Rahasia masa lalu Dimas

DIMAS POV

Namaku Dimas Aditya Reifano. Sejak kecil aku hanya tinggal dengan ibuku. Kata ibuku, ayahku meninggal saat aku masih bayi. Sejak saat itu, ibuku berjuang seorang diri membesarkanku. Aku tumbuh dalam lingkungan yang menurutku liar. Aku hanyalah seorang brandalan jalanan yang tidak punya masa depan. Dan Malangnya, ibuku mengalami masalah dengan jantungnya.

Usiaku lima belas tahun saat ibuku dilarikan ke rumah sakit. Saat itu aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanyalah seorang remaja yang masih labil dan sedang nakal-nakalnya. Aku tidak tahu harus darimana mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit ibuku. Kami tidak punya siapa-siapa. Tidak ada keluarga ataupun teman untuk mengadu. Aku hanya dapat menangis dalam kegelapan.

Hari itu seorang temanku mengenalkan aku dengan seorang pria dewasa yang merupakan seorang bos mafia. Namanya Kenzo Octavius. Dia adalah seorang bos mafia perdagangan organ tubuh manusia ilegal. Dia akan memberiku uang yang cukup untuk membiayai pengobatan ibuku di rumah sakit. Dengan satu syarat. Aku hanya perlu menculik anak kecil untuk diserahkan padanya.

Aku tidak tahu untuk dan kenapa dia menginginkan seorang anak kecil. Karena terdesak, aku akhirnya menyetujui syarat itu.

Beberapa hari kemudian, aku melihat sepasang anak kecil kira-kira berusia delapan tahun sedang bermain di taman. Aku meyakini anak kecil itu kembar, karena mereka sangat mirip. Mereka bermain dengan riang gembira. Sore itu suasana taman sangat sepi. Hanya ada kami bertiga. Tanpa sengaja anak laki-laki itu menendang bolanya hingga terpental jauh. Dia pergi meninggalkan teman kecilnya seorang diri untuk mengambil bolanya. Saat itulah aku gunakan kesempatan yang ada untuk menculik anak perempuan itu.

Anak itu kemudian aku serahkan pada Kenzo malam itu juga. Dan dia memberiku uang yang cukup untuk biaya ruamh sakit ibuku.

Akhirnya aku pergi ke rumah sakit tempat ibuku dirawat. Saat akan melakukan pembayaran di bagian administrasi, mereka memberitahu bahwa biaya rumah sakit ibuku sudah dibayar sepenuhnya oleh seorang dermawan bernama Alina Azkara. Dan, saat aku masuk ke kamar ibu, wanita yang baik hati itu masih menemani ibuku di ruangannya. Dia seorang wanita yang sangat lembut dan baik hati. Dia juga memberi ibu sejumlah uang sebelum pergi karena mendapat telepon yang membuat wajahnya tiba-tiba panik.

Aku merasa sangat bersyukur. Aku pikir, dunia ini isinya hanya orang-orang jahat. Ternyata aku salah. Benar kata Bos Zian. Dunia tidak pernah kekurangan orang baik, walaupun orang jahat bertebaran di mana-mana.

Malam itu, aku buru-buru menemui bos Kenzo untuk mengembalikan uangnya. Dan aku meminta anak kecil yang aku serahkan padanya tadi. Tapi, ternyata anak kecil itu sudah tidak berada di tangan Bos Kenzo. Katanya dia sudah menjual anak itu.

Sambil menangis aku berlutut di hadapannya memohon agar dia membantuku menemukan anak itu dan mengembalikannya padaku. Sebagai gantinya, aku rela menyerahkan nyawaku padanya. Akan tetapi, Bos Kenzo tidak mengindahkan permintaanku. Aku melempar uang yang dia berikan padaku ke hadapannya. Kemudian pergi dan mencari anak kecil itu sendirian. Hingga beberapa hari mencari informasi, aku tak juga menemukan anak yang aku culik itu.

Beberapa hari kemudian, ibuku sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter. Di sisi lain aku merasa lega karena ibuku bisa mendapat penanganan yang tepat di rumah sakit hingga akhirnya sembuh. Tapi di sisi lain aku memikirkan nasib anak perempuan yang aku culik itu. Entah apa yang terjadi padanya. Semua usaha yang aku lakukan untuk mencarinya sia-sia.

Hingga akhirnya, tanpa sengaja aku melihat berita yang dimuat di tv. Hari itu, aku merasa menjadi manusia paling jahat di dunia. Rasanya aku ingin menghukum diriku sendiri. Anak yang aku culik itu, di temukan di semak belukar terbungkus karung dalam keadaan tubuh yang tidak utuh.

Hal yang membuatku benar-benar merasa tidak layak disebut manusia adalah, saat aku melihat di tv seorang wanita menangis histeris di depan jenazah anak kecil itu. Ibu Alina Azkara, seorang wanita berhati mulia yang sudah membiayai pengobatan ibuku.

Apa yang telah aku lakukan untuk membalas kebaikannya. Anak yang aku culik, ternyata adalah anak ibu Alina. Aku menangis sejadi-jadinya di dalam kamarku saat mengetahui fakta itu. Kemarahan dan kebencianku pada diriku sendiri, serta rasa penyesalanku membuatku ingin mengakhiri hidupku. Tapi, aku memikirkan ibuku yang mungkin akan sedih jika aku melakukannya. Ibu pasti akan menangis seperti ibu Alina yang menangisi mayat anaknya.

Keesokan harinya, aku pergi ke pemakaman anak itu. Dari jauh aku melihat ibu Alina dipeluk oleh dua orang pria, yang aku pikir pasti anaknya, dan juga seorang anak kecil yang saat itu bermain bersamanya.

Saat semua orang dipemakaman sudah pergi, aku mendekat ke makam itu. Aku meraba nisan dengan tulisan nama Elsa Azkara dengan berderai air mata. Di sana, aku kembali menangis sejadi-jadinya. Memohon ampun pada anak perempuan yang telah tertidur di peristirahatan terakhirnya.

Setelah itu, hampir setiap minggu aku mengunjungi makam Elsa.

Aku kembali menjalani hari-hariku seperti dulu. Namun, rasa bersalahku pada Elsa membuatku seakan hancur. Aku menjadi brandalan jalanan. Berkumpul dengan remaja seusiaku yang sama nakalnya. Kami mabuk-mabukan dan berkelahi. Aku melampiaskan penyesalanku dengan cara yang salah. Aku berharap bisa melupakan Elsa jika aku mabuk. Ya, aku memang melupakannya saat mabuk. Tapi, dalam keadaan sadar, aku kembali tenggelam dalam rasa bersalah.

Dua tahun setelahnya, aku mendapat kabar bahwa ibu Alina meninggal karena sakit. Rasa bersalahku semakin besar. Aku datang ke pemakamannya dan melihat dua orang laki-laki menangis di atas pusaranya, sambil memeluk seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia sepuluh tahun. Aku pun semakin merasa bersalah.

Aku melanjutkan hidupku seperti biasanya. Namun, aku semakin tak terkendali, hingga bertahun-tahun lamanya. Ibuku tidak pernah tahu bagaimana hidupku di luar sana, karena aku selalu menutupinya dengan berpura-pura bekerja di sebuah percetakan kecil.

Delapan tahun kemudian, aku bertemu seorang gadis polos dan manis yang berhasil mengalihkan duniaku. Dia sedang membantu ibunya merangkai bunga. Mereka memiliki sebuah toko bunga kecil. Entah mengapa, wajah gadis polos itu membuatku terpaku.

Aku mencari info tentang gadis itu dengan selalu mengikutinya diam-diam. Sampai akhirnya aku tahu dimana rumahnya. Aku mencari cara agar bisa selalu bertemu dengannya. Hingga aku melihat sebuah bengkel kecil yang sepertinya membutuhkan seorang karyawan. Di sanalah awal pertemuanku dengan Bosku, Zian. Seseorang yang bagiku sangat misterius. Dia akhirnya menerimaku bekerja di bengkelnya.

Aku senang, bisa setiap hari melihat wajah polos dan manis milik Mia. Aku tidak pernah berani mendekatinya karena aku malu dengan keadaanku sendiri. Siapalah aku yang hanya seorang pekerja serabutan. Tapi, sejak mengenalnya, muncul keinginan dalam diriku untuk berubah menjadi lebih baik. Aku meninggalkan dunia hitamku dan memulai lembaran baru.

Aku bekerja bersama bos Zian selama satu tahun di bengkel keci itu. Bos Zian sangat baik hati. Saat ibuku sakit dan harus menjalani operasi bypass, tanpa pikir panjang, dia memberiku uang dalam jumlah yang sangat banyak. Entah mengapa, aku seperti melihat ibu Alina di dalam dirinya.

Suatu hari aku mengetahui bahwa bosku yang selama satu tahun, aku pikir hanya seorang montir biasa ternyata adalah seorang bos besar pemilik sebuah perusahaan raksasa. Dia berpura-pura menjadi seorang montir hanya agar bisa mengawasi proyek pembangunan gedung yayasan dan rumah sakit miliknya. Dan alasan lainnya, dia terjebak dalam sebuah penikahan dengan seorang gadis remaja, Kanaya. Demi menyingkirkan Kanaya dari hidupnya, dia membuat Naya hidup sengsara.

Bos Zian kemudian menutup bengkel itu setelah terjadinya insiden penyerangan di bengkel. Setelah itu, dia mengajakku bergabung bersamanya di perusahaannya. Saat itulah, hidupku mulai berubah. Dia mengajarkanku dunia bisnis agar aku layak berada di sisinya. Satu hal yang aku sangat kagum darinya adalah, dia tidak pernah memandang latar belakangku. Aku hanya preman jalanan yang dia angkat derajatnya.

Hal pahit yang aku temukan adalah, saat pertama kalinya aku berkunjung ke rumah bos. Aku melihat foto ibu Alina menggantung di dinding. Aku pun akhirnya tahu, bahwa Bosku adalah anak dari ibu Alina. Yang artinya, dia adalah kakak laki-laki dari Elsa.

Aku menjadi semakin merasa bersalah setelah tahu kisah masa lalu bosku. Akibat perbuatanku, dia menjadi seorang mafia. Samoai sekarang aku sama sekali belum punya keberanian untuk berkata jujur bahwa akulah laki-laki bejat yang dia cari selama ini. Pelaku penculikan adiknya.

Sejak mengetahui kenyataan itu, aku berjanji pada diriku sendiri, akan aku lakukan apapun untuknya. Apapun yang dia perintahkan akan aku lakukan sekalipun itu membahayakan nyawaku. Dan aku telah berjanji pada diriku sendiri, walaupun dia meminta nyawaku sekalipun, akan aku berikan.

Sekarang, dia memintaku menikahi seorang gadis yang sudah dia anggap adiknya sendiri, Kinara Marissa atau Anita.

Lalu, bagaimana mungkin aku bisa menikahi Anita, saat seluruh hatiku sudah kuberikan pada Mia. Aku memang belum pernah menyatakan perasaanku pada Mia. Tapi setiap hari, aku selalu berusaha menjadi lebih baik, agar suatu hari aku layak berada di sisinya.

Tapi, aku juga tidak bisa mengabaikan permintaan bos Zian. Aku sudah pernah menghancurkan hidupnya. Setelah semua yang sudah aku lakukan padanya, mana mungkin aku punya hak untuk menolak permintaannya? Sekalipun dia meminta nyawaku, akan aku berikan dengan senang hati.

Lalu, sekarang aku harus apa? Haruskah aku menikahi Anita dan belajar melupakan Mia?

***

BERSAMBUNG.

kalian terkejut setelah tau rahasia besar Dimas??? Aku juag!!! 😅

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***