"Arghhhh" Alvin memijat pelipisnya yang terasa sangat berat
Semalam Alvin terlalu banyak minum untuk menghilangkan bayangan wanita yang tidak seharusnya Dia ingat. Entahlah sejak kapan bayangan itu menghantui Alvin.
Hanya Alvin dan Ditya lah yang tahu tempat ini. Sebuah apartemen yang di beli Ditya untuk tempat mereka menenangkan diri.
Di sinilah tempat mereka menghilangkan penat dari pekerjaan dan segala beban yang sedang mereka hadapi. Dengan minum minuman beralkohol. Tidak ada yang tahu kecuali mereka berdua.
Dan tadi malam Alvin lah yang datang kesini. Dia terus minum sampai tidak sadarkan diri. Alvin mencoba menghilangkan bayangan wanita yang tidak seharusnya Dia ingat.
"Kenapa Dia selalu ada di bayanganku. Arghhh Celin"
Sejak mereka kuliah di tempat yang sama dan saat Alvin mengenal Ditya dan juga Celin. Sejak saat itulah rasa itu tumbuh begitu saja di hati Alvin. Tapi Dia mencoba menguburnya karna Dia tahu kalau Celin adalah jodohnya Ditya.
Tapi semua berubah setelah Dia tahu kalau Ditya tidak mencintainya dan sekarang Ditya sudah menikah dengan Tiara.
Ada sedikit harapan untuk Alvin, tapi Dia tidak sepercaya diri itu untuk mengungkapkan perasaan nya. Apalagi saat melihat Celin yang menangis ketika Dia mengetahui kalau Ditya tidak mencintainya.
Alvin sadar kalau Celin memang sangat mencintai Ditya. Tapi sekarang Dia pun tidak bisa berbuat apa apa. Jujur Alvin ingin melihat Celin bahagia walaupun tidak dengan nya. Tapi Alvin juga ingin melihat sahabatnya Ditya bahagia.
Alvin takut kalau sampai Ditya tetap menikahi Celin maka Celin lah yang akan tersiksa dan semakin tersakiti. Itulah sebabnya Alvin membantu Ditya dalam recana pernikahan diam diamnya dengan Tiara.
.....
Di ruangan direktur rumah sakit, Celin diam termenung sambil memainkan pena. Memutarnya kesana kemari. Tatapan nya kosong.
Ikhlaskan Dia Celin
Hanya itu yang selalu kata hatinya ucapkan. Celin tahu kalau memaksakan perasaan nya pada Ditya tidak akan berujung bahagia. Tapi mau bagaimana lagi rasa cinta ini tumbuh tanpa di minta di hatinya. Dan sekarang Celin harus mematikan perasaan ini.
"Kamu kuat Celin, kamu pasti bisa"
Celin mengusap kasar air mata yang meluncur begitu saja di pipinya. Jujur saja hatinya sangat hancur saat ini. Tapi Celin bukan lah perempuan egois yang hanya memikirkan perasaan nya. Celin juha memikirkan perasaan Ditya jika mereka harus tetap melanjutkan perjodohan ini.
Tok tok tok
"Masuk"
Seorang wanita cantik menghampiri Celin. Dia adalah asisten Celin yang bernama Rumi.
"Waktunya makan siang Dok, apa mau saya pesankan makan siang?" kata Rumi sopan
Celin menggeleng "Tidak perlu, saya akan makan siang di luar"
Rumi hanya mengangguk, Celin melepas jas doktornya dan menggantungkan ditempatnya. Dia berjalan ke arah pintu namun sebelum pintu itu terbuka lebar langkah nya terhenti.
"Rumi saya sepertinya tidak kembali ke rumah sakit. Saya tidak enak badan, saya akan pulang saja" kata Celin lalu keluar dari ruangan nya
Celin melajukan mobilnya menuju Cefe Apple tempat favorit nya. Celin berjalan memasuki Cafe itu tanpa senyuman ramah seperti biasanya. Kali ini wajah ceria itu terlihat sangat mendung.
"Celinn"
Celin menoleh saat mendengat suara yang memangilnya "Loh Al kau disini juga?"
"Iya, sini duduk" Alvin mempersilahkan Celin untuk duduk di kursi yang berada di depan nya
Celin pun duduk dengan senang hati karna bisa mempunyai teman dna tidak akan kesepian saat makan siang.
"Tumben santai, gak banyak kerjaan?" tanya Celin tersenyum manis
Alvin hanya tersenyum, Dia tahu di balik senyumab itu menyimpan sejuta luka yang mencoba di tutupinya.
"Kau juga, tumben santai memang tidak banyak pasien?" kata Alvin malah balik bertanya
"Kau lupa kalau aku direktur nya, bebas dong mau santai santai juga. Hahaha" Celin sedikit bercanda untuk mengembalikan suasana hatinya yang sedang buruk
"Hahaha, iya aku lupa" kata Alvin ikutan tertawa meskipun Dia tahu kalau Celin hanya mencoba menghibur dirinya sendiri
"Kau mau pesan apa? Aku juga belum pesan" kata Alvin
Celin dan Alvin pun memesan makanan dan minuman pada pelayan. Tak lama kemudian pesanan mereka pun sampai.
"Selamat makan" kata Alvin tersenyum
"Selamat makan juga, jangan lupa baca doa dulu" kata Celin
Alvin hanya tersenyum, merasa ada yang memperhatikan nya. Saat Celin berkata seperti itu kenapa Alvin merasa mempunyai seorang istri.
Ahhh Alvin apa yang kau fikirkan
Mereka pun memulai makan siang mereka dengan tenang. Selesai makan siang mereka mengobrol dan sesekali tertawa. Dan entah kenapa keduanya merasa bahagia dan semua beban dan masalah mereka langsung terlupakan saat mereka bersama.
"Baiklah Celin, nanti kalau ada waktu kita jalan bareng ya" kata Alvin
"Oke, mau jalan kemana nih? Tapi traktir ya" kata Celin tersenyum
"Siap, walaupun aku cuma asisten tapi gaji aku besar loh. Jadi bisalah traktir dokter cantik direktur rumah sakit. Hahaha" kata Alvin, Celin pun ikutan tertawa
"Baiklah Pak asisten saya tunggu traktiran nya" kata Celin tersenyum
"Siap bu direktur"
Merekan pun kembali tertawa, sejenak bisa melupakan semua beban dan masalah yang sedang mereka hadapi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Rosita Husin Zen
semogah jodoh celln Alfin ya Thor
2022-03-03
0
Mujiyanti
Athornya penggemar senetron dunia terbalik,,😀😀
2021-07-02
0
Nonik Susilawati
Bisa lanjut Alvin m Celin ...
2021-06-07
1