Celin masuk ke dalam kamarnya, setelah pintu tertutup tubuh Celin menyandar di pintu dan merosot dengan air mata yang berjatuhan. Dia memukul dadanya yang semakin tersa sesak.
Selama ini Dia tidak menghiraukan sikap Ditya karna Celin fikir Ditya tidak akan mengatakan perasaan yang sebenarnya. Tapi apalah daya kini Celin harus menelan pil kecewa karna ternyata Ditya benar benar tidak mencintainya.
"Kuatkan aku"
Hanya itu yang mampu Celin ucapkan, tenggorokan nya terasa tercekat. Menangis dalam diam membuat dadanya semakin terasa sesak. Celin meratapi nasibnya, acara pertunangan mungkin akan tetap berjalan. Tapi bagaimana nanti Dia menjelaskan pada keluarga nya.
"Hiks Hiks..."
Untuk apa kau menangisi pria yang tidak mencintaimu. Kau berhak bahagia Celin.
Kalimat itu kembali terngiang di telinga Celin. Dia mengusap air matanya dan berdiri. Berjalan menuju meja rias dan duduk di depan nya.
"Celin kau harus semangat, hidupmu masih panjang. Temuilah kebahagiaan mu sendiri. Ikhlaskan Cinta pertama mu itu. Kau bisa, pasti bisa. Jangan memaksakan cinta seseorang. Ikhlaskan Dia"
Begitulah cara Celin untuk menguatkan hatinya. Hanya dengan ikhlas Dia bisa kembali hidup dengan bahagia. Celin yakin kalau Dia bisa mengikhlaskan Ditya. Celin tidak mau memaksakan perasaan Ditya agar mencintai nya.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Hari hari berlalu begitu cepat, Tiara sudah siap dengan kebaya putih yang di belikan oleh Ditya. Hanya riasan tipis tapi tetap tetlihat sangat cantik dan imut. Ya memang karna umur Tiara yang masih muda sih jadi terlihat sangat imut dan menggemaskan.
"Benarkah aku akan menikah hari ini? Aku merasa ini hanya mimpi" gumam Tiara sambil pantulan dirinya di cermin
Tok tok tok
"Tia udah siap belum" teriak Bu Ina pemilik kontrakan yang sangat baik pada Tiara
"Iya Bu, masuk aja" teriak Tiara
Bu Ina pun masuk ke dalam kamar dan menghampiri Tiara yang masih duduk di tempat nya.
"Masya Allah Tia, kamu cantik sekali. Ibu sampai pangling melihat kamu " kata Bu Ina menatap kagum pada Tiara
"Ibu bisa aja, inikan juga hasil riasan Mbak Lely" kata Tiara
"Hmmm. Ternyata anak ibu berbakat juga ya dalam merias wajah. Atau memang kamu nya aja yang udah cantik" kata Bu Ina
"Hahaha. Ibu ini bisa saja" kata Tiara
"Ya sudah ayo kita berangkat ke mesjid, penghulunya sudah menunggu mempelai wanita " kata Bu Ina
Tiara mengangguk dan berdiri lalu berjalan menghampiri Bu Ina. Acara ijab qabul akan di selenggarakan di mesjid terdekat.
Ditya terus mondar mandir di temani Alvin. Tidak ada pihak keluarga yang datang. Hanya ada Alvin dari pihak Ditya. Dan Bu Ina, Lely dan juga suaminya dari pihak Tiara. Pak Rt dan Pak Rw sebagai tambahan yang hadir di sana.
Ditya menatap kagum pada wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Tiara berjalan ke arahnya dengan di apit oleh Bu Ina dan Lely anak nya Bu Ina.
Tiara duduk di samping Ditya, junjur saja saat ini jantung keduanya berdebar lebih cepat dan rada gugup telah menyelimutu hatinya.
Ditya lebih bisa menguasai rasa gugup di hatinya. Dia mengucapkan ijab qabul dengan lancar sampai para saksi mengucapkan kata "SAH" secara bersamaan.
"Alhamdulillah "
Semuanya mengucap syukur atas pernikahan Tiara dan Ditya yang sangat sederhana ini. Tapi tidak mengurangi rasa bahagia di hati keduanya.
Ditya memasangkan cincin ke jari manis Tiara. Begitupun dengan Tiara yang juga memasangkan cincin pernikahan mereka ke jari manis Ditya. Setelah itu Tiara mencium punggung tangan suaminya dan Ditya pun mencium kening istrinya.
"Alhamdulillah "
Semua orang berucap syukur melihay kebahagiaan sepasang suami istri ini. Tidak ada resepsi seperti pada umumnya pernikahan. Hanya acara ijab qabul saja. Yang terpenting mereka sah di mata hukum dan agama.
"Selamat ya Tia, somoga kalian selalu bahagia dan pernikahan kalian diridhoi Allah" Bu Ina memeluk Tiara membuat tangis Tiara pun pecah.
Tiara tentu saja mengingat almarhum kedua orang tuanya. Mereka tidak bisa melihat Tiara menikah. Ayahnya tidak bisa menjadi wali nikah Tiara. Tapi mau bagaimana lagi Allah lebih sayang pada mereka.
"Sudah, kau harus bahagia. Ayah dan Ibumu pasti ikut bahagia melihat kau bahagia" kata Bu Ina yang sudah tahu apa yang Tiara fikirkan saat ini.
"Iya Tia, kau harus bisa mengikhlaskan mereka. Ayah dan Ibu mu juga akan bahagia melihat mu sudah menjadi seorang istri. Maka jadilah istri yang solehah dan berbakti pada suami mu" kata Lely
"Terimakasih Ibu, mbak Lely dan juga Bapak. Kalian sudah sangat baik pada Tia. Terimakasih banyak" kata Tiara
"Sudahlah Nak, kamu sudah kami anggap seperti anak kami sendiri. Sekarang kau adalah tanggung jawab suamimu. Maka patuhilah suamimu. Dan Nak Ditya, Bapak titip Tia Dia sudah tidak punya siapa siapa lagi. Jadi tolonglah jaga Dia" kata Bapak Somat
Ditya mengangguk "Baik Pak, saya akan menjaga Tia dan membuatnya bahagia. Saya janji"
"Baik, bapak menitip kan Tia pada Nak Ditya. Sayangilah Dia Nak, mungkin Tia akan terlihat sangat kuat dan tegar tapi percayalah hatinya sangat rapuh" kata Pak Somat lagi
"Baik Pak" jawab Ditya
"Dit selamat ya atas pernikahan kalian" kata Alvin
"Terimakasih Mas Alvin" kata Tiara tersenyum manis
"Makasih Al" kata Ditya memeluk sahabatnya
"Iya sama sama" kata Alvin
"Dit, aku ke kantor lagi ada miting penting dan karna kau tidak bisa datang jadi aku yang mewakilkan" bisik Alvin, Ditya hanya mengangguk
Setelah Alvin pergi, Ditya pun mengajak Tiara kembali pulang ke kontrakan Tia untuk sementara waktu Ditya harus tinggal dulu di sana.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Cintari Ridodo
greget sama laki laki nya gak tegas bangett..😠
2021-12-16
0
€nd@h
jgn kelamaan thor celin sedihnya...cepetan kirim alvin buat ngisi hari2nya
2021-06-12
0
Nonik Susilawati
alhamdulillaah selamat at prnikahan Ditys n Riara smg Samawa ....
2021-06-07
0