Ranum dan Nida tengah bersiap-siap untuk pergi. Satu tas ransel besar cukup membawa semua barang yang diperlukan. Melihat jemputan sudah sampai Ranum dan Nida bergegas menuju ke rumah Abah dan bunda untuk berpamitan. Abah sangat protektif dalam mengurus anak-anak nya. "Assalamualaikum" Ranum dan Nida memberi salam.
" Wallaikumsalam" jawab Abah, Bunda, Raka dan Rasya.
"Abah, kok Raka dan Rasya yang jemput" Ranum terheran.
"Kalian anak gadis harus benar-benar ada yang jaga".
Bunda hanya tersenyum melihat tingkah Abah.
"Abah, kasian mereka kan mau jemput pacarnya kok suruh jemput kita. kan Ada Ari, Hendra, Irfan dan Fandi" Nida merasa gak enak hati.
"jangan-jangan kita Ndak boleh ya dekat anak kos putra?" Ranum menambahi.
" Sudah jangan banyak protes yang penting kalian aman dan selamat" Abah dengan ekspresi bercanda.
Bunda hanya tersenyum saja lalu mendekati Ranum dan Nida.
" ayo sayang di tunggu kasian mereka berdua" peluk bunda dan mencium kening Ranum dan Nida.
"Cara bunda seperti itu kepada Ranum dan Nida bikin Rasya seneng banget" Rasya senang dengan sikap lembut bunda dan ke ibu-ibuan.
"Semoga kelak kalian mendapatkan wanita lebih baik dari bunda ya nak".
" Aamiin" semua menjawab serentak.
" Ayo keburu siang nyampainya" Rasya mengajak pergi.
"bisa mampir ke swalayan sebentar Nda?".
"bisa tapi gak pakai lama ya" Raka memberikan syarat.
" oke!" Ranum dan Nida menjawab serentak.
Akhirnya mereka berpamitan tak lupa mengucapkan salam. kali ini Ranum dengan Raka dan Raysa dengan Nida menuju tempat berkumpulnya baru pergi bersama.
Diperjalanan mereka bercanda dan bercerita hingga tak terasa sampai pada swalayan yang dituju.
Ranum dan Nida bergegas turun diikuti Rasya dan Raka. semua pembeli terpana dengan ke gagahan Raka dan Rasya. walaupun Rasya lebih cakep daripada Raka tetap saja terlihat cakep Dimata wanita. Ranum terheran melihat wanita-wanita yang membeli disampingnya melihat Rasya segitu nya kebetulan Raysa tepat berada di sampingnya.
"sya, kamu gak risih ya di lihat wanita seperti itu? "
" biasa aja, penting hatiku tetap satu."Rasya dengan tersenyum.
Ranum pun tertawa begitu juga Nida.
"Raka, kenapa kok cewek segitunya lihat kamu?"
"Cakep kali" jawab Raka dan tertawa.
setelah selesai belanja Ranum dan Nida menuju kasir. Raka dan Rasya pergi keluar menunggu diluar permintaan Ranum karena risih dengan wanita disitu. Tak lama kemudian Ranum dan Nida sampai di parkiran mengajak untuk segera jalan.
"num, kenapa kok jelek betul ekspresi wajahmu?" tanya Raka.
" gak suka aja lihat wanita melihat kalian begitu".
"emang kenapa? " Raka berbalik nanya.
"risih aja ka, kyak gak pernah lihat cowok ganteng"dengan ekspresi jelek.
"la, harusnya kamu senang bersama cowok ganteng di gemari cewek-cewek".
"biasa aja kalau Ranum, mau ganteng mau biasa aja wajahnya Ndak ngaruh buat Ranum".
"ah masak atau kamu cemburu?" Raka mulai gemas dengan Ranum.
" apa sih Raka" ujar Ranum dengan mencubit Raka yang menggoda sejak tadi dengan cubitan yang membuat Raka berteriak.
Rasya dan Nida langsung melihat ke arah Raka. "kenapa ka?"
"Ranum cemburu tadi" Jawab Raka.
"Apaan sih!" ranum mengelak dengan wajah bete.
Mereka bertiga pun tertawa melihat ekspresi Ranum. Obrolan mereka membuat tak terasa sampai Di rumah Silvi sebagai tempat berkumpul. Ranum dan Nida turun dari motor menuju tempat berkumpulnya teman dan bergabung dengan teman wanita.
Sambil menunggu yang lain Ranum melihat pemandangan sawah dan pegunungan. "cantik banget num," midah duduk berada di sampingnya.
"iya, tadi sudah aku foto cocok buat tambahan koleksi" Ranum bercerita.
Midah dan Ranum melihat foto yang di ambil oleh Ranum.
" bagus banget".
Ranum hanya tersenyum. midah pun meminta Ranum untuk mengambil fotonya.
"Ayo berkumpul semuanya" Husna memberikan pengumuman.
Husna dan Fandi mengabsen seluruh temannya. Fandi memberi tahukan untuk bersiap-siap menuju pasangan yang sudah ditentukan kemarin. Raka tersenyum lebar karena Dina bersama nya. Dina pun membalas senyumnya walaupun yang diharapkan adalah Rasya. Semua sudah siap dan membaca doa sebelum perjalanan akhirnya mereka pun meluncur.
...****************...
udara yang bersih, sejuk dan tidak terlalu panas membuat nyaman diperjalanan.
"Rasya bagus banget pemandangan nya" Ranum terkagum kemudian mengeluarkan kamera.
Ranum mulai merekam. melihat Ranum sedang asyik mengambil gambar Raysa memperlambat jalan motornya yang menyebabkan urutan terbelakang bersama Fandi dan Ari.
"apa kita perlu berhenti di suatu tempat num, biar bagus untuk dipotret?"
"emang gak takut mengganggu perjalanan sya?"
" kalau cuman sebentar nggak kok?"
"boleh kalau begitu cari yang benar bagus ya.." Ranum berkata dengan wajah ceria.
Rasya mengangguk kepalanya dengan senyum senang bisa membuat Ranum bahagia. Tibalah di sebuah tempat pinggir jalan spot bagus buat ambil gambar.
"Rasya bagus banget, aku turun ya?" Ranum meminta Rasya mengehentikan motornya.
Ari dan Fandi ikut berhenti kemudian mereka berfoto bersama Nida dan Hana ikut bergabung. Hasil foto Ranum sangat bagus dan memuaskan senyum ceria Hana dan Nida seperti tidak bisa dibayar, ditambah wajah Ranum begitu bahagia melihat keindahan alam dan hasil potret nya.
" ayo kita lanjutkan perjalanan, sudah tertinggal jauh setelah ini kita akan masuk area sunyi hutan." ujar Fandi.
instruksi Fandi pun mereka turuti dengan memberikan pesan jangan banyak bercanda atau berbicara tidak baik. mereka pun akhirnya melakukan perjalanan.
"Rasya, tidak ada jalan lain ya? kok harus lewat jalan sunyi?"Ranum sedikit takut.
"sebenarnya itu jalan umum besar, tapi kebetulan tempat itu sangat sunyi"Rasya menjelaskan.
Terlihat tangan Ranum memegang erat baju Rasya. Rasya mengerti ekspresi Ranum, karena Rasya sangat mengenal Ranum.
" Sya, sepi banget, Ari dan Fandi mengikuti kita dibelakang?"
Raysa hanya diam dan menganggukkan kepala karena tidak mau mempengaruhi suasana.
Hana dan Nida pun sama. walaupun banyak mobil berlalu lalang rasa takut masih sama. tak terasa 30 menit sudah melalui jalan sepi yang panjang akhirnya sampai juga terlihat rumah dan perkampungan.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai"Nida dengan menengadahkan tangan.
Ari hanya tersenyum melihat Nida yang sejak tadi ketakutan.
"lihat itu teman kita berhenti di depan masjid" Hana menunjuk kan keberadaan temannya.
Mereka pun berhenti dan bergabung dengan yang lain.
"dari mana aja kok lama banget?" Raka bertanya ke teman lelaki nya.
"tadi mampir sebentar selfie" ujar Ari dengan tersenyum.
"Selfie melulu, gak takut lewat jalan sepi dan sunyi tadi mana di hutan?"
"Sebenarnya takut harus dilawan masak laki-laki penakut, kyak Ranum, Nida dan Hana sepanjang jalan komat Kamit" Ari menceritakan dengan mengikuti ekspresi teman wanita nya.
"kebiasaan kamu RI,"Hana dengan ekspresi gemes.
"ayo yang shalat Jumat dipersiapkan dan yang wanita kita tunggu di warung depan setelah selesai baru kita ganti shalat sekalian tunggu barang-barang. satu persatu dari mereka pergi ke masjid ada yang ganti sarung dan ada yang tidak. Ranum, kara, Ranti, Nida, Hana dan lainnya berganti melihat hasil kamera tadi.
"Dina, kok diem aja? ada apa?" Husna cem
" Dina sakit? " Rania ikut cemas.
Ranum mendengar pertanyaan temannya ke Dina, tatapan Ranum tertuju kepada wajah Dina.
Ranum berkata dalam hati"(seperti nya ada yang membuat Dina kesal deh. kok segitu nya ekspresi wajahnya. apa yang salah?".
Ranum pun akhirnya memilih diam walaupun Dina dan Ranum tidak memiliki masalah.
Hana berbisik kepada Nida" nid, seperti Dina cemburu kalau Raysa bersama Ranum?".
Nida mulai berfikir lalu berbalik membisikan kepada Hana" bisa jadi, soalnya kemarin ekspresi Dina datar aja ketika mendapat kan tumpangan ke Raka, beda mendapatkan tumpangan ke Rasya". Nida dan Hana tak banyak bicara.
Shalat Jumat pun dimulai sebagai seorang wanita mereka mendengarkan dengan khidmat. tiba-tiba Dina mendekati Ranum "Ranum, aku ingin bicara sama kamu", Dina berbisik ke telinga Ranum.
Ranum mengangguk kan kepala dan mengikuti Dina.
"Ada apa Din?"
"begini num, boleh Ndak kita tukeran tempat kamu sama Raka, Aku sama Rasya" Dina berkata sambil memegang tangan Ranum.
Ranum terkejut " kenapa Din, bukannya Raka baik sama kamu?" Ranum bertanya dengan memandang bingung sikap Dina.
"Raka baik, AQ cuman pengen aja sama Rasya, boleh kan num?"Dina dengan sikap memohon.
"Din, aku Ndak masalah kamu dengan Rasya, Asalkan Rasya mau dan dapat izin dari ketua ataupun Husna silahkan?" Ranum menjelaskan dengan sikap bingung.
Ranum berkata dalam hati "(kenapa Dina memohon seperti itu, apakah ada sesuatu dengan Rasya atau Raka? aku harus cari tau dan lebih tenang)".
"Ranum terimakasih nanti aku bilang dengan Husna" Dina dengan sikap bahagia.
Ranum hanya mengangguk kepala. Dina berlalu untuk menyampaikan maksudnya kepada Husna.
"kalau saya tergantung Ranum, kalau dia mau tukar yang silahkan, Tapi kenapa kok Dina tiba-tiba mau tukar?" Husna mencari tau.
"gak apa-apa cuman ada perlu".
Husna hanya mengangguk kepala " okelah," Husna menyetujui permintaan Dina.
semua jamaah telah keluar dari masjid dan mereka menuju tempat bergantian jaga barang karena sebagian wanita melaksanakan shalat Dzuhur.
Ranum mendekati Rasya yang duduk tak jauh darinya. Ranum menceritakan soal Dina ingin bertukar tumpangan. Rasya terkejut mendengar cerita itu, Rasya dibuat bingung dengan sikap dina.
"Rasya, mau kan?" Ranum bertanya dengan gelisah.
Rasya terdiam lalu membuang nafas.
"Aku cuman tidak enak hati dengan Raka?"
"Rasya,,,"Ranum memandang wajah Rasya yang sedih dan bingung terhadap sikap Dina.
Fandi dan Husna memberikan informasi saat nya untuk melanjutkan perjalanan. Ranum mengulurkan tangannya kepada Rasya membantu nya untuk berdiri. Rasya menuju motornya disitu sudah ada Dina tersenyum. "Rasya, Aku ikut denganmu saja".
"lho bukannya kamu dengan Raka Din?" Rasya menanyakan kembali.
"iya, tapi pengen sama kamu yang boncengin kali ini. masa sana Raka terus?"
"sudah bilang sama Raka dan Ranum?" Raysa berkata dengan penuh tanda Tanya.
"Sudah".Dina pun akhirnya naik dibelakang Rasya.
semuanya pandangan terheran melihat pertukaran itu. Raka hanya terdiam melihat itu semua. sepanjang jalan Raka hanya diam membisu. Ranum mencoba untuk bicara tapi jawabannya hanya sepotong kata seperti malas bicara. akhirnya Ranum memutuskan untuk mengambil kamera untuk mengambil gambar. Raka melihat Ranum memegang kamera akhirnya Raka berusaha mengalihkan pikirannya."Ranum, kita cari tempat bagus buat ambil gambar".
"boleh, nanti kita tertinggal sama mereka." Ranum dengan memandang Raka lewat spion motor.
"tenang saja gak bakalan sesat, saya sering kesini dan hafal jalannya" Raka kepada Ranum dengan tersenyum.
" boleh,, ". Ranum menjawab dengan senang dan mantap.
Akhirnya Raka memilih mengendarai pelan dan tertinggal dibelakang. Ranum benar-benar dimanjakan dengan suasana yang indah. Melihat tawa, candanya dan kebahagiaan yang muncul di raut wajah Ranum membuat pikiran Raka rileks. Begitu pula Ranum senang melihat Raka tertawa walaupun berat setidaknya ada perubahan. Ranum dan Raka memilih makan siang bersama warung lesehan pinggir sawah.
Semua pembeli dan penjual terkagum dengan ketampanan Raka. Sikap Raka yang cuek tidak terlalu memperdulikan semuanya.
Sepanjang jalan menuju penginapan Raka dan Ranum berbincang - bincang. canda tawa mereka sedikit menghilangkan kegalauan Raka.tak terasa sampai juga di penginapan tersebut.
Teman - teman lainya sebagian sudah masuk kamar. hanya Ranum tertinggal karena memilih berdua dengan Raka untuk merasakan indahnya pemandangan alam.
"Ranum,,," teriak Hana.
"hai, aku belum cek in kamar nih".
"sudah aku cek in tadi, kita satu kamar"Hana memberitahu kan.
Ranum mengikuti Hana lalu masuk ke kamar. di dalam kamar ada Nida. Hana menanyakan perihal tukar tumpangan itu. Ranum bercerita dan pada akhirnya Raka lebih memilih melambat berada dibelakang bersamanya.
...****************...
Adzan Ashar berkumandang teman laki-laki berjama'ah di mushalla penginapan dan sebagian teman wanita. Selesai shalat semuanya berencana mencari makan malam. Raka ngobrol serius dengan Rasya. Nida melihat obrolan mereka berdua seperti nya ada yang di rahasiakan.
"ayo kita pergi!" Fandi memberikan informasi.
" oke, nanti kami menyusul" ujar Raka.
"Duluan ya,,," Fandi sambil berlalu.
Dina datang dengan mengajak Rasya tanpa memperdulikan Raka disitu.Raka memberikan kode kepada Rasya.
"Dina sudah siap?" Ujar Rasya.
"Sudah lah," Dina menjawab dengan tegas dan bahagia.
Hampir semua sudah pergi hanya Raka, Hendra, kara dan Ranum disitu. Tak lama Ranum muncul mendatangi mereka duduk disampingnya kara.
"kok sudah sepi?" Ranum celingukan.
"iya,,sudah pergi semua tinggal kita saja". kara memandangi sekelilingnya.
"kemana nih tujuan kita?" Hendra bertanya.
"kita susul yang lain yuk?". ujar kara.
Raka hanya terdiam membisu.
"Raka ngomong donk"Hendra sambil menepuk pundak Raka.
" gini saja kalian, nyusul teman duluan. aku pergi sama Ranum" Raka berkata dengan melepas nafasnya.
melihat ekspresi wajah Raka dan sikapnya, Hendra mengiyakan karena Hendra tau apa yang ada didalam hatinya. Hendra dan kara pun meninggalkan Raka dan Ranum.
Ranum mengambil Tas kamera dan handphone nya. Raka mengajak Ranum menuju parkiran motor. Raka mengajak Ranum rumah makan di persawahan untuk mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol. sama seperti biasa semua pandangan tertuju pada ketampanan Raka.
" ka, coba ku lihat wajahmu"Ranum sambil memandang wajah Raka.
"apa sih Num, malu ah. ada apa?" Raka salah tingkah.
"semua orang memandang mu kata penjual es ganteng". Ranum berkata sambil senyum - senyum sendiri.
Raka membalas senyumnya dan membuang muka. Ranum berhasil membuat Raka tersenyum dan salah tingkah.
"pinjam kameranya sini!"Raka dengan mengulurkan tangan.
Ranum pun menyerahkan dengan kameranya. tak lama pelayan warung makan lesehan menyodorkan menunya. Raka memilih menu yang sama dengan Ranum pilih karena Raka sibuk dengan kameranya.
"Mbak dan mas ini setia banget dan cocok?" ujar pelayan itu.
Ranum terkejut dan tersenyum. Raka mendengar itu hanya tersenyum saja.
" terimakasih Mbak", Jawab Ranum dengan senyum.
handphone Ranum berdering Nida menghubungi nya. Nida menanyakan keberadaannya sekarang karena sejak tadi tidak muncul. Raka memberi tahukan jangan sampai Dina tahu keberadaan nya dan Ranum. Akhirnya Nida menutup telfonnya lalu berbisik hasil pembicaraan nya dengan Ranum, dan Rasya mengerti.
Rasya berbisik ke Dina ingin pergi ada keperluan tanpa curiga Dan mengiyakan. Rasya, Ari, kara dan Nida pun pergi meninggalkan teman-teman nya dan tanpa bertanya karena mereka tahu suasananya tidak baik.
Rombongan Rasya sampai ditujuan dan memarkir motornya. Rasya yang menggunakan kaos putih dengan kacamata hitam begitu juga Ari terlihat sangat tampan. Petugas, pelayan, dan yang ada disitu terkesima.
"saya kira cuman ada di TV ada orang seperti ini" pelayan di rumah makan melongo.
"lihat wanita nya manis-manis dan cantik" temannya menimpali.
"lihat yang pertama datang tadi, wanita manis dan cantik parasnya tidak bosan dilihat" pelayan laki-laki ikut berkomentar. sepanjang jalan terpesona melihatnya
"serasa bersama artis" celetuk kara.
"kamu dan Ranum sama kalau berkomentar." Nida berkata sambil berjalan.
"bener nid, " kara meyakinkan komentar nya.
"iya, karena ketampanan mereka itu kadang buat risih tapi mau di apakan itu kenyataan nya".
"bener, gak nyangka punya teman tampan" kara sambil tertawa.
sampai lah di tempat dimana Ranum dan Raka duduk. tak lama pelayan datang.
dalam hati pelayan"( bener-bener seperti di kelilingi artis)".
Setelah memesan Ranum, Nida mengambil foto sambil menunggu makanan datang. teman pria hanya geleng-geleng dan tidak mau ambil pusing belajar memahami teman perempuan nya.
Makanan yang dipesan sudah datang dan di hidangkan. Membaca doa sebelum makan lalu memakan Hidangan yang disiapkan. Rasya, Raka dan Ari mengobrol serius seperti nya ada yang di rencanakan. Ranum, Nida dan kara tak mau ikut campur takut mempengaruhi suasana hati Raka yang mulai baik.
Setelah selesai Raka menuju kasir bersama Rasya untuk membayar makanan tadi. Ranum dan kara tertawa melihat kasirnya yang salah tingkah dihadapannya. beberapa dari mereka berfoto.
"memang face artis susah" celetuk Nida.
kara dan Ranum tertawa.
"kita kemana RI?" Nida menghampiri Ari.
"kita jalan-jalan ke alun-alun".
"wow, boleh suka banget. sekalian shalat magrib" Nida merasa senang.
kali ini Rasya bersama Ranum menunggangi motor. Raka dengan kara karena kara berdirinya lebih dekat dengan Raka.
Sampailah mereka di alun-alun, mereka langsung menuju pusat oleh-oleh. kara, Nida dan Ranum memilih barang di sukainya. begitu pula Rasya, Raka dan Ari demi keamanan teman cewek nya rela menjadi bodyguard sambil melihat-lihat pakaian. sifat usil mereka muncul ketika melihat baju adat Jawa.
mereka bertiga memakai nya dan menanyakan harga. Ranum, kara dan Nida tidak mengetahui karena sibuk sendiri.
"mbak mau cari baju?" Raka dengan bahasa Jawa.
"baju adat Jawa ya mas?" tanya mbak penjual.
akhirnya mbak penjual menunjukkan bajunya. kemudian Raka, Rasya dan Ari menggunakan baju ada Jawa lengkap dengan blangkon agar tidak terlihat Raka menggunakan kacamata hitam. Ranum, kara dan Nida terkejut setelah Sadar mereka tertawa
" Raka,,," mereka bertiga berteriak.
" lainnya mana?" Nida bertanya .
"itu didepan sedang cobain baju" Raka menunjukkan ke arah Rasya dan Ari.
"Bisa dicoba" Ranum berkata dan mengajak temannya untuk ikut.
"buat wanita ada pak?" Ranum sambil melihat pakaian di depannya.
"ada mbak tinggal bahannya saja." penjual toko menunjukkan letaknya.
"sama-sama orang Jawa jangan mahal ya" kara merayu penjualan toko.
" Ganteng maksimal" ujar Nida menunjukkan ke arah Raka, Rasya dan Ari. kara dan Ranum menoleh kebelakang
" iya lho, Raysa dan Raka kyak bule Jawa, kalau Ari persis mas-mas Jawa" Ranum berkata dengan nada meledek.
" emang mas Jawa Ranum. aku indo banget" uAri dengan memainkan alisnya dan semua tertawa. kara, Nida dan Ranum mencoba kebaya dan bawahannya.
"cocok banget mbak" penjual wanita memuji.
Ranum mengambil kamera dan meminta fotokan mereka menggunakan pakaian adat jawa seadanya. dengan sigap penjual wanita mengambil kamera lalu memotretnya.
"kita ambil ini mas" Ranum menunjukkan pakaian yang dipakai lalu membayar pakaian nya dan diikuti oleh temannya.
langkah mereka masih berkeliling di pusat oleh-oleh. Pandangan Raka tertuju kepada Dina. Ranum berada paling depan dan sendirian berjalan dengan sigap menangkap tangan Ranum dan menyembunyikannya dibalik patung baju. Ranum terkejut dan bingung tak lama terdengar suara Dina sedang mengobrol bersama kara dan Nida. badan Ranum yang mungil sangat mudah di pegang oleh Raka yang bertubuh tinggi dan atletis. Rasya berdiri menutupi Raka dan Ranum.
Setelah mereka pergi Rasya mengajak teman rombongan nya untuk melalui jalan kecil agar tidak terlihat. Demi keamanan mereka langsung menuju masjid agar Dina tidak curiga.
Waktu sudah mendekati mahgrib. Merasa lelah Ari mengajak mereka pulang mengingat sudah malam dan sudah puas berkeliling hari ini. akhirnya mereka pulang tepat pukul 21.00 WIB sampai di penginapan.
Sebagian sudah tertidur kelelahan melakukan perjalanan jauh. Ranum, Kara dan Nida langsung menuju kamar. Kara harus memisahkan diri sendiri karena kamar kara berbeda.
Ranum dan Nida masuk melihat Hana sudah tertidur pulas bersama Hamidah.
"Hamidah kok tidur sini? bukannya di kamar samping".
"mungkin dia nemenin Hana sendirian, seharian kita tinggal" Ranum berkata sambil berjalan menuju kamar mandi.
" nid, biarkan aja. jangan dibangunin." Ranum berkata lagi dengan mengeluarkan kepalanya dari kamar mandi.
Nida pun mencuci tangan lalu memberikan selimut untuk mereka berdua. Setelah selesai dari kamar mandi Ranum dan Nida langsung menyusul tidur tanpa bercerita karena begitu lelah. Ranum tidur satu Ranjang dengan hamidah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™
like5
Assalamu'alaikum..
saya mampir thor
memberi 5 like untuk 5 bab pertama
jangan lupa like balik
agar saya bisa datang dan beri like untuk bab yang lain
marilah kita saling mendukung💖
2021-01-26
1