenyang Joana memutuskan kembali ke kamarnya. Langkah Joana terhenti melihat David yang tengah berjalan kearahnya.
David melewatinya begitu saja. Joana tidak memperdulikannya ia berjalan masuk kekamar.
"SIAPA YANG MEMAKAN BUAH APEL KU HUH!!" Joana yang tadi akan masuk ke kamarnya terpaksa mengurungkan niatnya. Ia mendengar suara keras David dari dapur. Joana segera menemui pria itu.
"David, ada apa kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya Joana dengan nada khas miliknya.
"Katakan siapa yang memakan dua buah apel milikku?"
"A..aku"
David berjalan kearah Joana Dengan langkah tegasnya.
"Kau tau itu adalah apel kesukaanku. Siapa yang memberimu ijin untuk memakannya?"
"Tapi David, aku sangat lapar dan aku terbiasa--"
"Aarrgghh... Aku tidak membutuhkan alasanmu. Sekarang pergi dan carikan aku apel yang sama dengan yang kau makan tadi!" Bentak David.
Joana sedikit merasa aneh dengan David, bukankah itu hanya buah apel lalu kenapa dia sangat marah hanya karena Joana memakan buah milik nya.
Walaupun begitu Joana menolak keinginan David. Ia tidak mau keluar malam malam begini hanya untuk membeli apel.
"Tapi ini sudah malam dimana aku mendapatkan buah apel?"
"Itu urusanmu, cari di kebunnya langsung bila perlu. Jadi apa yang kau tunggu cepat bawakan buah itu"
"Dan yah satu lagi, jangan pernah menyentuh apapun tanpa seijin ku. Jangan menyentuh barang barang ku, melakukan apapun tanpa seijin ku termasuk makan makanan milikku!!"
Joana hanya diam ketika David memakinya, tapi didalam hati Joana paham bahwa David memang tidak menganggapnya jadi wajar bila ia berkata seperti itu.
...
08:00
Joana bangun lebih awal, ia membersikan wajahnaya dan merapikan kamarnya. Joana berniat untuk membeli bahan makanan untuk nya ia bisa mati kelaparan jika tidak di ijinkan untuk menyentuh makanan di tempat ini.
Joana mengambil dompet lalu keluar dari kamarnya.
"Mau kemana kau?" Tanya David yang baru bangun.
"Aku akan membeli bahan makanan."
"Oh.."
Joana mengangguk lalu melanjutkan jalannya. langkah Joana kembali terhenti ia meringis ketika kepalanya berdenyut sakit.
"Aakh.. kepala ku" Joana merasa ada yang salah dengan tubuh nya.
PRANG
Joana tersentak kaget ketika ia tidak sengaja menyenggol vas bunga di samping nya.
"Bodoh berani sekali kau merusak vas bunga ku!"
"Maaf.. maafkan aku aku tidak sengaja melakukannya David"
"Dasar wanita tidak tau diri! Apa kau tau berapa harga benda itu huh?"
"Maafkan aku.."
"Dengar aku sudah mengatakan bahwa jangan menyentuh barang barang ku tapi sekarang kau malah merusaknya. Dasar wanita tidak tau diri!!"
"Uueeeekk... Uuueeeekk"
David membulatkan matanya ketika melihat Joana tiba tiba muntah dan mengenai sepatu mahalnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN HUH?! BERANI SEKALI KAU MENGOTORI SEPATU KU!!"
"Maafkan aku.. Uukhuk Uukhuk.."
David berjongkok lalu menarik rambut Joana. Joana meringis kesakitan sambil memegangi rambutnya.
"Dengar! Aku benci jika ada yang mengotori barang barang ku apalagi sampai merusaknya! Jadi aku tidak mau tau, kau bersihkan semua ini dan aku tidak ingin melihat cairan menjijikan itu menempel di sepatu mahalku!" Joana meneteskan air matanya menahan sakit dan gejolak aneh di perutnya.
"Ma..maafkan aku.. akhh.. tolong lepaskan tanganmu.."
David menghempaskan kepapa Joana.
"Sekarang cepat bersih kan kotoran itu!" Joana mengangguk lalu mengambil lap di belakang.
Joana berjongkok di depan David lalu membersihkan muntahnya di sepatu milik pria itu. Sesekali Joana menyeka air matanya yang mengalir. David begitu kejam kepadanya.
"Cepatlah!"
"B..baik"
Beberapa menit kemudian Joana selesai membersihkan sepatu David .
"Entah kenapa aku suka melihatmu dengan posisi seperti itu" Joana mendongakkan kepalanya ketika David yang tiba tiba berkata seperti itu.
Joana sadar posisinya saat ini adalah tengah berlutut didepan David.
"Kejam sekali kau" Lirih Joana.
David terkekeh mendengarkan itu. Ia kembali berjongkok dan mencengkram dagu Joana.
"Dengar ini belum seberapa, anggap saja ini baru permulaan atau pemanasan. Aku bisa memberikan yang lebih istimewa dari pada ini.
Setelah itu David meninggalkan Joana begitu saja. Joana menangis sejadi jadinya.
"Mommy.. Mommy lihatlah ini pria yang kau berikan padaku. Daddy lihatlah... Aku diperlakukan seperti ini dengan pria yang kau pilihkan.. Hiks...Hiks.. Mommy... Dia kejam kepadaku.. Mommy bawa aku pulang... Hhuuaaaaa..... Mommy...." Tangis Joana yang tidak mampu di bendung lagi.
Joana yang malang, ia rela tersiksa demi menyelamatkan orang tuanya. Sama seperti David yang terpaksa menikahi orang yang tidak dia cinta tapi Joana lah yang lebih merasakan dampaknya. Berbanding terbalik dengan Joana yang sedang menangis David justru tengah bersenang senang bersama Lily.
"Bagus sayang.. aku tidak sudi melihatmu memperlakukan wanita itu seperti manusia."
"Tentu saja sayang, dari awal aku memang tidak pernah menganggap nya seperti manusia" Jawab David sambil membelai kepala Lily.
"Ku harap kau bisa mempertahankan sikapmu padanya"
"Sudah pasti. Jadi, apa kau tidak mau bersenang senang denganku?"
"Tentu saja aku mau"
"Kalau begitu mari lakukan yang lebih menyenangkan" Tawar David.
"Apa itu?"
"Kita lakukan 'itu' di apartemen milikku"
"Haha... Baiklah baiklah"
Sementara ditempat lain.
Orang tua Joana tengah mengkhawatirkan putri semata wayang mereka.
"Kira kira bagaimana keadaan Joana saat ini?" Tanya Wendy sambil menatap kosong ke langit langit kamarnya.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkannya Wendy, kita tau sendiri bahwa pria yang di nikahi oleh Joana adalah pria baik baik" kata Harry menenangkan istrinya.
"Dari mana kau bisa menyimpulkan bahwa David adalah pria baik baik. Kau bahkan tidak pernah bicara secara langsung dengannya kecuali tentang masalah kantor"
Harry menghela nafas panjang. Meski dalam hati ia memang meragukan pernikahan ini tapi apa boleh buat ini semua sudah terjadi dan Harry tidak memiliki pilihan lain selain menikah kan Joana.
"Lalu, kenapa baru sekarang kau mengatakan keraguanmu. Bahkan kaulah yang paling memaksa Joana untuk menikah dengan David."
"Apa kau sekarang menyalahkan ku? Kaulah yang membujukku untuk memaksa Joana"
"Kau bisa menolaknya bukan?" Wendy menatap suaminya dengan tatapan tidak percaya.
"Apa magsudmu? Jelas jelas kaulah yang menginginkan agar Joana menikahi David agar kita tidak bangkrut"
"Itu benar. Aku menyuruhnya menikah agar kita tidak bangkrut. Tapi ini semua juga demi dirinya hidupnya pasti lebih terjamin disana"
"Sayangnya aku masih meragukan itu semua"
"Sudahlah tidak ada gunanya kau khawatir ini semua sudah terjadi"
"Kau benar. Ini semua sudah terjadi tapi--"
"Sudahlah Wendy aku tidak ingin membahas itu semua sekarang"
Harry langsung pergi meninggalkan istrinya.
'Ayah macam apa kau ini?'
__
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Rosita Husin Zen
astagfiroloh alazim ..ini certa nya kejam banget ya hanya sebuah harta
2021-06-24
1
Hany
duh lari SJ dari rumah David sebelum terjadi kekerasan selanjutnya
2021-05-16
0
Agustina Titiahy
tidak punya otak itu suamimu 😡😡😡
2021-05-16
1