"Kau tahu kan, selain istriku, Anita adalah orang yang paling berharga dalam hidupku," ucap Zian pada Dimas.
"Tentu saja aku tahu, Bos. Anita hanya melihat dirimu saja di dunia ini sebagai manusia. Sisanya hanya ulat belatung di matanya," sahut Dimas dengan santainya. Laki-laki periang itu belum menyadari wajah sang bos yang terlihat sangat serius.
"Anita mendapat teror dari Kenzo lagi. Dia mengirimkan paket berisi bangkai anak kucing berlumuran darah. Dia juga menghubungiku tadi. Sepertinya dia menginginkan Anita lagi."
"Jangan khawatir, Bos! Kita akan bersama-sama menjaga monster betina itu. Aku hanya tidak menyangka, gadis mengerikan sepertinya bisa takut pada seseorang seperti Kenzo." Ucapan Dimas yang frontal tanpa disaring lebih dulu itu membuat Zian terkekeh.
"Kau hanya belum mengenalnya dengan baik. Anita tidak sekuat penampilan luarnya," ucap Zian. "Dimas, aku membutuhkan bantuanmu."
"Aku siap, Bos! Apapun akan aku lakukan untukmu. Katakan saja apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?"
Sejenak, Zian terdiam. Sang bos besar itu sedang memikirkan kalimat yang tepat untuk menyampaikan keinginannya pada Dimas. Hingga beberapa saat, Zian masih terlihat sangat bingung.
"Bos??" panggil Dimas.
"Menikahlah dengan Anita!" ucap Zian.
DUARRRR
Dimas terlonjak kaget mendengar ucapan Zian. Keterkejutannya lebih dari mendengar suara ledakan bom waktu. Dimas mematung di tempat duduknya dengan mata membulat sempurna. Lidahnya kelu, seolah tidak dapat berkata-kata. Laki-laki itu berharap telinganya sedang bermasalah sehingga salah dengar.
"Bo-bos... Apa mak-sudmu? Ka-kau memintaku menikahi monster betina itu? Hehe, jangan bercanda, Bos! Anita hanya akan menembakku, lebih parah menggantung leherku dengan tali." Dimas mengusap keringat yang tiba-tiba menetes di keningnya. Padahal ruangan itu cukup dingin karena hembusan udara dari AC.
"Aku serius! Selama Anita masih sendiri, Kenzo akan tetap mengejarnya. Dia tidak akan pernah melepas Anita. Aku rasa dia menyesal telah menceraikan Anita. Kau tahu, kan. Tidak ada wanita yang lebih cantik dari Anita. Selain Nayaku tentunya. Dan Kenzo ingin kembali memilikinya."
Dimas sudah mulai frustrasi mendengar permintaan sang bos. Rasanya laki-laki itu ingin pura-pura mati saja agar terhindar dari permintaan yang baginya lebih dari eksekusi mati itu.
"Tapi kenapa harus aku, Bos? Di Kia Group ada banyak manager, atau bawahanmu yang lain dan lebih layak. Aku mana sanggup menghadapi si Monster Betina itu. Pelototan matanya saja sudah membuat nyaliku menciut."
Zian tersenyum tipis, "Tadinya aku pikir Anita tidak akan bisa nyaman dengan pria manapun selain aku. Tapi aku salah, kau bisa membuatnya lebih nyaman daripada saat bersamaku."
Wajah Dimas pun berubah semakin getir. Baginya Anita lebih menyeramkan dibanding seekor singa betina. Bagaimana mungkin Zian mengatakan Anita nyaman bersama Dimas, sementara Anita akan selalu mengancam Dimas dengan senjata jika dia salah bicara sedikit saja.
"Nyaman darimananya, Bos?" Dimas bertanya dengan berapi-api. "Kau tidak lihat dia selalu ingin menembakku? Aku bisa mati berdiri kalau punya istri seperti Anita. Dia itu bukan wanita. Dia monster!" ucap Dimas berusaha meyakinkan.
Zian akhirnya tertawa mendengar ucapan Dimas, "Percayalah, hanya laki-laki beruntung yang akan mendapatkan Anita."
"Beruntung? Bos, Kau yakin dengan permintaanmu? Aku benar-benar berharap kau salah bicara."
"Aku tidak memintamu menjawab sekarang. Pikirkanlah dulu. Aku hanya tidak bisa melepaskan Anita pada orang lain yang tidak bisa menjaganya. Dan hanya kau yang bisa menjaganya. Kau juga bisa membuatnya merasa nyaman. Aku mohon, Dimas!"
Bagaimana aku bisa menikah dengan monster betina itu. Nanti giliranku yang akan menjalani operasi bypass kalau sampai menikah dengannya. Jantungku tidak akan kuat. batin Dimas.
"Baiklah, Bos! Aku akan memikirkannya. Tapi, bagaimana dengan Anita? Aku yakin, dia tidak akan mau menikah dengan orang sepertiku."
"Kita lihat saja nanti. Kau pikirkanlah permohonanku," ucap Zian kemudian.
***
Setelah pembicaraan serius itu, Dimas kembali ke ruangannya. Hari itu, Dimas bagai kehilangan gairah hidupnya. Bahkan kebiasaannya yang senang mengganggu karyawan lain tiba-tiba hilang. Dia menjadi lebih pendiam dari biasanya.
Sementara Zian merenung di ruangannya mengingat pembicaraannya dengan Anita beberapa waktu lalu sebelum dirinya berangkat ke Turki.
***
FLASHBACK ON
Malam itu, di ruang kerja di rumahnya, Zian bersama Anita sedang melanjutkan pekerjaannya di rumah yang telah ditinggal selama dua tahun karena penahanannya. Mereka mengobrol seru layaknya saudara yang lama tidak bertemu. Kadang Zian sangat suka menggoda Anita. Dan, Entah siapa yang memulai sehingga mereka membicarakan tentang Anita yang tak kunjung menemukan jodohnya.
"Lebih baik kau segera menikah. Kau tidak mungkin sendiri seumur hidupmu, kan? Kau harus melanjutkan hidupmu dengan bahagia," ucap Zian pada Anita.
"Aku akan menikah kalau aku menemukan seseorang yang cocok untukku," sahut Anita seraya menatap layar laptop.
"Memangnya laki-laki seperti apa yang akan cocok denganmu. Bukankah kau sudah menemukan seseorang yang bisa membuatmu nyaman? Kau terlihat berbeda saat bersamanya." Zian bertanya dengan wajah meledek, membuat Anita kesal.
"Kata siapa aku nyaman dengan Dimas? Aku tidak pernah bilang aku nyaman dengan laki-laki pecicilan sepertinya."
Zian langsung terkekeh mendengar ucapan gadis yang telah dianggapnya bagai adik sendiri itu.
"Aku tidak pernah menyebut nama Dimas, lalu kenapa kau mengira laki-laki yang aku maksud adalah Dimas?"
Anita tersentak kaget mendengar ucapan Zian. Gadis itu seperti terjebak oleh ucapannya sendiri. Seketika, wajahnya merona merah menahan malu.
Zian memperhatikan wajah Anita yang mendadak seperti udang rebus sambil senyum-senyum tidak jelas, sehingga Anita menjadi salah tingkah. Laki-laki itu begitu mengenal sosok Anita. Bahkan hanya dengan mendengar nada bicaranya saja, Zian sudah tau apa isi hati gadis itu.
"Apa? Kenapa kau melihatku begitu?" tanya Anita bagaikan benar-benar sedang kesal.
"Tidak!"
"Awas saja kalau kau berpikir aneh-aneh tentang aku. Dan jangan coba-coba mengambil kesimpulan sendiri dengan otakmu!" bentak Anita.
"Kenapa kau jadi sensitif begitu kalau membicarakan tentang Dimas? Biasanya kau datar-datar saja saat membicarakan orang lain," Zian benar-benar seperti sedang memancing Anita untuk mengakui ketertarikannya pada sosok laki-laki itu. Namun, Anita tetaplah Anita. Monster Betina itu sangat pandai menyembunyikan perasaannya.
Karena kesal, Anita melempar beberapa map yang bertumpukan di atas meja ke arah sang bos, lalu segera keluar dari ruangan itu. Zian pun tertawa terbahak-bahak di dalam ruangannya setelah di rasa berhasil memancing Anita.
FLASHBACK OFF
Zian mengusap wajahnya kasar, memikirkan Dimas dan Anita. Demi melindungi Anita dari Kenzo, dengan terpaksa Zian meminta Dimas menikahi Anita. Dengan harapan, suatu hari Dimas dapat membuka hatinya untuk Anita.
****
Malam hari...
Dimas duduk termenung di tepi pantai. Tatapannya lurus kedepan menatap deburan ombak malam itu. Pikirannya tertuju pada sosok gadis yang telah lama bersemanyam di dalam hatinya. Mia, seorang gadis sederhana yang telah lama dikenalnya.
Dimas masih ingat betul pertama kalinya bertemu seorang gadis sederhana yang baginya sangat manis. Mia dengan segala kepolosannya sangat berbeda dengan Anita yang merupakan seorang gadis yang cantik dan anggun.
BERSAMBUNG
Note :
Ini adalah lanjutan novel PENJARA CINTA SANG MAFIA. yang belum baca boleh mampir ke sana yaaa tapi siapin kanebo untuk menyeka air mata. Karena kisahnya menguras emosi dan air mata 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sweet Girl
Asyik dong Dim...
2024-06-26
1
kalea rizuky
oh ini Mia kasian Mia karena kakak nya dia jd g bs bersatu ma dimas
2024-02-07
1
🇦 🇷 🇾 🇦 🇳 🇦 🇲 🇦 🇾 🇦
Udah baca aku
2023-11-02
0