bagian 3 weekend

siang ini suasana sangat terik membuat semua mahasiswa bermalas - malasan untuk meninggalkan gedung perkuliahan. karena sebagian mahasiswa harus menunaikan ibadah shalat Jum'at.

waktu menunjukan pukul 11.00 WIB semua mahasiswa yang mengikuti materi perkuliahan sudah mulai keluar dari ruangan. Ranum ingin segera bergegas pulang ke kos Karena mengingat badannya yang sangat lelah setelah seharian ke kebun bersama Abah Kirman, bunda angle dan teman-teman."Nid,, Ayuk pulang.AQ pengen tidur capek banget" Ranum mengajak Nida dengan menarik tangannya dengan lembut.

"yuk num. iya, aku juga capek banget nih mana nanti sore mau cabut singkong,"Nida sambil berdiri mengemasi semua buku-buku.

"astaghfirullah,, iya nid lupa,," Ranum langsung menepuk jidad nya.

lalu Nida permisi kepada temannya untuk pulang " duluan ya ,, ketemu hari Senin ya,," Ranum dan Nida berpamitan dengan senyum manisnya.

langkah Nida dan Ranum pun berlalu dengan sangat cepat. tiba-tiba ada suara kendaraan motor mengikuti. Ranum dan Nida terkejut mendengar ada yang memanggil.

" Ranum, Ranum, Ranum berhenti." Raka memanggil Ranum dengan sedikit melajukan motornya.

Nida menoleh kebelakang " Num, Raka panggil kamu tuh".

"semoga Raka gak denger ya obrolan kita tadi. kalau dengar gimana?"wajah Ranum berubah khawatir dan bingung.

Ranum dan Nida menghentikan langkahnya kemudian Ranum berbalik ke belakang "iya, Raka. ada apa?"

Raka menghentikan motornya "num, bisa minta tolong?"

"minta tolong apa ya ka?" Ranum menjawab dengan sedikit bingung dan berfikir Ranum tidak memiliki kelebihan seperti Raka, dan Ranum jauh berbeda dengan Raka pria mendekati sempurna.

"begini Num, laptop saya rusak. saya menitipkan ketikan saya sama Rental Luna. tadi saya mau ambil ternyata tutup mana waktu mepet mau pergi shalat Jum'at sedangkan sore saya ada urusan di pondok. bisa tidak saya nitip ambilkan. besok saya ambil di kos mu."Raka sambil menjelaskan sedikit agak canggung karena Raka bukan tipe pria yang tidak mau merepotkan teman.

"begitu bisa ka, nanti siang saya ambilkan kalau tidak malam.," Ranum menyanggupi tawaran Raka.

"oh iya, kenapa Dina saja yang ambil kan lebih dekat".

"sebetulnya saya sudah bilang Dina. Tapi, kata dina dia mau pulang ke rumahnya gak sempat ambil kan." Raka menjelaskan.

"baiklah ka, Ranum ambilkan kira-kira Raka ambil jam berapa besok?"

"siang mungkin nunggu istirahat pondok".

Ranum dan Nida pun manggut - manggut dan mengacungkan jempol.

" terimakasih ya, maaf merepotkan".

"sama-sama, gak ngerepotin kok" Ranum menjawab dengan senyum.

Raka pun berpamitan " Assalamualaikum".

"wallaikumsalam" Ranum dan Nida menjawab.

"aku malu kalau Raka dengar percakapan kita tadi."Ranum dengan wajah khawatir.

" aman, nggak kok" Nida menenangkan Ranum.

"oh iya num. malah sekarang kan kamu bisa lebih dekat dengan kesempatan ini".

Ranum hanya tersenyum dan mengajak Nida melanjutkan perjalanan yang tidak lama lagi sampai.

...****************...

hari Sabtu ini semua anak kos disibukkan dengan bersih bersama demi menjaga kesehatan dan dilanjutkan kegiatan cabut singkong hasil dari bercocok tanam anak kos.

pak Kirman dan bunda angle sangat senang antusias anak-anak kos mau turun ke kebun langsung."ayo anak-anak sudah siap untuk pergi ke kebun?" bunda angle dengan semangatnya mengajak anak-anak.

"siapa donk bunda ku sayang," si Kanaya centil merayu bundanya. bunda langsung mencubit pipi Kanaya.

"Naya,,,," Ranum berteriak. Bunda sudah tidak enak hati dan berfikir pasti ada perang besar antara Kanaya dengan Ranum.

"bunda, tolong Naya," Kanaya meminta pertolongan kepada bunda angle tak lama Ranum muncul di hadapan Kanaya dan bunda angle.

"Bunda gak mau ikut campur ya Naya,," Karena bunda sudah hafal Ranum dan Kanaya selalu bertengkar dengan urusan sepele.

"bunda, " kanaya merengek.

"jangan dibela bunda, kebiasaan giliran suruh beres-beres kamar kabur dengan alasan macam-macam. Awas aja nay, kalo Ndak beres kamar apalagi bajumu pakai nyebrang di kasurku bakal ku buang!!!". Ranum berkata dengan nada kesal dengan wajah masam.

"maaf num, rencana pulang nanti ku beresin sekalian mau ku cuci" suara Naya dengan nada rendah karena merasa bersalah.

"bohong, kemarin gitu juga. akhirnya aku juga yang beresin." nada Ranum meledak-meledak.

bunda angle hanya tersenyum melihat Ranum dan Kanaya karena dua sifat berbeda dan karakter berbeda walaupun seperti itu mereka tidak bisa dipisahkan apalagi ketika salah satu mereka sakit pasti mereka saling berkorban.

"Sudah - sudah. Naya, beresin gih dulu. kamu mau kamarmu penuh kecoa dan tikus terus gigitin kamu karena kamarmu jorok" bunda menengahi dengan nada lembut.

" iya tuh bunda" Ranum menimpali.

" iya deh Naya salah. Naya beres-beres dulu ya." Kanaya sambil berlalu.

"num, tumben Naya gak melawan".

"bener Bun, lagi tobat kali Bun"Ranum sambil garuk kepala gak gatal.

"ayo anak sudah siap?" bunda mengeraskan suaranya.

"siap bunda." anak-anak menjawab pertanyaan bunda angle dengan semangat. bunda dan anak-anak lainnya pun pergi dengan semangat. menuju kebun pemandangan seperti biasa pertengkaran kecil Ranum dan Kanaya membuat teman menjuluki tikus dan kucing.bunda hanya tertawa tanpa mereka rasanya sepi.

Sesampai di kebun anak-anak kos putra dan putri mulai mencabut singkong dan sebagian hasil panen singkong akan dibagikan tetangga sekitar. semangat anak-anak membuat panas terik tak terasa. sebagian anak-anak sudah kembali membawa singkong untuk dimasak dan ditimbang untuk dibagikan kepada tetangga.

Ranum dan anak kos lainnya pulang menuju kos keringat bercucuran menandakan mereka sudah bekerja keras.sesampai di kos mbak Alif mendekati Ranum.

"Ranum, kata Abah ada yang cari teman Ranum."mbak Alif menyampaikan pesanan.

"iya mbak, Sebentar Ranum ke kamar ambil kan barang teman Ranum"Ranum kemudian mencuci tangan dan kaki lalu masuk ke kamar. tak lama Ranum muncul di ruang tamu depan.

"Assalamualaikum" Ranum datang memberi salam.

" wallaikumsalam" jawab Abah dan Raka.

"duduk num" Raka mempersilahkan duduk.

Ranum menggangguk-angguk dan kemudian duduk."Raka, ini titipan kemarin."Ranum sambil menyerahkan barang ke Raka.

"Terimakasih num. maaf merepotkan." Raka sambil mengambil berkas yang diserahkan Ranum.

"ndak pa2 ka, santai aja" Ranum dengan tersenyum.

"Num. kalo Raka nitip lagi bilang Abah ya num. Raka ini lama gak main kesini. semenjak sibuk di pondok Raka sudah lupa sama Paklek nya ini." candaan Abah Kirman dengan gaya sedikit menyindir.

"Paklek jangan gitu malu sama Ranum" wajah Raka berubah dengan malu menundukkan kepala.

Ranum pun tersenyum melihat sikap Raka.

"Paklek, Raka boleh aja Ranum keluar sore ini?" Raka meminta izin kepada Paklek Kirman sebagai pemilik kos.

"mau di bawa keman Ranum ka? " Abah bertanya untuk mengetahui alasan Raka mengajak Ranum.

"Raka sudah merepotkan Ranum. Raka mau ngajak makan sebagai ucapan terimakasih buat Ranum.boleh ya paklek" Raka memohon kepada Abah Kirman.

Ranum terkejut bakal seperti ini. Abah Kirman terdiam sebentar lalu memandang Ranum yang tertunduk sejak tadi.

"Paklek izinkan asalkan jaga baik-baik anak gadis Paklek. anak yang kos disini anak Paklek. tapi Ranum harus kembali sebelum jam 9 malam."Paklek menunjukkan praturan di kos kepada Raka.

"Raka anak baik dan Raka ketua pondok jadi juga harus mengikuti ketentuan pondok juga ya, jangan macam-macam" ledek pak Kirman. Raka tersenyum

"Paklek, tenang aja Raka akan patuhi peraturan".

Abah Kirman hanya tersenyum melihat Raka dan Abah Kirman berkata dalam hati"(gak terasa keponakan ku sekarang sudah dewasa, andaikan Ranum yang Raka pilih saya siap melamar kan Ranum pada orang tuanya)" sambil tersenyum.

"Paklek kenapa? Rak pamit nanti sore kesini lagi jemput Ranum" Raka berpamitan.

"Ndak kenapa-kenapa. cuman Paklek baru sadar kamu sudah dewasa Raka. iya, sore ya kesini. hati-hati dijalan".

Raka bersalaman dengan Paklek dan Ranum.

"assalamualaikum" Raka mengucapkan salam.

" Wallaikumsalam" Abah Kirman dan Ranum menjawab salam.

Ranum juga berpamitan kepada Abah kirman untuk kembali ke kamar kos untuk bersih - bersih dan melepas lelah kegiatan dari pagi.

...**************...

Waktu menunjukan pukul 15.30 WIB. Ranum bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat Ashar. Selesai sehat HP Ranum berdering.

"Assalamualaikum Raka" Ranum menjawab telfon Raka.

" Wallaikumsalam Ranum, saya tunggu di rumah paklek".

"iya Raka, Ranum beres mukena dulu baru ke depan".

"saya tunggu. Assalamualaikum" Raka memberi Salam.

" Wallaikumsalam" Ranum menjawab telfon dan menutup nya.

Ranum bergegas menggunakan jilbab dan mengambil tas. Hati Ranum berdegup kencang karena baru kali ini Ranum akan makan berdua bersama Raka malam Minggu lagi. Ranum berusaha menata hati agar Raka tidak mengerti perasaan saat ini.

Langkah Ranum terhenti ketika mata Raka tertuju padanya. Senyum Raka membuat hati Ranum tak karuan dan dekat jantung terasa kencang. Ranum membalas Senyuman dengan menata hati agar tenang.

"Assalamualaikum" Ranum memberi salam.

"wallaikumsalam, Ranum cantik banget. Abah Sampai gak kenal" Abah dengan sedikit memberikan candaan ke Ranum. Ranum tertunduk malu.

Raka merasa Ranum malu lalu Raka berpamitan"Paklek jangan goda Ranum kasian malu. kalau begitu Raka pamit "Assalamualaikum"Raka memberikan salam kemudian mencium tangan pakleknya.

"wallaikumsalam" pak Kirman menjawab dengan tersenyum geli.

Ranum pun bersalaman dan mencium tangan Ranum. Ranum dan Raka mengendarai sepeda motor lalu pergi.

...****************...

perjalanan menuju tempat tujuan tidak begitu lama. motor Raka terparkir di parkiran motor. Raka mengajak Ranum berjalan dipinggir trotoar sambil mengelilingi Alun-alun kota. Ranum dan Raka berbincang dan bercanda selayaknya pasangan. karena, Ranum dan Raka bukan lah baru pertama ketemu tapi sudah lama bersama dalam satu kelas hanya saja Ranum dan Raka tak pernah berjalan berdua. Ranum berkata dalam hati"(andaikan Raka benar-benar pasangan Ranum betapa bahagianya, Ya Allah maafkan Ranum)".

Rumah makan yang dituju telah sampai. "bude menu seperti biasa ya" Raka memesan menu kesukaannya.

" Astaghfirullah nak Raka.bikin kaget bude. ini siapa nak Raka manis banget pacar kamu?" bude Milah menggoda sambil tersenyum sedikit menggoda Raka.

"kenalkan ini Ranum teman kuliah Raka. kemarin Raka hutang budi sama Ranum sebagai gantinya Raka aja makan."

"owalah teman to. teman tapi mesra Yo gak po2 to lek" bude Milah menggoda dengan tertawa termehek-mehek. Ranum hanya tersenyum.

"Yo wes cah ayu mau pesan apa?" bude Milah menawarkan menu ke Ranum yang sedari tadi diam dan hanya tersenyum saja.

"ayam geprek aja bude jangan terlalu pedas, sama minumnya es jeruk"Ranum memilih menu makanan.

"lakok kesukaan mu sama dengan Raka. Yo wes tak buatkan dulu" bude Minah dengan tersenyum menggoda Raka kembali.

Raka dan Ranum menuju meja yang mereka berdua pilih. Ranum membuka pembicaraan karena Raka sepertinya agak canggung setelah bude milah menggoda tadi.

"Raka, Abah Kirman itu siapa kamu sih? kq panggilnya Paklek?".

" Paklek Kirman itu adeknya ibuku. beliau anak terakhir dari 4 bersaudara." Raka menjelaskan.

"kalau dilihat Abah Deket banget sama kamu". Ranum masih penasaran.

"Paklek itu dulu serumah dengan ibu tinggal dirumah Mbah. nah ketika Paklek Kirman berhasil berjualan padi dan bisnis sapi beliau beli tanah disitu dan membangun Rumah disitu. sejak kecil kan beliau yang jaga saya." Raka menceritakan.

"oh begitu. pantas beliau kenal betul siapa Raka"

"iya, saya sudah dianggap seperti anak Paklek" Raka dengan tersenyum.

"Senang banget dengar kahangatan keluargamu. Semoga kelak saya mempunyai keluarga sehangat itu ya".

"Aamiin"

"nak Ranum dan Nak Raka ini pesanannya. semoga nak Ranum suka ya" bude milah dengan menyajikan menu di meja.

"terimakasih bude. insyaallah Ranum suka. nanti Ranum akan rekomendasi kan teman-teman buat kesini"Ranum dengan senyum khas Ranum.

"ayo Monggo silahkan". bude Milah mempersilahkan lalu meninggalkan mereka berdua untuk makan.

bude Milah berkata dalam hati"(wanita manis dan lembut sangat cocok dengan sifat Raka yang sedikit keras. Semoga berjodoh)" bude Milah bersiap melayani pelanggan lainnya.

Raka dan Ranum menikmati kebersamaan dan menikmati hidangan yang disediakan. setelah selesai menikmati hidangan Raka dan Ranum bergegas pulang karena sudah malam."Raka, langsung pulang ke pondok?"

"tidak num, aku langsung ke rumah. sekarang saya gak ke pondok lagi fokus ke kuliah."

"Sejak kapan ka?". Ranum penasaran.

"Semenjak malam Prajabatan. setelah pergantian pengurus" Raka menjelaskan kembali.

Ranum membalas senyuman menandakan kalau Ranum faham. Raka mengajak Ranum ke parkiran motor dengan nada lembut dan senyum lebar di bibirnya. kemudian melakukan perjalanan pulang.

...****************...

Terpopuler

Comments

@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™

@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™

like3

2021-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 bagian 1 aktivitas selepas libur semester
2 bagian 2 Persahabatan Raka dan Rasya
3 bagian 3 weekend
4 bagian 4 Rencana libur akhir pekan
5 Bagian 5 Libur akhir pekan
6 Bagian 6 Liburan akhir pekan 2
7 bagian 7 Pulang Liburan
8 bagian 8 salah faham
9 Bagian 9 kecemburuan Dina
10 bagian 10 Persiapan pernikahan Mbak Thiya
11 bagian 11 kedekatan Raka dan Ranum
12 bagian 12 Isi Hati Rasya
13 bagian 13 Kedatangan Mbak Thiya
14 bagian 14 Pernikahan mbak Thiya
15 bagian 15 Terjebak
16 bagian 16 kedekatan Mama Sazila dan Ranum
17 Bagian 17 Perjodohan
18 Bagian 18 Hadiri Pernikahan Hamidah dan Haikal
19 Bagian 19 Keputusan yang ditunggu-tunggu
20 Bagian 20 Kedekatan Ranum dan Raka II
21 Bagian 21 Mencari perhatian
22 Bagian 22 ketidak pedulian
23 bagian 23 Ujian Skripsi
24 bagian 24 kecurigaan Ranum
25 bagian 25 Hari wisuda
26 Bagian 26 Pertemuan Keluarga
27 Bagian 27 Sebuah Rahasia
28 Bagian 28 sebuah pengakuan
29 Bagian 29 Perpisahan
30 Bagian 30 Persiapan pernikahan
31 Bagian 31 Merasa bersalah
32 Bagian 32 Kekacauan
33 Bagian 33 H-1
34 Bagian 34 hari pernikahan
35 Bagian 35 Kepergian
36 Bagian 36 pencarian Ranum
37 Bagian 37 Tujuh tahun kemudian
38 Bagian 38 kerinduan
39 Episode 39 kesibukan
40 Bagian 40 kunjungan sekolah
41 Episode 41 ketidak sengajaan
42 Episode 42 pertemuan
43 Episode 43 Bercerita
44 Episode 44 Reuni kecil-kecilan
45 Episode 45 Sebuah Rencana
46 Bagian 46 Belanja oleh-oleh
47 Bagian 47 Bertemu keluarga
48 Episode 48 Memantapkan Hati
49 Episode 49 kehangatan keluarga yang pernah hilang
50 Episode 50 Memperkenalkan dia istriku
51 Episode 51 Sebuah Janji
52 Episode 52 Pertemuan keluarga
53 Bagian 53 Kecemburuan Nona
54 Episode 54 kemarahan Pak Roni
55 Episode 55 Persiapan Pernikahan
56 Episode 56 Kebahagiaan
57 Episode 57 Permintaan Maaf
58 Episode 58 Kedatangan keluarga
59 Episode 59 Hari bahagia
60 Episode 60 Cinta dan persahabatan
Episodes

Updated 60 Episodes

1
bagian 1 aktivitas selepas libur semester
2
bagian 2 Persahabatan Raka dan Rasya
3
bagian 3 weekend
4
bagian 4 Rencana libur akhir pekan
5
Bagian 5 Libur akhir pekan
6
Bagian 6 Liburan akhir pekan 2
7
bagian 7 Pulang Liburan
8
bagian 8 salah faham
9
Bagian 9 kecemburuan Dina
10
bagian 10 Persiapan pernikahan Mbak Thiya
11
bagian 11 kedekatan Raka dan Ranum
12
bagian 12 Isi Hati Rasya
13
bagian 13 Kedatangan Mbak Thiya
14
bagian 14 Pernikahan mbak Thiya
15
bagian 15 Terjebak
16
bagian 16 kedekatan Mama Sazila dan Ranum
17
Bagian 17 Perjodohan
18
Bagian 18 Hadiri Pernikahan Hamidah dan Haikal
19
Bagian 19 Keputusan yang ditunggu-tunggu
20
Bagian 20 Kedekatan Ranum dan Raka II
21
Bagian 21 Mencari perhatian
22
Bagian 22 ketidak pedulian
23
bagian 23 Ujian Skripsi
24
bagian 24 kecurigaan Ranum
25
bagian 25 Hari wisuda
26
Bagian 26 Pertemuan Keluarga
27
Bagian 27 Sebuah Rahasia
28
Bagian 28 sebuah pengakuan
29
Bagian 29 Perpisahan
30
Bagian 30 Persiapan pernikahan
31
Bagian 31 Merasa bersalah
32
Bagian 32 Kekacauan
33
Bagian 33 H-1
34
Bagian 34 hari pernikahan
35
Bagian 35 Kepergian
36
Bagian 36 pencarian Ranum
37
Bagian 37 Tujuh tahun kemudian
38
Bagian 38 kerinduan
39
Episode 39 kesibukan
40
Bagian 40 kunjungan sekolah
41
Episode 41 ketidak sengajaan
42
Episode 42 pertemuan
43
Episode 43 Bercerita
44
Episode 44 Reuni kecil-kecilan
45
Episode 45 Sebuah Rencana
46
Bagian 46 Belanja oleh-oleh
47
Bagian 47 Bertemu keluarga
48
Episode 48 Memantapkan Hati
49
Episode 49 kehangatan keluarga yang pernah hilang
50
Episode 50 Memperkenalkan dia istriku
51
Episode 51 Sebuah Janji
52
Episode 52 Pertemuan keluarga
53
Bagian 53 Kecemburuan Nona
54
Episode 54 kemarahan Pak Roni
55
Episode 55 Persiapan Pernikahan
56
Episode 56 Kebahagiaan
57
Episode 57 Permintaan Maaf
58
Episode 58 Kedatangan keluarga
59
Episode 59 Hari bahagia
60
Episode 60 Cinta dan persahabatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!